NovelToon NovelToon
Terjebak Istri Bayangan

Terjebak Istri Bayangan

Status: sedang berlangsung
Genre:Cinta Seiring Waktu / Kehidupan di Kantor / Enemy to Lovers
Popularitas:26.5k
Nilai: 5
Nama Author: Sarah Mai

Alan Andrew adalah generasi kesepuluh pria dari keluarga Andrew, pewaris tahta kejayaan dalam bisnis otomotif kelas dunia. Ia sempurna di mata banyak wanita; tampan, cerdas, kaya, dan berwibawa. Sosok yang merupakan definisi dari pria idaman. Namun, di balik pesonanya, Alan menyimpan hasrat yang bertolak belakang dengan nilai-nilai ketimuran: ia mencintai tanpa komitmen, menganggap hubungan tak harus diikat dengan pernikahan. Baginya, wanita hanyalah pelengkap sementara dalam hidup, bisa datang dan pergi sesuka hati.

Namun segalanya berubah ketika ia bertemu Maya Puspita, gadis manis dari Jawa Tengah yang datang dari keluarga sederhana namun menjunjung tinggi moral dan etika. Takdir menempatkan Maya bekerja di perusahaan Alan.

Alan sudah menjadikan Maya sebagai ‘koleksi’ berikutnya. Tapi tanpa ia sadari, Maya menjeratnya dalam dilema yang tak pernah ia bayangkan. Sebab kali ini, Alan bukan sekedar bermain rasa. Ia terjebak dalam badai yang diciptakannya sendiri.

Akankah Maya mampu?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sarah Mai, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

HTA21

Dua hari berlalu.

Maya akhirnya keluar dari ruang UGD. Dokter berhasil menetralisir kerja obat perangsang yang sempat menyerang jantungnya. Zat berbahaya perlahan dikeluarkan melalui urine. Namun, Maya masih belum sadar.

Sepulang dari kantor pukul enam sore, Alan tak pulang ke apartemennya. Ia memilih berjaga di rumah sakit. Alan menempatkan Maya di kamar Presidential Suite, demi kenyamanan dan perawatan terbaik.

Alan duduk di samping ranjang, menggenggam tangan Maya yang masih dingin. Harapannya hanya satu: wanita itu membuka mata dan kembali padanya.

Di tempat lain.

Shela gelisah di sel tahanan. Ia berusaha mencari jalan keluar, mencari celah, mencari simpati.

“Kakak Key... bukankah dulu kamu setuju aku jadi istri Alan dan menyingkirkan Maya? Tolong keluar kan aku dari penjara ini… tolong aku!” jeritnya histeris. Tubuhnya gemetar.

Key hanya diam. Wajahnya menunjukkan rasa muak.

“Dia sangat berisik. Habisi saja,” perintah Key pada ajudan setianya.

“Baik, Nona.”

---

Rumah Sakit.

Key mengunjungi Alan. Dari ambang pintu, ia melihat pria itu sedang duduk fokus menggenggam tangan Maya, menciumi punggung tangannya dengan penuh kasih.

Langkah Key terdengar. Alan menoleh dan tersenyum tipis melihat saudara perempuannya datang.

“Dia belum sadar. Biar aku di sini, kau butuh istirahat,” ujar Key sambil duduk santai di sofa.

“Tidak. Justru aku menunggu detik itu.”

“Apa kau masih ingin bersama Maya, tapi takut menikahinya?” sindir Key halus.

Alan hanya menarik napas berat.

“Baiklah! Aku sudah mengaturnya. Kau bisa bersama Maya dan aku patikan keluarganya tidak akan mengganggu hubungan kalian.”

“Terima kasih, Key.”

Saat mereka berbincang, jari Maya bergerak. Perlahan matanya terbuka. Alan langsung mendekati cepat, wajahnya penuh senyum dan harapan.

“Maya…” bisik Alan, mengelus lembut dahinya. “Aku percaya kau akan kembali.”

“Alan… aku di mana?” suara Maya lemah. Wajahnya masih pucat.

“Kau bersamaku. Dan kau baik-baik saja.”

“Hai, saya Key… saudara perempuan Alan,” sapa manis Key.

“Hai juga…” jawab Maya pelan.

Alan tersenyum, masih menggenggam tangan Maya erat. Tatapan mereka saling terikat dan menguatkan.

Key mengerti dengan situasi itu, ia meraih cepat tasnya. “Sepertinya aku harus kembali bekerja. Sampai jumpa, Maya.”

“Terima kasih sudah menjenguk,” ucap lemah Maya.

“Bye,” ujar Key sambil melontarkan senyum manis.

Saat pintu tertutup, suasana menjadi tenang.

“Kau tak tahu betapa kacaunya aku saat tahu keadaanmu! Kenapa kau masih percaya Shela? Dia bukan sahabat, tapi iblis!” kemarahan Alan nyaris meledak, namun suara lembut Maya menenangkannya.

