Xuan Rong seorang gadis 16 tahun yang menjadi korban sebuah amanat yang diberikan kaisar kepada ayahnya.
Mengubah identitas sebagai pria adalah caranya untuk menemukan keberadaan ayahnya.
Namun Xuan Rong tidak bisa menutupi identitasnya dari seseorang, akankah ia bisa bertemu dengan ayahnya ataukah terjebak dalam situasi untuk mencapai tujuannya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Kyo, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
CHAPTER 20
Zhu Wen mendudukkan tubuhnya sembari meneguk segelas teh buah , menetralkan efek arak di kepalanya.
Dilihatnya Xuan Rong yang terus meracau sampai akhirnya tak sadarkan diri , jatuh terguling dilantai.
"Xiao Qi, bangun!" Zhu Wen berjongkok berusaha membangunkan Xuan Rong, ia menepuk pipinya perlahan , mengguncang bahunya. Namun tetap saja tak bergeming, ajudannya itu sudah sepenuhnya tak sadarkan diri.
Zhu Wen melepaskan begitu saja tubuh Xuan Rong ke lantai, sesaat sebelum tubuh itu kembali di jatuhkan, Zhu Wen mengurungkan niatnya ketika tanpa sengaja melihat kain putih menjuntai dibalik pakaian Xuan Rong yang sedikit terbuka.
Merasa penasaran Zhu Wen memeriksa dengan membuka pakaian Xuan Rong, terlihat jelas olehnya kain putih yang terlilit kencang di dada bawahannya tersebut untuk menyembunyikan sesuatu yang pribadi dibalik pakaiannya.
Bagaikan tersambar petir , mata Zhu Wen membelalak , diikuti jantungnya yang berdebar tak beraturan.
'Ternyata Xiao Qi seorang wanita, dan selama ini ia menyembunyikan identitasnya,' gumamnya dalam hati.
Zhu Wen berdiri lalu melangkah mundur, terduduk ia dikursi. Lama ia termenung mengumpulkan akal sehatnya, seolah ia tak percaya apa yang dilihatnya saat ini, mungkin hanya khayalannya saja akibat mabuk.
Tapi apa maksud dibalik penyamaran Xiao Qi, kenapa ia harus berpura-pura sebagai laki-laki.
Di tatapnya kembali bawahannya dengan seksama, setiap sudut wajahnya begitu mirip dengan gadis yang dicarinya selama ini "Xuan Rong" ternyata selalu berada disampingnya. Pantas saja kemiripan mereka begitu nyata.
Dera siksa batin yang berkepanjangan Zhu Wen selama ini, tanpa disadarinya ia merindukan sosok gadis ini, gadis yang selalu melintas dipikirannya, gadis yang menyimpan banyak rahasia, gadis yang mampu membangunkan sisi liarnya.
Sekian waktu tubuh Xuan Rong terkulai lemas tak sadarkan diri dilantai, seraya menarik nafas dalam Zhu Wen melangkah mendekati , kemudian berjongkok ia disamping tubuh Xuan Rong. Dirangkulnya kedalam pelukannya, membopongnya keatas tempat tidurnya.
Sembari duduk di samping tempat tidurnya, Zhu Wen mengamati wajah gadis itu. Semakin lama ia menatap semakin jantungnya berdebar kencang, tanpa disadarinya dibelainya wajah gadis itu dengan gerakan sehalus laba-laba.
Lalu dengan sikap tak sabar ia menarik tubuh Xuan Rong yang tak sadarkan diri tersebut, menarik wajahnya mendekat. Bibirnya ******* bibir Xuan Rong dengan liar seakan tak habis-habisnya.
Bagaikan binatang kelaparan yang melihat daging segar, Zhu Wen melepaskan pakaian Xuan Rong. Ia mencumbui seluruh tubuhnya sampai tiba-tiba gadis itu mendesah.
Zhu Wen sontak tersadar segera menghentikan tindakannya, meletakkan kembali tubuh Xuan Rong. Ia berusaha kembali mengumpulkan serpihan akal sehatnya.
'Ada apa denganku,' ucapnya sembari mengusap wajahnya.
'Hanya laki-laki pengecut yang menyerang wanita ketika ia tak sadarkan diri,' gumam Zhu Wen.
......................
Keesokkan paginya Xuan Rong terbangun , ia merasa asing dengan suasana disekelilingnya. Efek arak yang membuatnya tak sadarkan diri secara spesifik merusak kemampuan otaknya untuk mengambil ingatan dan pengalaman yang dialaminya semalam. Kepalanya sedikit berat , perlahan-lahan ia mulai mengumpulkan serpihan ingatannya.
Xuan Rong mulai bangkit dari tempat tidurnya , menurunkan kakinya mencari sepatu yang terletak dipinggir tempat tidur. Xuan Rong melangkah perlahan seraya mencoba memahami situasi .
