Dibawah Ancaman Mafia Kejam

Alex meraih Ana dalam pelukan posesifnya sembari matanya menajam kepada sosok Danar yang masih tergeletak di aspal dengan tatapan hancur, terang saja Danar kini mengenalinya sebagai seorang Mafia yang terkenal itu...yang tak segan-segan membunuh hanya untuk bersenang-senang...

Mengapa Ana bisa mengenalnya, mengapa Ana bisa sedekat itu...?

Sambil menahan kesakitan di tubuhnya, Alex bergerak untuk berdiri dan menatap ke arah Alex yang tampak tak rela melepaskannya...

''Ana masuklah ke dalam mobil lebih dahulu...aku ingin bicara kepadanya...''bisik Alex lembut...

Ana mengangguk namun masih menatap mata Alex dengan tatapan memohon...

''Jangan menembak, hanya bicara...kau bisa berjanji tuan Damian...''sorot mata Ana seperti seorang gadis kecil yang sedang memohon...

Dan itu menyentuh hati Alex yang terdalam, jemarinya naik dan menyentuh ujung rambut Ana...mendekatkan wajahnya dan berbisik...

''Aku berjanji kepadamu nona Anastasya..''pria itu mengedipkan matanya..........

Ana lalu tersenyum, untuk sejenak melemparkan pandangan kepada Danar yang masih tak melepaskan pandangan kepadanya.....lalu Ana pun pergi meninggalkan dua pria yang masih saling menatap tajam, aura ketegangan begitu kentara di wajah keduanya...

Alex dengan santai mendekati Danar dan menatapnya seakan ingin menghancurkan pria ini dengan segera, pistol juga masih tertahan di tangannya....

''Tuan Alex Rule....''ucap Danar penuh penekanan...

''Bagus...aku lega kau tau siapa aku dan...aku tak perlu memperkenalkan diri kepadamu...''

''Ana......dia kekasihku, aku ingin....''

''Hahahah....'' Alex tertawa hingga itu terasa aneh di mata Danar ia merasa tidak menceritakan hal yang lucu pada pria ini....

''Apakah pernyataanku lucu tuan Alex...''

Tawa Alex menguap......di ganti tatapan dingin yang menakutkan....

''Dia milikku, dan yang menjadi milikku tak akan pernah menjadi milik orang lain...apa kau mengerti....aku mengampuni nyawamu kali ini bukan karna aku takut, tapi ini sebagai bentuk perkensalan bagimu.......''

Alex mengangkat pistolnya dan mengarahkan pada dada Danar dan tersenyum seolah itu mainan baginya, sementara keringat mulai terbit di wajah Danar...jika ia salah bicara maka......ia kan mati.....

''Aku tak pernah tau jika seorang tuan Alex, memilih gadis...''

Kali ini pistol milik Alex naik ke bibir Danar yang membeku.....

''Hati-hati...jika kau salah bicara tentang milikku maka...aku akan mengisi mulutmu dengan peluruku bagaimana...''

Danar mengangguk dengan gemetar....

''Aku tidak akan mendekatinya...''

''Pastikan kau ingat semua kata-katamu, jika kau melanggar....kau....mati...'' ucap Alex dengan santai....

Alex meninggalkan Danar masih berdirin menahan kesakitan di hampir seluruh tubuhnya, hatinya kian teriris ketika melihat Ana ...pergi bersama mobil milik mafia kejam itu...

Danar mengeluh........

''Oh...Ana..kau tidak tau dengan siapa kau berhubungan sekarang....samapi kapan dia baik kepadamu..''ucap Danar mengepalkan tangannya....

Bagaimana bisa ia merelakan Ana jatuh ke dalam jebakan Mafia itu...apakah Ana tidak tau Alex seorang Mafia....

Danar tidak takut sedikitpun, tidak.....jika Ana harus menjadi milikknya bukan Mafia itu, Danar tidak akan membiarkan ia mendapatkan Ana, mereka punya kekuatan yang sama, kekayaan yang nyaris sama meski

Dalam kekuatan Alex unggu, ia punya banyak relasi dan banyak dukungan dari banyak miliyarder..jaringannya luas, dan di kenal dimana-mana..jadi di kota manapun ia pergi, mereka sudah tak asing dengan nama Alex Rule...

Danar mengepalkan tangannya.....ia akan mendapatkan Ana kembali...........

******************************************************

Hening........

