NovelToon NovelToon
Suamiku Mencintai Adikku

Suamiku Mencintai Adikku

Status: tamat
Genre:Romantis / Tamat / CEO
Popularitas:19.6M
Nilai: 4.9
Nama Author: IkeFrenhas

Hanna Mahira adalah seorang wanita berumur 27 tahun. Dia bekerja sebagai karyawan staff keuangan pada sebuah cabang dari perusahaan ternama. Anna panggilannya, menjadi tulang punggung keluarga. Setelah ayahnya meninggal dunia, semua kebutuhan hidup ada di pundaknya.
Dia memiliki adik perempuan yang sekolah dengan biaya yang di tanggungnya.

Anna mencintai atasannya secara diam-diam. Siapa sangka jika sang atasan mengajaknya menikah. Anna seperti mendapatkan keberuntungan, tentu saja dia langsung menerima lamaran sang bos tersebut.

Namun, di hari pertamanya menjadi seorang istri dari seorang David Arion Syahreza membawanya pada lubang kedukaan.
Sebab di hari pertamanya menjadi seorang istri terungkap fakta yang amat menyakitkan. Bahwa David sang suami yang sangat Anna cintai mengatakan bahwa pernikahan ini adalah kesalahan terbesar yang dia lakukan.

Ada apa sebenarnya?
Anna berusaha menyingkap tabir rahasia David dan berusaha tegar atas pernikahan tersebut.

Baca kisahnya dan temani Anna mengungkap rahasia besar David

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon IkeFrenhas, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 22

Ciuman yang begitu memabukkan. Sesaat aku terlena karenanya.

Detak jantungku seakan seirama dengan detak milik bang David.

Namun, suara Alina tiba-tiba saja menyadarkan aku akan sesuatu. Sontak, aku menjauhkan wajah darinya. Tanganku mendorong kuat dada bidang itu.

Entahlah, rasanya saat sakit begini ... aku menjadi sangat cengeng. Air mata ini lagi-lagi mengalir deras tanpa permisi.

Bang David mundur selangkah, dengan kedua tangan yang masih menangkup pipiku.

Aku menggeleng, lantas berujar lirih. "Keluarlah ...." Segera kuseka air mata ini. Namun, tercegah oleh tangan besar milik bang David.

Kedua ibu jarinya sigap menghapus jejak basah di pipiku. Kemudian, lelaki itu mencium keningku lama.

"Biarkan aku memperlakukanmu dengan baik. Sebuah perlakuan yang belum pernah aku lakukan selama menikah." ucapnya lembut.

Kemudian membawaku dalam dekapannya. Aku menangis, meraung dan memukul dadanya sekuat yang aku bisa.

Aku membencinya ... sangat membencinya. Tapi, juga ... mencintainya dengan sangat dalam.

Sekuat apapun aku meronta untuk dilepaskan, sekuat itu pulalah hatiku meronta karena sakitnya.

Ya Tuhan! Kenapa aku selemah ini. Berpasrah pada perasaan cinta yang menggerus jiwaku secara perlahan.

"Kalau sakit begini, kamu jadi sangat cengeng ya ...." bang David tertawa lirih semakin mengeratkan pelukan. Aku diam, tidak membalas pelukannya.

Pintu kamar terbuka, aku menoleh ke arah pintu melihat siapa yang masuk.

Mataku terbelalak, berusaha melepas pelukan erat bang David. Ah sial. Tenaga lelaki itu sangat kuat.

"Kak Anna ... Bang David ...?" Alina seolah bertanya dengan nada bergetar. Secepat kilat adikku itu menutup pintu dengan kasar. Lalu kudengar langkah kaki yang menjauhi kamar ini dengan berlari.

"Bang ...." Aku mendongak menatap manik hitamnya. Kami saling bertatapan lama.

"Dengar Bang ... pernikahan kita ini sebuah kesalahan. Seperti yang pernah Abang ucapkan waktu itu. Jadi ... mungkin kita bisa membicarakannya kembali, sebelum semuanya terlanjur lebih jauh." Entah dapat kekuatan dari mana, aku bisa mengatakan itu.

Mungkin, karena melihat luka di mata Alina. Ya ... Ibu dan Alina adalah sumber kekuatan dan kelemahanku. Aku bisa melakukan apapun untuk mereka. Hanya mereka yang aku punya.

"Apa maksudmu?" Bang David mengerutkan kening, bertanya dengan nada kebingungan.

