Membaca novel ini mampu meningkatkan imun, iman dan Imron? Waduh!
Menikah bukan tujuan hidup Allan Hadikusuma. Ia tampan, banyak uang dan digilai banyak wanita.
Hatinya telah tertutup untuk hal bodoh bernama cinta, hingga terjadi pertemuan antara dirinya dengan Giany. Seorang wanita muda korban kekerasan fisik dan psikis oleh suaminya sendiri.
Diam-diam Allan mulai tertarik kepada Giany, hingga timbul keinginan dalam hatinya untuk merebut Giany dari suaminya yang dinilai kejam.
Bagaimana perjuangan Allan dalam merebut istri orang?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Kolom langit, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BSMI 22
Suasana rumah pagi itu terasa berbeda bagi Allan. Ia seolah menemukan semangat baru dalam hidupnya, dimana dahulu segalanya terasa hambar baginya. Giany membawa energi positif yang membuat seisi rumah terasa hidup.
Bukan hanya Allan yang berbunga-bunga, tetapi juga Maysha. Semalaman ia tidak melepaskan pelukannya dari Giany. Atas permintaan Allan, Giany tidur di kamar Maysha.
“Maysha … Jangan buat kakak Giany lelah, ya … Ingat, Kakak Giany masih sakit,” ucap Allan yang kini sudah duduk di dalam mobil. Pagi ini ia akan berangkat lebih cepat ke rumah sakit.
Maysha mengangguk sambil melambaikan tangan. Allan pun segera melajukan mobilnya meninggalkan rumah itu.
“Maysha, kita masuk, yuk.”
Giany melingkarkan tangannya di bahu Maysha. Pandangannya menyapu setiap bagian rumah itu.
Rumah Allan memang tidak sebesar rumah Desta. Di hadapan nya hanyalah sebuah rumah minimalis yang cukup asri dengan taman yang cukup luas di belakang rumah. Dilihat dari keseharian, Giany dapat menilai bahwa Allan suka kehidupan sederhana. Mobil dan barang-barang di rumahnya juga bukan tergolong milik orang kaya dengan harta tidak terbatas.
Allan memang tidak menyukai kehidupan yang serba mewah, meskipun ia seorang dokter yang terbilang memiliki banyak uang.
Tanpa disadari oleh Giany, sepasang mata sedang menatapnya dari jarak aman. Desta mendapatkan alamat tempat tinggal Allan dari orang suruhannya. Semalam Desta mengira Allan akan membawa Giany ke rumah sakit tempatnya bekerja untuk mendapat perawatan. Tetapi saat tiba di rumah sakit, tidak ada nama Giany di dalam daftar pasien.
“Jadi dokter itu membawa Giany ke rumahnya, ya. Baiklah, aku akan bawa Giany pergi dari rumah itu.”
Desta menepikan mobil. Ia buru-buru beranjak menuju gerbang yang baru saja akan ditutup.
“Permisi, Pak!” ujar Desta kepada dua orang pria yang berada di pos penjaga.
Dua pria itu tampak meneliti Desta dari ujung kaki ke ujung rambut, kemudian saling memberi kode.
“Ada perlu apa?” Pria berbadan besar itu segera berdiri tepat di hadapan Desta dengan posisi cukup menantang.
"Saya mau jemput istri saya," jawab Desta tanpa basa-basi sambil meneliti rumah di hadapannya. “Dimana dia?”
"Istri yang mana?"
Mendengar nada bicara pria itu, Desta pun naik pitam. "Pemilik rumah ini membawa istri saya kemari. Sekarang saya mau jemput. Tadi dia baru saja masuk."
Desta akan melangkah masuk, namun pria tadi menarik bahunya, sehingga ia mundur kebelakang.
"Jangan sembarangan di rumah ini!"
"Dengar ya, saya bisa saja lapor polisi. Minggir kalian!" ancam Desta membuat dua pria itu terkekeh.
"Mau lapor polisi? Silakan!"
Desta semakin menggeram. Ia mendorong dada penjaga dan meneriakkan nama istrinya.
"Giany, cepat keluar kamu!" Sambil mencoba melangkah masuk. Akan tetapi dua penjaga itu tak memberi ruang sedikitpun bagi Desta untuk mendekati pintu rumah.
Perkelahian pun tak terhindarkan. Tak hanya Allan yang menguasai ilmu bela diri, penjaga rumahnya juga memiliki kemampuan yang hampir sama. Desta harus kembali tersungkur setelah mendapat pukulan dari sang laki-laki itu.
"Benar kata bos, dia bisanya hanya sama perempuan."
Sadar dirinya akan kalah, Desta segera bangkit dan menunjuk dua pria di depannya. "Awas kalian semua! Kasih tahu pemilik rumah ini kalau saya akan lapor polisi."
Setelahnya ia bergegas meninggalkan rumah itu.
🌻
🌻
🌻
Ponsel milik Allan berdering tanda panggilan masuk. Ia masih dalam perjalanan menuju rumah sakit. Melihat nomor pemanggil adalah penjaga rumah, ia segera menepikan mobil dan menjawab panggilan itu.
"Bos ..." terdengar suara berat pria di ujung telepon.
"Ada apa?"
"Laki-laki yang bos berikan fotonya tadi, baru saja datang kemari."
"Tapi kalian tidak biarkan dia masuk, kan?"
"Tidak, Bos!"
Allan menghela napas lega. "Giany tahu dia datang?"
"Bu Giany juga tidak tahu. Karena sudah masuk bersama nona kecil."
Seringai tipis mengembang di sudut bibir Allan. Tadi ia memberikan foto Desta kepada dua penjaga rumahnya dan meminta agar laki-laki itu jangan sampai menemui Giany.
"Bagus, kalau dia datang lagi hajar saja!"
"Siap, Bos!"
Allan memutuskan sambungan telepon sambil tersenyum.
"Semangat Allan, misi merebut istri orang dimulai!" gumamnya diiringi helaan napas panjang.
🌻🌻🌻🌻🌻