NovelToon NovelToon
PESONA TETANGGA BARU

PESONA TETANGGA BARU

Status: sedang berlangsung
Genre:CEO / Selingkuh / Cinta pada Pandangan Pertama / Romansa
Popularitas:7.2k
Nilai: 5
Nama Author: Hasri Ani

"Bagaimana rasanya... hidup tanpa g4irah, Bu Maya?"

Pertanyaan itu melayang di udara, menusuk relung hati Maya yang sudah lama hampa. Lima tahun pernikahannya dengan Tama, seorang pemilik bengkel yang baik namun kaku di ranjang, menyisakan kekosongan yang tak terisi. Maya, dengan lekuk tubuh sempurna yang tak pernah dihargai suaminya, merindukan sentuhan yang lebih dalam dari sekadar rutinitas.

Kemudian, Arya hadir. Duda tampan dan kaya raya itu pindah tepat di sebelah rumah Maya. Saat kebutuhan finansial mendorong Maya bekerja sebagai pembantu di kediaman Arya yang megah, godaan pun dimulai. Tatapan tajam, sentuhan tak sengaja, dan bisikan-bisikan yang memprovokasi h4srat terlarang. Arya melihatnya, menghargainya, dengan cara yang tak pernah Tama lakukan.

Di tengah kilau kemewahan dan aroma melati yang memabukkan, Maya harus bergulat dengan janji kesetiaan dan gejolak g4irah yang membara. Akankah ia menyerah pada Godaan Sang Tetangga yang berbaha

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Hasri Ani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

32

Arya melepaskan clumannya sejenak, napasnya memburu. Matanya menatap Maya dalam kegelapan, memancarkan hasr4t yang tak terbendung. "Anda begitu indah, Maya," bisiknya, suaranya serak. "Dan saya ingin merasakan setiap inci keindahan itu."

Ia menundukkan kepalanya lagi, menc!um 13her Maya perlahan, turun ke tulang sel4ngka, lalu ke bel4han d4da yang kini terbuka. Setiap s3ntuhan, setiap c!uman, membakar kul!t Maya, memicu gelombang kenikm4tan. Maya mendes4h pelan, punggungnya mel3ngkung, merespons setiap gerakan Arya.

"Anda milik saya malam ini, Maya," bisik Arya, suaranya dalam, sebuah pernyataan kepemilikan yang membuat jantung Maya berdesir.

Tangan Arya bergerak, men4rik g4un tidur Maya hingga terlep4s dari tubuhnya. Pakai4n itu meluncur ke lantai, meninggalkan Maya sepenuhnya terbuk4 di hadapan Arya. Rasa malu menyergap, namun segera tertelan oleh gair4h yang meluap-luap. Maya memejamkan mata, membiarkan Arya menatapnya, membiarkan Arya melihat dan merasakan dirinya.

Arya tersenyum tipis. "Sempurna," bisiknya. Ia membel4i tubuh Maya perlahan, dari b4hu hingga pah4, setiap s3ntuhannya membakar jejak api di kul!t Maya. Ia menclum bib!r Maya lagi, sebuah cluman yang dalam dan penuh kelembutan, namun tetap menyimpan hasr4t yang membara.

Maya membalas clumannya dengan intensitas yang sama. Ia merasakan kebutuhan yang mendesak, sebuah lapar yang selama ini tak terpu4skan. Tubuhnya merespons setiap s3ntuhan Arya, seolah-olah memang diciptakan untuk pria ini.

Malam itu, di dalam kamar yang remang-remang, Maya merasakan ledakan sensasi yang luar biasa. Arya memimpin, penuh gair4h dan kelembutan, membawa Maya ke puncak kenikm4tan yang belum pernah ia bayangkan. Setiap s3ntuhan, setiap des4han, setiap gerakan, terasa begitu benar, begitu intens.

Ia terkejut dengan intensitas dan kepuasan yang ia dapatkan. Ini jauh melampaui segala yang pernah ia rasakan bersama Tama. Bersama Tama, keint!man adalah rutinitas, sebuah kewajiban yang hambar. Bersama Arya, itu adalah badai gair4h, sebuah ledakan emosi dan sensasi yang membuatnya merasa hidup sepenuhnya.

Se telah men capai puncak nya, Maya ter engah-engah dalam pelukan Arya. Keringat mem basahi tubuh mereka, napas mereka ter engah-engah. Arya men cium kening Maya, lalu memeluknya erat.

"Bagai mana, Maya?" bisik Arya, suara nya serak. "Apa kah Anda me rasa kan apa yang saya janji kan?"

