NovelToon NovelToon
ANASTASIA

ANASTASIA

Status: sedang berlangsung
Genre:Perperangan / Penyelamat / Kelahiran kembali menjadi kuat / Time Travel / Balas dendam dan Kelahiran Kembali / Balas Dendam
Popularitas:1.5k
Nilai: 5
Nama Author: frj_nyt

Ongoing

Lady Anastasia Zylph, seorang gadis muda yang dulu polos dan mudah dipercaya, bangkit kembali dari kematian yang direncanakan oleh saudaranya sendiri. Dengan kekuatan magis kehidupan yang baru muncul, Anastasia memutuskan untuk meninggalkan keluarganya yang jahat dan memulai hidup sederhana.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon frj_nyt, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

#21

Bulan purnama menggantung di langit ibukota, membiaskan cahaya pucat yang membuat permukaan atap istana tampak seperti bilah pedang yang dingin. Kota luar tampak tenang tetapi di dalam tembok batu raksasa itu, seluruh kerajaan sedang menahan napas. Kerajaan tampak damai. Terlalu damai. Seolah-olah badai sedang menunggu aba-aba untuk mulai mengamuk.

Di kediaman tamu bangsawan, Anastasia berdiri di balkon tinggi, memandang ke arah pusat istana. Angin malam menari di antara rambut pirangnya, membawa aroma logam dan hujan yang akan turun. Hatinya berdebar… bukan karena takut, tetapi karena firasat. “Semua ini terlalu sunyi,” gumamnya pelan, suaranya hampir tenggelam oleh desir angin.

Ia sudah berada di istana dua hari untuk menghadiri jamuan resmi bersama Aloric sebuah formalitas politik yang membosankan, tetapi penting. Putri Kaisar tunangan Aloric belum juga muncul. Dan kaisar tampak… aneh. Gelisah. Seperti orang yang menyimpan sesuatu di balik senyum datarnya. Suara langkah kaki datang dari belakang.

Aloric.

“Apa yang kau lihat?” suaranya dalam, berat, bergema seperti ombak menghantam karang. Anastasia tak menoleh. “Sesuatu yang tidak bisa kulihat jelas. Tapi kurasa… ada bahaya.” Ia menatapnya sekilas. “Kau tidak merasakannya?”

Aloric diam. Memandang istana dengan pandangan seperti binatang buas yang mencium bau darah. “Aku merasakannya,” jawabnya lirih. “Sejak pagi.” 

Malam itu, jamuan kerajaan berlangsung dengan kemewahan yang menyilaukan mata. Kristal menggantung dari langit-langit, memantulkan cahaya ribuan lilin. Musik lembut mengalun, tetapi ada sesuatu yang tidak sinkron melodi indah yang tidak bisa menutupi ketegangan yang merayap di antara para bangsawan. Anastasia berjalan di samping Aloric, mengenakan gaun perak pucat yang membuatnya terlihat seperti cahaya bulan yang hidup. Para bangsawan berhenti berbicara ketika pasangan itu masuk. Bisik-bisik mulai mengalir.

“Itu gadis siapa?”

“Bukan tunangannya, kan?”

“Kenapa Duke Silas membawa wanita itu…?”

“Sangat… cantik.”

“Berbahaya. Aku bisa merasakannya.”

Anastasia tersenyum kecil. Senyum lugu yang palsu. Aloric berjalan tanpa memedulikan siapa pun, tetapi setiap langkahnya membuat lantai seakan sedikit bergetar. Sampai suara Kaisar memecah kerumunan. “Duke Silas,” Kaisar bangkit dari kursinya. “Kemarilah.”

Aloric menunduk hormat. Anastasia ikut membungkuk hanya sedikit, mengikuti etika bangsawan. Tatapan Kaisar mengarah ke Anastasia. “Dan ini?”

“Lady Anastasia Zylph,” jawab Aloric datar. “Tamu kehormatan saya.” Pundak bangsawan di sekitar mereka menegang. Kaisar tersenyum tipis. “Menarik.”

Tatapan mereka bertukar Kaisar tampak meneliti, seperti sedang memeriksa barang berharga. Anastasia bisa merasakan tatapan itu menusuk kulitnya, mencoba menembus kedalaman dirinya. (Apa dia tahu sesuatu…?)

Ketegangan kian meningkat ketika seorang pelayan berlari ke arah Kaisar dan berbisik. Wajah Kaisar mengeras, lalu ia berdiri. “Jamuan malam ini… berakhir.” Para bangsawan terkejut. Aroma bahaya tiba-tiba memenuhi udara. 