Lalu seketika ia runtuh duduk bersujud memohon ampun, sepasang mata menatapnya tajam dari kursi seberang. Xuan Rong sudah mulai menyadari bahwa ternyata semalaman ia tertidur diatas tempat tidur atasannya.
"Ampuni hamba jendral... hamba bersalah .. mohon ampuni", ucap Xuan Rong sembari membungkukkan tubuhnya berkali-kali.
Seolah tak mendengar, Zhu Wen hanya duduk terdiam tanpa ekspresi. Ia hanya memandangi Xuan Rong yang terus-terusan memohon ampun.
"Bangunlah, aku tidak menyalahkanmu. Hari sudah menjelang siang kau harus segera berlatih dengan yang lainnya!" Zhu Wen menjawab tegas namun tatapannya melembut.
"Terimakasih jendral... terimakasih...," ucap Xuan Rong seraya bangkit berdiri lalu segera keluar.
Zhu Wen terus menatap punggung mungil Xuan Rong sampai menghilang dari pandangan, ia terus berpikir keras apa tujuan dibalik gadis itu bergabung sebagai prajurit dan mengubah identitasnya.
Apakah ia dikirim seseorang untuk suatu tujuan, tapi untuk apa harus menutupi identitasnya. Alangkah baiknya jika mengirim seorang laki-laki untuk apa mengirim seorang wanita yang notabene akan kesulitan jika harus hidup didalam markas yang isinya laki-laki.
'Aku harus menyelidikinya sendiri apa motif dibaliknya,' gumam Zhu Wen.
Sejak kejadian itu Zhu Wen semakin sering memanggil Xuan Rong melakukan berbagai pekerjaan, membuatnya sedikit kewalahan mengatur waktunya.
Ia harus membersihkan diri lewat dari larut malam, bahkan harus menggabungkan aktifitas itu hanya dalam satu waktu. Zhu Wen benar-benar mendesak aktifitasnya sampai terpojok, ia tidak memberikan celah bagi gadis itu untuk melancarkan tujuannya.
Hal ini tidak luput dari pengawasan Zhu Wen, yang terus mengikutinya menanti Xuan Rong beraksi.
Hingga pada saat terjadi insiden di Asrama Timur, Tan Zi salah seorang anggota pasukan elite yang juga rekan satu bangsal dengan Xuan Rong kehilangan sekantung uang. Semua saling mencurigai satu sama lain , mereka menggeledah seluruh tempat di bangsal mereka tapi tak ditemukan sama sekali keberadaan uang tersebut.
Berbagai tuduhan dan sanggahan diantara mereka terjadi, tak ada satupun yang mengaku. Hanya Xuan Rong seorang yang akhir-akhir ini terus menghilang karena panggilan dari Zhu Wen, ia sering kembali pada saat semua orang tertidur.
Berbagai asumsi muncul menuduh bahwa dia lah yang memiliki banyak kemungkinan sebagai tersangka.
Mereka lalu beramai-ramai menyeret Xuan Rong ke Komandan Qin, untuk menindaknya dan menjatuhkan hukuman bagi pencuri.
Zhu Wen yang baru saja kembali dari istana , melihat orang-orang berkerumun di tengah lapangan.
"Coba kau periksa!" perintah Zhu Wen pada Hu Fei yang berjalan di belakangnya.
Hu Fei yang dengan sigap berjalan kearah kerumunan lalu kembali setelah beberapa saat.
"Lapor Jendral, di Asrama Timur bangsal 1 seorang prajurit kehilangan uang, entah seperti apa kejadian detilnya. Mereka mencurigai Xiao Qi yang melakukannya dan saat ini mereka semua mengintrogasinya," penjelasan Hu Fei.
"Lapor jendral," ucap Komandan Qin yang berlari menghampiri, diikuti beberapa orang yang menarik tubuh Xuan Rong.
"Ada apa Komandan Qin, kenapa harus sekacau ini?" ucap Zhu Wen seraya mengernyitkan dahinya.
"Maafkan kami jendral, pagi ini Tan Zi prajurit dari bangsal timur kehilangan sekantung uang, oadahal semalam kantung uang itu masih berada didalam kotak penyimpanannya. Kami barusaja menggeledah seluruh bangsal namun tidak ditemukan. Tak seorangpun yang meninggalkan markas ini hari ini, mustahil memindahkan bukti.
Tapi Xiao Qi, hanya dia seorang yang sering melakukan aktifitas ketika tidak ada orang di bangsal, dan bebas keluar masuk markas. Beberapa orang bahkan sering memergokinya mengendap-endap sendirian di malam hari."
cewek nya lemah sok kuat...
cowok nya kuat tp jahat karena ga percayaan...
mungkin karena abis baca cerita Mak yg Zhu suya...😍
jadi sebel Ama cewek yg lemah gini🥴😁😅