NovelToon NovelToon
Alea Dan Mafia Dingin

Alea Dan Mafia Dingin

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / Diam-Diam Cinta / Persaingan Mafia / Trauma masa lalu
Popularitas:8.7k
Nilai: 5
Nama Author: riniasyifa

Alea Permata Samudra, atau yang akrab di sapa Lea. Gadis cantik dengan kenangan masa lalu yang pahit, terhempas ke dunia yang kejam setelah diusir dari keluarga angkatnya. Bayang-bayang masa lalu kehilangan orang tua dan mendapatkan perlakuan buruk dari keluarga angkatnya.

Dalam keterpurukannya, ia bertemu Keenan Aditya Alendra, seorang mafia kejam, dingin dan anti wanita. Keenan, dengan pesonanya yang memikat namun berbahaya, menawarkan perlindungan.

Namun, Lea terpecah antara bertahan hidup dan rasa takut akan kegelapan yang membayangi Keenan. Bisakah ia mempercayai intuisinya, atau akankah ia terjerat dalam permainan berbahaya yang dirancang oleh sang mafia?

Bagaimana kehidupan Lea selanjutnya setelah bertemu dengan Kenan?

Langsung baca aja kak!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon riniasyifa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 21

Suasana di kelas XII IPA 1 pelajaran terakhir ternyata hari ini jam kosong, Lea yang mengantuk memanfaatkan jam kosong itu untuk tidur siang tak butuh waktu lama ia sudah tertidur pulas, tanpa terusik sedikitpun dengan suara berisik teman-temannya yang lain.

Tiba-tiba jam tidurnya terusik oleh suara Sesil yang terus memanggilnya.

"Lea bangun, ada Bima di sini!" ujar Sesil pada Lea yang tengah tertidur pulas di atas meja belajarnya. Sesil terus menggoyang-goyangkan pundak Lea. Namun Lea sama sekali tak merespon. Sampai pada akhirnya Sesil membisikkan sesuatu ke telinga Lea.

Setelah mendengar bisikan itu seketika Lea menegakan badannya sambil mengucek matanya yang memerah karena baru terbangun dari tidurnya.

"Nah kan, langsung on kalau dengar nama ayang." Kekeh Sesil melihat reaksi Lea.

"Lo bohongi gue, Sel!" Kesal Lea yang ternyata Sesil cuman iseng gin ia doang.

Dengan mulut komat Kamit tak jelas Lea kembali mengambil posisi nyamannya untuk melanjutkan tidurnya. Sesel langsung mencegatnya.

"Ett, jangan tidur lagi Lea, susah-susah gue bangunin Lo dari tadi juga!" kesal Sesil dengan wajah cemberut yang di buat-buat.

Bima, Raka dan Riko berdiri tak jauh dari meja Lea hanya menggeleng pelan melihat kelakuan Lea. Sesil yang geram akhirnya mengulurkan kedua tangannya meraih kepala Lea lalu memiringkan kepala Lea pelan ke arah Bima berada.

"Apa sih Sel? keluh Lea yang masih ogah-ogahan membuka matanya. Ia lagi menikmati tidur siangnya mumpung jam kosong. Jadi ia pikir akan bebas tidur tanpa ada yang menegurnya.

Begitu matanya terbuka sempurna Lea melihat 3 sosok pria tampan sedang menatap padanya.

Dengan sedikit terkejut ia bergumam.

"Bima?" ucap Lea dengan ekspresi terkejut, Lalu buru-buru memasang wajah datarnya lagi. Bima tersenyum hangat lalu menghampiri Lea.

"Lea apa Lo baik-baik aja?" tanya Bima khawatir.

"Gue baik Bim, emang gue kenapa?" Lea balik nanya dengan ekspresi setengah kesal jam tidurnya di ganggu.

"Terus ngapain lo ke sini?" Lanjut Lea lagi.

Sesil langsung menyentil tangan Lea, bermaksud menegur Lea supaya jangan terlalu ketus sama Bima.

"Aw ...." Rintih Lea sambil mengusap lengannya yang sedikit berdenyut akibat sentilan maut Sesil yang seperti orang memakai tenaga dalam saja rasanya.

"Apaan sih Sel! Sakit tahu!" ketus Lea sambil menatap tajam Sang biang kerok.

"Maaf, habis mulut lo ketus bangat sama si Bima, kasian tahu." Bisik Sesil pelan, sembari nyengir menampilkan lesung pipinya.

"Lea gue kesini hanya mastiin lo baik-baik saja," ujar Bima terlihat tulus.

"Bim, gue bisa jaga diri gue sendiri, Lo gak perlu repot-repot ngurus hidup gue!" tegas Lea dengan tatapan tajamnya.

