Sebuah kisah asmara dia orang anak remaja yang sudah berjalan hingga 2 tahun lamanya. Perjalanan cinta yang indah tapi retak di tengah perjalanan.
Dihadapkan dengan cinta baru oleh kehadiran orang yang baru. Perasaan yang dulu membara kini terasa hampa dan dingin.
Mampukah mereka mempertahankan kisah cinta mereka yang retak menjadi utuh. Atau melepaskan demi cinta baru yang membuat mereka bahagia. Mari kita ikuti kisah cinta mereka. Selamat membaca
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Marya Juliani Jawak, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Pura - pura sakit
"Valdo cari siapa? Permata ya?" Goda Ivana melihat gerak - gerik Valdo mengamati sekitar.
"Pastilah. Kan salah satu tujuannya datang kesini untuk melihat Permata." Ucap Diva yang melihat semangatnya Valdo berangkat kesini.
"Sok tau." Elak Valdo agar dirinya tidak diledekin.
"Itu Permata!" Tunjuk Ivana kearah kiri lapangan
"Mana?" Tanya Valdo tanpa sadar.
"Hahahaha" Ledek Ivana yang berhasil menggoda Valdo.
"Becanda" Ucap Ivana kembali yang membuat Valdo sedikit marah. Valdo sedang tidak ingin diganggu. Perasaannya dari tadi tidak enak dan kepikiran akan Permata.
"Hahaha" Tawa lainnya juga. Tapi hanya sebentar. Mereka rasa Valdo kali ini dalam mode serius.
"Itu Herlina kan? Coba tanya dia?" Ucap Edward yang kebetulan melihat Herlina. Ia mengenal Herlina sebagai pacar James. Sedangkan Permata belum pernah dijumpainya. Dia juga sedikit penasaran akan sosok seorang Permata yang mampu membuat seorang Valdo tergila - gila.
"Makasih bang" Ucap Valdo lalu pergi berlari menghampiri Herlina.
"Permata yang mana sih? Penasaran aku." Ucap Edward yang tidak ingin menyiakan kesempatannya datang ke kampus Rayon B untuk melihat Permata.
"Ada kok dia cantik." Puji Ivana yang di sanggah oleh Juan.
"Bukan cantik tapi aneh." Pendapat yang diberikan oleh Juan.
"Aneh gimana maksudnya?" Tanya Edward makin penasaran.
"Aneh lah pokoknya. Lebih baik abang gak usah kenal." Jawab Juan kembali.
"Dirimu sensi kali Juan. Jangan bilang kau suka lagi sama Permata?" Tanya Ivana yang membuat Juan terkejut.
"Ogah kak, gak mau aku sama cewek aneh itu. Mending aku sama adean kakak yang lain." Ucap Juan menggelengkan kepalanya. Segitu aneh kah Permata dimatanya.
Ivana dan Diva hanya tertawa kecil melihat tingkah Juan.
"Awas aja, gak suka sama suka cuman beda tipis." Peringat Diva tapi tidak dihiraukan Juan.
"Dia unik bro, nanti lah biar dikenalkan Ivana. Ia kan sayang"
"Ia betul Edward. Nantilah aku kenalin. Atau besok. Soalnya kan besok dia ikut cerdas cermat juga." Ucap Ivana. Dia juga gak yakin bisa mengenalkan Permata hari ini karena Permata belum menunjukkan batang hidungnya sejak tadi.
"Oke di tunggu. Jadi penasaran kali aku lihat dia. Apakah dia aneh atau unik? Atau ada sebutan yang lain yang akan aku berikan." Ucap Edward yang membuat tawa mereka bertiga.
...----------------...
"Her? Lihat Permata gak?" Tanya langsung Valdo yang membuat Herlina terkejut dengan kehadiran Valdo secara tiba - tiba.
"Gak ada. Aku juga dari tadi nyariin dia. Cuman gak ketemu." Ucap Herlina. Nafasnya terlihat tidak beraturan sehabis mencari Permata. Ia langsung duduk di rumput dan bersandar pada pohon.
"Dia kemana ya?" Gelisah Valdo dan mengikuti Herlina duduk.
"Aku telpon juga gak ngangkat. Kita tunggu aja bentar. Kalau keluar pasti bentar lagi balik." Yakin Herlina dan suasana menjadi hening. Mereka sibuk dengan pikiran masing - masing.
Seseorang baru saja memasuki lapangan. Ia melihat sekilas dan menemukan Sahabatnya sedang duduk dibawah pohon bersama seseorang yang dia kenal. Dia datang menghampiri mereka berdua.
"Sepertinya capek banget kalian berdua? Padahal gak ada ikut lomba hari ini." Ucap Permata yang baru datang. Ia menyodorkan minuman dingin pada mereka berdua.
"Permata?" Ucap mereka bersamaan
"Bukan tapi hantu" Tawa Permata mencandai mereka berdua. Herlina menerima minuman tersebut dan memeluk Permata. Sedangkan Valdo hanya bisa menerima minuman tanpa bisa memeluk Permata seperti yang dilakukan Herlina.
Dia sadar ini tempat umum, dan hubungan mereka tidak sedekat itu. Setidaknya Valdo sudah bisa tenang melihat Permata baik - baik aja saat ini.
"Lo darimana aja sih?" Tanya Herlina dalam pelukan Permata. Permata hanya tersenyum tanpa ada niat menjawab.
"Per? Baju kamu kok beda? Kenapa gak pakai seragam?" Tanya Valdo menyadari Permata tidak mengenakan seragam seperti yang lainnya. Herlina melepas pelukannya dan mendapati Permata memakai baju rumahan seperti yang biasa dia kenakan di asrama.
"Ia kenapa gak pakai seragam? Kamu sakit? Itu makanya kamu ganti pakaian terus ke UKS sendirian? Pantes dari tadi kamu gak kelihatan, ternyata kamu di UKS" Asumsi Herlina tentang Permata yang menghilang dari tadi.
"Ia aku sakit." Aduh rintih Permata sakit sambil memegang perutnya. Asumsi Herlina ternyata membantunya di situasi saat ini.
"Aku udah izin sama Ibu Asrama untuk pulang." Ucap Permata kembali
"Ayo aku antar." Ucap Herlina tapi ditahan oleh Permata.
"Aku naik angkot aja. Lagian dekat kan. Gak mungkin kamu pergi tanpa izin ibu Asrama." Permata mencoba memberi penjelasan pada Herlina.
"Ya udah aku aja yang antar. Kami bawa motor tadi kesini." Solusi yang diberikan Valdo dan disetujui oleh Herlina.
"Bagus, kalau sama Valdo aku izinkan pulang. Ya udah kalian pergi sana." Ucap Herlina membantu Permata berdiri. Permata masih berpura - pura sakit.
"Dari belakang aja. Biar kita gak jadi pusat perhatian" Usul Permata yang tidak mau menjadi pusat perhatian atau ada yang melihat dirinya untuk saat ini.
Permata dan Herlina berjalan kearah pintu belakang sedangkan Valdo menuju pintu depan mengambil kendaraan untuk menjemput Permata dari pintu belakang.
...****************...
