NovelToon NovelToon
Secercah Kasih Dari Timor

Secercah Kasih Dari Timor

Status: sedang berlangsung
Genre:Nikahmuda / Cinta pada Pandangan Pertama / Cinta Seiring Waktu / Enemy to Lovers
Popularitas:8.9k
Nilai: 5
Nama Author: Bojone_Batman

Dulu Renes berkenalan sejak masih kecil bahkan saat Valia melaksanakan pendidikan, renes selalu ada. Tapi sayang saat akan bertunangan, Valia kabur memilih menjadi istri senior yang notabene adalah duda satu anak. Luka hati tersebut membuatnya sulit menerima hadirnya wanita lain di dalam hidupnya.


Namun di waktu berganti, siapa yang menyangka Tuhan mengirimkan gadis pecicilan, kekanakan, ceroboh dan keras kepala hingga kecerobohan gadis itu membuat Renes harus bertanggung jawab dan menikahi gadis tersebut, gadis yang juga adalah adik dari suami mantan kekasihnya.

Belum cukup dengan itu, sulitnya mengatakan cinta membuat sahabatnya Aria, masuk ke tengah hubungan mereka dan membuat Renes meradang. Apakah sebenarnya Renes mencintai gadis itu.

Saat bunga rasa mulai bermekaran, ujian cinta datang. Kehilangan kekasih hati membuat guncangan batin yang hebat pada diri Renes, hingga Tuhan kembali mengirim satu cinta yang sebenarnya ia pendam dalam diamnya sejak lama.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Bojone_Batman, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

26. Ada dia lagi.

Bang Renes menoleh pada istrinya, lalu kembali menatap Bang Hara. "Serius kamu? Kok bisa?" tanyanya seperti tidak percaya.

Bang Hara mengangguk. "Ya, serius. Saya nggak mau lagi ada kata pacaran. Rencananya, setelah saya pindah tugas ke sini, kami akan menikah."

Suasana di ruangan itu mendadak hening. Bang David, yang tadinya emosi, kini hanya bisa melongo. Papa Hananto masih sibuk dengan ponselnya, seolah tidak terlalu tertarik dengan percakapan itu.

Fia akhirnya bersuara, "Kok Tata nggak cerita apa-apa sih sama Fia? Aneh banget."

"Kamu tau sendiri, Tata memang orang nya nggak banyak mengumbar apapun." jawab Bang Hara, berusaha mencairkan suasana.

Bang Renes menepuk bahu Bang Hara. "Yo wes. Selamat ya, Bro. Akhirnya kamu menemukan tambatan hati juga. Nggak nyangka sama Tata."

"Iya, terima kasih. Do'akan lancar ya," sahut Bang Hara.

Bang David akhirnya ikut nimbrung, "Wah, selamat ya, Hara. Semoga langgeng deh. Tapi, kok bisa sih sama Tata? Sahabat adik ku sendiri."

"Jodoh itu memang misteri, Vid." Ujar Papa Hananto, tanpa mengalihkan pandangannya dari ponsel.

Bang Renes mengusap kepala Fia. "Sudah, nggak usah dipikirin. Yang penting, kamu jaga kesehatan ya. Jangan sampai kejadian seperti kemarin terulang lagi. Abang nyeri lihatnya."

Fia mengangguk, lalu memeluk lengan suaminya. Bang David hanya bisa menggeleng-gelengkan kepala melihat kemesraan mereka. Namun kini. Bang Hara menunduk dan mulai menjaga pandangan.

Papa Hara tersenyum tipis menghargai usaha Bang Hara dalam situasi seperti ini.

***

Pagi harinya, Fia diperbolehkan pulang dari rumah sakit. Bang Renes dengan sigap membantunya masuk ke dalam mobil. Bang David dan Papa Hananto mengikuti dari belakang. Bang Hara sudah pamit lebih dulu, karena ada proses amelden yang harus diselesaikan.

Di dalam mobil, Fia tidak berhenti mengomel tentang Tata. "Kenapa sih dia nggak cerita sama Fia? Padahal kan Fia sahabatnya. Apa dia nggak percaya sama Fia?"