''Bagaimana apakah masih sakit...''bisik Alex tampak khawatir..

Ana memegang ujung bibirnya, sedikit perih memang.......

''Aku baik-baik saja...''

''Mengapa kau ceeoboh sekali Ana, tak seharusnya kau menemui pria itu..''

Ana menganggukk, namun ia menoleh ke arah Danar yang sedang fokus menyetir...

''Kau..mengapa kau datang, maksudku dari mana kau tau aku di restoran itu..''

ALex tersenyum dengan wajah santainya....

''Aku baru saja kembali dan melewarti restoran itu..lalu aku melihatmu, Ana.''jawabnya..

Ana hanya menganggukan kepala....

''Dia adalah direktur di Hotelku, paman dari mantan sahabatku yang menghianatiku..''

Alex menoleh tertarik.........

''Apakah dia menyukaimu.''

Ana berdehem.....

''Tidak, dia hanya ingin memanfaatkanku untuk kepentingan keponakannya.''

''Aku pastikan mereka tak akan mendekatimu lagi...''nada suara itu terlihat tegas dan penuh penekanan..

Ana tertawa...........

''Tuan Damian sudah seperti seorang Mafia saja....''

''Kau...tau cara bicara para Mafia...''

''Aku melihatnya di film, mereka sangat kejam dan membunuh tanpa rasa takut....kata-kata Ana terhenti,......tuan Alex yang aku temui di minimarket yang pernah aku ceritakan kepadamu, mengapa...cara bicara kalian mirip..'' Ana menghela nafas.....

Alex tersenyum dingin..........

''Bagaimana jika kami adalah orang yang sama...''ucap Alex..

Dan kali ini Ana sangat terkejut dan memegangi dadanya...

''Tuan Damian...jangan samakan dirimu dengannya, kau dan tuan Mafia itu berbeda...tuan Damian baik hati tapi tuan Alex sangat jahat...aku bahkan memilih terjun ke dalam jurang dari pada bertemu dengannya..''

Alex mengerutkan kening....sedikit memijit dahinya, ia terdiam sebentar.....

''Se kejam itukan dia, sampai kau memilih terjun kejurang..''

''Yah...tuan Damian tau, ketika dia memeganggi tanganku aku hampir pingsan, dia kasar sekali....padahal itu bukan masalah besar...''

Ana menyadarkan tubuhnya di jok mobil.......

''Jangan pikirkan lagi...kau lelah bukan, aku akan mengantarmu sampai Flatmu..''

Kali ini Ana menggelleng...

''Bagaimana jika Mafia itu....''

''Aku punya pistol bukan, aku akan menembaknya.''ucap Alex mengedipkan matanya ke arah Ana yang tersipu, gadis itu buru-buru membuang pandangan ke arah luar jendela.....

***************************************

Akhirnya sampai di depan Flat milik Ana, gadis itu bersyukur karna mereka melewati rumah sang Mafia itu tanpa hambatan, biasanya ada pria-pria berwajah batu yang berjaga namun kali ini tak ada siapapun, Ana menjadi sedikit lebih tenang...

''Aku merasa senang malam ini.'' ucap Ana sambil menaiki tangga...

Alex mengikutinya dari belakang...

''Mengapa..''

''Malam ini tak ada pria-pria menyeramkan itu yang berjaga disana.....

Alex hanya mengangguk.....

''Kita beruntung...''

''Yah.....''sambung Ana sambil membuka kamarnya...

Ia kemudian menatap Alex dengan sedikit tidak enak,

''Apa kau yakin ingin melihat kamarku..''

''Yah...aku yakin dan tenang saja...aku tak akan memanfaatkan kelemahanmu..kau pegawai terbaikku.''bisik Alex lembut...

Ana menggaruk kepalanya...

''Bukan itu maksudku, atpi aku tak punya apapun yang berharga di dalam, mungkin matamu akan rusak melihatnya...''

Alex tertawa seketika, berbanding dengan wajah Ana yang memang polos...

''Aku tak pernah berpikir seperti itu...cepatlah buka pintunya aku ingin melihat sebentar lalu kembali, aku takut para Mafia itu akan melihatku...''

Ana menganggukan kepala..........lalu membuka pintu dan.......

Alex membeku.....melihat keseluruhan kamar Ana yang sempit dan kecil bahkan untuk dapur...

Hati pria itu bergetar...

Bagaimana bisa Ana hidup seperti ini........?