Naima dan Arga akan segera menikah tak lebih dari dua Minggu lagi. tapi nyatanya Arga berse-ling-kuh dengan wanita yang tak lain adalah anak dari pemilik perusahaan tempat dia bekerja. Naima memergoki Arga dan dia datang kepada ayah dari Wanita itu untuk meminta pertanggung jawaban darinya. tapi tanpa di sangka malah duda dua anak itu bertanggung jawab dengan cara menikahinya.
apakah pernikahan mereka akan bahagia? saksikan terus kisahnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yam_zhie, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Naima 27
Semalaman Arga tak bisa tidur dengan nyenyak. Dia teringat terus kepada Naima. Entah kenapa, tapi dia malah sangat merindukan Naima dan ingin melihat wajah mantan kekasihnya itu. Wanita yang sudah dia sakiti hatinya. Wanita yang sudah banyak berkorban untuknya. Wanita yang masih mengisi sebagian hatinya.
"Apa di rumah Naima ada acara? Kenapa ada orang yang mulai pasang tenda? Bukannya pernikahan Naima dan aku batal? Lalu ada acara apa itu? Karena setau aku, Naima tidak memiliki saudara lain. Dia adalah anak satu-satunya dari Pak Hamdan. Apa mungkin Naima akan menikah dengan pria itu? Pria yang aku lihat kemarin bersama dengan dia? Tidak. Tidak mungkin Naima memutuskan menikah dengan orang lain secepat itu! Naima tidak mungkin juga selama ini seli-ng-kuh dan dekat dengan pria lain! Naima terlalu mencintai aku!"ujar Arga memberhentikan mobilnya di sebrang rumah Pak Hamdan.
Dia masih duduk di belakang kemudi dan memperhatikan banyak tetangga juga yang berlalu lalang keluar masuk rumah Ayah Hamdan. Seharusnya menag besok adalah acara pernikahan dirinya dan Naima. Tapi dia sudah memutuskan untuk memilih Gisel. Dengan teganya dia menyakiti hati wanita itu. Apalagi persiapan pernikahan sudah di persiapkan oleh Naima dan keluarganya. Arga yang penasaran akhirnya keluar dari dalam mobil mengenakan masker dan kacamata hitam. Dia akan mencoba bertanya kepada tetangga dan orang sekitar. Mencari informasi apa yang terjadi di ruang keluarga Ayah Hamdan.
"Bu, maaf itu di rumahnya pak Hamdan ada acara apa ya? Kok sampai Padang tenda segala?"tanya Arga kepada ibu-ibu yang baru saja keluar dari dalam rumah Ayah Hamdan.
"Oh itu, kami membantu Pak Hamdan untuk acara pernikahan anaknya, Naima yang akan berlangsung besok. Maaf anda siapa ya? Kok saya seperti kenal dengan mata dan juga suaranya?"tanya Ibu itu menyipitkan matanya.
"Ah saya hanya teman Naima dan Arga dulu. Apa Naima akan menikah dengan Arga? Mereka pacarannya sudah lama kan ya?"tanya Arga sedikit tergugup.
Karena memang dia pacaran lama dengan Naima sehingga beberapa tetangga memang sudah mengenal Arga. Termasuk ibu yang berada di depannya. Dia pasti mengenal Arga. Jantung Arga berdetak kencang menunggu jawaban dari tetangga Naima itu.
"Oh temannya Arga? Pria tak tau diri yang meninggalkan Naima itu? Saya bersyukur Naima tidak menikah dengan pria tak memiliki hati seperti dia! Pria yang tak memiliki otak! Kalau aku jadi keluarga Pak Hamdan aku pasti sudah membawa bala tentara untuk membuat rumah mereka hancur! Seperti hal nya mereka yang sudah membuat hancur hati kedua orang tua dan gadis sebaik Naima!"jawab ibu itu penuh emosi kemudian pergi meninggalkan Arga yang masih terdiam mematung di sana.
Ucapan itu itu membuat hatinya tercubit. Ternyata semua tetangga Pak Hamdan tahu kalau mereka sudah membatalkan pernikahan antara dirinya dan Naima. Semua karena ulah ibunya saat datang ke rumah Pak Hamdan berteriak-teriak memaki mereka di luar rumah mereka. Sehingga para tetangga tahu pertengkaran dan masalah yang sedang di hadapi oleh mereka.
