NovelToon NovelToon
Perjodohan Yang Tak Ku Inginkan

Perjodohan Yang Tak Ku Inginkan

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / Fantasi / Romansa Fantasi / CEO / Obsesi / Dijodohkan Orang Tua
Popularitas:1.7k
Nilai: 5
Nama Author: butterfly56

Kehidupan Fania yang awalnya penuh dengan warna. Dan kebahagian, tiba-tiba saja kebahagiaan itu pergi menghilang bersama orang yang ia sayangi.

FANIA: mengapa kamu akan meninggalkanku untuk selamanya, Basjara? katanya kamu mencintaiku dan berjanji tidak akan meninggalkanku, lalu dimana janjimu itu?

BASKARA: maafkan aku, Fania! ini sudah menjadi takdir kita. tolong berbahagia! kamu masih bisa mendapatkan laki-laki yang lebih baik dariku.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon butterfly56, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 18

Baskara menutup pintu rumahnya dan menguncinya. Kini Baskara mengajak Fania agar kembali kedalam kamar. Dia disana ingin meminta sesuatu kepada Fania.

Fania pun mau kembali kekamar mereka. Ternyata disana Baskara meminta susu. Itu maksudnya susu milik Fania sendiri. Yang tepat di dadanya.

Fania melotot kan matanya sangat lebar karena dia tidak menyangka jika Baskara meminta itu kepadanya. Fania kira Baskara akan meminta hal lain, ternyata itu.

Fania akhirnya membuka bajunya. Dan di disana terlihatlah dua dada Fania yang cukup besar. Baskara langsung menarik tubuh Fania hingga akhirnya jatuh tepat diatas tubuhnya.

Baskara langsung menghisap dada itu dengan kuat. Membuat Fania mendesah. Baskara juga memainkan dada itu dengan lidahnya. Tak lama kemudian Baskara tertidur, dengan Fania yang masih berada di atasnya.

Fania pergi berdiri dari atas tubuh Baskara. Fania memakai kembali bajunya. Kini Fania memainkan ponselnya. Tiba-tiba saja Baskara terbangun, dia meminta susu kembali.

Fania menolak, dia tidak mau lagi. Karena dia sudah memakai bajunya. Tapi Baskara memaksa Fania hingga akhirnya pun Fania mau.

Baskara menyuruh Fania tidur disampingnya. Disana Baskara memainkan dada Fania dengan jari tangan nya. Fania kini menjadi mengantuk, dan pada akhirnya dia tertidur.

Baskara yang melihat istrinya sudah tidur, dia juga ikut tidur kembali. Kini mereka berdua tertidur dengan nyaman.

2 jam kemudian, Baskara terbangun karena ada seseorang yang meleponnya.

panggilan dalam telepon\>

"Hallo! Ganggu saya tidur aja. Ada apa?" ucap Baskara.

"Maaf, Bos! Ini Dion Bos. Dion melarikan diri, terus apa yang bisa kita lakukan?" tanya seseorang dari telepon itu.

"Ah! Biarkan saja dia lolos. Saya sedang mengantuk, jangan ganggu saya. Saya akan melanjutkan tidur"

selesai.

Baskara mematikan telepon itu. Kini Baskara masih sangat mengantuk dan pada akhirnya dia melanjutkan tidur lagi. Beberapa menit kemudian, Baskara kini terbangun. Dia melihat Fania yang masih tidur disampingnya.

Tiba-tiba saja, terdengar suara seseorang dari luar rumah mereka.

"Fania! Buka pintunya Fania. Ini mama" teriaknya.

Ya, itu mama Fania. Mama Fania diluar sana sedang menunggu pintu itu dibukakan. Kini Baskara keluar dari kamarnya dan membukakan pintu itu.

Ceklek!

"Masuk, Ma!" ucap Baskara.

Didepan pintu itu ada Mama, Papa, dan Adek Fania. Mereka pun kini masuk. Mereka sekarang duduk di ruang tamu, dan menonton TV.

"Fanianya mana?" tanya Mama Fania.

"Fanianya lagi tidur" jawab Baskara.

"Kak Baskara. Aku bangunin Kak Fania ya?" ucap Adek Fania.

"Jangan! Biarkan Fania tidur, jangan ganggu dia kasihan" tegur Baskara.

Adek Fania hanya menurut. Baskara tidak akan membiarkan sesiapapun masuk kedalam kamar mereka, karena disana Fania masih belum memakai baju.

