NovelToon NovelToon
Istri Kontrak Sang Anak Haram

Istri Kontrak Sang Anak Haram

Status: sedang berlangsung
Genre:Nikah Kontrak / Pernikahan Kilat / Percintaan Konglomerat
Popularitas:4.8k
Nilai: 5
Nama Author: NABABY

Kiara terpaksa menikahi Orion karena satu tujuan yaitu untuk balas dendam. Dirinya merasa dipermainkan oleh Leonard Arven Hadinata, anak sulung sebuah keluarga konglomerat Hadinata. Kiara dan Leo sudah menjalin hubungan cukup lama dan dijanjikan akan dinikahi suatu hari nanti. Namun sang pria justru menghilang tanpa satu alasan. Kiara hingga merasa sedih dan kecewa.

Kiara melakukan sebuah pernikahan kontrak dengan Orion Alaric Hadinata, sang putra tidak sah alias anak haram Hadinata. Dari Aditya Pramana Hadinata, sang kepala keluarga dengan seorang wanita yang tak diketahui siapapun. Sekaligus adik tiri dari sang putra sah yaitu Leonard.

Orion menyetujui pernikahan itu karena ia juga ingin menghancurkan keluarga yang selama ini merawatnya dari kecil. Juga untuk mencari tau dimana keberadaan ibu kandungnya sekarang.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon NABABY, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Pertemuan Paksa

Malam telah datang. Jalanan ibukota kembali padat karena jam pulang kerja. Begitu juga Leo, mengemudi menuju sebuah restoran yang merupakan milik keluarga Wijaya sepulang kerja.

Hari ini dia harus bertemu dengan Arleta untuk membicarakan tentang perjodohan mereka. Arleta menghubungi Leo pagi tadi. Dengan nada kesal, dia berteriak pada Leo di telfon agar pria itu menemui dirinya. Dan disinilah dia sekarang, duduk disalah satu meja yang sudah terpesan atas nama Arleta.

Lampu kristal di langit-langit restoran mewah itu berkilau temaram, memantul di meja panjang kaca. Hanya ada dua kursi yang berhadapan, dengan suasana mewah. Dan disanalah Leo duduk dengan wajah bosan, memainkan gelas anggur yang bahkan tak diminumnya.

Pintu restoran terbuka, seorang wanita melangkah masuk dengan elegan. Gaun hitam dan dibalut dengan blazer dengan warna senada membalut tubuhnya pas. Rambutnya terurai bergelombang. Ya, Arleta sudah datang.

Leo mendesah pelan begitu melihatnya. “Ternyata benar. Hanya kita berdua.”

Arleta menarik kursi, lalu duduk dengan tenang tanpa menatap Leo terlalu lama.

“Kau seperti tidak tau orang tua kita saja.”

Leo menegakkan tubuhnya, menatapnya dengan sinis. “Aku yakin kau sudah tahu untuk apa kita bertemu malam ini.” Leo menatap Arleta biasa.

Pelayan datang, meletakkan segelas minuman untuk Arleta, lalu pergi. Hening kembali menyelimuti.

Arleta menghela napas sebelum berkata, suaranya tenang tapi tegas.

"Ternyata kau tumbuh jadi pria yang tampan ya. Aku jadi penasaran dengan Orion sekarang. Kudengar dia sudah menikah ya?" Arleta memulai pembicaraan.

Leo tersenyum sinis. Anggur yang sedari tadi dimainkannya kini ia teguk. Ekspresinya terlihat sangat puas dengan anggur yang baru diminumnya tersebut.

"Apa kau merindukannya?" Leo tak langsung menjawab pertanyaan Arleta.

"Apa kau masih membully dia?"

Kedua mata mereka bertemu. Tatapan yang sama. keduanya tak mau menjawab pertanyaan satu sama lain.

"Ternyata kau masih menyebalkan seperti saat kau masih kecil." Arleta menyandarkan tubuhnya lalu meneguk minuman yang sudah disipkan pelayan tadi.

"Aku tidak ingin membahas dia disini." Jawab Orion datar.

"Baiklah. Langsung keintinya saja. Aku menolak perjodohan ini Leo."

"Kau pikir aku menyetujui perjodohan ini? Tidak Arleta."

Keduanya saling menjelaskan dengan to the point. Arleta tersenyum. Tanpa berlama-lama, Arleta mengambil tasnya lalu berdiri.

"Baiklah. Buat perjodohan ini gagal. Aku sangat tidak suka dengan pria yang sombong sepertimu." Arleta beranjak pergi.

Leo tak menjawab. Dia menghabiskan sisa anggur yang masih ada dalam gelasnya. Setelah tegukan terakhir, Leo tersenyum. Dia pikir pertemuannya dengan Arleta akan panjang. Tapi dia suka dengan pertemuan yang singkat seperti sekarang. Dia tidak perlu berlama-lama bicara soal pernikahan yang bahkan tidak pernah dia kehendaki.

......................

Malam itu, setelah bertemu dengan Leo, Arleta tak langsung pulang kerumah. Dia meminta supirnya untuk membawanya kesebuah alamat yang ia dapat dadi bawahannya.

Mobil hitam berhenti di seberang jalan. Didalamnya terdapat Arleta menatap salah satu rumah yang ada di area perumahan itu. Dan, yang tak lain adalah rumah milik Orion dengan istrinya, Kiara. Lampu teras menyala lembut, seolah menyambut siapa saja yang datang.

