NovelToon NovelToon
Pelukan Yang Tertunda Delapan Tahun

Pelukan Yang Tertunda Delapan Tahun

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / CEO / Diam-Diam Cinta / Cinta pada Pandangan Pertama / Romansa
Popularitas:18.6k
Nilai: 5
Nama Author: linda huang

Cherry Yang, yang dipaksa mendonor darah sejak kecil untuk adik tirinya, setelah dewasa ginjalnya diambil paksa demi menyelamatkan sang adik.
Di malam itu, ia diselamatkan oleh Wilber Huo—pria yang telah mencarinya selama delapan tahun.

Kehidupan Cherry berubah drastis setelah pertemuan itu. Ia bahkan terpaksa menikah dengan Wilber Huo. Namun, tanpa Cherry sadari, Wilber menikahinya dengan alasan tertentu.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon linda huang, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 21

"Kalau memang mamaku yang melakukannya, aku ingin menuntutnya. Selain itu, aku juga ingin menuntut keadilan untuk aku sendiri," jawab Cherry dengan suara bergetar, namun matanya penuh tekad.

Wilber mengelus kepala istrinya, berusaha menenangkan gejolak hatinya. "Serahkan padaku, aku akan mengurusnya. Mari kita pulang dulu. Roby akan menjaga di sini," katanya lembut.

Cherry menggeleng dengan cepat, air mata kembali menetes. "Tidak, aku masih mau menemani papaku. Sudah sepuluh tahun aku tidak bertemu papa. Biarkan aku di sini," ucapnya, suaranya parau, tatapannya tak lepas dari pintu kamar tempat ayahnya dirawat.

Wilber menarik napas panjang, menahan keinginannya untuk memaksa. Ia tahu betapa berat beban yang ditanggung istrinya. "Baiklah," akhirnya ia mengalah, "Tapi malam kau harus pulang istirahat. Malam aku akan mengutuskan anggota di sini untuk berjaga!"

Cherry menatap Wilber dengan mata yang memerah karena tangis. Perlahan ia mengangguk. "Iya," jawabnya lirih.

Tidak lama kemudian Cherry dan Wilber masuk ke kamar tempat ayahnya dirawat. Bau obat-obatan menyengat begitu pintu terbuka, cahaya lampu putih menerangi sosok pria paruh baya yang terbaring lemah di ranjang.

Cherry melangkah pelan, seolah takut menyakiti ayahnya yang terbaring tak berdaya. Tangannya gemetar saat ia meraih tangan ayahnya yang dingin dan kurus. Air matanya jatuh menetes di punggung tangan itu. Ia melihat wajah ayahnya yang pucat, kulitnya cekung, dan tubuhnya jauh berbeda dari yang ia ingat sepuluh tahun lalu.

"Pa... maaf, aku tidak berguna," suaranya pecah dalam tangis. "Selama ini aku tidak bisa menyelamatkanmu. Malah membuat papa menderita."

Wilber berdiri di samping ranjang, tangannya menepuk pundak istrinya dengan lembut, memberikan kekuatan. "Jangan sedih, papamu akan selamat," katanya dengan suara mantap, meski hatinya sendiri ikut perih melihat keadaan mertuanya.

Cherry menyeka air matanya dengan punggung tangan, namun sesenggukan tetap terdengar. Ia menatap wajah ayahnya yang diam tanpa ekspresi, lalu berbisik dengan getir, "Mereka telah membuatnya koma selama sepuluh tahun. Bagaimana bisa mereka bersikap sekejam itu terhadap papaku, yang tidak pernah menyinggung mereka sama sekali..."

Wilber tak berkata-kata lagi. Ia menarik kursi dan memapah istrinya untuk duduk di sampingnya. Mereka berdua duduk di sisi ranjang, tangan Cherry tetap menggenggam erat tangan ayahnya seakan tak mau dilepaskan, sementara Wilber berdiri mendampinginya, memberi kehangatan di tengah rasa kehilangan yang begitu dalam.

***

Keesokan harinya

Dokter duduk di hadapan mereka dengan wajah serius. Ia menaruh berkas hasil pemeriksaan di meja, lalu menatap Wilber dan Cherry bergantian.

"Dari hasil uji toksikologi, kami menemukan jejak zat yang tidak wajar di dalam tubuh Tuan Charles," ucap dokter perlahan.

Cherry menegang, jari-jarinya meremas tangan Wilber. "Zat? Dokter, apa maksud Anda?" tanyanya dengan suara bergetar.

Dokter menghela napas. "Racun. Lebih tepatnya, senyawa mirip barbiturat. Zat ini biasanya digunakan dalam dunia medis sebagai obat penenang dosis tinggi. Tetapi… jika dimasukkan lewat infus secara berkala, racun itu tidak langsung membunuh. Sebaliknya, ia menekan sistem saraf pusat perlahan-lahan, membuat pasien kehilangan kesadaran dan jatuh koma."

