NovelToon NovelToon
Aktivasi Hasrat

Aktivasi Hasrat

Status: tamat
Genre:Percintaan Konglomerat / Peran wanita dan peran pria sama-sama hebat / Mengubah Takdir / Tamat
Popularitas:32.6k
Nilai: 5
Nama Author: Puput

Nadia Prameswari menjalani kehidupan yang sempurna dengan suaminya di mata publik. Namun sebenarnya, pernikahan itu hanya untuk kepentingan bisnis dan politik.
Nadia seorang wanita aseksual, membuat Arya selingkuh dengan adik tirinya.

Hal itu membuat Nadia bertekad memasang chip di otaknya untuk mengaktifkan hasrat yang selama ini tidak pernah dia rasakan.
Namun, apa yang terjadi setelah rasa itu aktif? Apa dia akan menjerat Arya atau justru terjerat pria lain?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Puput, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 21

Nadia dan Niko masuk ke dalam ruang laboratorium untuk bertemu Axel.

“Bu Nadia, bagaimana? Apa ada keluhan?” sapa Axel sambil menghampiri dengan senyum penuh arti.

Nadia menggeleng pelan sambil tersenyum. “Tidak ada, Prof. Semuanya berjalan sesuai harapan. Proyek Eros ini benar-benar bereaksi alami tanpa efek samping. Tahap berikutnya, kita kembangkan lagi, tapi hanya untuk penjualan pribadi. Tidak boleh bocor ke publik.”

Axel mengangguk dengan semangat. “Tentu. Saya sudah siapkan tahap lanjutannya. Kebetulan tiga proyek baru juga sedang menunggu fase uji coba selama sebulan. Kalau hasilnya konsisten, kita bisa langsung memproduksinya.”

“Baik,” jawab Nadia, matanya menyapu layar holografik yang menampilkan data hasil uji terakhir. Garis-garis grafik menanjak stabil dan menunjukkan indikasi keberhasilan yang membuatnya tersenyum tipis. Dia sedikit menunduk dan menatap cairan berwarna biru muda di dalam tabung transparan. Cairan itu adalah Eros V2, versi terbaru dari biochip cair yang lebih responsif, lebih alami, dan nyaris tak terdeteksi oleh sistem sensor biologis manusia.

Sementara Nadia meninjau hasil riset, Axel menoleh ke arah Niko yang berdiri beberapa langkah di belakang. “Selamat,” katanya sambil menepuk bahu pria itu. “Kamu sudah berhasil melakukan uji coba." Axel tersenyum menggodanya.

Niko memilih duduk di kursi dekat meja, matanya mengikuti setiap gerak Nadia yang kini berbicara dengan salah satu asisten laboratorium.

Axel mencondongkan tubuh sedikit. “Aku dengar kamu kecelakaan. Rem mobil kamu blong?”

Niko mengangguk pelan. “Iya, untung saja aku masih bisa mengendalikan arah. Ada tumpukan pasir di proyek pembangunan jalan, mobilku berhenti di sana. Hanya kepalaku yang kena benturan ringan.” Dia menyentuh perban tipis di pelipisnya, lalu menatap Axel serius. “Prof, mulai sekarang tolong perketat sistem keamanan. Jangan biarkan sembarang orang bisa masuk ke area ini. Aku merasa ada yang mengintai hasil penelitian kita.”

"Mencuri data?"

“Iya, karena Bu Nadia berencana membuka tempat produksi baru."

Sebelum Axel sempat bertanya lebih jauh, suara langkah sepatu berhak terdengar mendekat. Nadia berbalik dan memanggil, “Niko, ayo ke ruanganku. Aku ingin tahu perkembangan tempat produksi.”

Niko segera berdiri dan mengikuti langkah Nadia yang sudah lebih dulu menuju pintu keluar laboratorium.

“Bagaimana lokasi yang kamu survei?” tanya Nadia sambil melangkah menyusuri koridor panjang.

“Sudah cocok. Tempatnya strategis, dekat akses utama, dan jauh dari keramaian. Struktur bangunannya juga bersih, cocok untuk produksi steril dan penyimpanan biotek. Saya hanya perlu izin Anda untuk mulai renovasi sesuai standar keamanan biotek.”

