"Kamu mau ngapain den?"Tubuh Novi bergetar hebat melihat Jonatan Lim anak yang dulu pernah diasuhnya berada diatas tubuhnya."Aku mau makan kamu mbak!!"****
Novi Kumala ayu wanita yang sering disebut perawan tua di kampungnya terpaksa menikah dengan berondong muda yang ternyata adalah anak yang dulu pernah dia asuh saat bekerja dirumah tuan William Lim.
Novi bahkan baru sadar kalau yang dia nikahi adalah tuan muda Jonatan lim setelah mereka sah menjadi suami istri.Mereka menikah karena desakan dari warga yang mengira Novi dan Nathan akan melakukan hal yang iya-iya.
bagaimana kehidupan Novi setelah menikah?akankah Novi bahagia hidup bersama lelaki berondong yang bahkan dia dulu yang menemani tumbuh kembang lelaki itu.
kepoin ceritanya 🥰
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ibah Ibah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
6
Bulu kudukku merinding saat ibu menyuruh kami duduk diruang tamu.Aku,Rena dan juga nathan duduk di satu bangku,Rena ada di tengah antara aku dan Nathan.
Ibu menatapku dan Nathan bergantian,entah apa yang ibu fikirkan saat ini,semoga saja ibu tak mengira kalau aku dan Nathan ada hubungan istimewa.
Diantara kami Rena lah yang paling bahagia,dia dari tadi cekikikan sendiri persis mbak Kunti,menoleh ke arahku,lalu ke Nathan,Sumpah pengen lakban aja rasanya itu mulut.
"Sudah nikahkan saja Bulek"ucap Rena pada ibuku.Aku langsung melotot sambil mencubit lengan Rena.
Kurang asem banget nih ponakan satu,lama-lama beneran aku lakban aja itu mulut.
"ya Allah bisa nggak ponakan satu ini ditukar tambah?pengen tukar sama yang lebih lurus otaknya"ucap ku menyindir.
Rena langsung menghadiahiku lemparan dengan bantal di sofa.
Aku mendelik judes padanya, bisa-bisanya dia jadi minyak saat suasana panas begini.
"Sudah bercandanya ibu mau ngomong serius"ucap ibu,kami langsung diam.Tak jadi ku layangkan bantal ini ke Rena lagi.
"Nak Nathan "
"ya Bu"
"sudah sunat?"
"Uhuk uhuk uhuk"
Aku tersedak saliva ku sendiri saat mendengar pertanyaan dari ibuku, pertanyaan apa itu?kenapa harus tanya begituan?di sini kami semua perempuan kecuali Nathan,aku benar-benar malu rasanya.
"Ini dunia bener-bener udah nggak ada yang waras ya? bisa-bisanya ibu nanya sunat?maksudnya apa coba?"
"hahahaha pertanyaan yang sangat berbobot bulek,/angsung ke intinya,pusat reproduksi hahahah"ucap Rena cekikikan.Bener-bener pengen aku lempar ke Antartika si Rena.
Aku lagi-lagi mencubit lengan Rena,ngomong apa sih dia?makin nggak jelas saja ini suasana.Rasanya pengen ngilang aja dari muka bumi.Siapa tahu di planet lain bisa dapat jodoh aku,Malaikat tampan Misalnya,ye kan?
Aku menatap Nathan dia sedikit ragu untuk menjawab.
"itu anak beneran belom sunat apa ya?"batin ku sambil memandangi celananya.
Astaga!kenapa juga aku menatap itu?Kenapa aku jadi ikut-ikutan gila.
"Jangan bercanda kalian,Ibuk serius!"
Aku mendekat kearah ibuk
"buk ngapain nanya kayak gitu?"bisik ku,menurut ku itu tidak penting.
Ibu kembali menatap Nathan,Nathan terlihat ragu saat ingin bicara.
Apa memang dia belum sunat?atau dia malu karena ada dua gadis didepannya?
Nathan terlihat mendekat ke arahku.
Aku sudah siap-siap jika saja dia melakukan hal aneh lagi.Aku langsung mundur.
Aku akan smackdown dia kalau berbuat aneh-aneh lagi di depan Ibu.
"Awas saja kalau ngomong ngajak nikah lagi didepan ibu"teriak ku dalam hati sambil menatap nyalang pada Nathan.
Dia hanya tersenyum tipis, membuat hati Jamila ini beling setan melihatnya.
"Ya Tuhan! apa yang sudah terjadi dengan hatiku?melihat dia tersenyum kenapa jantung jadi dag Dig dug?masak iya sih aku naksir berondong,baru kemaren Lo kenalnya,,Ni hati kenapa sih gampang banget nyangkut dihati orang"kesal ku dalam hati.
Jantungku sudah hampir copot saat Nathan sudah ada dihadapan ku,Dia mencondongkan tubuhnya.
Aku memejamkan mata takut dengan apa yang akan dilakukan Nathan padaku.
"hahahaha mbak Novi ngarep ya dicium Nathan?"teriak Rena menertawai ku.
Aku langsung membuka mata,ternyata Nathan berjalan maju satu langkah kearah ibu yang memang ada disebelah ku.
"Anjirrr malu banget!"
teriak ku dalam hati.
Aku menatap kesal pada Nathan yang juga ikut cekikikan bersama ibu.
"Asem banget sih aku dikerjai,ngapain coba berhenti depanku?pakai nunduk segala, ujung-ujungnya maju satu langkah,ngeselin banget sih kamu Nathan!"
