Di negeri fantasi Qingya, seorang gadis bernama Lian Yue tiba-tiba membangkitkan Spirit Rubah Perak sebelum usianya genap 18 tahun—sesuatu yang mustahil dan sangat berbahaya. Kejadian itu membuat seluruh sekte mengincarnya karena dianggap membawa warisan kuno.
Saat ia kabur, Lian Yue diselamatkan oleh pewaris Sekte Naga Hitam, Shen Ryuko, lelaki dingin dan kuat. Namun ketika tubuh mereka bersentuhan, Qi mereka saling menyatu—tanda bahwa mereka adalah pasangan ritual yang hanya bisa diaktifkan lewat hubungan intim.
Sejak itu, keduanya terikat dalam hubungan berbahaya, penuh gairah, dan diburu para sekte yang ingin merebut kekuatan mereka.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon S. N. Aida, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 11 — Hukuman atau Perlindungan?
Pagi setelah hampir terjadinya Ritual Ikatan Tubuh, udara di Sekte Naga Hitam terasa setebal lapisan es yang pecah. Lian Yue, meskipun sudah stabil berkat intervensi Elder Mo, merasakan dinginnya tatapan setiap pasang mata yang dilewatinya. Kabar tentang insiden di Paviliun Utara menyebar cepat, dimanipulasi menjadi rumor tentang "penyihir rubah yang merayu pewaris naga."
Lian Yue dan Ryuko dipanggil ke Aula Tetua.
Aula itu adalah kubah batu hitam besar yang dihiasi relief naga kuno, tempat kekuasaan Sekte Naga Hitam berada. Di sana, tujuh Tetua berjubah abu-abu duduk di atas singgasana obsidian, memancarkan Qi yang menindas. Elder Mo Qiang ada di tengah, wajahnya tidak bisa dibaca.
Di sisi lain, Shen Zhaoling berdiri dengan seringai licik, didampingi beberapa murid senior yang loyal padanya—Feng Ruyin termasuk di antara mereka. Ruyin, dengan kecantikannya yang tajam, menatap Lian Yue dengan kebencian tersembunyi.
“Shen Ryuko,” suara Tetua Pertama, Elder He, terdengar serak dan berat. “Laporkan insiden tadi malam. Formasi Pelindung Paviliun Utara hancur. Dua penyusup mati tanpa pengadilan. Dan kami mendengar… ada indikasi ketidakpantasan dengan tamu kami, Nona Lian Yue.”
Ryuko berdiri tegak, tak gentar di bawah tekanan tujuh Tetua. Lian Yue berdiri di sisinya, merasa sangat kecil.
“Tetua yang terhormat,” jawab Ryuko, suaranya dingin dan tegas, tidak mengandung sedikit pun penyesalan. “Insiden tadi malam adalah akibat dari serangan Organisasi Kegelapan yang mencoba menculik Nona Lian Yue, yang kami yakini membawa Warisan Purnama.”
“Adapun ‘ketidakpantasan’,” lanjut Ryuko, melirik sinis ke arah Shen Zhaoling, “itu adalah upaya untuk menstabilkan Qi Nona Lian Yue. Qi Yin-nya meledak akibat serangan musuh, dan jika tidak diimbangi dengan Qi Yang dalam waktu singkat, dia akan menderita Qi Deviation dan mati. Itu bukan ketidakpantasan, melainkan pertaruhan nyawa untuk menyelamatkan aset Sekte.”
Shen Zhaoling maju selangkah. “Omong kosong! Anda, Shen Ryuko, dikenal karena kedisiplinan besi Anda. Tapi di balik pintu tertutup, Anda mencoba mengambil keuntungan dari gadis itu. Qi Yin Nona Lian Yue mungkin liar, tapi apakah benar-benar perlu sampai—sampai nyaris menyelesaikan Ritual Ikatan Tubuh tanpa izin Sekte?”
Desas-desus langsung menyebar di antara murid-murid di sayap aula. Lian Yue merasakan wajahnya memanas, ingin bumi menelannya.
Ryuko berbalik, menatap Zhaoling dengan mata emas yang membara. “Aku menantangmu, Kakak Tiri. Apakah kau ada di sana? Apakah kau melihat apa yang terjadi? Jangan meremehkan kekuatan Rubah Ekor Perak. Jika Sekte memutuskan untuk tidak percaya padaku, maka aku akan menanggung konsekuensi penuh.”
