Kania Ishaq telah mencintai suaminya Daniel Saliem selama 10 tahun sejak Ia masih Remaja.
Namun, meskipun telah menikah dengan Daniel selama 7 tahun, bahkan Mereka telah memiliki seorang putri yang cantik bernama Elisa Saliem, Tetap saja tidak membuat Daniel bisa mencintainya.
Bahkan selama 2 tahun terakhir, Daniel malah berhubungan dengan adik tirinya Serena Gunawan tanpa malu dihadapannya.
Yang lebih menyedihkan, Putrinya sendiri, Elisa lebih menyukai Serena dibandingkan dirinya.
Akhirnya, Kania menyadari bahwa Ia telah melakukan hal yang sia-sia. Ia meninggalkan karirnya yang cemerlang sebagai dokter spesialis muda genius yang begitu dibanggakan profesornya namun berakhir mengecewakannya hanya untuk mengejar cinta.
Kania mengambil keputusan. Ia lelah mencintai sendirian dan sakit sendirian. Ia memutuskan untuk bercerai dan memulai hidupnya kembali.
Ia tak mau menyia-nyiakan waktunya lagi.
Bagaimana kisah Kania dan Daniel?
Selamat membaca...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Maufy Izha, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 5 : Ada yang Berbeda
Daniel pulang ke rumah setelah mengantar Serena terlebih dahulu.
Sesampainya Di rumah, Ia baru menyadari bahwa Kania tidak pernah ada di rumah bahkan sejak Ia kembali ke Konoha.
Ia bertanya pada Bi Sari yang ikut bersamanya pindah ke Konoha.
"Apa nyonya tidak pulang ke rumah?"
"Tidak Tuan, sejak kita datang ke sini Nyonya tidak pulang"
Daniel tidak mengetahuinya karena sejak tiba di Konoha, Ia kembali ke apartemen pribadinya. Sementara Villa ini memang hadiah pernikahannya dengan Kania untuk mereka tinggal bersama.
Sementara Elisa saat ini masih ada di rumah kakek dan nenek buyutnya. Jadi, tentu saja Ia belum bertemu dengan Kania.
Jadi, Kania tidak pulang ke rumah?
Namun, Daniel tidak mau memikirkannya. Kania mungkin sedang mencoba mencari perhatian dengan bersikap seolah marah padanya. Tapi, cara seperti itu tidak akan mempengaruhinya sama sekali.
Cepat atau lambat, wanita itu pasti akan kembali. Sama seperti sebelumnya.
Setelah itu, Daniel teringat kata-kata Kania siang tadi di Kantor bahwa Kania sudah mengajukan surat pengunduran diri.
Daniel yang tadinya ingin ke kamar dan membersihkan diri malah menuju ruang kerjanya.
"Fahri, Apa benar Kania sudah mengajukan surat pengunduran diri?"
Daniel langsung menghubungi Fahri begitu sampai di ruang kerjanya seraya mengecek email masuk.
"Benar Pak"
"Kenapa Kamu tidak memberitahuku?"
"Maaf Pak, Saya pikir Pak Daniel tidak...akan perduli"
Jawab Fahri dengan gugup, suaranya terdengar gemetar dari ujung telepon.
"Jadi, sekarang Kamu sudah bisa memutuskan pemikiranku?"
"Tidak Pak, Saya mana berani, Saya tidak bermaksud"
"Sudahlah"
Daniel mematikan teleponnya. Sebenarnya ada bagusnya Kania berhenti bekerja di Perusahaannya, tapi, pengunduran diri ini bukankah terlalu mendadak? Mengingat bagaimana wanita itu bersikeras untuk masuk ke dalam Salim Group agar bisa terus disisinya.
Daniel kemudian teringat email masuk dari Kania beberapa hari lalu, Ia pun mencarinya dalam inbox emailnya.
Begitu melihat email itu, Daniel pun mengkliknya.
Sesaat matanya terpaku. Ia mengulang judul email itu beberapa kali.
'SURAT PERJANJIAN PERCERAIAN?'
Pria itu sedikit melebarkan matanya seraya mengangkat sebelah alisnya. Pria itu kemudian tersenyum dingin.
****
Elisa sudah beberapa hari berada di Konoha, awalnya Ia begitu bahagia dan bersemangat karena bisa bertemu dengan Serena setiap hari. Menghabiskan waktu bersama Ayah dan Tantenya itu membuatnya sangat gembira.
Namun hari ini Ia menyadari, sejak Ibunya datang ke Wakanda waktu itu dan pergi begitu saja, Ibunya tidak pernah menelpon dirinya.
Awalnya Elisa bersyukur karena Dia tidak terlalu suka mengobrol dengan Ibunya itu. Namun saat ini Ia merasakan sedikit kerinduan.
Elisa pun langsung mencari telepon genggamnya dan menghubungi Ibunya.
Kania melihat nama Elisa dilayar gawainya, Ia langsung menutup panggilan tanpa berpikir lagi. Tak lama kemudian anak itu meneleponnya lagi. Awalnya, Kania tidak ingin menjawabnya, tapi setelah dipikir-pikir, Elisa tidak pernah berinisiatif meneleponnya terlebih dahulu setelah Anak itu ikut tinggal bersama Daniel di Wakanda.
Bagaimanapun, Elisa adalah putri semata wayangnya, Memikirkan kejadian buruk, Kania pun menjadi khawatir. Ia lantas menggeser panggilan itu untuk menjawabnya, namun panggilan dari Elisa sudah berakhir.
