NovelToon NovelToon
Legenda Pedang Chen Li (Dewa Ilusi)

Legenda Pedang Chen Li (Dewa Ilusi)

Status: sedang berlangsung
Genre:Fantasi Timur / Kelahiran kembali menjadi kuat / Spiritual / Ruang Bawah Tanah dan Naga / Mengubah Takdir / Budidaya dan Peningkatan
Popularitas:1.8k
Nilai: 5
Nama Author: Rahmat Kurniawan

Tiga Roh Penjaga datang dengan membawa sejumlah misteri. Dari medali, koin, lonceng misterius, sampai lukisan dirinya dengan mata ungu menyala, semuanya memiliki rahasia yang mengungkap kejadian masa lalu dan masa depan. Yang lebih penting, panggilan dari Kaisar Naga yang mengharuskan Chen Li menjalankan misi yang berkaitan dengan pengorbanan nyawa, sekaligus memperkenalkan peluang rumit tentang kondisi Mata Dewanya.

Dengan ditemani dua murid, mampukah Chen Li memecahkan misteri tersebut, sekaligus menyelesaikan misi dari Kaisar Naga?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rahmat Kurniawan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Ch. 21 ~ Tantangan Long Jin II

Keputusan Chen Li menggantung di udara dan diikuti oleh hening yang menegang. Para murid Pagoda Pelindung saling memandang, sebagian tak percaya dengan keberanian Chen Li.

Namun, kontra dengan ekspektasi banyak orang, Jiao Shen justru tersenyum penuh kemenangan. Dia maju beberapa langkah, semakin mendekati Chen Li, mengeluarkan sebuah botol giok kecil berisi pil pemulihan tenaga tingkat tinggi.

"Saudara Chen, aku akan memberimu waktu untuk memulihkan kondisimu hingga prima. Aku tidak ingin ada yang beranggapan kemenanganku nanti tidak adil." Jiao Shen mengulurkan tangannya dan menyerahkan sebutir pil pada Chen Li.

Di sisi lain, Chen Li menatap Jiao Shen sejenak, dia bisa melihat laki-laki itu tidak berbohong dengan ucapannya. Dia kemudian mengangguk pelan. "Terima kasih, Saudara Shen." Dia tidak menolak. Menangkupkan tangan, setelahnya dengan segera, dia duduk bersila di tempatnya, menutup mata dan berkonsentrasi penuh.

Ramuan yang diberikan Su Yue padanya memang bisa menyembuhkan kelelahan mental Chen Lin, namun khasiatnya belum cukup kuat untuk mengembalikan kondisinya hingga mencapai kondisi prima.

Dalam waktu sepuluh menit, saat dia membuka mata kembali, sorot matanya sudah kembali jernih dan tajam, aura tubuhnya sudah stabil. Chen Li bangkit dan menangkupkan kedua tangannya pada Jiao Shen.

"Baiklah Saudara Chen!" ucap Jiao Shen, dengan senyum yang sama sekali tidak memudar, dia membukakan jalan pada Chen Li.

Sebuah arena yang terletak tidak jauh dari pelataran utama, Chen Li dan Jiao Shen berdiri di atasnya. Keduanya tampak sudah siap untuk melangsungkan pertarungan.

Dalam sekejap, murid-murid Pagoda Pelindung mulai memenuhi sekitar arena demi tidak ingin ketinggalan pertunjukan menarik ini.

"Saudara..., Jiao Shen bukanlah tipe yang mengambil keuntungan." Sebelum pertarungan itu benar-benar dimulai, Jiao Shen mengangkat tangan kanannya, dan dengan sekejap, aura kuat Ranah Naga Agung tahap menengah yang semula menggelora di sekelilingnya mulai meredup, turun dengan terkendali hingga berhenti di level yang setara dengan Chen Li, Ranah Naga Agung tahap awal.

Desis riuh rendah membahana di antara para penonton. Beberapa murid mulai memuji Jiao Shen, beberapa diantaranya bahkan mencibir Chen Li. Mereka sudah mengetahui bagaimana kekuatan Jiao Shen. Pada saat ini banyak yang beranggapan keberhasilan Chen Li dalam menyelesaikan ujian Langit Tujuh Warna itu karena keberuntungan. Chen Li mungkin tidak akan bertahan dalam sekali jurus Jiao Shen.

"Saudara Chen apakah sudah siap?" tanya Jiao Shen, masih dengan senyum percaya diri.

"Sudah. Mari kita mulai," jawab Chen Li singkat sembari mengambil kuda-kuda

Chen Li tak bergerak dari tempatnya. Dia hanya mengangkat tangannya, mengambil kuda-kuda yang sederhana namun penuh keseimbangan dan tak memperlihatkan celah sama sekali.

Jiao Shen mengeluarkan jurus pertamanya.

Tubuhnya melesat bagai anak panah, tangan kanannya terbuka menyeruak ke depan.

"Tombak Naga Menusuk Bintang!"

Bukan tombak sungguhan, namun energi murni yang terkumpul di telapak tangannya membentuk bayangan tombak perak yang menusuk langsung ke dada Chen Li. Jurus ini terkenal akan kecepatan dan kekuatan penetrasinya, dirancang untuk mengakhiri pertarungan dengan cepat.

Chen Li tak menghindar. Dia justru melangkah maju, tepat saat ujung energi tombak itu hampir menyentuh kulitnya. Tangannya bergerak melingkar, bagai menarik benang dari tenun yang tak kasat mata. Dia tak mencoba menahan kekuatan itu, melainkan menuntunnya.

Whush!

Ujung energi tombak itu melenceng beberapa inci dari sasaran, nyaris menyentuh lengan Chen Li sebelum akhirnya melesat kosong ke belakangnya dan menghujam ke pelindung formasi di ujung arena, menggetarkan tanah.