Ryuko berbalik menghadap para Tetua. Ia menarik napas dalam, sebuah keputusan yang mengejutkan.
“Aku, Shen Ryuko, Pewaris Sekte Naga Hitam,” katanya dengan suara lantang, menggemakan di seluruh aula. “Bertanggung Jawab Penuh atas Keselamatan dan Takdir Nona Lian Yue. Aku menerima hukuman apa pun jika kalian menganggap tindakan penyelamatanku sebagai pelanggaran.”
Deklarasi itu membuat aula gempar. Ryuko tidak hanya bertanggung jawab atas tindakannya, tetapi ia secara efektif mengklaim Lian Yue sebagai urusan pribadinya yang tidak boleh diganggu Sekte lain. Ini adalah bentuk klaim posesif yang paling mutlak.
Wajah Shen Zhaoling memucat karena marah. Feng Ruyin menggigit bibirnya, matanya menembakkan api kecemburuan.
Elder He mengetuk kursinya. “Pernyataanmu sangat serius, Ryuko. Itu berarti, jika terjadi kesalahan pada Warisan Purnama atau jika Nona Lian Yue memicu perang, tanggung jawab akan jatuh sepenuhnya di pundakmu.”
“Aku tahu,” jawab Ryuko dingin. “Aku akan melindungi apa yang menjadi takdirku.”
Elder Mo Qiang, setelah keheningan yang panjang, akhirnya angkat bicara. “Tuan-tuan Tetua, mari kita pertimbangkan. Nona Lian Yue adalah kunci Warisan Purnama. Jika Ryuko telah secara tak terhindarkan terikat padanya—seperti yang ditunjukkan oleh Tanda Ikatan—maka memisahkan mereka hanya akan membunuh gadis itu dan menghancurkan kesempatan kita menguasai Warisan. Ryuko telah membuat janji. Kita harus mengawasi, tetapi kita tidak boleh mengintervensi takdir Qi mereka.”
Setelah diskusi sengit, para Tetua memutuskan hukuman bagi Ryuko: ia diwajibkan untuk menjaga Lian Yue 24 jam sehari, dilarang meninggalkan Sekte, dan harus mengajarkan Teknik Meditasi Naga-Rubah hingga Lian Yue mencapai stabilisasi.
Itu bukanlah hukuman. Itu adalah perlindungan yang diperkuat dan diresmikan oleh Sekte.
Setelah sidang, Lian Yue merasa hancur. Ia tidak pernah ingin Ryuko menderita karenanya. Ia adalah sumber masalah, penyihir rubah yang membawa malapetaka ke Sekte Agung ini.
Di lorong sepi, ia mencoba menjauh dari Ryuko.
“Ryuko, aku minta maaf,” Lian Yue berbisik, menatap lantai. “Aku tidak seharusnya berada di sini. Aku tidak ingin kau dihukum karena aku. Biarkan aku pergi. Aku akan mencari jalan keluar yang lain.”
Ryuko berhenti dan menarik Lian Yue ke dinding di lorong yang gelap. Ia tidak memeluknya, tetapi menahannya dengan Qi-nya.
“Pergi?” Ryuko mendesis. “Ke mana? Ke tangan Mei Ronghua, yang akan menjadikanmu budak ritual? Ke tangan Lord Hei Wenzhan, yang akan menguras Warisanmu sampai kau kering?”
“Aku—aku bisa bersembunyi—”
Ryuko memotongnya, dengan mata yang kini lembut tetapi posesif. "Lian Yue. Dengar baik-baik. Aku menerima hukuman itu. Bukan untukmu, tapi untuk diriku sendiri. Kau adalah tanggung jawabku. Jangan pernah berpikir untuk meninggalkanku. Ini bukan hukuman, ini adalah izin resmi dari Sekte untuk menjagamu tanpa batas."
Ryuko mencondongkan tubuhnya, mendekat ke wajah Lian Yue. “Kau adalah takdir yang tidak bisa kuhindari. Dan aku tidak akan lagi mencoba lari.”