Apakah dia benar-benar tidak mengerti? Atau pura-pura tidak mengerti? atau mungkin, malah tidak peduli pada perasaan kami berdua? Jahat!

"Ayo kita bicara. Lalu kita selesaikan masalah kita. Aku juga tidak senang, kita selalu bersandiwara dengan pernikahan kita."

"Nanti ... nunggu kamu sehat dulu. Setelah itu, bicaralah! Apapun yang ingin kamu bicarakan."

"Ck. Aku udah sehat, Bang. Hari ini mau pulang."

"Tunggu kabar dari dokter."

"Dengan atau tanpa izin dokter, aku mau pulang."

"Oke. Kamu sepertinya sudah benar-benar sehat. Buktinya ... keras kepalamu dan mengajak aku bertengkar." Bang David tertawa terbahak. Satu tangannya menepuk pucuk kepalaku. Sedangkan satu tangannya lagi masih melingkar erat di pinggang.

"Aish." Aku memukul dadanya. Lalu ... ruangan kembali hening saat tanganku malah di genggamnya erat.

Kesadaranku segera pulih, saat bang David mendekatkan wajahnya padaku. Aku melengos, menghindarinya

Namun, sepertinya ... lelaki itu memang keras kepala. Dia menolehkan kepalaku dengan kedua tangannya. Mendongakkan wajahku untuk melihat tatapan teduh matanya.

Deru napas beratnya menerpa wajahku dengan seenaknya saja. Sebelum aku mengedipkan mata, bibir itu telah mengambil napasku.

Aku meronta, kelembutan yang sempat aku rasakan berubah menjadi sebuah tuntutan dan sedikit kasar.

Aku menggigit bibir bawahnya. "Awww, kamu menggigitku."

"Aku bukan barang yang bisa kamu hina dan kamu mau kapan saja, Bang. Aku punya perasaan yang harus dijaga dan bisa sakit kapan saja." ucapku dalam deru napas yang putus-putus.

"Maka, biarkan aku yang menjaga perasaanmu mulai sekarang. Biarkan aku ...." Lagi, bang David menghapus jarak kami.

Entahlah ... kali ini aku terbuai oleh perkataannya. Bagaimana dia akan menjaga perasanku? Perasaan yang selama ini telah dia sakiti.

Maka, biarkan untuk kali ini saja. Biarkan aku memposisikan diriku sebagai istrinya. Menerima sentuhan lembut darinya yang seharusnya memang hanya untukku saja.

***

Sejak pulang dari rumah sakit, perlakuan bang David berubah seratus persen. Dia menjadi sangat baik dan perhatian.

Ibu dan Alina telah pulang ke Malang. Karena di hari Alina melihat aku berpelukan dengan bang David, di hari itu juga dia pulang. Alasannya ingin mengurus berkas-berkas skripsinya, untuk pengajuan judul.

Yaa, sebentar lagi adik kecilku itu akan tamat kuliah. Aku yakin, dengan kecerdasaan dan penampilannya ... dia akan mudah masuk ke perusahaan mana saja yang dia inginkan dengan mudah.

Tentu tidak seperti aku yang harus berjuang sungguh-sungguh untuk masuk ke tempat kerja yang mau menerimaku. Ah, memang lebih dari segalanya dibanding aku.

"Sudah siap?" Bang David telah berdiri di ambang pintu kamarku.

"Sudah." jawabku tak acuh. Aku keluar kamar menuju meja makan untuk sarapan. Bang David menyusul.

"Hari ini berangkat bareng aku, ya?" tanyanya di sela kunyahan sarapannya.

"Aku naik ojek aja, Bang. Seperti biasa."

di

Bang David menghembuskan napas kasar. Lalu menghentikan makannya. Meletakkan sendok di piring, kedua tangannya saling bertautan di atas meja.

Aku masih menikmati makanku. Walaupun sebenarnya, selera makanku belumlah kembali secara sempurna.

"Kalau enggak selera, gak usah dipaksain. Nanti ganti menu aja. Atau makan di luar untuk mengembalikan selera makan kamu." Aku mendongak. Meletakkan sendok di piring, lalu menggesernya ke samping. Minum air putih, untuk menurunkan nasi yang tersisa di tenggorokan. Lalu fokus melihat ke arah lelaki di hadapan.

"Hari ini, aku mau naik ojek aja ... Bang. Seperti biasa. Enggak usah merubah apapun dari hubungan kita."

"Apa salahnya, jika berbuat baik padamu?"

