NovelToon NovelToon
NIKAHI AKU, MAS OJEK!

NIKAHI AKU, MAS OJEK!

Status: sedang berlangsung
Genre:Hamil di luar nikah / Cinta Seiring Waktu / Konglomerat berpura-pura miskin / Menyembunyikan Identitas / Cinta setelah menikah
Popularitas:526
Nilai: 5
Nama Author: SariRani

Bayangkan saja tiba tiba ada seorang wanita cantik lagi mabuk di tengah jalan sendirian, malam - malam dan menghentikan sebuah ojek yg lagi lewat? Lalu melamar mas ojek itu tanpa peduli latar belakangnya? "KAMU HARUS NIKAHI AKU, MAS OJEK!! POKOKNYA NIKAHI AKU ATAU AKU AKAN TERIAK JIKA KAMU AKAN MENCULIKKU!" ujar wanita itu. Apa yang dilakukan Mas Ojek itu ya ketika dilamar oleh wanita cantik yang sedang mabuk? Diterima atau tidak? Dan apakah wanita itu akan menyesal setelah sadar dari mabuknya jika ia sudah melamar Mas Ojek yang tidak ia kenal? Baca dan ikuti novel ini, sampai HAPPY ENDING ya!!!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon SariRani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Sarapan dengan Mertua

Adi keluar dari kamar mandi dengan penampilan fresh. Segar sekali wajah pria ini meskipun hanya tidur 2 jam.

Aulia pun beranjak dari ranjang. Meletakkan kotak ice cream yang sudah kosong.

"Tunggu aku, Mas. Aku ambil wudhu dulu" ujarnya kepada sang suami.

"Iya. Jangan buru buru, aku tunggu" sahut Adi.

Aulia masuk ke kamar mandi. Adi menyiapkan sajadah sholatnya dan sang istri.

Tak lama kemudian, Aulia keluar kamar mandi dan berjalan mendekati suaminya.

Ia pun memakai mukenah lalu ketika sudah siap memberikan kode kepada Adi agar segera memulai ibadah bersama.

Keduanya melakukan ibadah berjamah pertama kali sejak mereka menikah.

Setelah selesai melaksanakan ibadah subuh, Adi memimpin doa yang diamini oleh dirinya dan sang istri.

Saat doa selesai, Aulia mencium punggung tangan suaminya.

"Perasaan apa ini? Dia benar benar berusaha menjadi istri yang baik" batin Adi saat melihat wanita yang ia sudah nikahi itu mencium punggung tangannya.

Aulia dan Adi berakhir saling pandang. Tatapan keduanya begitu dalam tenggelam dengan pikiran mereka masing masing.

"Pria ini begitu baik. Kenapa dia mau dengan wanita seperti ku? Aku sangat merasa hina dengan kondisiku saat ini. Seharusnya pria sebaik Mas Beno mendapatkan wanita yang bisa menjaga diri untuk suaminya" batin Aulia.

"Bagaimana jika dia tau kondisiku? Bagaimana jika Aulia menyesal menikahiku setelah tau kondisiku?" batin Adi.

Keduanya tak bersuara untuk beberapa saat dan hanya saling tatap. Hingga suara ketukan pintu kamar terdengar.

"Adi, kamu udah bangun? Ayo temenin ayah jalan jalan pagi" seru Bambang dari luar kamar.

Sekarang sudah jam set 6 pagi, biasanya memang setiap hari minggu, Adi menemani ayahnya olahraga keliling kompleks.

"Eh iyaa...bentar ayah..habis sholat. Ayah tunggu di bawah dulu, kasih waktu 15 menit, aku akan menyusul ayah" balas Adi sambil berdiri lalu melepas sarungnya.

Aulia ikut melepas mukenahnya.

"Aku akan menemani ayah jalan jalan dulu. Kamu bisa tidur lagi atau turun ke lantai bawah. Biasanya ibu udah siap siap bikin sarapan bareng bibi jam segini" ucap Adi.

"Iya" jawab singkat sang istri.

Adi membereskan alat ibadahnya lalu mengganti bajunya.

Aulia menata alat ibadahnya sendiri.

"Kalau perlu apa apa telepon aku aja" ujar Adi sebelum keluar kamar.

"Iya Mas" sahut Aulia.

Adi keluar dan menutup pintu kamar meninggalkan Aulia sendiri.

Sang istri memilih membereskan kamar dulu sekalian memperhatikan detail kamar Adi.

"Pria ini cukup rapi. Kamar yang begitu sesuai pribadinya" gumam Aulia.

Wanita ini menata ranjangnya, lalu menata sofa yang menjadi tempat suaminya tidur tadi malam.

Kemudian, ia melihat rak buku yang tertata senada warnanya berdasarkan cover. Lalu pandangannya berhenti saat melihat ada 1 buku dengan warna paling berbeda. Ukurannya juga lebih kecil yang diletakkan ditengah tengah.

Aulia jadi penasaran. Ia pun mengambil buku itu.

Ternyata sebuah buku diary berupa buku note kecil.

Tidak ada tulisan didepannya hanya cover polos berwarna emas.

Semakin penasaranlah, ia membuka cover dan menemukan tulisan di halaman depan.

..."I love You, Adi Bagaskara"...

...from Jasmine....

Aulia tersenyum tipis membacanya. Ada rasa aneh saat membaca ungkapan perasaan dari wanita lain kepada pria yang saat ini menjadi suaminya.

Ia pun menutup kembali tanpa ingin membuka halaman selanjutnya. Ia letakkan di posisi semula. Ia tidak ingin kepo lagi tentang buku itu.