Jiao Shen terhuyung maju. Dia tak menduga serangan andalannya bisa diloloskan dengan cara seperti itu, seolah kekuatannya sendiri yang menolak untuk mengenai target.

Para penonton tidak kalah terkejut. Jurus yang dikeluarkan laki-laki itu bukanlah jurus biasa, bahkan kultivator ranah Naga Agung tahap menengah pun akan kesulitan untuk menghindarinya. Tapi, Chen Li bahkan tidak mengalami kesulitan sedikitpun.

Jiao Shen menarik nafas dalam. "Sepertinya aku terlalu meremehkannya." Untuk serangan kali ini, dia berniat tidak menahan diri

Kedua tangannya terkepal, energi berkumpul membentuk gambaran kepala naga yang menganga. "Amukan Naga Penguasa Langit!"

Gelombang energi yang lebih besar dan dahsyat menyembur, kali ini menyerang dalam bidang yang luas, sulit dihindari. Tekanan yang dihasilkan memaksa beberapa murid di barisan depan untuk mundur.

Chen Li masih tak menghindar. Dia menjatuhkan badannya lebih rendah, satu tangan menapak tanah. Saat gelombang energi itu tiba, dia tak melawannya, melainkan memanjatinya. Tubuhnya terangkat ringan, bagai daun yang ditiup angin, berputar di atas puncak gelombang energi itu sebelum mendarat dengan lembut beberapa langkah di belakang posisi semula. Gelombang itu menerjang terus, menghantam pelindung formasi sekali lagi dengan gemuruh yang lebih keras.

Kali ini, para penonton terdiam. Bukan lagi karena terkejut, tapi karena bingung. Chen Li sama sekali tidak melawan balik. Dia hanya... menghindar dengan cara yang tak lazim.

Jiao Shen mulai kehilangan kesabaran. Muka nya memerah. Dua jurus andalannya telah dikalahkan tanpa perlawanan, membuatnya terlihat seperti badut yang mengamuk.

"Jurus ketiga! Ini akan kuakhiri!" raungnya. Seluruh energinya dikerahkan. Tubuhnya berpendar terang, dan sebuah proyeksi naga perak raksasa muncul di belakangnya, siap menerjang. "Naga Perak Penghancur Gunung!"

Proyeksi naga itu mengaum, mengguncang seluruh pelataran. Ini adalah teknik tingkat tinggi, menunjukkan betapa seriusnya Jiao Shen untuk serangan terakhirnya ini.

Chen Li, untuk pertama kalinya, mengubah ekspresinya. Dia tak lagi terlihat pasif. Matanya berbinar, seolah baru menemukan sesuatu yang dicari. Pedang Mata Jiwa yang selama ini di simpannya, dikeluarkan dari ruang hampa. Chen Li mengalirkan sejumlah energi spiritual pada pedang, membuatnya menyala merah keemasan.

Saat proyeksi naga itu menyembur, dia tak menghindar ke samping. Dia melompat ke depan, tepat ke arah mulut naga yang menganga.

Su Yue nyaris berteriak.

Tapi Chen Li tidak tertelan. Tangannya bergerak cepat memotong dari dalam, tepat di titik yang paling tidak stabil.

"Pedang Penguasa Langit!"

Crack!

Proyeksi naga yang perkasa itu tiba-tiba bergetar hebat, lalu pecah berkeping-keping bagai kaca, sebelum akhirnya menghilang menjadi percikan energi. Jiao Shen, yang terhubung langsung dengan proyeksi itu, terlempar ke belakang, jatuh terduduk dengan wajah pucat dan napas tersengal. Dia tidak terluka parah, tapi secara teknis, dia telah kalah.

Chen Li mendarat dengan anggun. Napasnya sedikit tersengal, tapi wajahnya tenang. Dia menatap Jiao Shen yang masih terduduk.

"Terima kasih atas pelajarannya, Saudara Jiao," ucap Chen Li dengan suara yang hanya bisa didengar oleh mereka berdua. "Kekuatanmu memang hebat. Tapi jurus-jurusmu... terlalu kaku. Kau terpaku pada bentuk, lupa pada esensinya."

Jiao Shen hanya bisa menatapnya dengan mata membelalak, malu, marah, dan tercampur dengan sedikit rasa... terpukau.

Sesepuh Hong akhirnya bergerak. "Cukup!" ujarnya, suaranya penuh wibawa. "Pertukaran ini sudah selesai." Dia memandang Chen Li dengan pandangan yang sama sekali berbeda. Bukan lagi sekadar penilaian, tapi pengakuan.

Su Yue menghampiri Chen Li, matanya berbinar-binar. "Itu... luar biasa,, Saudara Chen" bisiknya.

Chen Li hanya tersenyum tipis. Tiga jurus itu bukan sekadar pertahanan. Melalui mereka, dia telah membaca karakter Jiao Shen, gaya bertarung Pagoda Pelindung, dan bahkan sedikit merasakan aliran energi mereka. Informasi ini tak ternilai harganya.

Namun, di balik kemenangan kecil ini, bayangan konspirasi besar yang mengancam Istana Naga Langit dan Alam Langit masih membayangi.

"Sesepuh, masalah pesan itu?" Chen Li berkata dengan sopan. Meski mendapatkan kemenangannya dengan mudah, namun Chen Li tidak melupakan tujuannya datang kemari.

"Tentu, mari kita bicarakan di dalam!"

1
Nanik S
Lanjutkan
Nanik S
Hadir
AR
suka sekali dengan ceritanya. tiap bagian dari perjalanan Chen Li adalah Isi.
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!