A wild fictional history of a brothel.
Sepak terjang seorang pengusaha muda mendirikan sebuah rumah bordil dengan konsep yang mewah.
Dengan ditemani wanita-wanita cantik dan jatuh bangun.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon David Purnama, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Grand Opening
Beberapa hari menjelang hari pembukaan rumah bordil First Class Lady
Semua talent sudah siap tempur.
Mereka cantik, memikat dan pintar.
Dalam urusan hasrat dan ranjang.
Pagi-pagi semua penghuni rumah bordil sudah mengenakan pakaian yang terbaik dengan rapi dan bersolek.
Tidak hanya tujuh bunga-bunga yang siap bermekaran.
Phil, Boom dan Otto juga ikut berdandan.
Begitu juga dengan nyonya Sally yang sudah tidak muda lagi.
Boom setiap harinya lebih sering duduk di bangku dan meja yang ada di halaman depan.
Mengawasi lingkungan sekitar dan orang-orang yang berlalu lalang.
Boom masuk ke dalam rumah.
Di kamar wardrobe para perempuan sibuk bergonta-ganti busana dan merias diri.
"Bersiap lah nona-nona",
"Para juru kamera sudah datang",
"Kancing kan bajuku tuan Boom",
"Apakah warna lipstik ini cocok untuk ku Boom?",
"Apakah kamu ingin mencobanya?",
Di ruang tamu Phil sedang membaca jurnal bursa bisnis.
Bersama kopi panas yang masih mengepul.
"Phil, tukang foto nya sudah datang",
"Terimakasih Boom",
"Aku akan segera keluar",
Di kamar kerja nya Otto sedang sibuk mencari frekuensi gelombang radio.
Otto gemar sekali mendengar kan perkembangan berita lintas negara.
"Dokter, kamu sudah ditunggu",
"Sebentar lagi pemotretan",
Otto yang tengah fokus dengan kuping nya hanya menganggukkan kepala.
Boom sudah mengerti kalimat seperti apa yang harus ia sampaikan supaya kawan satunya itu tidak berlama-lama.
"Apakah sudah mau mulai tuan Boom?",
"Sebentar lagi nyonya Sally",
Boom tidak perlu pergi ke dapur. Nyonya Sally yang datang kepadanya.
Pagi ini dijadwalkan keluarga besar rumah bordil melakukan sesi foto bersama.
Setelah itu para bintang dan pemeran pendukung akan foto sesi sendiri dengan penampilan yang luar biasa panas.
Hasil jepretan itu nantinya akan dibuat menjadi sebuah album katalog.
Supaya para tamu yang berkunjung mudah memilih nya.
Sedangkan foto bersama keluarga besar akan dipajang di ruang tamu.
Semuanya berkumpul di halaman depan.
Juru kamera dan asisten nya sudah menunggu.
Background yang akan diambil adalah rumah bordil First Class Lady.
Sebelas anggota keluarga rumah bordil berpose sesuai dengan arahan sang juru potret.
Phil berada di tengah dikelilingi para wanita-wanita cantik.
Hasilnya pasti akan sangat apik.
Semuanya terlihat bahagia dengan senyum yang tulus bukan karena dipaksa.
Formasi photo keluarga besar rumah bordil.
Dua baris duduk dan berdiri.
Berdiri dari kanan ke kiri (6).
Boom, Carnation, Laura, nyonya Sally, Daffodil, dan Otto.
Duduk dari kanan ke kiri (5).
Iris, Sunflower, Phil, Lily, dan Peony.
Grand Opening
Sabtu malam,
Malam yang paling ditunggu-tunggu oleh warga kota Longblack dan sekitarnya.
Mereka datang beramai-ramai. Karena poster dan selebaran grand opening yang sudah diberitakan dari beberapa hari yang lalu.
Yang membuat mereka banyak laki-laki. Berbondong-bondong datang ke pembukaan rumah bordil First Class Lady.
Dengan membawa uang saku yang lebih.
Malam hari ini adalah pembukaan resmi rumah bordil yang dimiliki oleh seorang pengusaha muda bernama Phil.
"Selamat datang... ",
"Selamat datang... ",
"Tuan-tuan... ",
"Selamat datang... ",
"First Class Lady... ",
Memeriahkan malam pembukaan yang dihiasi dengan banyak lampu-lampu berwarna-warni.
Rumah bordil Phil menyediakan minuman dan makanan ringan gratis.
Dan diskon sebesar 10% khusus untuk malam pertama yang teramat istimewa.
Para pelanggan yang sudah bersiap-siap dari jauh-jauh hari saling berebutan dan mencoba mendahului.
Jadwal rumah bordil First Class Lady
Buka 14:30 sore,
Tutup 04:00 pagi,
Tarif permalam
Sunflower, Lotus, Lily 200 joli
Iris, Carnation, Peony, Daffodil 170 joli
Buka setiap hari kecuali Senin
Katalog para talent yang telanjang menjadi buah rebutan.
"Aku dulu tuan Phil",
"Aku dulu tuan Otto",
"Aku dulu tuan Boom",
"Aku yang ini",
"Aku yang ini",
"Aku yang ini",
Di lantai dua penuh sesak dengan orang-orang.
Para pria hidung belang berjejalan di lorong apartemen.
Di depan pintu yang bertuliskan nama-nama bunga.
Mereka menunggu giliran.
"Ah... Ah... Ah... Ah... ",
"Ah... Ah... Ah... Ah... ",
"Ah... Ah... Ah... Ah... ",
"Ah... Ah... Ah... Ah... ",
Suara kenikmatan dari lantai dua menggema ke seluruh kota.
Para tamu yang keluar dari dalam kamar. Terpuaskan.
"Bagaimana rasanya kawan?",
"Wanita-wanita itu luar biasa",
"Kita harus bekerja lebih keras lagi",
"Supaya setiap malam bisa datang kemari",
Begitulah ekspresi kenikmatan para tamu dan pelanggan.
Mereka akan memberikan review yang bagus dan menyebarkan kabar ke orang-orang.
Namun sayang bagi mereka yang sudah jauh-jauh datang dan lama mengantri pada puncak malam grand opening ini.
Maaf kepada mereka yang kehabisan. Tidak semuanya bisa dilayani.
Diskon 10% Grand Opening hanya khusus untuk hari ini.
"Maafkan kami tuan-tuan",
"Kembali lah esok atau lain hari",
"Semua kamar sudah penuh sampai jam 4 pagi",
Senin pagi setelah semua pengunjung pulang
"Bagaimana semalam?",
"Kita sukses besar",
"Kita untung banyak",
"Bagaimana dengan para ladies?",
"Mereka juga sangat menikmatinya",
"Sekarang mereka semua tertidur pulas karena kewalahan",
"Mereka benar-benar hebat",
"Masing-masing dalam satu malam bisa melayani belasan orang sekaligus tanpa berhenti",
"Semoga mereka mimpi yang indah",
"Syukurlah Phil, selamat kamu berhasil",
"Bukan hanya aku",
"Tapi karena kalian",
"Karena kita semua bekerja dengan gigih",
"Terimakasih semuanya",
"Selamat kita berhasil melakukannya",