"Sepertinya Jasmine nama perempuan yang tinggal di apartemen" lirihnya.

Tidak ingin berlarut larut memikirkan hal ini, Aulia memilih bersiap diri dan menata penampilannya untuk bertemu sang ibu mertua di lantai bawah.

Tak lama kemudian, ia pun turun ke lantai 1 dan berjalan menuju dapur dimana ia mendengar suara ramai khas obrolan ibu ibu.

"Selamat pagi, ibu" sapanya membuat Yeni yang sedang memasak sambil mengobrol dengan bibi, menoleh.

"Hai sayang, selamat pagi. Udah bangun ya? Suamimu dan ayah mertuamu sedang jalan jalan pagi" sahut Yeni ramah.

"Iya bu, tadi Mas Adi sudah memberitahu" ujar Aulia.

"Okedeh..kamu bisa masak? Mau bantu ibu masak sarapan untuk kita?" tawar Yeni.

"Hihi aku bisa belajar dari ibu" sahut Aulia.

Yeni tersenyum lebar dan memberi isyarat dengan tangannya agar sang menantu mendekat.

"Pagi ini, kita sarapan ayam bumbu kecap dan daging lapis semur. Adi sangat suka masakan yang ada kecap kecapnya" ujar Yeni.

Aulia tidak menyahuti dan memperhatikan masakan di wajan.

Akhirnya Yeni pun mengajari istri putra bungsunya untuk memasak 2 jenis makanan sekaligus.

Jam 7 pagi, sejam kemudian, Adi dan Bambang sudah kembali kerumah.

Baru saja masuk ke dalam rumah, aroma masakan sudah tercium oleh mereka.

"Waduh, ini nih masakannya udah bikin ayah laper" celetuk Bambang.

"Ibu tau saja kalau aku sangat merindukan masakannya ini" sahut Adi.

Mereka berdua berjalan ke dalam rumah menuju ruang makan.

Aulia terlihat menata sarapan di meja makan.

"Yang masak sarapan pagi ini Aulia loh" celetuk Yeni saat keluar dapur sambil membawa piring berisikan sayuran capjay.

"Bukan sepenuhnya aku, tapi ibu yang ngajarin aku masak" sahut Aulia malu malu.

Bambang dan Adi tersenyum menatap kedua wanita itu.

"Gak masalah siapa yang masak, yang penting baunya udah bikin laper. Bener gak Di?" ujar Bambang kepada putranya.

"Bener, Yah" sahut Adi.

Lalu kedua pria itu duduk di bangku masing masing. Diikuti Yeni dan Aulia. Mereka menikmati sarapan bersama.

"Di, ternyata istrimu jago masak juga loh" puji Yeni.

"Aku sudah tau, bu. Aulia selalu memasakkanku di apartemen. Cocok sama lidahku" sahut Adi.

Aulia semakin malu dengan pujian itu, padahal selama diapartemen, masakannya hanya makanan simple, seperti telur dadar, telur ceplok, mie, dan nasi goreng.

Suaminya benar benar terlalu memujinya didepan mertuanya.

"Bahaya kalau Adi dikasih makan enak terus, dia bisa jadi obesitas lagi kayak masa remajanya hahaha" canda Bambang.

"Hahaha ayah selalu saja mengungkit masa masa ketika aku sebesar raksasa. Tapi gak masalah sih, namanya juga lagi puber. Masakan ibu sangat enak" sahut Adi.

"Ayah sengaja ngasi fotomu saat sekolah dan sebesar itu kepada keluarga Anggoro karena ingin mereka menerimamu apa adanya. Eh ternyata, kamu udah ketemu sama putri mereka duluan" ujar Bambang.

"Tapi ayah pingin tau gimana pendapat Aulia soal Adi di foto itu? Agus sudah ngasih tau perjodohan ini kan sebelumnya?" lanjutnya yang ditujukan pada sang menantu membuat Aulia jadi gugup.

Ia ingat betul langsung menolak perjodohan saat melihat foto Adi pertama kali.

Adi bisa melihat wajah gugup sang istri.

"Aulia sudah jatuh cinta pada pandangan pertama kepada ku, Yah. Buktinya meskipun aku jadi mas mas ojek, dia mau nikah denganku malah dia yang melamarku" sahutnya terlebih dahulu memecah ketegangan Aulia.

"Hahaha benar juga. Ayah dan Ibu salut sama Aulia karena mau menerima kamu saat titik terendahmu meskipun hanya menyamar tapi wanita dari keluarga kaya biasanya enggan untuk berhubungan dengan pria biasa saja" ujar Bambang.

Adi menatap istrinya dengan senyuman bangga seolah olah senyuman itu tersirat "terima kasih sudah menerimaku".

Aulia sampai tidak bisa berkata apa apa karena terlalu berat perasaan ini. Perasaan yang membingungkan dan ketakutan karena kondisi kehamilannya.

Dia merasa sangat buruk untuk keluarga Bagaskara.

Yeni bisa melihat mata Aulia mulai berkaca kaca. Ia pun mengalihkan pembicaraan.

"Udah udah, ayo selesaikan makannya dulu. Nanti bisa lanjut ngobrol di ruang keluarga sambil nonton tv" ujar Yeni.

Akhirnya mereka berempat kembali fokus untuk menikmati sarapan hingga selesai.

1
Ana Akhwat
Mampir Thor..... awal cerita yang bagus, semangat yaa ditunggu update selanjutnya
Ana Akhwat: Sama sama
total 2 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!