Aku melihat Nathan membisikkan sesuatu pada ibu,entah apa itu aku tak tahu,yang jelas saat ini aku hanya ingin berteriak dan mengomeli Nathan.
"Kamu beneran belum sunat ya?"tanyaku pada Nathan.
kami sudah berada didepan rumah,entah apa yang di bisikan Nathan pada ibu hingga ibu langsung menyudahi Interogasi diantara kami.
"Mbak penasaran?boleh lihat kog?"
Aku langsung menepuk lengan Nathan dengan keras.
Ni bocah kudu di Ruqyah kayaknya,kalau ngomong udah nyaingin Rena aja,nggak ada remnya sama sekali.
"Ngomong apa kamu hah?siapa juga yang mau lihat?"Ketus ku.
"hehehehe" Nathan nyengir,sumpah ngeselin banget mukanya.
Dia terbahak-bahak,membuat aku speechless melihatnya,tawa itu seperti tak asing.Aku seperti sering melihatnya tapi dimana?kapan?
Sekeras apapun aku berpikir tetap saja aku tak ingat.
Aku menghentakkan kakiku kesal masuk kearah rumah,,,
"siapa juga yang mau lihat burung dia?hii"aku bergidik sendiri membayangkan nya.
"Apa?"ucapku ketus pada Rena
"Jangan ketus gitu mbak nanti darah tinggi,Makin tua lho?"kekeh Rena.
"Nggak sadar kamu yang udah bikin mbak darah tinggi?gara-gara kamu teriak-teriak ibuk jadi keluar kan?"
"kog jadi nyalahin Rena sih?salahkan Nathan mbak,kan dia yang bilang mau nikah sama mbak Novi"
Nathan berjalan ke arahku memepet tubuhku
"Mbak pakai pelet apa sih? bisa-bisanya Nathan jatuh hati gitu aja sama mbak"
Ni ponakan mulai lagi deh ngeselin nya,pengen jitak aja rasanya.
"Lu ngomong emang nggak pernah disaring ya Ren?kan udah mbak bilang mbak nggak kenal dia,mbak juga baru ketemu dia kemarin,mbak hanya nawari tempat menginap,itu aja,,mbak juga nggak tahu kenapa dia sebegitu ngebetnya sama mbak,sumpah mbak nggak apa-apain dia"
Aku menatap Rena yang seakan tak percaya dengan ucapanku.
Aku menghembuskan nafas Kasar.Aku memang tak kenal dia.
"Sudahlah mbak mau istirahat,kalau kamu nggak percaya tanya aja Nurul,dia yang kemarin ikut mbak bantu bawa mereka kesini"
Aku pergi begitu saja meninggalkan Rena ke kamar.
****
Baru jam enam pagi ibu sudah teriak-teriak memanggilku
"Ada apa sih buk?pagi-pagi udah kayak ayam jago berkokok,padahal ibu betina lho?"
"ini antar makanan ke Nathan dan temannya Arka"
Kali ini aku tak akan lupa untuk memakai Bra,tak akan ku biarkan Nathan untung dua kali.
Jarak beberapa meter dari kamar kos aku melihat Nathan didepan rumah sudah rapi.Dia tersenyum menatapku.
"mulai lagi dia menggebrak abrik hatiku,kenapa itu muka ganteng pakai banget sih?"kesal ku dalam hati.
Beneran sumpah aku kesel banget sama hati Aku,kenapa harus berbunga-bunga sih lihat berondong bau kencur senyum ke arahku.
"Pagi calon istri"ucap Nathan.
Aku langsung cemberut sambil memberikan rantang dari ibu.
Aku menempelkan telapak tanganku di jidat Nathan
"nggak panas,kenapa mulai kumat lagi mulutnya?"
Nathan menepis tanganku dari jidatnya dan meletakkan tanganku di dadanya.
"Di sini mbak yang panas"
Alah malah gombal ni bocah pagi-pagi,Aku manyun dan mengibas tanganku didepan Nathan.
"Pagi-pagi nggak usah gombal kamu,itu sarapannya"ucap ku sambil begitu saja berlalu dari hadapan Nathan.Hayati tak kuat kalau lama-lama lihat tuh anak berondong.
Lama-lama disini buat jantung nggak sehat,ni jantung dari tadi pengen copot rasanya di gombalin sama Nathan.
"MBAK!"
Teriak Nathan padaku.
Aku menoleh terpaksa.
"apa?"
"Ada yang ketinggalan mbak"
Aku mengerutkan kepala kearah Nathan,Nathan mendekat,mengambil sesuatu dari arah saku bajunya.
"Mau apa lagi dia?" batin ku dalam hati
Nathan membentuk jari telunjuk dan jempolnya menjadi sebuah love
"Astaga!"
Aku meraup wajah dengan kedua tanganku,malu banget sumpah,banyak sekali warga dan penghuni kos dirumah ku yang melihat tingkah Nathan.
"Beneran gue cium ni anak lama-lama Eh?"
Nathan meraih kedua tanganku mencoba membuka wajahku.
Aku mendelik saat melihatnya senyum-senyum tanpa dosa.
"Hati aku ketinggalan mbak"ucap Nathan sambil kembali memberikan tanda love dengan jarinya.
"Sweet sweet sweet"semua orang menyoraki kami,sumpah malu sekali.Pengen ngilang sumpah!.
Aku langsung berlari menjauh dari Nathan.
"Awas aja kamu Nathan!"kesal ku dalam hati.Dia benar-benar sudah membuatku malu.Padahal aku sudah membawakan dia sarapan.