Ketika tamu mulai bubar, Aloric menggenggam lengan Anastasia. “Hari ini kita tidak kembali ke kamar. Ikuti aku.”

“Aloric—”

“Tadi, seseorang mencoba memasuki area militer istana,” bisiknya lirih. “Dalam waktu seperti ini, itu berarti pengkhianatan.” Anastasia menelan ludah.

“Putra mahkota?”

“Aku belum yakin.”

Lalu mata Aloric menyipit. “Tapi aku merasakan sesuatu yang lain. Sesuatu yang… gelap.” Ia menarik Anastasia masuk ke lorong belakang, tempat hanya penjaga kerajaan kelas atas yang boleh lewat. Namun begitu mereka menyeberangi koridor sempit itu, angin dingin berhembus dan lampu-lampu kristal di dinding meredup. Hawanya berubah. Mengerikan. Gelap. Liar. Tiba-tiba, sebuah aura sihir hitam menyembur dari ujung lorong.

BOOM!

Ledakan sihir menghantam dinding batu, membuat puing beterbangan. Aloric langsung memeluk Anastasia dan melompat mundur, menahan tubuhnya dengan seluruh kekuatan. Dari balik asap, seorang pria muncul. Putra Mahkota. Rambut hitamnya terurai berantakan, matanya merah darah, kulitnya pucat seperti lilin. “Paman Aloric…” suara Putra Mahkota pecah, serak, tidak seperti dirinya. “Aku… sudah lama menunggumu.”

Anastasia membeku. Sihir hitam. Kuat. Liar. Seperti sesuatu yang keluar dari dunia lain. Aloric mendorong Anastasia ke belakang. “Tetap di belakangku.” Tapi Putra Mahkota tertawa—tawa retak yang tidak manusiawi. “Tidak… biarkan dia di sini. Aku ingin melihat wajahmu ketika aku mengambil sesuatu yang kau pedulikan.”

Senyumnya melengkung… tidak waras. Anastasia menarik napas panjang, menahan rasa takut yang merayap. “Dia sudah tidak sadar. Ini bukan putra mahkota yang asli.”

“Benar,” jawab Putra Mahkota sambil memiringkan kepala. “Aku bukan dia. Aku hanya meminjam tubuh… dan takhta masa depannya.” Sihir hitam mulai menyelimuti lorong. Dinding bergetar. Lantai berdenyut seperti jantung hidup. Udara menjadi semakin dingin, menusuk kulit. Aloric menghunus pedang hitamnya pedang warisan keluarga Silas. “Jika kau meminjam tubuhnya…” Suara Aloric berubah seperti desisan binatang buas.

“Maka aku akan merenggutnya kembali.” Putra Mahkota mengangkat tangan. Sihir hitam menyembur. Anastasia berteriak, “ALORIC!!” Begitu serangan gelap itu hampir menghantam, Anastasia menarik lengan Aloric, membalikkan tubuhnya, dan mengangkat tangan kanannya.

Cahaya putih meledak. Menyilaukan. Hangat. Murni. Kontras sempurna dengan kegelapan. Putra Mahkota memekik tertahan, tubuhnya terdorong mundur beberapa langkah. “Apa itu…?” Matanya melebar, ketakutan. “Cahaya itu… tidak mungkin…”

Anastasia berdiri, napasnya terengah, tetapi matanya tajam seperti belati. “Jangan sentuh dia.” Kegelapan dan cahaya beradu. Lorong istana seperti medan perang kecil energi yang bertabrakan menghancurkan ornamen dinding. Aloric menoleh padanya sekilas. “Jangan lakukan itu lagi tanpa aba-aba.” Anastasia mendesis kecil. “Kalau aku tunggu aba-aba, kau mati.”

“Aku tidak akan mati.”

“Barusan hampir.”

Aloric memijit pelipisnya, frustrasi. “Wanita ini…” Putra Mahkota kembali tertawa. “Menarik… sangat menarik. Aku ingin dia.” Sihir hitam menyembur lebih kuat. Aloric mengangkat pedang dan berdiri di depan Anastasia, melindunginya dengan seluruh tubuh. “Sentuh dia…” Suara Aloric turun, rendah, brutal. “Aku akan membuatmu menyesal pernah dilahirkan.” Pertempuran itu belum selesai. Tapi satu hal jelas Babak awal pemberontakan telah dimulai. Dan Aloric serta Anastasia berdiri tepat di pusat badai itu.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!