Arga masuk ke dalam mobil merasa lututnya lemas dan juga dadanya sesak. Membuka masker dengan kasar dan meraup udara dalam-dalam. Matanya masih memandang ke arah rumah Ayah Hamdan. Beberapa lama terdiam, akhirnya dia pergi dari sana karena harus segera ke kantor.
"Ternyata Naima akan menikah dengan orang lain? Kenapa mereka memaksakan sekali acara pernikahan itu dengan mencari pria pengganti? Bagaimana kalau pria itu hanya ingin mendapatkan madu dari Naima saja? Padahal selama dua tahun aku yang sudah menjaganya? Bagaimana kalau setelahnya Naima di ceraikan? Astaga kenapa Naima dan kedua orang tuanya bersikap bo-doh hanya karena uang tak seberapa yang mereka keluarkan untuk membayar vendor acara pernikahan itu. Apa susahnya batalkan saja! Toh semua warga juga sudah tahu kalau kami membatalkan pernikahan itu! Ah si-al! Kenapa aku rasanya tidak tega sekali melepaskan Naima untuk orang lain!"emosi Arga memukul-mukul stir mobilnya.
Tak rela saja rasanya mendengar jika Naima malah menikah dengan orang lain. Kenapa harus secepat itu mencari pengganti dia? Kenapa harus memaksakan menikah dengan orang lain yang belum tentu mencintai dia. Apa mungkin Naima akan bahagia dengan pria itu? Itu yang ada salah fikiran Arga.
Padahal menikah dengan dia saja belum tentu membuat Naima bahagia. Selama ini saja dia selalu memberikan rasa sakit di hati Naima. Malah berfikiran jika Naima tak akan bahagia dengan pria lain. Dia sudah membuang Naima dan memilih Gisel. Kenapa masih harus memikirkan Naima?
Tiba di kantor, Arga mencoba menyibukkan diri dengan setumpuk pekerjaan yang ada di depannya. Dia berusaha untuk tidak memikirkan Naima. Dia berusaha untuk melupakan jika wanita itu besok akan menikah dengan laki-laki lain. Tapi kenapa dia tak bisa fokus dan malah kembali memikirkan Naima. Rasanya dia ingin sekali menanyakan langsung kepada gadis itu.
"Pak, maaf ini ada berkas yang harus anda periksa,"ujar salah satu staff masuk ke dalam ruangan Arga.
"Oh iya, Sarah. Apa boleh aku pinjam ponselmu untuk menghubungi seorang teman. Karena dia memblokir nomor aku,"ujar Arga.
"Maaf laki-laki atau perempuan ya Pak? Karena kalau laki-laki saya tidak bisa. Takut suami saya marah walau dia tidak tahu, tapi Tuhan tahu apa yang kita lakukan dan sembunyikan,"jawab Sarah.
Jleeeb
"Kamu tenang saja, dia wanita,"jawab Arga.
"Baiklah pak,"Sarah memberikan ponselnya kepada Arga.
Arga dengan cepat menekan beberapa angka nomor ponsel Naima yang begitu dia hafal. Panggilan pertama tidak di angkat. Hingga panggilan ke dua barulah di angkat oleh Naima.
"Assalamualaikum, maaf siapa ya?"terdengar suara yang begitu Arga rindukan beberapa hari ini. Padahal sebelumnya, suara itu selalu dia tolak penggilannya.
"waalaikumsalam, Naima ini aku Arga. Jangan tutup dulu teleponnya. Aku hanya ingin bertanya, apa kamu benar akan menikah? Dengan siapa? Apa kamu yakin akan menikah dengan pria lain? Kenapa tidak membatalkan saja pernikahan itu! Kenapa kamu malah membaut hidup kamu susah dengan menikah tiba-tiba dengan pria yang bahkan tidak kamu kenali sifatnya!"cerocos Arga.
"Maaf, tapi tak ada alasan bagi saya untuk menjelaskan kepada anda! Kita bukan siapa-siapa dan tak ada hubungan apapun. Tuuuuut!"Naima mematikan telepon dan saat Arga mencoba menghubungi lagi, Naima sudah memblokir nomor itu dengan cepat.
"Siaaaal!"teriak Arga kesal dan hampir membanting ponsel milik Sarah. Beruntung Sarah berhasil mengambil ponselnya tepat waktu.
"Maaf pak, lain kali kalau mau marah. Bantinganya ponsel anda sendiri jangan ponsel orang lain!"kesal Sarah dan pergi dari sana.
makin seru az cerita nya kk outhor ini 🥰🥰🥰