Baskara sekarang sedang menuju ke dapur. Disana dia membuatkan 3 cangkir teh, dan 1 cangkir kopi untuk mereka. Setelah setelah membuat teh dan kopi, Baskara segera memberikannya kepada orangtua dan adek Fania.

Disana mereka semua mengobrol dengan canda dan tawa. Ruangan itu penuh dengan suara tawa. Sampai akhirnya Fania datang ke mereka.

Baskara melihat Fania yang jalan dengan sedikit sempoyongan. Baskara langsung mendekat ke arah Fania, dia menuntun Fania sampai di sofa.

Disana mata Fania masih dipejamkan. Mungkin dia masih mengantuk. Fania membuka matanya sedikit demi sedikit.

Baskara mengelus pucuk kepala Fania. Orangtua Fania hanya melihatnya saja, mereka tak mengatakan apapun. Akhirnya kini mata Fania sudah terbuka dengan lebar.

Rasa kantuk dari Fania sudah menghilang. Kini Fania melihat kedua orangtua dan adeknya disana. Fania hanya tersenyum, begitupun mereka. Fania sekarang juga ikut menonton TV bersama.

Baskara sekarang meninggalkan mereka ke dapur. Baskara kembali membuat 1 cangkir teh untuk istrinya. Baskara mencicipi teh itu apakah sudah manis atau belum.

Rasa dari teh itu sudah pas. Tidak pahit dan tidak terlalu manis. Baskara kini kembali ke ruang tamu untuk memberikan teh itu kepada Fania. Baskara meletakkan cangkir teh itu di meja.

"Baskara! Toilet kamu ada dimana ya? Ibu kebelet kencing" tanya Mama Fania.

"Ada dipojok sana Bu! Ibu tinggal lurus aja, nanti ada dapur. Terus nanti masuk ke dalam pintu yang ada disana terus belok ke kiri. Habis itu Ibu kan nanti pasti lihat meja berwarna merah disana, terus toiletnya ada dibagian ujung" jelas Baskara membuat otak berputar-putar.

"Gini ya rasanya dirumah orang kaya. Bikin pusing kepala aja. Ibu bingung tempatnya dimana" omel Mama Fania.

"Sini Fania antar Ma" ucap Fania.

Kini Fania dan Mamanya pergi ke toilet bersama. Setelah sampai, mereka melihat sesuatu disana.

"Aaaaaa! Baskara!" teriak Fania.

Saat ini Baskara berlari secepat mungkin dari ruang tamu sampai di toilet. Sesampainya disana dia melihat banyak kalajengking yang berkeliaran. Dia mencoba untuk membunuh kalajengking kalajengking itu tapi tak bisa.

Baskara kini meninggalkan Fania dan Mamanya disana. Dia kini menuju ke luar rumahnya untuk meminta bantuan kepada bodyguard yang sudah ia sediakan didepan.

Akhirnya bodyguard itu sekarang sudah membersihkan kalajengking itu. Baskara bingung, darimana datangnya kalajengking itu. Padahal rumah itu sangat bersih dan tak ada kalajengking satu pun.

"Kok bisa ada kalajengking disini? Siapa yang menaruhnya? Ini sangat membahayakan jika terkena racunnya" kata Baskara.

"A-aku gak tau Sayang. Pas kita disini udah banyak kalajengking yang berkeliaran" jelas Fania.

"Iya, Nak! Tadi kalajengkingnya banyak banget" kata Mama Fania.

"Ya sudah lebih baik kita kembali ke ruang tamu"

"Bentar Ibu belum kencing. Ibu mau kencing dulu" ucap Mama Fania.

Kini Baskara meninggalkan Mama Fania yang masih didalam toilet. Baskara dan Fania sekarang sudah kembali ke ruang tamu. Fania meminum teh buatan dari Baskara tadi.

Teh itu sudah dingin karena tadi ia tak meminumnya. Walaupun dingin, rasa teh itu tetaplah enak. Apapun yang Baskara bikin rasanya tidak pernah gagal.

1 jam berlalu, orangtua Fania dan adeknya kini sudah pulang. Tinggal Fania dan Baskara saja yang berada di ruang tamu. Baskara kini pergi ke ruang kerjanya, dia mengambil laptop yang berada disana.

Baskara melihat pintu ruang kerjanya yang sudah sedikit terbuka. Padahal Baskara tidak membukanya, mungkin itu angin. Baskara segera mengambil laptopnya dan kembali ke ruang tamu.

Baskara melihat SSTV rumahnya agar tahu siapa yang sudah menaruh kalajengking tadi. Kamera SSTV itu sangat gelap, tak ada gambar apapun disana. Sepertinya ada seseorang yang merusaknya.

