NovelToon NovelToon
TIGA AYAH SATU IBU

TIGA AYAH SATU IBU

Status: sedang berlangsung
Genre:Mafia / CEO / Hamil di luar nikah / Cinta Seiring Waktu / Kaya Raya
Popularitas:4.2k
Nilai: 5
Nama Author: my name si phoo

Jihan Hadid, seorang EO profesional, menjadi korban kesalahan identitas di rumah sakit yang membuatnya disuntik spermatozoa dari tiga pria berbeda—Adrian, David, dan Yusuf—CEO berkuasa sekaligus mafia. Tiga bulan kemudian, Jihan pingsan saat bekerja dan diketahui tengah mengandung kembar dari tiga ayah berbeda. David dan Yusuf siap bertanggung jawab, namun Adrian menolak mentah-mentah dan memaksa Jihan untuk menggugurkan kandungannya. Di tengah intrik, tekanan, dan ancaman, Jihan harus memperjuangkan hidupnya dan ketiga anak yang ia kandung.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon my name si phoo, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 24

Adrian mencekal lengan Jihan agar tidak pergi dari tempat itu.

"Mau kemana kamu? Kenapa berpura-pura tidak mengenalku?" tanya Adrian.

Selim melihat Jihan yang kesakitan saat Adrian mencekal lengannya.

Ia segera menepis tangan Adrian dengan gerakan cepat.

"Lepaskan dia!" ucap Selim dengan nada tinggi.

Jihan menangis dan mengusap lengannya yang memerah.

"Aku tidak mengenalmu dan jangan ganggu aku lagi," ucap Jihan sambil menahan air matanya agar tidak mengalir.

David dan Yusuf yang mendengarnya langsung mendekat.

"Jihan, ada apa dengan kamu? Apa salah kita bertiga sampai kamu bersikap seperti itu?" tanya David.

Adrian melirik Selim yang memandang wajah Jihan.

Bugh!

"Ini pasti karena lelaki ini yang sudah menghasut Jihan!" ucap Adrian sambil melayangkan pukulannya ke wajah Selim.

"HENTIKAN!!" ucap Jihan dengan nada tinggi.

Semua orang yang ada disana langsung terdiam mendengar teriakan Jihan.

Jihan berdiri dengan tubuh sedikit goyah, namun matanya menatap tajam ke arah Adrian.

“Jangan pernah lagi angkat tanganmu pada orang yang melindungiku,” ucapnya dengan suara bergetar namun penuh penekanan.

Selim menyeka darah di sudut bibirnya, menahan diri untuk tidak membalas.

“Aku tidak tahu siapa kalian, tapi aku tidak akan membiarkan siapa pun memperlakukan dia seperti itu." ucap Selim.

Jacob menengahi mereka agar menyelesaikan dengan kepala dingin.

"Arrghh!"

Jihan kembali memegang perutnya yang tiba-tiba kram.

"Jihan!"

Selim langsung membopong tubuh Jihan dan membawanya ke mobil.

"Tolong, beri dia waktu dulu." ucap Selim yang kemudian melajukan mobilnya.

Selim meminta Jihan untuk menarik nafas panjang.

"A-aku minta maaf," ucap Jihan.

"Jangan banyak bicara dulu, Jihan. Kita bahas nanti kalau sudah sampai rumah." ujar Selim sambil menggenggam tangan Jihan.

Jihan menganggukkan kepalanya sambil menahan perutnya yang masih kram.

Tak berselang lama mereka sampai di rumah dan segera Selim membopong tubuh Jihan.

Ia kembali memasang selang infus dan memeriksa kandungan Jihan.

"Aku akan memberikanmu obat untuk kandungan kamu. Belum saatnya kamu untuk melahirkan mereka," ucap Selim.

Selim menyiapkan suntikan kecil dan memasukkan obat perlahan-lahan melalui infus dengan tatapannya yang terus mengawasi ekspresi Jihan yang meringis menahan nyeri.

“Minum air hangat ini,” ucapnya pelan, menyodorkan gelas di dekat bibir Jihan.

Jihan meminumnya pelan-pelan dan setelah itu ia kembali berbaring.

"Aku tidak peduli dengan mereka semua, sekarang kamu fokus sama kandungan kamu. Jangan berfikir terlalu berat, Jihan." ucap Selim .

"Selim, duduklah. Aku ingin bicara dengan kamu." ucap Jihan.

Selim menarik kursi dan duduk di samping ranjang, pandangannya tak lepas dari wajah Jihan yang pucat.

“Apa yang mau kamu bicarakan?” tanyanya lembut.

Jihan menggenggam ujung selimut, menatapnya penuh keraguan.

"Mereka bertiga memang calon suamiku dari anak yang aku kandung sekarang," jawab Jihan.

"Jadi kamu sekarang sedang mengandung heteropaternal superfecundation triplets."

Selim mengatakan kalau kehamilan ini sangat langka.

Jihan menceritakan semuanya tentang bagaimana bisa ia hamil sampai terjadilah peperangan antara Arkadion.

"D-dia sudah membunuh Om Sasongko, Selim. Aku tidak mau mereka bertiga menjadi korban selanjutnya." ucap Jihan sambil menangis sesenggukan.

Selim terdiam, rahangnya mengeras mendengar cerita itu.

Tangannya perlahan meraih pundak Jihan, mencoba menenangkan meski pikirannya sendiri kacau.

“Jihan, berarti selama ini kamu menanggung semua beban ini sendirian?” tanya Selim.

Jihan menganggukkan kepalanya dengan air matanya yang terus mengalir.

