Wang Cheng, raja mafia dunia bawah, mati dikhianati rekannya sendiri. Namun jiwanya bereinkarnasi ke dalam tubuh seorang tuan muda brengsek yang dibenci semua orang.
Tapi di balik reputasi buruk itu, Wang Cheng menemukan kenyataan mengejutkan—pemilik tubuh sebelumnya sebenarnya adalah pria baik hati yang dipaksa menjadi kejam oleh Sistem Dewa Jahat, sebuah sistem misterius yang hanya berkembang lewat kebencian.
Kini, Wang Cheng mengambil alih sistem itu bukan dengan belas kasihan, tapi dengan pengalaman, strategi, dan kekejaman seorang raja mafia. Jika dunia membencinya, maka dia akan menjadi dewa yang layak untuk dibenci.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon SuciptaYasha, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
3 Dua Jiwa
Wang Cheng—Tuan Muda Kelima dari Keluarga Wang—hanyalah anak laki-laki yang polos dan berhati murni. Saat berusia lima tahun, ia menyukai kupu-kupu, suka menolong pelayan tua yang kesulitan mengangkat air, dan selalu berbagi makanan dengan anak-anak pelayan.
Namun, segalanya berubah pada satu malam berdarah yang tak pernah dicatat dalam sejarah keluarga Wang.
Saat badai petir mengguncang langit, seorang pria berjubah hitam muncul dalam mimpinya. Pria itu tidak berkata banyak, hanya mengulurkan tangan dan menawarkan sesuatu: Sistem Dewa Jahat.
"Ambillah ini, dan kau akan kuat. Kau akan disayangi, atau dibenci... Tapi kau takkan pernah lemah."
Wang Cheng kecil tidak tahu apa yang ia terima. Ia hanya ingin dihargai, disayangi seperti kakak-kakaknya yang lain. Ia ingin diperhatikan oleh ayahnya yang bahkan tak pernah mengingat ulang tahunnya.
Sistem itupun menyatu dalam dirinya, dan sejak saat itu, Mouth hadir, makhluk kecil bermata satu dan bermulut besar yang perlahan menjadi sahabat, guru, sekaligus... perusak jiwanya.
"Semakin orang membencimu, semakin kuat juga kau," godanya dengan mulut dipenuhi gigi runcing.
Awalnya, Wang Cheng hanya berkata kasar, lalu memukul, hingga akhirnya menghukum orang-orang yang melawannya.
Mouth terus berbisik di telinganya, membentuk logika yang menyesatkan.
"Lihat, mereka membencimu. Itu bagus."
"Sekarang kau cukup kuat untuk mengalahkan kakakmu yang selalu merendahkanmu."
"Pelayan itu memandangmu rendah. Hancurkan dia."
Wang Cheng tak menyadari bahwa ia sedang dijadikan boneka. Setiap tindakannya, setiap kekejaman yang ia lakukan, bukan lahir dari keinginannya—tapi dari bisikan Mouth dan sistem jahanam itu.
Sistem Dewa Jahat sendiri memberi poin kebencian setiap kali orang-orang membencinya. Poin itu bisa ditukar dengan teknik, senjata, ataupun kekuatan spiritual.
Setiap kali ia dipuji, sistem itu diam. Tapi saat ia dibenci? Poin melonjak seperti banjir besar.
Wang Cheng kecil sangat terobsesi untuk mengumpulkan poin kebencian dan bertambah kuat sehingga tanpa sadar telah tenggelam dalam kejahatan.
Ia merasa kuat dan berkuasa. Namun setiap malam, saat ia berdiri di depan cermin... ia tak pernah melihat dirinya sendiri, melainkan sosok monster yang haus akan ambisi dan ego sesat.
“Itu bukan aku...” pikirnya.
Semakin bertambah usia, Wang Cheng justru mulai merindukan perasaan sederhana: duduk di bawah pohon sambil memakan manisan, atau memeluk ibunya sendiri.
Tapi semuanya sudah terlambat... dunia membencinya, dan ia pun mulai membenci dirinya sendiri.
Sampai akhirnya, ia membuat keputusan. "Aku ingin... menebus semuanya."
Dengan air mata yang tidak pernah ia tunjukkan pada siapa pun, Wang Cheng mengakses inti sistem—tempat dimana Mouth tak bisa mempengaruhinya.
Disana, ia mengorbankan seluruh poin kebencian yang telah ia kumpulkan dengan menumpahkan banyak kebencian, ia menghapus seluruh skill yang dimilikinya dan juga sebagian besar stat miliknya.
Sistem bergemuruh. Dunia spiritual bergetar. Mouth menjerit marah.
"APA YANG KAU LAKUKAN SIALAN!? KAU AKAN LENYAP!! KAU AKAN MATI!!"
Wang Cheng hanya tersenyum, untuk pertama kalinya, dengan ketenangan seorang manusia.
"Lebih baik aku mati... daripada menjadi iblis seperti yang kau inginkan."
Boom!
Ledakan cahaya hitam menyelimuti seluruh ruang sistem. Wang Cheng lenyap, jiwanya hancur dalam kilatan api hitam...
...
Kembali ke masa kini.
Wang Cheng, atau lebih tepatnya Wang Cheng si Mafia Bawah Tanah, terbangun dengan tarikan napas tajam, seperti baru saja muncul dari dasar laut dalam.