“Terima kasih sudah menolongku, Alan… Terima kasih telah berkorban sejauh ini,” ucap Maya, matanya berkaca-kaca.

Alan terdiam. Perkataan sederhana Maya selalu menyentuh hatinya.

“Aku yang salah, terlalu percaya pada Shela,” ucap Maya menunduk.

Alan tersenyum geli, menaruh kepalanya di pangkuan Maya. “Bukan Doraemon yang salah!” sahutnya dengan suara kartun.

Maya tertawa kecil. Ia memang sering memanggil Alan “Doraemon” karena lelaki itu seperti punya kantong ajaib, selalu punya cara untuk mewujudkan impiannya.

Ia menampar manja pipi Alan. Keduanya tertawa bahagia, kekanak-kanakan, namun penuh cinta.

---

Di balik pintu, Key belum sepenuhnya pergi. Ia mengamati dengan seksama.

“Sepertinya Alan tak main-main,” gumamnya bergerak meninggalkan rumah sakit.

---

Beberapa menit kemudian, Alan menunjukkan boneka Doraemon besar di sofa.

“Lucunya…” Maya sampai melongo.

Alan duduk di samping boneka itu dan menirukan gaya Doraemon. “Doraemon atau Alan?” tanyanya kocak.

“Doraemon!” Maya menyipitkan mata, geli.

“Alan itu enggak gemuk, nggak enak dipeluk. Aku pilih Doraemon.”

"Ok! Tunggu sebentar!"

Alan bangkit menuju kamar mandi. Saat keluar, ia mengenakan kostum badut Doraemon!

“Sekarang pilih mana?” tanyanya sambil berjoget konyol.

Maya tertawa keras, seolah mimpi buruknya sirna seketika.

“Alan… gilanya jangan kebangetan!” kata Maya sambil terus tertawa.

Alan tidak perduli, ia terus berjoget konyol.

“Alan! Jacob datang!” teriak Maya tiba-tiba.

Refleks, Alan panik dan buru-buru melepas kostum badutnya.

“Hehe!” Maya tertawa geli melihat ekspresi Alan tertipu.

---

Alan menghapus keringat di dahinya. Maya menatapnya kagum.

“Kau menyiapkan semua ini untukku?”

“Ya… demi Nobita, sahabat sejati,” jawab Alan sambil tersenyum.

Beberapa saat kemudian, dokter dan suster masuk memeriksa kondisi Maya.

“Selamat malam, Nona Maya, Tuan Alan,” sapa mereka ramah.

Mereka bersuka cita melihat Maya telah siuman. Dokter menyatakan dua hari lagi Maya boleh pulang.

Setelah pemeriksaan selesai, seorang suster datang menghampiri.

“Nona Maya, silakan ke kamar kecil dulu, ya,” ucapnya lembut, lalu menuntun Maya perlahan untuk buang air kecil.

Tak lama, suster itu kembali dengan nampan berisi makan malam dan obat-obatan. Namun sebelum ia sempat mendekatkan piring, Alan sudah berdiri dan mengambil alih.

“Biar saya saja yang melakukannya,” ucap Alan mantap.

Suster itu saling pandang dengan dokter, lalu tersenyum tipis sebelum meninggalkan ruangan. Hanya tinggal mereka berdua. Dua insan yang sedang merangkai kembali cinta mereka dari reruntuhan kepercayaan, luka, dan pengorbanan.

Hening sejenak menyelimuti ruangan. Maya hanya menatap diam saat Alan duduk di samping tempat tidurnya, membuka tutup piring, dan mulai menyiapkan sendok pertama.

“Aku bisa makan sendiri, Alan,” protes Maya lirih sambil berusaha mengambil sendok dari tangannya.

Tapi Alan tetap tenang, tak menggubris perlawanan halus itu. Dengan penuh perhatian, ia mengangkat suapan pertama ke arah Maya.

“Setidaknya malam ini... izinkan aku merawat mu,” bisiknya dingin menatap Maya.

Mata mereka bertemu. Tak ada kata lagi yang perlu diucap. Dalam diam itu, tumbuh kehangatan baru pelan-pelan, tapi pasti.

“Kau pasti capek, Alan?” tanya Maya pelan, menatap wajah pria itu yang terlihat lelah namun tetap setia di sisinya.

“Enggak,” jawab Alan cepat, menggeleng sambil tersenyum tipis. Tangannya tetap menyuapkan sendok ke mulut Maya dengan penuh kesabaran.

Beberapa suap kemudian, Maya meletakkan sendok di samping piring. “Sudah,” ucapnya pelan, lalu meneguk segelas air putih yang disiapkan Alan.

Alan hanya menatap, menanti kata berikutnya.