“Aku pikir kalau aku menjauh, mereka bertiga akan selamat. Tapi ternyata Arkadion tetap mengejar dan sekarang mereka malah datang ke sini.”

“Kamu tidak bisa hanya bersembunyi terus, Jihan. Kalau Arkadion sudah sampai sejauh ini, dia tidak akan berhenti sebelum mendapatkan apa yang dia mau.”

“Kamu mau melawannya? Itu berbahaya, Selim. Arkadion bukan orang biasa. Dia punya pasukan dan koneksi di mana-mana.”

“Aku juga bukan orang biasa, Jihan. Ada banyak hal yang belum kamu tahu tentang masa laluku.” ucap Selim dengan tersenyum dingin.

“Selim, apa maksud kamu?" tanya Jihan

“Tidak ada apa-apa, jIhan. Yang penting sekarang, kamu dan anak-anakmu aman. Sisanya biarkan aku yang urus,” jawab Selim tegas.

Disaat mereka sedang mengobrol tiba-tiba Ayah Dion mengetuk pintu dan mengatakan kalau ada seseorang yang mencarinya.

"Kamu tenang saja, Jihan. Biar aku yang bicara dengan mereka bertiga." ucap Selim.

Kemudian Selim keluar dari kamar dan menemui mereka.

Selim melihat Jacob dan mereka bertiga yang masih berdiri di teras rumah.

"Dimana Jihan? Aku harus bertemu dengannya!" ucap Adrian.

"Jihan sedang istirahat dan aku sudah tahu semuanya tentang bagaimana keadaan Jihan saat ini."

Selim meminta mereka untuk menjauh terlebih dahulu.

"Kondisi Jihan saat ini mudah drop dan semuanya terjadi karena Arkadion. Ia tidak mau jika kalian bertiga menjadi korban selanjutnya." ucap Selim.

Aku tidak peduli dengan resikonya! Aku harus menjaganya, dia calon istriku!” suaranya penuh emosi, namun matanya juga menyiratkan rasa khawatir.

“Kamu pikir kami akan tinggal diam sementara dia menghadapi semua ini sendirian? Kami juga punya hak untuk melindunginya.” ucap David

Yusuf yang sejak tadi diam akhirnya maju dan berbicara dengan Selim.

“Kalau memang Arkadion seberbahaya itu, justru kita harus bersatu. Kamu tidak bisa menutup-nutupi semuanya, Selim.”

Selim menghela napas dalam, menatap mereka satu per satu.

“Aku paham perasaan kalian. Tapi percayalah, sekarang yang paling dia butuhkan adalah ketenangan, bukan konflik. Jika kalian ingin membantu, lakukan dengan cara yang benar dan jangan memaksanya.”

“Kita semua ingin hal yang sama, Adrian. Jihan selamat. Jadi, berhenti saling curiga. Arkadion adalah musuh kita yang sebenarnya.”

“Kalau kamu benar-benar ingin melindunginya, biarkan aku bicara langsung dengannya, meski hanya sebentar.” pinta Adrian.

“Waktunya akan tiba, Adrian. Tapi bukan sekarang. Kalau kalian memaksa, itu sama saja kalian menyeretnya ke jurang bahaya lebih cepat."

Dari kejauhan Jihan mendengar perkataan mereka semua.

Ingin sekali ia memeluk mereka bertiga dan meminta maaf karena memilih menghindar dari mereka.

Suasana diluar semakin memanas dimana Adrian memaksa untuk masuk.

Selim mendorong tubuh Adrian untuk tidak nekat masuk kedalam.

"Kamu tidak bisa menghalangi aku, Selim! Jihan calon istriku."

"Adrian, aku mohon. Percayakan keselamatan Jihan, kepadaku. Aku akan menjagamu Jihan seperti kalian menjaganya." ucap Selim sambil menghela nafas panjang.

Jacob menengahi mereka berdua dan meminta Adrian untuk sementara waktu percaya kepada Selim.

"Adrian, tolong biarkan Selim yang merawat Jihan. Kita masih punya rencana untuk menghancurkan Arkadion." ucap Jacob.

"Baiklah aku akan menuruti kemauan Jihan, tapi jika ada apa-apa dengan Jihan. Aku yang akan membunuhmu langsung."

Adrian memakai kacamata hitamnya dan masuk kedalam mobil.

David dan Yusuf meminta Selim untuk selalu mengabari mereka.

Selim menganggukkan kepalanya dan berjanji akan menjaga Jihan.

Tanpa mereka sadari jika dari tadi Stela mendengar percakapan mereka.

Stela tersenyum sinis dan ia mempunyai rencana untuk menjauhkan Jihan dari Selim.

1
kalea rizuky
jangan ngaco deh dalam islam g boleh poliandri/Shame//Drowsy/
my name is pho: dalam hal mendesak boleh kak
saya sudah tanya ke pak penghulu langsung 😭
nikahnya di luar negeri
total 1 replies
kalea rizuky
kok bisa di perkosa
kalea rizuky
emang boleh dalam islam poliandri
kalea rizuky
jd inget novel sebelah yg nikah ma paman angkatnya yg kembar /Curse/ nganu aja gantian astaga
kalea rizuky
ngidam mu nyusain
kalea rizuky
berasa bersuami 3/Curse//Curse/
my name is pho: senangnya dalam hati
kalau bersuami tiga
total 1 replies
Rohana Omar
sedap2 baca cuma 1 bab yg di upnya.. buat aq tertanya2 apa kisah selanjutnya....
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!