"Entahlah ... rasanya aneh saja."

"Maka kita buat semua ya menjadi tidak aneh."

"Abang itu memang nyebelin ya ... Suka ya mempermainkan perasaan aku, ha?" Aku berdiri, meninggalkan meja makan.

"Hei ...!" Suara dering ponsel menghentikan apa yang akan diucapkannya.

"Aku enggak bisa lagi. Maafkan aku. Suatu saat akan kita bicarakan, bertiga. Oke. Aku mau kerja dulu." Suara bang David masih terdengar.

Aku terus melangkah sampai gerbang depan. Malas rasanya harus berdebat dengannya. "Aku sudah menerima takdir ini. Eh, dia seenaknya saja mempermainkan aku. Emang siapa dia?" sungutku kesal.

"Anna. Kita berangkat bareng. Oke. Aku sedang tidak ingin dibantah. Mengerti." Sialnya, Bang David telah berada di belakangku. Menarik tanganku untuk mengikutinya masuk kembali.

Aku terpaksa mengikuti. Bang David membukakan pintu mobil, menggiringku untuk duduk di bangku depan.

Kemudian, dia mengitari mobil. Duduk di belakang kemudi.

Dering ponselku berbunyi. "Pak Adrian."

"Iya ... halo, Pak."

"Kamu sudah sehat? Masuk kerja hari ini? Mau aku jemput?"

"Eh, itu ... Pak. Saya udah sehat, hari ini masuk--" Belum selesai aku bicara. Ponsel yang ku genggam telah berpindah tangan.

"Anna hari ini berangkat denganku. Jangan coba-coba mendekatinya."

Bang David berbicara dengan nada datar. Matanya menunjukkan kilatan marah.

Apa dia cemburu?

****

Jika kamu menyukai ceritaku. Jangan lupa ... like, komentar dan vote ya teman 😘😘

1
Dewi Nurani
segala hormon jadi alasan , dicerita ini orang² nya pada lemah semua , gak punya pendirian gampang kerayu
sungguh menyebalkan
Dewi Nurani
anna terlalu manjain s alina makanya jadi kurang ajar , adik itu dididik bukan dibiarkan semaunya , itu baru namanya sayang
Dewi Nurani
si anna nya cengeng tingkat tinggi sungguh menyebalkan , gak ada tangguh²nya jadi perempuan gak ada jaga harga dirinya takut banget ditinggalin , jaga gengsi dong
Dewi Nurani
si anna cengeng dikit² nangis , tegas dong sama adiknya
terus adiknya juga kenapa gak sopan gitu , rasanya gak mungkin ada yg gitu amat , gak ada segen² nya sama kaka sendiri
Rini Haryati
bagus
Firgi Septia
buat apa menyayangi adik pelakor macam gitu Alina gimana nasibmu begitu kalau kamu jadi orang yg bodoh /Frown//Frown/
Firgi Septia
bodoh Anna buat apa minta maaf aduh /Frown//Frown/
Wiwit
ga jelas ceritanya
Rose 19
David mau jadi duri di antara anda sama adrian
Rose 19
selsaikan hubunganmu sama David, trus pergi yang jauh sama sampai luka di hatimu sembuh.fdan buktikan pda mereka klo kmu wanita yg kuat dan hebat.
Rose 19
sakit ya an, klo di bohongin org yang kita sayang.
Fitrian Delli
dasar anaknya saja bodoh, mau d bohongi
Fitrian Delli
minta cerai saja bodoh
Elin Handoko
bnr membosankan
Ike Frenhas: 😁😁😁

terima kasih udah mau mampir baca yaa
total 1 replies
Fazira Fauziah
ceritanya bagian ini keren kak
semangat
Ike Frenhas: terima kasih sudah mampir baca ya, Kak
total 1 replies
Fazira Fauziah
ka ceritanya bagus tapi terlalu muter muter yah ka gitu lagi gitu lagi kelakuannya
Lienda nasution
Adrian ini apa tidak punya kelg thor
Lienda nasution
kok aq berharap ana meninggalkan Adrian walau cuma sebentar sebagai hukuman karena bersikap terlalu lunak sama Alina sang perempuan jalang itu biar tau rasa itu Adrian
Lienda nasution
ceritanya bagus 👍👍👍👍🤭
Elis Rosyidah
lanjut ka
Ike Frenhas: sudah tamat. baca cerita yang lain yaa. banyak yang udah tamat. hehe
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!