Cerita ini sekuel dari Menikahi Mafia Kejam
Sebuah malam kelam mengantarkan Devi Aldiva Brodin pada malapetaka yang merubah hidupnya seratus delapan puluh derajat. Kesalahan fatalnya yang menggoda sang atasan yang divonis impoten saat ia dalam keadaan mabuk berat. Dan pria itu adalah Ibra Ashford Frederick merupakan pria yang sudah beristri sekaligus atasannya.
Bagaimana kelanjutan ceritanya, yuk simak!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Novi Zoviza, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Lamaran Ibra
Ibra tampak rapi dengan setelan kemejanya berwarna putih. Dan tidak lupa ia memasukan kotak beludru berisi cincin ke dalam saku celananya. Ia berharap rencanannya berjalan dengan lancar malam ini.
"Daddy sangat tampan," ucap Zoey yang masih berada di apartemen Ibra sementara Zion sudah kembali ke apartemen Mommy nya beberapa menit yang lalu.
"Benarkah?," tanya Ibra berbalik menatap Zoey yang duduk di bibir tempat tidur.
"Iya. Pantas saja Kak Zion tampan, Daddy saja sangat tampan," jawab Zoey yang terus-menerus memandangi Daddy-nya.
"Baiklah, putri Daddy ini pasti ada maunya kan?. Katakan apa yang kamu inginkan?," tanya Ibra mencubit gemas hidung Zoey.
'Aku ingin Daddy sama Mommy tinggal sama-sama agar aku bisa puas main sama Daddy, tidur sama Daddy," jawab Zoey.
Ibra terharu mendengar permintaan Zoey, permintaan yang sederhana tapi untuk mewujudkannya terasa sulit karena Devi sangat sulit ia luluhkan.
"Ayo kita berjuang bersama membujuk Mommy kamu," ucap Ibra mengulurkan tangannya pada Zoey.
"Ayo Daddy," jawab Zoey menyambut uluran tangan sang Daddy dengan penuh semangat.
Kini Ibra berada di depan apartemen Devi, ia terlihat menghela nafas pendek sebelum mengetuk pintu apartemen. Ia menoleh sekilas pada Zoey yang membawa buket bunga mawar segar yang tadi sudah ia persiapkan. Putrinya itu kekeuh untuk membawa buket bunga itu padahal tubuhnya hampir hilang oleh ukuran buket bunga yang cukup besar.
Tok tok tok
"Semangat Daddy," ucap Zoey.
Ibra tersenyum tipis lalu mengacak rambut Zoey dengan lembut. Ia merasa memiliki kepercayaan diri yang lebih tinggi di dampingi sang putri untuk melamar sang pujaan hati.
"Iya sayang," jawab Ibra.
Pintu apartemen terbuka. Tampak Rahma, Mamanya Devi membukakan pintu. Ia sedikit terkejut melihat siapa yang datang. Ia mengenal Ibra, pria yang hampir setiap hari datang ke kediamannya menanyakan Devi dulunya.
"Kamu?," tanya Rahma.
"Selamat Malam Tante, bisa bertemu Devi?," tanya Ibra.
"Tidak ada," jawab Rahma.
"Nenek jangan bohong. Mommy ada kok," ucap Zoey menatap tidak suka pada Neneknya yang berbohong. Ia diajarkan sang Mommy untuk tidak berbohong.
"Zoey?. Kamu ngapain sama pria ini?," tanya Rahma yang terkejut sang cucu datang bersama Ibra dengan membawa buket bunga.
"Ini Daddy aku Nenek, bukan pria ini," jawab Zoey terdengar sedikit tidak suka dengan perkataan Neneknya.
"Daddy ayo masuk!," Zoey menarik tangan Ibra untuk masuk dan dengan terpaksa Rahma membukakan daun pintu lebar-lebar.
Rahma menggeleng kecil melihat kelakuan cucunya. Entah darimana Zoey tahu kalau pria itu adalah Daddy-nya. Atau jangan-jangan Devi sudah mempertemukan mereka?.
"Daddy duduk di sini dulu ya. Aku akan memanggilkan Mommy," ucap Zoey meletakkan buket yang ia bawa tadi disebelah Ibra lalu segara masuk ke sebuah kamar yang merupakan kamar Mommy nya.
Sementara itu Ibra duduk di sofa dengan kedua tangan saling bertaut. Semoga saja malam ini ia bisa meluluhkan hati Devi. Ia sangat berharap bisa hidup bersama dengan kedua anak-anaknya dan juga Devi.
"Silahkan di minum," Rahma, Mamanya Devi meletakkan teh hangat diatas meja.
Ibra mengangkat kepalanya lalu mengangguk kecil."Terimakasih Tante," jawab Ibra.
"Iya," jawab Rahma ikut duduk di depan Ibra.
