Amora Jane,,,, adalah gadis berusia 19 tahun yang rela menikah kontrak dengan pria yang koma yang berusia 24 tahun.
Amora terpaksa meninggalkan bayinya karena itu salah satu syarat dari pernikahan kontrak mereka.
Beberapa tahun berlalu, akankah Amora bertemu kembali dengan bayinya,,,,,,
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Adirbas, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Berkunjung
Amora mulai menata meja kerjanya dengan barang-barangnya. Emy tepat berada di tim yang sama dengan Amora dan dia juga duduk di samping Amora.
"Mari kita berteman,,," ucap Emy.
"Baiklah,,," jawab lembut Amora.
Saat Amora sibuk dengan beberapa berkas yang telah di berikan untuk mereka kerjakan.
"Hai Jenni,,," sapa Meri yang datang bersama Benni.
"Ups,,,,," ucapnya sambil sengaja menyenggol kopi yang berada di meja Amora, Meri membuat kopi itu tumpah di baju Amora.
Amora tetap tenang, meskipun telah kejadian seperti itu. Dia masih sibuk dengan mengatur segala isi di dalam Laptopnya.
"Hei,,," senggol Meri tepat di kening Amora.
"Maaf nona Meri, sebaiknya anda menjaga perilaku anda,,,," kesal Emy.
"Ohw, apa sekarang kau memiliki teman baru,,,,?" tunjuk Meri ke arah Emy.
Amora tetap tidak menggubris perkataan Meri. Hal itu membuat Meri kesal, saat Benni dan Emy melihat bahwa Meri mulai melancarkan jambakan. Keduanya berusaha melepasnya secepat mungkin.
"Mari pergi saja,,," teriak kesal Benni.
"Kau membelanya,,," tunjuk Meri ke arah Amora.
"Sudah cukup, kita pergi saja dulu,,," ucap Benni sambil menarik kasar tangan Meri.
"Apa kau baik-baik saja,,,?" tanya Emy sambil merapikan rambut Amora yang sedikit berantakan.
"Tidak masalah, kerjakan saja tugas mu. Kita tak boleh di cap tidak kompeten di awal kita bekerja,,," senyum Amora.
"Benar juga,,," ucap Emy yang mulai fokus pada laptop mereka masing-masing.
Tanpa mereka sadari bahwa Amora sedang di lihat dari kamera Cctv oleh keluarga Lean dan Lemos yang saat ini berada di ruang milik Wiliam.
"Tidak peduli dengan cara apa, tolong cari tahu ada hubungan apa antara nona Jenni dan Meri,,,,?" tanya nenek Lean kepada bodyguardnya.
"Baik Nyonya,,," jawabnya patuh.
"Cari tahu segala tentangnya,,," perintah Alex membuat semua terkejut.
"Ada apa Alex,,,?" tanya nenek.
"Aku hanya menyuruh mencari informasi tanpa ada yang istimewa,,," jawabnya.
"Jika mereka telah mencari tahu, lebih baik korek saja semuanya,,," ucap William.
"Itu benar,,," kompak Alex dan Robert.
°°°°°°°
Sepuluh hari telah berlalu selama Amora masuk ke perusahaan. Selama itu juga setiap hari Meri datang mengganggu kehidupan Amora. Tapi, Amora sama sekali tidak peduli padanya.
Hari ini Amora di beri tugas untuk meminta langsung tanda tangan William karena itu berkas yang sangat penting.
Atasan Amora sedang tidak sehat, jadi dia meminta Amora dan Emy untuk datang ke rumah tuan Wiliam untuk meminta tanda tangan di berkas penting itu.
Jadi, Amora sedang naik motor bersama Emy menuju alamat rumah kedua keluarga besar itu.
"Maaf,,,siapa kalian,,,?" tanya bodyguard di depan gerbang pagar utama.
"Kami adalah karyawan tuan Wiliam,,," jawab Amora sambil memperlihatkan kartu namanya. Lalu, bodyguard itu mengambil dua kartu pengenal itu untuk di cek.
"Kalian boleh masuk,,," .
Amora dan Emy kembali menaiki motor mereka untuk masuk ke rumah itu yang lumayan jauh dari gerbangnya.
"Besar sekali,,," gumam Emy sambil merasa kagum.
"Kami datang menemui tuan Wiliam,,," ucap Amora kepada bodyguard yang berjaga di depan pintu.
Tanpa banyak bicara mereka membuka pintu. Lalu, mempersilahkan mereka masuk.
"Apa kita langsung masuk,,,,?" gumam Emy.
"Apa kau tak terkejut dengan semua ini. Kenapa dari tadi kau diam saja,," kesal Emy sambil menyenggol lengan Amora.
"Aku tak sanggup bermimpi memiliki semua ini,,," jawab Amora sambil matanya melihat ke arah foto keluarga yang di pajang di dinding.
"Nona, silahkan menunggu sebentar di sini,,," ucap pelayan sambil menunjuk ke arah sofa.
"Bolehkah kami melihat-lihat beberapa Foto itu,,,?" tanya Amora sambil menunjuk foto di dinding.
"Biarkan saja,,," perintah seseorang yang memantau pergerakan Emy dan Amora melalui Cctv kepada pelayan itu.
Semua pelayan dan bodyguard di rumah itu memang selalu memiliki earphone untuk menerima perintah langsung dari tuan rumah.
"Tentu saja boleh nona, selama anda tetap dalam batasan anda,,," jawab pelayan.
"Air apa yang anda inginkan,,,?" tanya pelayan.
"Aku air apa saja boleh,,," ucap Emy.
"Aku air yang kira-kira tak bisa aku minum di luar sana,,," ucap Amora sambil matanya tetap tertuju ke arah foto keluarga. Sebenarnya dia hanya ingin melihat foto Alana dan Alvin saja. Namun, itu akan mencurigakan. Jadi, dia memilih melihat semuanya.
"Berikan,,,," perintah dari earphone.
"Baik, aku mengerti,,," jawab pelayan sambil berjalan pergi.
"Tidak bisakah kau hati-hati dengan bicaramu. Bagaimana jika mereka malah marah kepadamu,,," tegur Emy.
"Bukankah memang benar. Tidak mungkinkan minuman di rumah ini sama seperti minuman di luar. Jadi, selagi kita di sini, kenapa kita tidak menggunakan kesempatan untuk meminta minuman yang tak bisa kita minum di rumah,,," jawab Amora sambil tersenyum ke arah Emy.
"Aku tahu,,,ucapan mu ada benar juga. Tapi, aku takut,,," ucap Emy.
"Tenanglah, kau harus membiasakan dengan diriku yang ceplas-ceplos begini,,," ucap Amora.
"Sebenarnya apa yang dari tadi kau lihat,,,,?" tanya Emy.
"Aku merasa iri kepada mereka,,," tunjuk Amora ke foto keluarga besar yang terdiri dari semua generasi dari kedua keluarga besar itu.
"Mereka sungguh terlihat tampan-tampan dan cantik-cantik,,," ucap Emy.
"Bukan tentang itu,,," celetuk Amora.
"Lalu,,,?" bingung Emy.
"Mereka memiliki foto keluarga besar,,," ucap Amora dengan nada sedih sambil matanya tertuju pada Alana dan Alvin yang berada di pangkuan kedua nenek dari kedua keluarga itu. Alvin berada di pangkuan nenek Lean. Sedangkan Alana di pangkuan nenek Lemos.
"Ohw,,,," ucap Emy karena dia bisa merasakan bahwa temannya itu sedang sedih
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...