Tapi siapa yang merusaknya? Baskara berfikir jika itu perbuatan dari Nadia. Karena hanya Nadia lah yang tidak menyukai keluarga mereka.

"Bentar ya Sayang. Aku akan menelepon seseorang dulu didalam kamar" kata Baskara.

"Iya. nanti kalau udah selesai balik lagi kesini ya" jawab Fania.

"Iya Sayang"

Baskara mengecup dahi Fania dengan lembut. Cup!

Kini Baskara pergi dengan cepat kedalam kamarnya. Disana dia akan menelepon Nadia. Baskara harap Nadia bisa jujur atas apa yang sudah dia lakukan.

panggilan dalam telepon\>

"Hallo Nadia!" ucap Baskara.

"Hai Baskara! Ada apa? Apa kamu akan memintaku untuk kembali kerumahmu? Aku akan segera kesana" jawab Nadia dari telepon.

"Tidak! Aku tidak akan pernah meminta mu untuk kembali ke rumah ku. Aku hanya bertanya, apa kamu yang sudah menaruh kalajengking dirumahku? Dan kamu juga yang sudah merusak SSTV dirumahku?" tanya Baskara.

"Kamu menuduhku? Aku gak pernah ngelakuin hal sejahat itu Baskara. Apa kamu benar-benar menuduhku sekarang?" ucap Nadia dari telepon.

"Aku bukan menuduhmu. Tapi hanya kamu yang datang kemari. Dan kamu orang yang tidak suka dengan istriku. Katakan saja jika itu ulahmu" jelas Baskara.

Nadia langsung mematikan telepon itu. Disana Nadia tidak menyangka jika dirinya dituduh sudah melakukan hal seperti itu.

Baskara berfikir ulang, sepertinya memang bukan perbuatan Nadia.

"Lalu ini perbuatan siapa?" tanyanya terhadap dirinya sendiri.

Baskara sekarang sudah kembali ke ruang tamu. Disana dia melihat istrinya yang sedang asik menikmati makanan yang ada didalam toples. Baskara melihat Fania yang tersenyum sendiri saat menonton TV.

Baskara kini duduk disamping Fania. Dia memegang pinggang Fania dengan hangat. Baskara ikut memakan makanan yang dimakan oleh Fania. Dan menonton TV bersama istrinya.

"Tadi kamu menelepon siapa? Kok lama" tanya Fania dengan wajahnya yang cemberut.

"Tidak ada. Tadi aku hanya menelepon karyawanku yang berada di kantor. Karena hari ini aku tidak bisa datang menghadiri meeting" jelas Baskara bohong.

"Oh gitu ya. Enak ya kalo punya kantor sendiri, bisa bebas ga masuk kerja. Mau kerja atau gak nya gak masalah" ucap Fania.

"Tidak gitu juga sayang. Aku sebagai pemilik kantor itu juga harus profesional. Kalo ada meeting aku harus datang tepat waktu, gak bisa sembarangan nge cancel meeting-nya"

Fania hanya mengangguk-anggukkan kepalanya. Mereka kini menonton TV lagi. Tak lama kemudian, Baskara mematikan TV itu membuat Fania bertanya-tanya kepadanya.

"Kenapa dimatiin? Itu filmnya lagi asik banget ih. Lagi seru-serunya malah dimatiin" omel Fania.

"Mending nonton ini aja Sayang" ucap Baskara.

Baskara kembali menyalakan TV nya. Dia mengganti film itu dengan film dewasa. Disana terlihatnya pasangan yang sedang melakukan sesuatu.

Fania dan Baskara pun menontonnya bersama. Sesekali Fania juga menutup matanya agar tak melihat beberapa hal yang mereka lakukan di TV itu.

Baskara meninggalkan Fania yang sedang menonton. Kini Baskara menuju ke dapur. Dia akan masak disana, ini sudah mulai siang. Mereka belum sarapan sama sekali.

Baskara disana memasak banyak sekali makanan enak. Bau harum masakan itu sampai ke ruang tamu, dimana tempat Fania berada.

'Wih enak banget baunya. Baskara ternyata sepintar itu ya' batin Fania.

Tak lama kemudian, Baskara sudah selesai masak. Dia menghidangkan semua masakannya dimeja makan. Setelah dia Baskara menyuruh Fania untuk makan.

Tapi tak lupa, dia mematikan TV itu terlebih dahulu. Ketika Fania sudah di dapur, perut Fania sangat lapar ketika melihat semua masakan suaminya.