Kania kemudian menghubungi nomor rumahnya. Dan Bi Sari langsung menjawabnya.
"Elisa tadi meneleponku, tapi belum ku jawab teleponnya sudah putus. Apa Dia baik-baik saja?"
"Seharusnya sih baik-baik saja nyonya, nona muda sedang dikamarnya"
"Boleh minta tolong bantu aku mengeceknya Bi? Aku sedikit khawatir"
"Baik Nyonya, tunggu sebentar"
Bi Sari pun langsung naik ke atas menuju kamar Elisa.
Begitu mendapat jawaban dari gadis kecil itu, Bi Sari langsung memberitahu Kania.
"Nona muda bilang, tidak sengaja terpencet nyonya"
"Ya sudah. Terima kasih Bi, maaf merepotkan"
"Tidak apa-apa nyonya. Oh ya, Nyonya ingin makan malam apa? Nanti Saya siapkan"
"Tidak usah Bi, Aku tidak akan pulang"
"Apa? Nyonya tidak pulang lagi"
"Ya, Aku banyak pekerjaan. Jadi tidak perlu siapkan makan malam untukku kalau Aku tidak minta"
"Baiklah Nyonya"
Begitu panggilan berakhir, Kania melanjutkan pekerjaannya lagi. Deadline-nya semakin dekat dari tanggal peluncuran.
Pagi ini Profesor Hasan menghubunginya dan mengatakan Proyek itu bisa langsung dijalankan, dengan kata lain, ide dan makalah proyek Software hasil gagasannya tidak ada masalah dan tidak ada koreksi. Kania tersenyum dan merasa bangga atas kerja kerasnya beberapa Minggu ini. Untungnya, meskipun tidak melanjutkan karirnya di bidang Sains dan Teknologi, Kania tidak benar-benar meninggalkannya, Ia masih membaca jurnal-jurnal, buku pengetahuan serta makalah-makalah tentang perkembangan teknologi saat ini. Jadi, Ia tidak benar-benar tertinggal.
Lagipula, Tanpa Kania sadari, Bakatnya luar biasa. Bakat yang langka yang tidak dimiliki oleh semua orang, bahkan Alex sekalipun. Meskipun Alex tergolong jenius. Tapi Profesor Hasan tidak pernah membanggakannya seperti Ia membanggakan Kania Ishaq Murid terbaik dan sekaligus kesayangannya.
Lihat saja, meskipun pernah membuatnya kecewa, Prof. Hasan dengan mudah menerimanya kembali bahkan mendukungnya.
"Luar biasa, Kamu memang luar biasa Kania. Aku sungguh iri. Bagaimana ide secemerlang ini tidak pernah mampir di otakku"
"Kak, Kamu juga membantuku menyempurnakannya. Kamu juga sangat berjasa, terima kasih"
"Tidak, tidak. Kamulah yang terbaik, Aku hanya memberi masukan sedikit, itu sama sekali tidak membantu. Lihat, bahkan produk G-I-P kita masih menjadi chip terbaik saat ini, belum ada yang menyaingi, Sekarang kita akan meluncurkan produk teknologi yang akan sangat diminati bahkan dari kalangan perorangan. Aku yakin belum ada terobosan seperti ini sekarang, Kamu memang brilian!"
Ucap Alex dengan bangga. Suaranya begitu bersemangat di seberang video.
G-I-P (Guardian intellegence Partner) adalah chip buatan Kania yang sangat masyhur saat pertama kali diluncurkan, hingga banyak perusahaan-perusahaan teknologi lain yang mencoba memproduksi cip seperti GIP, namun sampai sekarang GIP masih menjadi yang terbaik.
Bahkan masih menjadi satu-satunya produk kecerdasan buatan yang menjadi sample bagi seluruh perguruan tinggi jurusan Sains dan teknologi didalam maupun diluar negeri.
GIP merupakan chip dengan ukuran node terkecil di dunia yaitu 2nm (nanometer) yang di produksi secara masal. Chip ini digunakan dalam berbagai produk seperti ponsel pintar, kendaraan listrik, sistem AI, teknologi pertahanan negara serta semua perangkat yang mendorong pertumbuhan inovasi di berbagai sektor.
"Terima kasih kak Alex. Ayo kita bekerja keras sampai nama kita tercatat dalam sejarah"
"Tentu saja!. Baiklah, bagaimana kalau besok Kakakmu yang kaya raya tujuh turunan ini mentraktirmu makan?"
"Kalau dapat makan gratis, tentu saja tidak boleh ditolak"
"Hahaha, bagus, bagus. Kalau begitu sampai besok. Aku akan menjemputmu setelah pulang kerja"
"Baiklah kak, Bagaimana kalau ajak guru juga?"
"Ajak guru? Mmm baiklah, Aku akan coba mengajaknya. Tapi jangan berharap, Kamu tahu dia seperti anaconda. Sangat galak, susah untuk dibujuk"
"Ya Aku tahu, tapi tidak ada salahnya kita mencoba"
"Ya baiklah, baiklah. Kalau begitu pembahasannya sampai disini saja.. pergilah tidur. Jangan bergadang"
"Siap Pak!, Kamu juga, selamat beristirahat"
"Ya, sampai jumpa besok"
Kania pun mengakhiri zoom meeting nya dengan Alex. Kemudian Ia menyiapkan diri untuk mandi kemudian tidur.
Besok Ia masih harus pergi ke Kantor Salim Group. Penggantinya sudah ada, Tapi tentu saja Kania harus mengajarinya terlebih dahulu.
Bersambung....
wah keren ,,KK iparku jg kerja di Hongkong