Maya hanya bisa me ngangguk, ter lalu lelah untuk

bicara, namun hati nya di penuhi oleh perasa'an campur aduk antara euforia dan rasa ber salah. Ia me rasa kan ke bahagia'an yang mem bakar, se buah ke puasan yang belum pernah ia alami. Tapi di saat yang sama, bayangan Tama dan per nikahan nya kembali meng hantui nya.

Arya me ngusap rambut Maya per lahan. "Tidur lah, sayang. Anda pasti lelah."

Maya me mejam kan mata, mem biar kan diri nya ter lelap dalam pelukan Arya, men coba me ngabai kan bisikan rasa ber salah yang kini mulai me rayapi hati nya.

***

Cahaya pagi yang lembut me nyelinap dari celah gorden tebal, mem bangun kan Maya. Ia mem buka mata per lahan, me rasa kan berat lengan Arya yang me meluk pinggang nya. Aroma tubuh Arya yang maskulin me menuhi indra pen ciuman nya.

Se ketika, ingatan tentang se malam meng hantam nya. Adegan demi adegan ter ulang dalam benak nya, c! u*man Arya, s3ntuhan nya, bisikan nya, dan intensitas ke puasan yang belum pernah ia rasa kan se belum nya. Wajah nya me merah, namun bukan hanya karena malu, me lain kan juga karena gair4h yang masih ter sisa.

Ia me noleh, me natap wajah Arya yang ter lelap di samping nya. Pria itu ter lihat begitu tenang dan damai. Ia me meluk Maya erat, se olah tak ingin me lepas kan nya. Rasa ber salah yang amat sangat meng hantam Maya. Ia telah meng khianati Tama. Suami nya. Pria yang telah me nemani nya ber tahun-tahun. Hati nya men celos, di penuhi penyesalan.

Ia berusaha me lepas kan pelukan Arya per lahan, namun Arya ber gerak, mengerat kan pelukan nya.

"Jangan pergi, Maya," bisik Arya, suara nya serak karena baru bangun tidur. Mata nya masih ter pejam.

"Saya harus pulang, Arya," bisik Maya, suara nya serak.

Arya meng hela napas. Ia me lepas kan pelukan nya per lahan. "Baik lah. Tapi saya harap Anda tidak me lupakan apa yang ter jadi se malam."

Maya hanya me ngangguk. Ia bangkit dari ranjang, me ngena kan kembali pakaian nya yang tadi berserakan di lantai. Se tiap gerakan terasa berat, di iringi bisikan rasa ber salah yang se makin kuat.

Maya me langkah keluar, ber jalan cepat me nuju rumah nya. Udara pagi terasa dingin me nusuk kulit, ber beda dengan panas yang baru saja ia rasa kan. Ia masuk ke dalam rumah. Sua sana sepi. Tama pasti sudah berangkat ke bengkel, seperti biasa nya. Maya meng hela napas lega.

Ia ber jalan ke kamar mandi, me nyala kan shower. Air dingin mem basahi tubuh nya, namun tak mampu meng hapus jejak sentuhan Arya, mau pun rasa ber salah yang men dalam. Ia ber diri di bawah guyuran air, me mejam kan mata, mem biar kan air mata me ngalir ber sama air.

"Apa yang sudah ku lakukan?" bisik Maya pada diri nya sendiri. "Ini salah. Ini sangat salah."

Ia keluar dari kamar mandi, me ngena kan piyama. Ia ber baring di ranjang, me meluk guling. Pikiran nya kalut. Ia telah meng khianati Tama. Sebuah perasaan jijik pada diri nya sendiri muncul.

Namun, di tengah rasa ber salah itu, tiba-tiba muncul lagi kilasan- kilasan ga!r4h se malam. Sentuhan Arya, bisikan nya, ciu*man nya, dan intensitas ke puasan yang belum pernah ia alami. Se buah sen sasi yang begitu kuat, begitu nyata, hingga me ngalah kan rasa ber salah itu untuk se saat.

Maya me mejam kan mata erat. "Ini yang pertama dan terakhir," bisik nya pada diri nya sendiri. Se buah janji yang ia coba yakin kan pada hati nya. Rasa takut dan ber salah ber campur aduk dengan bayangan ga!r4h ter larang yang masih begitu kuat. Ia tidak tahu bagai mana ia akan men jalani hari- hari nya setelah ini. Ia merasa telah me langkah ter lalu jauh, ke dalam jurang yang tak ter duga.

1
Mar lina
kalau sudah ketagihan
gak bakal bisa udahan Maya..
kamu yg mengkhianati Tama...
walaupun kamu berhak bahagia...
lanjut Thor ceritanya
lestari saja💕
klo sdh kondisi gtu setan gampang bgt masuk menghasut
lestari saja💕
ya pasti membosan kan bgt.bahaya itu
lestari saja💕
mampir,penulisannya bagus,semoga ga berbelit2
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!