Tubuhnya bergetar, keringat membasahi dahinya, dan kepalanya terasa seperti diremukkan oleh palu godam.
Namun perlahan, rasa sakit itu mereda seiring kilasan ingatan yang menipis, digantikan oleh satu hal yang lebih mengerikan—kesadaran.
Wang Cheng diam menunduk, dan di hadapannya, makhluk itu—Mouth—tersenyum lebar, mulut lebarnya meregang seolah hendak menelan bulan. Matanya yang hanya ada satu berkedip-kedip dengan kegembiraan jahat.
"HAHAHA! Kau bangun juga! Luar biasa, luar biasa!" serunya dengan suara yang mencicit seperti tikus iblis. "Kau pasti sudah lihat semua, ya? Betapa menyedihkannya dia! Si bajingan itu akhirnya mengorbankan dirinya demi hal yang paling konyol: penebusan!"
Mouth melayang mendekat, berputar-putar mengelilingi Wang Cheng seperti lalat yang mengelilingi bangkai.
“Bocah itu tidak mengerti arti dari kekuatan sejati. Dia terlalu naif. Terlalu bodoh! Tapi kau…” Ia menunjuk ke arah Wang Cheng. “Kau berbeda. Kau itu... kejahatan murni. Sempurna. Lahir dari kegelapan dan kekerasan dunia nyata. Lihat saja, kau bahkan memukuli pelayan di hari pertama memasuki tubuh ini!”
Wang Cheng terdiam sejenak, rambut hitam panjangnya menutupi pandangannya yang perlahan menggelap. Hingga akhirnya, ia tertawa pelan. Tawa yang dalam, dingin, dan membuat Mouth terdiam sesaat karena terlalu gembira.
"YES! Itulah yang ingin kudengar!" Mouth bersorak dan memutar tubuhnya di udara, “Akhirnya, tuan baru yang bisa kuandalkan! Kita akan bangkit kembali! Lebih kejam dari sebelumnya! Dunia ini akan—"
BUGH!!
Sebuah pukulan telak mendarat tepat di wajah bulat Mouth, membuatnya terlempar jauh dan memantul ke dinding seperti bola bulu busuk.
"UUGHH!! Kau—!!" jeritnya, tubuhnya menggelinjang seperti ulat basah sebelum bangkit kembali dalam posisi terbalik.
"Apa-apaan itu, hah!? Kenapa kau tiba-tiba memukulku!?"
Wang Cheng tidak menjawab. Ia hanya berdiri di tempat, matanya tajam namun wajahnya tenang, seperti air yang menutupi pisau tajam di dasar danau.
"Entah kenapa," katanya sambil menggerakkan pergelangan tangannya, "rasanya... aku sangat ingin memukulmu."
Mouth terpaku. Bukan karena kesakitan—tubuh kecilnya memang tahan banting—melainkan karena sesuatu yang jauh lebih menakutkan: firasat buruk.
Dia merasakan hawa berbeda. Bukan aura kebencian. Bukan aura kebajikan. Tapi… dua kutub yang menyatu dalam satu aliran yang mustahil diprediksi.
"Mustahil..." bisik Mouth, nadanya mendadak serius.
Tubuh bulatnya bergetar, ingatannya kembali ke saat-saat terakhir bersama tuan lamanya—pemilik tubuh asli.
Sudah lama ia menyadari niat gila bocah itu yang hendak menghancurkan sistem, namun ia hanya bersikap santai dan mengabaikannya.
Bagaimanapun, dia tahu jika pemilik tubuh adalah pecundang yang takut mati. Jikapun dia mati, Mouth bisa memindahkan sistem kepada orang lain, yah... Meskipun akan memakan waktu ratusan tahun lamanya.
Namun, ternyata bocah itu jauh lebih pintar dan berani daripada yang ia pikirkan. Pemilik tubuh malah menghancurkan jiwanya sendiri yang terkait dengan sistem melalui pengorbanan yang sangat besar. Jika jiwanya hancur, sistem yang melekat padanya otomatis ikut hancur.
Ia tidak ingin sistem itu berpindah dan menghancurkan hidup seseorang seperti hidupnya.
Mouth sangat panik dan juga marah, namun ia jauh lebih takut pada Dewa Jahat yang mungkin akan murka jika sistem yang ia ciptakan selama jutaan tahun itu lenyap.
Dengan usaha ekstra, Mouth berhasil mengamankan sistem dari sedikit pecahan jiwa "pemilik tubuh". Untuk menutupi kesalahannya, diam diam dia kemudian mencuri jiwa yang akan dikirim ke neraka. Saat itulah ia menemukan jiwa Wang Cheng yang dipenuhi aura kejahatan murni.
Mouth menggabungkan jika Wang Cheng dengan sistem yang masih mengandung sedikit serpihan jiwa si pemilik tubuh. Sesuatu yang tidak pernah dipikirkan oleh dewa dan iblis sekalipun karena konsekuensi bermain-main dengan jiwa hanya akan menciptakan sesuatu yang tidak dapat diprediksi.
Mouth menggigil, menyadari sesuatu yang mungkin bermasalah. 'Apa yang terjadi jika kejahatan murni menyatu dengan cahaya yang terputus? Sepertinya aku membuat masalah yang sangat besar...'
sering sering update Thor