Nadia mengangguk pelan. “Baik. Aku ingin semua prosedur berjalan diam-diam. Tidak boleh ada laporan publik atau jejak digital. Aku tidak mau ada pihak luar tahu bahwa kita sedang menyiapkan lini produksi mandiri.”

“Saya mengerti,” sahut Niko cepat.

Mereka masuk ke dalam lift dan naik menuju lantai tujuh. Nadia memeluk Niko karena di dalam lift itu hanya ada mereka berdua.

Niko hanya tersenyum dan mengusap punggung Nadia. Setelah pintu lift terbuka, mereka melepas pelukan dan kembali berjalan normal seperti bos dan asisten.

Setelah masuk ke dalam ruangan Nadia, Niko mengambil dokumen-dokumen untuk mengurus tempat produksi yang baru. Namun, Nadia justru mengunci pintunya dan menutup kaca ruangannya.

"Ada apa?" tanya Niko. Dia menatap Nadia yang berjalan ke arahnya.

Nadia mendorong Niko agar duduk di kursinya. "Kamu sangat pantas duduk di kursiku."

"Terus?"

"Kadang aku merasa lelah. Apa kamu mau menggantikanku memimpin perusahaan ini." Nadia menarik dasi Niko dan mendekatkan wajahnya.

Niko menelan salivanya menatap Nadia sedekat itu. Bayangan semalam terlintas lagi di benaknya. Bukan dia yang disuntik biochip tapi justru dia yang ketagihan. "Kamu percaya pada pria sepertiku?"

"Iya. Aku percaya."

Niko menekan tengkuk leher Nadia lalu mencium bibirnya. Perlahan dia mendorong pinggangnya agar duduk di pangkuannya. "Jangan terlalu percaya pada pria. Jangan berikan apapun meskipun kamu sudah sangat mencintainya," kata Niko di sela-sela ciumannya.

Nadia tak menjawabnya. Dia kembali mencium bibir itu dengan kedua tangannya yang bergerak aktif melepas dasi Niko lalu melemparnya ke lantai.

Kedua tangan Niko juga membuka kancing kemeja Nadia. Hanya setengah, cukup untuk menyentuh buah sintal yang menggodanya.

Ciumannya semakin turun dan berhenti di da da itu. Dia memainkannya dan menghisapnya yang membuat Nadia melenguh tertahan.

"Nadia, sudah lama aku membayangkan melakukannya bersama kamu di sini." Niko semakin menaikkan rok span Nadia. Lalu dia membuka celananya.

"Ternyata kamu sangat me sum."

"Aku pria normal. Setiap sentuhan kamu selalu membangkitkan gairahku." Niko sedikit mengangkat pinggang Nadia, lalu kembali memasukinya.

Nadia menutup bibirnya saat akan berteriak. Namun, sedetik kemudian dia mulai bergerak di pangkuan Niko dengan kedua tangan yang bertumpu di pundak Niko.

Niko berdesis pelan. Sesekali dia memejamkan matanya sambil me re mas keras pan tat Nadia.

Mereka semakin bergerak aktif dengan napas yang semakin memburu. Keringat sudah membasahi tubuh mereka yang hanya setengah terbuka.

Hingga suara ketukan terdengar. "Bu Nadia ada Pak Arya yang akan masuk."

Niko hanya menatap ke arah pintu. Dia tidak berniat menghentikan perminannya. Dia justru mengangkat Nadia dan mendudukkannya di atas meja.

Tapi ketukan terdengar lagi.

"Iya, sebentar. Aku masih bicara penting sama Niko," teriak Nadia dengan suara yang sedikit bergetar karena hentakan dari Niko yang semakin cepat.

Niko tersenyum menatap Nadia. "Arya, sudah mendapat balasannya."

Nadia menahan tubuhnya dengan kedua tangan di sisi meja hingga membuat bukunya terjatuh ke bawah. Namun, Niko tak menghentikan aksinya.

Niko menahan punggung Nadia dan memeluknya. Dia bisa merasakan Nadia akan sampai pada puncaknya.

"Kita keluarkan sama-sama. Kalau masih kurang, nanti malam saja kita lanjut ya," bisik Niko. Dia membungkam bibir Nadia dengan bibirnya tepat saat kedua tubuh itu bergetar bersama-sama.