"Kau yakin ini rumahnya?" Tanya Arleta

"Iya nona. Sesuai alamat yang anda beri, ini adalah tempatnya." Jawab sopir Arleta.

Arleta tidak segera turun. Ia hanya duduk diam mengamati. Pandangannya tajam namun terselip kehangatan samar. Setelah beberapa menit menunggu, suara mesin mobil lain terdengar. Sebuah mobil berhenti tepat di depan rumah itu.

Orion keluar lebih dulu, membuka bagasi, lalu Kiara menyusul sambil tertawa kecil. Mereka menurunkan beberapa kantong belanjaan, tampak akrab dan ringan. Seolah dunia hanya milik mereka berdua.

Arleta memperhatikan dalam hening. Tatapannya melembut saat melihat senyum Orion, meski dalam hatinya ada rasa getir yang sulit diungkapkan. Sudut bibirnya terangkat tipis, hampir seperti senyum nostalgia.

“Sudah cukup. Ayo kita pulang.” Gumamnya pelan.

"Baik nona." Sang sopir langsung menyalakan mesin mobil. Dengan pelan, mobil itu menjauh daei area depan rumah Orion.

"Setidaknya dia punya kehidupan yang baik sekarang." Ucap Arleta dalam hati.

Mobil itu melaju pelan meninggalkan jalanan sepi, membawa pergi Arleta bersama senyum samar yang menyembunyikan banyak rahasia.

......................

“Taruh sayuran di laci bawah, ya. Yang daging simpan di freezer,” ujar Kiara sambil membuka kulkas. Ia menggeser beberapa wadah untuk memberi ruang pada bahan makanan yang baru saja mereka beli dari supermarket tadi.

Orion mengangkat satu kantong penuh sayuran, sedikit canggung.

“Kalau aku salah taruh, kau marah nggak?” Goda Orion

Kiara menoleh, tersenyum geli. “Tidak. Tapi kalau tomat bercampur sama ikan asin, itu baru masalah besar.”

Orion terkekeh, meletakkan kantong plastik itu dengan hati-hati.

“Baiklah, Nyonya Guru. Aku murid yang patuh.”

Kiara tertawa kecil, lalu menaruh beberapa bumbu di rak samping.

“Besok aku mau ajari kau cara masak sup ayam. Sesuai permintaanmu. Bagaimana rekan?"

“Besok? Bukankah itu akhir pekan? Biasanya kau membiarkanku tidur sampai siang.” Orion mengangkat alis, merasa kursus yang dia minta sendiri datang terlalu cepat.

Kiara menutup kulkas, menatapnya dengan tatapan penuh tekad.

“Besok kau harus bangun lebih awal. Jam setengah tujuh kita mulai. Jangan pakai alasan malas. Kau tau kan kedaiku jika akhir pekan banyak pelanggan yang datang.”

Orion menghela napas panjang. Padahal dia bangun saat akhir pekan selalu sekitar jam sembilan. Tapi besok dia harus bangun lebih awal.

“Jam setengah tujuh di hari libur? Kau benar-benar kejam Kiara. Kau bilang kita rekan, tapi sekarang kau bertindak semena-mena pada rekanmu ini.” Orion berakting tersakiti karena harus bangun lebih pagi.

“Itu tidak kejam Orion. Untuk kursus memasak, aku bukan rekanmu. Melainkan gurumu. Paham?” Kiara terlihat begitu tegas.

“Aku sedang menyelamatkanmu. Bayangkan, suatu hari kau sendirian, lapar, lalu tidak bisa masak apa pun. Kau akan berterima kasih padaku nanti. Hahaha!”Kiara tertawa begitu bangga.

Melihat tingkah Kiara yang menggemaskan, Orion menatapnya beberapa detik, lalu tersenyum tipis.

“Kalau begitu… baiklah. Aku akan bangun jam setengah tujuh. Tapi jika kau membangunkanku. Aku rasa aku tidak akan bangun jika tidak dibangunkan istriku. Hahaha!” Kali ini Leo membalas dengan nada tawa yang sama seperti Kiara.

Kiara terdiam sepersekian detik, pipinya memanas, tapi ia cepat-cepat berdehem dan mengalihkan wajah. “Baiklah. Jangan menyesal.”

Orion hanya tersenyum, menikmati momen ringan itu. Meski ini hanya pernikahan kontrak, dia benar-benar tak menyangka akan terasa menyenangkan seperti ini. Orion merasa beruntung bisa menikah dengan Kiara. Tiba-tiba, terbesit rasa menyesal saat dia mengingat jika Kiara hanyalah sebuah pion baginya.

Meski pernikahan ini tidak lama, setidaknya Orion harus membuat banyak masa-masa menyenangkan sebelum mereka berpisah. Tatapan Orion pada Kiara entah sejak kapan mulai berubah menjadi lebih hangat. Bukan hanya matanya saja, melainkan hati Orion juga.

1
Eka Rahma
nungguin aku thorr
NABABY: iya...
total 1 replies
Eka Rahma
semangat
Eka Rahma
lanjut thor
Eka Rahma
lanjut thor💪
NABABY: siap kakak
total 1 replies
Hoa thiên lý
Nggak sabar lanjutinya.
Celty Sturluson
Aku sangat penasaran! Kapan Thor akan update lagi?
NABABY: Bentar kak ya, hari ini aku usahain.
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!