Bang Renes mencoba menenangkan istrinya. "Mungkin dia punya alasan sendiri. Jangan langsung berpikiran negatif gitu donk, sayang."

"Tapi kan aneh, Bang. Fia merasa dikhianati," ujar Fia, dengan nada sedih.

Bang David yang duduk di depan, menoleh ke belakang. "Sudahlah, Fi. Mungkin Tata mau kasih kejutan. Nanti kalau sudah ketemu, kamu bisa tanya langsung ke dia."

"Iya, nanti Fia telefon dia, kalau Tata nggak jujur, Fia nggak akan mau bicara sama Tata lagi." jawab Fia, dengan nada lesu namun setengah mengancam.

"Anak Abang jangan di jadikan preman to, dek." Kata Bang Renes.

...

Sesampainya di rumah, Fia langsung merebahkan diri di tempat tidur. Ia merasa lelah dan sedikit pusing. Bang Renes menyelimutinya dengan lembut, lalu mengecup keningnya.

"Kamu istirahat ya. Abang mau buatkan teh hangat untuk kamu," kata Bang Renes.

Fia mengangguk, lalu memejamkan matanya. Ia mencoba untuk tidak memikirkan Tata, tapi tetap saja rasa penasaran dan sedikit kecewa menghantuinya.

Saat Bang Renes sedang membuat teh di dapur, tiba-tiba ponsel Fia berdering. Tertera nama "Tata" di layar. Dengan ragu-ragu, Fia mengangkatnya.

"Halo, Ta?" sapa Fia.

"Fia? Ya ampun, aku kaget banget dengar kabar dari Bang Hara. Kamu kenapa bisa masuk rumah sakit?" tanya Tata, dengan nada khawatir.

"Nggak apa-apa kok, cuma kecapekan aja. Tapi, kenapa kamu nggak cerita apa-apa sih tentang kamu sama Bang Hara?" tanya Fia, langsung pada inti masalahnya.

Terdengar suara helaan nafas dari seberang sana. "Aku minta maaf ya, Fi. Aku sebenarnya mau cerita, tapi aku takut kamu nggak setuju. Kamu kan pernah dekat banget sama Bang Hara sampai di lamarnya. Aku takut kamu jadi nggak enak juga sama dia."

"Maksud kamu?" tanya Fia, bingung.

"Iya, aku takut kamu jadi merasa sedih karena aku pacaran sama orang yang pernah dekat sama kamu. Aku nggak mau merusak hubungan persahabatan kita." jelas Tata.

Fia terdiam sejenak. Ia baru menyadari, ternyata Tata punya kekhawatiran sesuai dugaannya.

"Tata, kamu nggak perlu khawatir. Aku senang kok kalau kamu bahagia sama Bang Hara. Aku cuma kaget aja, kenapa kamu nggak cerita sama aku dari awal," ujar Fia, akhirnya mengerti.

"Terima kasih ya, Fi, sudah mau mengerti. Aku janji, besok kalau aku ke Timor, kita akan ngobrol panjang lebar," kata Tata, dengan nada lega.

"Oke deh. Aku tunggu ya," jawab Fia, tersenyum.

Setelah menutup telefon, Fia merasa jauh lebih baik. Ia sudah tidak merasa marah atau kecewa lagi pada Tata. Ia justru merasa senang, karena sahabatnya itu akhirnya menemukan kebahagiaan.

Bang Renes datang membawa secangkir teh hangat. "Ini.. diminum dulu, sayang." katanya, sambil menyerahkan cangkir itu pada Fia.

Fia menerima cangkir itu, lalu tersenyum pada suaminya. "Terima kasih Abang. Fia sayang banget sama Abang."

Bang Renes membalas senyuman istrinya, lalu mengecup keningnya. "Abang juga, sayangnya banget benget bangeeett sama kamu. Sekarang, istirahat ya. Jangan pikir apa-apa lagi."

Fia mengangguk, lalu meminum tehnya dengan perlahan. Ia merasa tenang dan damai di samping suaminya. Ia tau, apapun yang terjadi, mereka akan selalu bersama.