"Baiklah, gue sudah peringati lo untuk jauhi Ken, demi kebaikan lo, Lea." Tambah Bima dengan tatapan penuh harap, namun juga sedikit rasa kecewa di matanya.

"Gue gak mau lo terluka Lea, bahkan kakek gue sendiri sedang mengincar lo sekarang." Batin Bima.

Raka dan Riko saling pandang lalu menepuk pundak sahabatnya pelan.

"Udahlah Bim, kasih Lea waktu sendiri. Yang penting lo udah sampaikan peringatannya pada Lea, jika ia memilih Ken biarkan saja." Ujar Raka bijak.

Riko mengangguk setuju dengan ucapan Raka. Bima akhirnya pergi meninggalkan kelas Lea dengan raut wajah kecewa.

Lea mengabaikan kepergian Bima, ia malah sudah menenggelamkan kembali wajahnya ke atas meja.

Menurut Lea Bima terlalu berlebihan ikut campur urusannya. Lagian ia tahu Ken dan keluarganya sangat baik padanya. Bahkan ia merasa terlindungi oleh Ken. Jadi tidak ada alasan buatnya untuk meninggalkan Ken.

***

Di apartemen Ken langit mulai diselimuti semburan warna jingga menandakan sebentar lagi sang bulan akan mengantikan tugas matahari untuk menerangi alam semesta. Lea sedang menatap pemandangan sore hari dari atas balkon kamarnya.

Sedangkan Ken masih berada di kantor, walaupun sibuk ia menyempatkan diri untuk menjemput Lea lalu langsung di antar ke apartemen setelah itu ia langsung balik kembali ke kantor.

Di ruangan kerjanya, Ken sedang menelpon seseorang dengan wajah datar tapi terlihat serius.

"Dion ada misi penting yang harus kau lakukan."

"Siap King, apa tugasnya."

"Kau bawakan dua orang anak buah kita ke rumah sakit Alendra. Jemput Alan bawa bersama kalian, nanti tugasnya akan gue kirim ke email lo." Jelas Ken tegas. Lalu langsung mematikan teleponnya.

Lima belas menit kemudian Dion dan dua anak buahnya sudah berada di rumah sakit milik keluarga Alendra. Dion dan kedua rekannya langsung menuju ke ruang Alan.

Alan dan Ken sudah bersahabat dari sekolah dasar. Alan yang berprofesi sebagai dokter muda yang jenius di percayai oleh papa Arga yang selaku Direktur rumah sakit itu, untuk mengurus laboratorium.

Di ruangannya, Alan sedang bersiap-siap untuk pulang ia dengan hati yang gembira dan penuh semangat ingin segera pulang untuk menemui istrinya.

Namun keinginannya sirna dengan kedatangan Dion dan dua anak buahnya.

Tap! Tap! Tap!

Suara langkah kaki mendekati ruang kerja Dr Alan. Suara kaki itu semakin mendekat membuat Alan sedikit penasaran lalu bergegas membuka pintu ruangannya.

Clek!

Pintu ruangan terbuka lebar terlihat tiga pria berwajah datar dan tegap berdiri tepat di hadapan pintu ruangan Alan.

"Sore Dr. Alan sapa Dion." Dengan wajah datarnya.

Alan yang sudah mengenal siapa Dion langsung menghela nafasnya dalam, ia sudah bisa menduga pasti ada pekerjaan yang menguras tenaganya lagi.

"Apa yang di inginkan Bos mu itu, hah!?" tanya Alan tanpa basa basi.

"Dr Alan, Anda harus ikut kami keluar kota sekarang juga." Jawab Dion tegas.

"Apa? Tidak bisa, jam kerja gue udah selesai!" tolak Alan dengan keras sambil melipat kedua tangannya di dada.

"Anda harus ikut Dr. Jangan buat kami bertindak kasar, kepada Anda" Ujar Dion.

"Gue tidak mau! Jangan paksa gue." Tegas Alan dengan wajah kesalnya, lalu membuang mukanya kesamping.

Dion langsung memberi kode kepada kedua anak buahnya. Melihat kode dari Dion, kedua pria berpakaian serba hitam itu langsung melangkah maju hendak menarik paksa Alan.

Alan dengan sikap waspada segera kabur. Namun sayang gerakan Alan terbaca oleh Dion. Dengan sigap Dion menangkap lengan Alan.

"Lepaskan gue brengsek!" ucap alan frustasi, dan berakhir di bopong seperti karung beras, oleh salah satu anak buah Dion.

Lorong yang terlihat sedikit sepi, meski masih ada beberapa perawat yang masih berjaga-jaga di sekitar area itu.

"Turunin gue bodoh!" umpat Alan kesal.

Para perawat yang melihat Alan di bopong seperti itu, membuat mereka menahan tawanya, mereka tahu siapa Dion jadi sudah tak merasa aneh lagi jika Dr Alan di bawa paksa Dion.