"Nadia, kamu sedang apa? Aku mau serahkan surat izin produksi kamu." Terdengar suara Arya dari luar.

Niko segera melepaskan dirinya dan merapikan celananya serta kemejanya. Begitu juga dengan Nadia. Dia mengambil tisu untuk mengusap keringatnya.

"Aduh, cd dan rokku basah," kata Nadia saat duduk di kursi kebesarannya dan merasa tidak nyaman.

Niko hanya tersenyum sambil memasang dasinya. Lalu dia mengambil buku yang terjatuh dan meletakkannya lagi di atas meja.

"Nanti saja kamu bersihkan. Biar aku buka pintunya," kata Niko. Dia mengancingkan kancing kemeja Nadia lalu mengecup pipinya singkat.

Niko berjalan menuju pintu dan membukanya.

Arya menatap Niko penuh selidik. "Kenapa lama sekali? Kamu sedang apa sama Nadia."

"Kita sedang membahas proyek baru. Permisi." Niko melangkah pergi.

Arya kini berjalan mendekati Nadia. Dia berdiri di depan meja Nadia. "Ini dokumen izin produksi."

"Iya, terima kasih."

"Apa kamu akan memberikan proyek itu pada Rissa?" tanya Niko.

Nadia hanya tersenyum kecil sambil membuka dokumen itu. "Entahlah."

"Nadia, kenapa kamu sangat berkeringat?" Niko semakin mendekat dan menatap wajah lelah Nadia. "Apa yang baru saja kamu lakukan sama Niko?"

1
Ila Lee
selesai sudah kisah Niko dan Nadia orang jahat akhirnya DPT balas
Alyanceyoumee: Assalamualaikum. Thor permisi, ikut promo ya.🙏

Hai Kak, Baca juga di novel ku yang berjudul "TABIR SEORANG ISTRI"_on going, atau "PARTING SMILE"_The End, Biar lebih mudah boleh langsung klik profil ku ya, Terimakasih 🙏
total 1 replies
Ila Lee
akhirnya Nadia akan hidup lebih bahagia dengan orang yg mencintai nya selamanya selamat pengantin baru Nadia dan Niko❤️❤️❤️❤️❤️❤️
Ila Lee
ternyata bukan anak kandung pak Anas
Ila Lee
cuba lh farel siapa thu reline juga ada perasaan sama kamu cuma dulu fokus nya pada Niko
Rommy Wasini Khumaidi
kok Aku thor,kamu mungkin
Ila Lee
lanjut Thor
Ila Lee
Niko toker juga ya Nadia langsung' hamil
Ila Lee
semoga papa Niko boleh menerima Nadia sebagai menantu
Hary Nengsih
akhirnya nadia bahagia d tunggu karya baru y tour
Alyanceyoumee: Assalamualaikum. Thor permisi, ikut promo ya.🙏

Hai Kak, Baca juga di novel ku yang berjudul "TABIR SEORANG ISTRI"_on going, atau "PARTING SMILE"_The End, Biar lebih mudah boleh langsung klik profil ku ya, Terimakasih 🙏
total 1 replies
Hary Nengsih
lanjut
Yenova Kudus
up setiap hari kak ..ceritane bagus
Hary Nengsih
ternyata bukan anak kandung
Dian Rahmawati
dasar penjahat
suharlina
udah kelar ini
Rommy Wasini Khumaidi
hadir☝️masih penasaran cuma baca aja
Hary Nengsih
kejarlah ferdi 🤭
Ila Lee
betul Niki ckp biar rissa hanya DPT perusahaan tapi tidak dengan hasilnya hanya kisong😅
Ila Lee
bagus Nadia buka cawangan baru bia rissa tahu siapa lawan nya jgn lupa siasat kematian papa MU berpunca dari apa kerana di racun atau ubat terlarang masok mereka ber2 di penjara 😡 😡 😡 😡 😡 r
Ila Lee
jgn pergi dulu pak Anas balas atas apa yg Ratna dan rissa buat pada MU terus bertahan demi Nadia
Ila Lee
jauhi papa MU dari bu Ratna itu perempuan iblis bisa2 papa kamu boleh mati😡😡😡😡
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!