"Daddy sudah datang?," tanya Zion yang baru saja keluar dari kamarnya langsung menghampiri Ibra. Ia langsung memeluk Ibra mengabaikan tatapan Rahma yang tampak terkejut dengan kedekatan keduanya.
"Sudah sayang. Kamu sudah gunakan laptopnya?," tanya Ibra.
Zion mengangguk kecil."Sudah. Laptopnya keren banget Daddy," jawab Zion tersenyum lebar pada Ibra.
Pintu kamar Devi terbuka, tampak Zoey dan Devi keluar dari kamar itu. Devi tidak menyangka kalau Ibra akan senekat ini datang ke apartemennya.
"Duduk dulu Devi, Mama akan panggilkan Papa kamu dulu," ucap Rahma berdiri dari duduknya lalu melangkah meninggalkan ruang tamu.
Devi segara duduk diikuti Zoey yang duduk di dekat Ibra. Ia menatap Ibra yang tengah memperhatikannya. Jujur ia sedikit gugup dengan tatapan Ibra saat ini.
Devi tersentak saat mendengar deheman dari Papanya. Ia segara berdiri dan mempersilahkan Papanya untuk duduk. Ia pikir Ibra sekedar bercanda saja.
"Ada apa kau datang ke sini?," tanya Surya dengan tatapan dinginnya pada Ibra.
"Kakek jangan galak-galak sama Daddy," Zoey tampak tidak suka dengan tatapan Kakeknya pada Daddy nya.
Surya sudah tidak kaget lagi kalau kedua cucunya memanggil Ibra dengan sebutan Daddy. Ia sendiri sudah mendengar percakapan kedua cucunya semalam.
"Rahma, bawa mereka ke belakang!," ucap Surya pada sang istri menunjuk kedua cucunya dengan dagunya.
Rahma mengangguk patuh lalu mengajak kedua cucunya ke belakang. Ia yakin sekali akan ada perdebatan setelah ini.
Sementara itu Ibra tidak bisa mencegah kedua orang tua Devi untuk membawa kedua anaknya ke belakang."Aku datang ke sini untuk melamar Devi, Om," jawab Ibra dengan lantang.
Mendengar pernyataan Ibra, Devi memejamkan kedua matanya. Ia yakin Papanya pasti akan menolak Ibra.
"Besar juga nyalimu, hum?. Setelah sekian lama baru datang untuk melamar anak saya. Sampai kedua cucu saya sudah berusia lima tahun?," ucap Surya.
"Maaf sebelumnya Om. Bukan kah selama ini aku sering datang ke rumah menanyakan Devi?. Aku mencarinya selama ini namun tidak kunjung bertemu," jawab Ibra.
"Alasan," ucap Surya.
"Aku tidak beralasan Om. Andai Om tidak meminta teman Om untuk mengganti identitas Devi sejak awal aku sudah menemukannya," jawab Ibra telak. Ia baru tahu kalau Papa Devi lah dalang dari semuanya kenapa ia sulit menemukan Devi.
"Aku hanya ingin bertanggungjawab, tapi kalian mengelak," sambung Ibra.
"Saya tidak akan memberikan anak saya pada kamu yang jelas-jelas sudah beristri," jawab Surya.
"Itu dulu, tidak dengan sekarang," ucap Ibra.
"Pa. Sudah," ucap Devi.
"Devi kamu...
"Aku yang salah di sini Pa. Dia tidak salah, aku yang memulai semuanya. Dan aku juga yang memutuskan untuk pergi. Karena saat itu keadaan nya sangat rumit," sela Devi.
"Pa... biarkan aku yang mengambil keputusan disini karena yang akan menjalani semuanya adalah aku," sambung Devi.
Surya tampak menghela nafas beratnya. Ia menggeleng kecil pada Devi. Semoga saja anaknya ini mengambil keputusan yang tepat.
"Silahkan bicara!," ucap Surya berdiri dari duduknya meninggalkan Devi dan Ibra berdua.
***
'Pak anda benar benar nekat," ucap Devi.
Ibra mengedikan bahunya keatas." Ini semua demi Zoey dan Zion. Aku tidak mau dia kehilangan figur ayah," jawab Ibra.
"Aku rasa bukan karena mereka saja tapi karena keinginanmu sendiri Pak," ucap Devi.
"Itu kamu tahu," jawab Ibra.
Ibra merogoh kantong celananya mengeluarkan kotak beludru dan membukanya."Will you marry me?," ucap Ibra.
Deg
Devi menelan salivanya dengan pelan. Tidak pernah terpikirkan oleh nya hari ini akan datang. Ibra melamarnya tapi entah kenapa ia masih merasa ragu pada Ibra.
"Pikirkan anak-anak Devi. Jangan egois, mereka butuh figur ayah," ucap Ibra.
"Aku...
...****************...
lebih tegas Daddy mu kamu Weh Weh no good 👎👎👎👎