Fia merasa tenang dan damai di samping suaminya. Ia tahu, apapun yang terjadi, mereka akan selalu bersama. Namun, ketenangan itu tidak berlangsung lama. Tiba-tiba, terdengar suara keributan dari luar rumah.

"Ada apa itu?" tanya Fia, kaget. "Coba Abang lihat..!!"

Bang Renes mengerutkan keningnya. "Sebentar, Abang lihat dulu," jawabnya, lalu beranjak dari tempat tidur.

Ia membuka pintu dan keluar rumah. Fia penasaran, ia bangkit perlahan lalu mengikutinya dari belakang.

Di halaman rumah, terlihat Papa Hananto dan Bang David sedang berdebat dengan seorang wanita yang tidak asing lagi bagi Fia. Wanita itu adalah Dira, saudara Laras. Beberapa tahun silam Bang Renes sempat terlibat masalah dengannya juga.

"Dira? Kenapa Dira bisa ada di sini?" gumam Fia, bingung.

"Saya hanya ingin bertemu dengan Fia, Pak Hananto. Saya ingin meminta maaf atas semua yang terjadi." kata Dira, dengan nada memelas.

"Kamu tidak perlu meminta maaf pada Fia. Kamu sudah cukup membuat masalah di keluarga ini," jawab Papa Hananto, dengan nada ketus.

"Tapi, Pak... Saya benar-benar menyesal. Saya tidak tahu kalau Saras akan melakukan hal itu." ujar Dira, dengan air mata yang mulai membasahi pipinya.

Bang David menimpali, "Sudahlah, Dira. Kamu tidak perlu berakting di depan kami. Kami sudah tahu semua kebusukan keluarga itu dan kamu pasti kembali untuk membantu mereka lagi."

Fia merasa iba melihat Dira yang tampak putus asa dan terpojok. Ia menghampiri mereka dan berkata, "Sudah, Pa, Bang. Biarkan Dira bicara."

Papa Hananto dan Bang David menoleh pada Fia, dengan tatapan tidak setuju. Namun, Fia tidak menghiraukan mereka. Ia mendekati Dira dan bertanya, "Ada apa, Dira? Kenapa tiba-tiba kamu datang ke sini?"

Dira terisak, lalu menjawab, "Saya sudah bebas dari tuntutan, Fia. Polisi sudah menemukan bukti bahwa saya tidak bersalah. Saya diperalat oleh Saras."

.

.

.

.

1
dyah EkaPratiwi
semangat pak mil
dyah EkaPratiwi
Alhamdulillah
Maysuri
pasti si utuh ngerjain bapaknya 🤣🤣🤣
cipa
🤣🤣🤣
bagus detun, kerjain ayahmu biar gak emosian terus, bang Renes mabok sekalian ngidam disusul bang David jg kebobolan 😂😂😂
cipa
wkwkwkwk
awas tumbuh benih² sayang eh cinta 😂😂😂
Ros Miati
seperti biasa bagus banget
Ros Miati
ya Allah akhirnya bisa baca karya mbaknara lagi semangat thooor 😘😘😘😘
Sri I
kerennnnnn euyyyyy... nggak pernah gagal cerita nya
dyah EkaPratiwi
sat set nie bang hara
cipa
ayo kak buat bang David cpt nikah jg biar ngrasain pengantin baru dan bawelnya istri ngidam 😄
dyah EkaPratiwi
hahaha sabar bang renes
Lendra malayu
iya pah,, readers jg pengen tau nih /Joyful//Joyful/
dyah EkaPratiwi
hahaha ayoo jelaskan papa ren
cipa
dasar temen kompor 🤣🤣🤣🤣
Maysuri
klw damai kan enak liatnya,lanjut thor.....
dyah EkaPratiwi
Alhamdulillah bahagia selalu
Jero Rina
jangan lama lama kak nara
Jero Rina: sudah candu kali baca semua cerita kak nara
total 1 replies
Ella
bahagia sll Bang Renes😘
Maysuri
y allah.....sekali celup langsung tekdung aj,top cer bener bang ren....🤣🤣
Septi Astuti
/Facepalm//Facepalm/
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!