Cherry menutup mulutnya, tubuhnya bergetar hebat. "Jadi… Papa koma selama sepuluh tahun karena seseorang sengaja memberinya racun itu… lewat infus?"

Dokter mengangguk pelan. "Benar. Cara ini licik sekali. Cairan infus seharusnya membantu memulihkan pasien, tapi justru dipakai sebagai jalan untuk menyuntikkan racun. Karena dosisnya tidak sekaligus besar, tubuh tidak langsung menolak, melainkan perlahan tenggelam dalam kondisi koma yang panjang. Itulah kenapa beliau masih hidup… tapi tidak sadar."

"Yang bisa melakukan itu, apakah hanya orang yang mengerti tentang medis?" tanya Wilber.

"Bukan seorang medis juga bisa melakukannya, dia hanya perlu menyuntik lewat infus. Dan pasien akan koma," jawab Dokter.

Beberapa saat kemudian.

Wilber berdiri di lobby rumah sakit bersama Roby. Lobby itu sepi menjelang malam, hanya ada beberapa keluarga pasien yang duduk di kursi tunggu, sementara suara langkah petugas medis sesekali terdengar melewati lantai marmer yang dingin.

Roby mendekat dengan wajah serius, menundukkan sedikit tubuhnya sebelum berbisik.

"Tuan, hasil penyelidikan sudah didapat. Dokter dan suster yang dulu mengawasi Tuan Yang sudah tidak lagi bekerja di rumah sakit itu. Mereka dipindahkan, ada yang pulang ke kampung halaman masing-masing. Anak buah kita sudah memiliki alamat mereka. Tidak lama lagi kita bisa menemukan mereka."

Wilber menatap lurus ke depan, wajahnya dingin. "Ingat, Roby… jangan heboh. Lakukan semuanya diam-diam. Tetap awasi gerak-gerik keluarga Chen. Roman Chen, Rosa Fang, Celia Chen, Mike Lu… tidak ada satu pun yang boleh lolos. Terutama Celia Chen." Suaranya menurun, penuh tekanan. "Dalam tubuhnya mengalir darah Cherry… dan ginjal."

Roby menelan ludah, lalu mengangguk. "Tuan, apakah kita akan langsung menyerahkan mereka kepada polisi?"

Wilber menggeleng pelan, matanya berkilat tajam. "Iya, mereka akan berurusan dengan hukum. Tapi sebelum itu…" Ia mengepalkan tangannya dengan gerakan lambat. "Aku sendiri yang akan membalas semua perbuatan mereka terhadap Cherry. Dia sudah menjadi korban selama sepuluh tahun. Sekarang giliran mereka yang menerima balasannya."

Roby menunduk hormat. "Saya mengerti, Tuan. Perintah Anda akan segera dijalankan."

1
⧗⃟ᷢʷ §𝆺𝅥⃝©⍣⃝𝖕𝖎ᵖᵘ ⍣⃝🦉ꪻ꛰͜⃟ዛ༉
akhirnya kesalahpahaman terselesaikan juga😘🥳
Bu Kus
bagus hantam biar lupa ingatan sekalian
Asma Khaidir
lanjurkan
Asma Khaidir
lanjutkan
Reni Anjarwani
lanjut thor
⧗⃟ᷢʷ §𝆺𝅥⃝©⍣⃝𝖕𝖎ᵖᵘ ⍣⃝🦉ꪻ꛰͜⃟ዛ༉
wow👏👏👏
partini
good job Cherry👍👍👍👍👍
Marisa Chikita Raya
good jobs Cherry Jng mau kalah dengan karyawan senior jd lh wanita yg tangguh kuat semangat Cherry
Isnanun
lanjut thor
Reni Anjarwani
lanjut thor doubel up
partini
hemmmm wil ko bisa ga tau istrimu pulang ,,kata di jaga harusnya kan ad ayg lapor malah bilang di rumah sakit
Reni Anjarwani
lanjutt
Isnanun
laaasnjuuut
partini
good lah miskomunikasi
Reni Anjarwani
lanjut thor doubel up thor
partini
hemmm kasar ya curiga istrinya
Isnanun
lanjut thor
Reni Anjarwani
lanjut thor doubel up thor
Isnanun
balas dendam yg bagus rasakan kalian dan nikmati lah
merry
mntap x si wilber nie lngsng ngelakuin ddpn mata para bjingnn tp itu gk sebanding dgn penderitaan cery selm 10 thn dan penderitaan ppy yg sngja dibikin koma 10 thn,, klo mrk koit dgn cpt gk adil kykyy
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!