“Alan…” Maya menarik napas dalam-dalam. “Aku mau pulang.”

“Pulang ke apartemen?” tanya Alan cepat, nadanya penuh harap.

Maya menggeleng lemah. “Bukan. Aku ingin pulang ke desa. Tinggal di sana… selamanya. Aku nggak ingin kembali ke Jakarta.”

“Alan… menikahlah dengan wanita terbaik. Kau pantas mendapatkan keluarga yang utuh, anak-anak yang bisa kau gendong setiap pagi, dan istri yang bisa mendampingi mu tanpa beban masa lalu.”

Ucapan itu seperti petir di siang bolong. Alan terdiam. Matanya menatap Maya dalam-dalam, berusaha membaca maksud di balik kata-kata itu.

Hening menggantung beberapa detik. Dada Alan terasa sesak. Ia bingung harus berkata apa, bagaimana meyakinkan Maya… bahwa ia masih ingin mereka memperjuangkan cinta ini bersama.

“Maya…” Suaranya nyaris patah. “Apa… kita tidak bisa lagi mengulangi kisah cinta seperti dulu?”

1
𝑇𝑒𝑟𝑠𝑒𝑟𝑎𝒉🎐ᵇᵃˢᵉ
apakah dari dulu key sudah berencana ingin menghancurkan Alan ??
Alan trauma dengan pertengkaran kedua orangtuanya...
☠ᵏᵋᶜᶟSundariᵇᵃˢᵉ
yups betul tuh si key mau menyayangi dan melindungi Alan karena hartanya,makanya setiap orang yg dekat dalam hidup Alan selalu dia singkirkan
☠ᵏᵋᶜᶟSundariᵇᵃˢᵉ
dihh si key bener2 gak bisa menerima semua keputusan Daddy mu ya ,bukan salah Alan ini semua loh
𝐙⃝🦜🅰🆈🅰
yups bener may,ada keirian dalam diri key yg membuat dia seperti itu ke adeknya sendiri
bener kata orang kalo urusan harta antara sodarapun bisa jadi musuh kalo tidak bisa menerima dg bijaksana
no 🎸 ve
Kok aye curiga yaa dengan permen Key 😳
no 🎸 ve
Ternyata masa kecil Alan, suram bingits 😥
𝖏𝖆𝖒𝖎𝖑𝖆𝖍
iya bener may
𝖏𝖆𝖒𝖎𝖑𝖆𝖍
yg salah daddy nya harusnya disuruh mengelola bersama
Fitria Ningsih
tarbawa suAsana alan demam deh kami kk author
ᵇᵃˢᵉ fj⏤͟͟͞RՇɧeeՐՏ🍻 ¢ᖱ'D⃤ ̐
karena harta tali persaudaraan bisa putus.Alan hanya korban dari keegoisan Key yang begitu memuji harta.tidak puaskah dia dengan harta ibunya yang sudah dia rampas.dan sekarang dia juga menginginkan hartanya Alan.
🍁𝑴𝒂𝒎 2𝑹ᵇᵃˢᵉ🍁
kan bukan salah Alan, Daddy yang secara suka rela ngasih tahta ke Alan
🍁𝑴𝒂𝒎 2𝑹ᵇᵃˢᵉ🍁
Key ky nya udah licik dari kecil🙄
Hanizar Nana
harta lagi harta lagi
𝖏𝖆𝖒𝖎𝖑𝖆𝖍
tamak sekali key sampa segala cara pun dihalalkan
☠ᵏᵋᶜᶟSundariᵇᵃˢᵉ
si key tuh saudara tapi musuh dalam selimut buat Alan
☠ᵏᵋᶜᶟSundariᵇᵃˢᵉ
si key kayaknya mo menekan pengeluaran produksi taunya yg di dapat kerugian besar perusahaan
☠ᵏᵋᶜᶟSundariᵇᵃˢᵉ
dengan tahunya Maya tentang penyakit mental Alan semoga ke depannya mereka lebih bisa meredam ego masing2 ya terutama Alan klo Maya pasti setelah ini dia akan berhati-hati menjaga perasaan Alan apalagi klo tahu pemicunya
ᵇᵃˢᵉ fj⏤͟͟͞RՇɧeeՐՏ🍻 ¢ᖱ'D⃤ ̐
Key ini saudara kandung apa bukan sih,kok tega banget sama saudaranya sendiri.pengen menguasai semuanya. mau menghancurkan Alan begitu?
Maya,tugasmu membantu Alan bangkit .jangan biarkan Key merusak semua yang di perjuangkan Alan.
no 🎸 ve
Ingin dikokop Key ssndiri kekayaan orang tuanya, gak perduli adiknya hancur, miris 😏
☠ᵏᵋᶜᶟGalangᵇᵃʰᵃ
harus selalu sayang lah maya😁😁😁
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!