Ia melepaskan Lian Yue, tetapi kehangatan Qi Yangnya tetap menempel pada kulit gadis itu.
Saat Ryuko hendak mengajaknya kembali ke Paviliun Utara, Elder Mo Qiang muncul dari balik pilar batu.
Ryuko dan Lian Yue memberi hormat.
Elder Mo menatap mereka dengan tatapan dingin, lalu matanya terpaku pada Lian Yue.
“Nona Lian Yue, Ryuko telah mengklaimmu di depan para Tetua. Itu adalah hal yang sangat berani, tapi juga bodoh,” kata Elder Mo dengan nada rendah, hanya bisa didengar oleh mereka berdua.
Elder Mo melangkah lebih dekat, dan suaranya berubah menjadi bisikan yang mendesak.
“Jaga dirimu, Nona Lian Yue. Ada yang ingin memisahkan kalian. Ada yang ingin membebaskan Ryuko dari tanggung jawabnya padamu, bukan karena prihatin, tapi karena mereka menginginkan posisinya sebagai Pewaris Naga Hitam. Kau adalah kelemahan terbesarnya sekarang.”
Ryuko mengerutkan kening. “Maksudmu Shen Zhaoling?”
“Zhaoling hanyalah alat,” Elder Mo menjawab misterius. “Ada mata lain yang mengawasimu, gadis Rubah. Mata yang cemburu, ambisius, dan mungkin… mata yang berasal dari Istana Kekaisaran. Mereka akan menggunakan segala cara untuk menjatuhkan Ryuko, dan cara termudah adalah dengan menghancurkan aset yang baru saja ia klaim.”
Elder Mo menatap Lian Yue, tatapannya kini memohon. “Jadilah kuat. Kontrol Qi Rubahmu. Karena jika kau goyah, bukan hanya kau yang akan jatuh, tetapi seluruh Sekte Naga Hitam akan terbakar, dan Ryuko akan kehilangan segalanya.”
Setelah mengatakan itu, Elder Mo menghilang.
Lian Yue menelan ludah. Ia tidak hanya membawa Warisan kuno; ia kini menjadi bidak dalam permainan politik yang mematikan. Dan ia adalah titik terlemah dalam armor baja Shen Ryuko.
Ryuko melihat ketakutan di mata Lian Yue. Ia tidak mengatakan apa-apa, tetapi ia meraih tangan Lian Yue, mengunci jari-jari mereka, dan menyalurkan Qi Yang yang kuat dan stabil.
"Ayo," ajak Ryuko, menariknya kembali ke Paviliun Utara.
Lian Yue mengikutinya. Di hatinya, rasa bersalah itu kini bercampur dengan tekad baru. Ia tidak akan membiarkan dirinya menjadi kelemahan Ryuko. Ia harus belajar mengendalikan Rubahnya. Ia harus menguasai Teknik Meditasi Naga-Rubah.
Ia harus menjadi kekuatan Ryuko, bukan kutukannya.
Saat mereka berjalan, mereka melewati sekelompok murid perempuan. Lian Yue merasakan tatapan tajam dan penuh api. Ia mendongak dan melihat Feng Ruyin berdiri di antara mereka, cantik dan berkuasa, dengan senyum yang dipaksakan.
Mata Ruyin terpaku pada tangan Ryuko yang menggenggam tangan Lian Yue. Dalam sekejap, Ruyin memasang ekspresi jijik, lalu berjalan pergi, diikuti oleh para pengikutnya.
Lian Yue merasakan Qi Rubahnya bergetar halus—bukan karena ketakutan, tetapi karena alarm posesif yang baru ia kenal.
Cemburu.
Itu adalah emosi yang aneh. Ia belum mencintai Ryuko, tetapi Spirit Rubahnya sudah mengenali ancaman terhadap pasangan hidupnya.
Lian Yue tahu, perang tersembunyi yang diperingatkan Elder Mo tidak hanya datang dari Organisasi Gelap, tetapi juga dari intrik dingin Sekte, dan—yang paling aneh—dari hati seorang wanita yang cemburu. Dan ia harus siap menghadapinya.
Ia mengeratkan genggamannya pada tangan Ryuko.
Hukuman atau perlindungan? Bagi Lian Yue, itu terasa seperti rantai takdir yang harus ia terima.