Bau harum itu masih tercium di hidungnya. Masakan itu sangat terlebih lezat. Baskara segera mengambilkan Fania makanan. Kini Fania sudah diambilkan oleh Baskara.

Fania segera memakannya karena perutnya sudah sangat lapar. Baskara kini menyodorkan sendok berisi nasi dan ikan disana. Ya, Baskara akan menyuapi Fania.

Fania pun memasukkan sendok itu ke mulutnya. "Em! Enak!"

Baskara tiba-tiba saja menaruh piring makanannya didepan Fania. Pertanda Fania harus menyuapi makanan itu. Fania menghentikan memakan makanannya, kini dia menyuapi suaminya itu.

"Buka mulutnya aaaa" ucap Fania dengan mulut nya juga terbuka.

Baskara membuka mulutnya sangat lebar. Kini dia memakanan makanan nya sendiri dengan Fania menyuapi nya.

Tak lama kemudian, mereka sudah selesai makan. Baskara segera membereskan piring kotor itu.

"Eh. Biar aku aja, kamu duduk aja Baskara"

Baskara tetap membersihkannya. Dia tak menghiraukan perkataan Fania. Baskara kini mencuci piring-piring yang kotor itu. Setelah selesai, Baskara mendudukkan dirinya di meja makan.

"Sayang! Lebih baik kita cari ART aja gak sih? Biar ada yang bantu kita" kata Fania.

"Ide yang bagus itu Sayang. Nanti aku akan mencari ART untuk kita. Kamu mau yang masih muda atau tua?" tanya Baskara.

"Yang udah tua lah. Yang gak ganjen sama kamu. Biar dia ga godain kamu" jawab Fania.

"Oya satu lagi, cari yang ga punya anak" sambungnya.

"Susah sayang. Soalnya kan rata-rata pada punya anak"

"Yaudah gapapa kalo gitu. Tapi cari ART nya yang udah tua" ucap Fania.

"Iya-iya sayang" Baskara memegang pipi Fania.

Baskara segera mencari ART untuk membantu dirumah mereka melalui handphone. Baskara tak kunjung menemukannya. Karena banyak yang tidak mau bekerja di rumahnya.

Baskara terus mencari dan dia tak menyerah. Pada akhirnya ada satu orang yang mau bekerja dirumah itu. Baskara tak langsung menerimanya, dia bertanya terlebih dahulu kepada istrinya apakah dia mau atau tidak.

"Sayang! Aku sudah menemukan orang yang mau menjadi ART dirumah kita. Orang itu tinggal di JL Mwar No 8. Umurnya sekitar 55 tahunan. Kamu mau apa tidak?" kata Baskara.

"Bolehtuh, umurnya juga udah tua. Pasti gak akan gatel ke kamu. Kalo sampe tuh orang gatel ke kamu, intinya aku mau dia dipecat!"

"Iya sayang iya. Yaudah aku suruh orangnya buat datang ke sini"

Baskara menyuruh orang itu untuk datang kerumah mereka. Kini Baskara dan Fania menunggu kedatangannya. Mereka sudah menunggu lama tapi tak kunjung datang.

JL Mwar No 8 menuju kerumah Baskara itu sangat jauh. Membutuhkan waktu hampir 1 hari. Baskara menyalakan TV nya dan menontonnya bersama Fania.

Mereka kini tertawa bersama karena menonton kartun yang sangat lucu bagi mereka. Sampai-sampai Fania memukul-mukul tubuh Baskara. Fania memang kalau sudah tertawa seperti itu. Dia akan memukul orang yang berada di sebelahnya.

Akhirnya orang yang ditunngu oleh mereka datang juga. Tok! Tok! Tok!

Baskara berjalan menuju pintu rumahnya untuk membukakan nya.

Ceklek!

"Masuk!" ucap Baskara.

Kini orang itu pun masuk. Dan sekarang sudah duduk di sofa ruang tamu. Fania disana melihat penampilan orang itu dari ujung rambut sampai ujung kaki.

Orang itu benar-benar sudah tua. Fania akan menerimanya. Fania setuju jika wanita itu yang akan menjadi ART di rumahnya.

"Perkenalkan Nyonya, Tuan. Saya Aruna Ning Tyas. Panggil aja Aruna atau Tyas" wanita itu memperkenalkan dirinya.

"Oke Bi Aruna. Bibi diterima ya jadi ART disini" ucap Fania membuat Bi Aruna tersenyum.

"Oke Bibi sudah boleh bekerja disini mulai sekarang" kata Baskara.

"Makasih, makasih banyak" ucap Bi Aruna berterima kasih.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!