“Hey, kalian kenapa ketawa? Tolong dong, gue diculik nih!” ujar Alan dengan nada dramatis sambil berusaha membebaskan diri.

Alan makin memberontak, membuat Dion semakin kesal. “Diam, Dr. Alan. Kami hanya menjalankan tugas. Kalau mau protes, protes langsung ke Bos King,” ujar Dion tegas.

"Ok, turunin gue dan hubungi Bos Dingin kalian, itu!"

"Turunin." Perintah Dion pada pria yang membopong tubuh Alan.

Dion langsung menghubungi Ken, tak lama telpon langsung tersambung. Alan langsung merebut ponsel dari tangan Dion.

"Apa maksudmu menculik ku, hah! Apa kau tak tahu istri tercinta gue lagi menunggu di rumah!" sambar Alan dengan ketus.

"Gue butuh jasa lo, ini penting." Tegas Ken dari sebrang telepon.

" Gue gak peduli, cepat perintahkan anak buah lo untuk pergi."

"Tiket bulan madu eklusif ke Swiss plus lo boleh menginap di hotel Alendra yang ada di Swiss secara percuma selama dua Minggu." Tawar Ken.

Seketika wajah kesal Alan berubah berbinar penuh semangat.

"Kau serius!" tanya Alan memastikan pendengarannya.

"Seorang Ken, tidak pernah mengingkari janjinya." Jawab Ken.

"Ok, gue bersedia pergi dengan mereka tapi, apa tugas gue kali ini?"

"Ambil sampel dari sebuah kuburan yang ada di kawasan Bandung, lalu segera lakukan tes DNA pada seseorang. Nanti gue kirim sampelnya langsung ke rumah sakit.

"Lakukan dengan cepat." Lanjut Ken.

"APA? Jangan aneh-aneh Ken, sebentar lagi malam, apa tidak bisa di tunda besok?" tawar Alan mencoba bernegosiasi, ia merasa horor malam-malam harus berada di kuburan.

"Apa kau ingin gue berubah pikiran?" tanya Ken dingin.

"Ok, gue akan pergi malam ini juga, kasih gue waktu 3-4 hari untuk hasilnya." Jawab Akan cepat.

Mana mungkin ia menyia-nyiakan kesempatan emas berbulan madu ke Swiss serta menginap gratis di hotel mewah keluarga Alendra.

1
Syhr Syhr
Di kamar Om/Grin/
Syhr Syhr
Ouh ouh/Hey/
Opi Sofiyanti
pst istri nya pa pengacara... siapa sih nma nya lp lg....
Rita
sopo iki?
Rita
sabar ya Lan
anggrek hitam
secantik apa sih Lea ini!
mami syila
lanjut Thor kenapa di gantung sih/CoolGuy/
Elsa
jadi greget siapa sih?
Bulan_Eonnie🌝🦋💎
Ditunggu next updatenya kak. Jangan lupa mampir diceritaku juga, ya
Bulan_Eonnie🌝🦋💎
Ini typo ya, Kak😉😉
azela
siapa ya?/Shy/
Bulan_Eonnie🌝🦋💎
itu bukan Lea, Om. Dikasih koma ya, Kak, sebelum kata Om. Terus abis dialog tag itu huruf T nya huruf kecil yaa. 😉😉Semangat kak. Ceritanya bagus banget.🔥🔥🔥
Bulan_Eonnie🌝🦋💎
Halo, kak. Buat penggunaan kata ganti nya lebih baik konsisten di salah satu dari "kau" atau "kamu", ya😉
Bulan_Eonnie🌝🦋💎
Halo, Kak. Salam kenal, yaa. Aku mampir nih. Xixi
Mengare
katak 'kan' kalau di akhir kalimat harus memakai koma. contoh: "kamu belum makan, kan?"
Mengare
kalau dialog disusul kata lanjutan tidak perlu titik, tapi gunakan koma.

contoh: "pergilah yang jauh," terang pamanku.

dan yang pakai tanda titik itu seperti ini: "aku akan menguasai dunia." Rea menghantam dewa itu dengan yakin.
Mengare
kalau ada kata keterangan setelah kata pokok gak usah dikasih tanda koma.

contoh: aku makan nasi putih setelah/saat/sebelum salto-salto kayak monyet 🐒
riniasyifa: terima kasih banyak kak, akan segera di revisi/Applaud/
total 1 replies
Mengare
kalimatnya agak membingungkan. seharusnya, "di makar itu, seorang gadis ...
riniasyifa: wah dapat ilmu lagi terima kasih kak. akan segera di revisi ulang
total 1 replies
Bu Kus
itu apa kuburan orang tua Lea ya ko jadi penasaran lanjut makasih
anggrek hitam
wah Lea, dah mulai perhatian sama ken/Applaud/
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!