perjalanan anak remaja yang berusaha bekerja keras , namun perjuangannya penuh dengan duri
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon bang deni, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Surat Tantangan
setelah selesai menandai tanah dengan patok patok yang di beri warna berbeda Rangga meminta kertas dan pulpen untuk membuat sketsa sederhana dulu, Rangga mendahulukan menyetabilkan tanah yang labil dulu sebelum membangun villa.
" pak ini sketsa kasarnya, ini yang di dahulukan yah pak," ucap Rangga sambil menyerahkan sketsa untuk menyetabilkan tanah yang labil.
" ooh, ok, besok saya akan menyuruh para pekerja mengerjakan " ucap pak Hendi senang.
" kalau begitu saya pulang dulu , biar cepat selesai desain 3D" Rangga langsung berpamitan , karena tugasnya melihat tanah sudah beres
" kalau begitu biar Mia yang antar pulang " pak Hendi langsung menyuruh Mia mengantar Rangga.
" iya pak , terima kasih" ucap Rangga .
" mas Rangga udah lama kerja buat desain?" di perjalanan Mia berusaha mengakrabkan diri .
" belum lama , baru setengah tahun kok " jawab Rangga, ia memang baru setengah tahun mengambil pekerjaan membuat desain rumah , karena setahun kemaren dia berlatih di gunung Anjasmoro.
" aku juga ngambil jurusan yang sama dengan mas ,nanti ajari aku yah " pinta Mia .
" mau masuk dulu" ucap Rangga basa basi, Mia turun dan mengikuti Rangga masuk ke dalam.
melihat beberapa hasil desain yang sudah selesai Rangga buat ,Mia berdecak kagum
" ini Mas semua yang buat ?" tanya Mia memastikan
" iya , itu desain milik pak Rendra" sahut Rangga.
" ya udah mas, aku pulang dulu, ini dari papa"
setelah berbincang bincang sejenak, Mia berpamitan pulang dan menyerahkan sebuah amplop pada Rangga
" apa ini?" tanya Rangga heran, pekerjaan nya kan di mulai saja belum.
" ga tau , itu papa yang nyuruh kasih, ga boleh nolak katanya " ucap Mia dan masuk ke dalam mobilnya.
" terima kasih yah, kamu hati hati di jalan " sahut Rangga .
Rangga membuka amplop itu, yang isinya uang lembaran seratus ribuan .
" 20 juta, orang kaya memang beda , cuma meriksa lahan saja di kasih segini " gumam Rangga pelan.
" sepi yah ga ada Silvia" kata Rangga dalam hati . Kostan Rangga Rangga hanya ada enam kamar, hanya empat kamar yang terisi, dan di saat hari libur , dua penghuni kost pulang ke rumah orang tuanya .
Rangga memutus kan kembali berlatih , ia memasuki alam bawah sadar, ia kaget saat melihat penampilan Nagini.
" kok kamu berubah?" tanya Rangga heran
" itu karena penyatuan mu dengan Lydia dan Silvia Rangga" jawab Nagini santai.
" jadi selama ini yang membuat kami tak bisa mengendalikan nafsu kamu!" teriak Rangga kesal, pantas saja bila dekat dengan Lydia dan Silvia ia tak bisa menahan nafsunya.
" iya, memang salah satu cara itu agar aku bisa mengumpulkan kekuatanku" jawab Nagini.
" kalau ada cara lain kenapa harus menggunakan cara ini, Nagini Nagini ,kamu membuatku bersalah pada mereka" ucap Rangga mendesah penuh penyesalan.
" ga perlu merasa bersalah, awalnya juga mereka mencintaimu, aku hanya mempercepat jalannya saja, kamu kan tinggal menikahinya saja" Nagini berkata dengan santai.
" ya ,tapi kami masih kuliah, " rangga mendesah. Ia harus segera menikahi keduanya,
" cara apa lagi agar kekuatanmu pulih ?" tanya Rangga , ia tak bisa menyalahkan Nagini, karena ia juga menikmati ,dan lagi Nagini yang telah menolongnya saat kematian hampir menjemput.
" ada beberapa tanaman dan benda yang bisa mengembalikan kekuatanku, tapi mungkin saat ini sudah sangat langka ." jawab Nagini .
" aku akan berusaha mencarinya, kamu bersabar, dan satu lagi kenapa saat bersama Mia kamu tak mempengaruhi kami?" tanya Rangga heran.
" dia sudah tak perawan , jadi tak ada kekuatan energi yin darinya" jawab Nagini , Rangga mengangguk.
" ya sudah aku mau latihan," ucap Rangga langsung duduk bersila di sana. Ia bersemedhi dan mulai berlatih . Nagini mengawasi.
setelah berlatih cukup lama ,Rangga memutuskan menyudahi berlatihnya.
" aku harus menelpon Lydia dan silvia , agar mau menikah secara sah " gumam Rangga , tapi melihat statusnya ia merasa ragu apa keluarga dari Lydia dan Silvia mau menerima keadaan dirinya . Ia tahu Silvia orang berada , dia mempunyai gudang kopi di Pagar Alam, sedang Lydia lebih kaya lagi, keluarganya mempunyai banyak perusahaan besar , dia tak mau di bilang memanfaatkan kekayaan mereka.
Braaak
Rangga terlonjak, mendengar benturan keras di pintu kostnya.
dengan cepat ia membuka pintu, di depan pintu sebuah batu bata terbungkus kertas menggeletak.
Rangga mengambil dan memperhatikan batu serta kertas itu ,yang ternyata surat tantangan dari perguruan seseorang yang tak ia kenal, tempatnya di hutan kecil di jalan Pramuka .
" hais , kirain Baldy menghilang bakal tenang ga tahu nya ada saja yang merasa tak puas" gumam Rangga .
jam tiga lapangan yang tak jauh dari LP yang biasanya di pakai berkemah para pelajar ,kini ramai oleh beberapa orang dengan pakaian perguruan silat.
" kok rame, ini mau berantem apa sunatan masal" gumam Rangga , tapi ia tak menghentikan langkahnya ia terus melangkah masuk ke dalam lapangan .
" prok"
" prok"
" prok"
Kedatangan Rangga di sambut tepuk tangan beberapa orang .
" asem kirain topeng monyet apa ,gw Dateng di tepuk tanganin" gerutu Rangga.
" gw kira loe ga berani di tantang datang kesini" Baldy keluar dari kerumunan
" eh, loe mau apa lagi, jangan sampe gw abis kesabaran!" sentak Rangga kesal. ternyata masih Baldy juga yang membuat masalah,
" ha ha ha , bukan gw yang nantang loe, tapi ini Santoso dari perguruan Garuda Sakti" Balky tertawa sambil mengenalkan Santoso seorang pemuda tinggi dan kekar.
" Balky, ternyata kamu bergabung ke Garuda Sakti!" Sa'i yang juga hadir membentak Balky.
" maaf kang Sa'i, saya sudah keluar dari perguruan Maung Lodaya, jadi terserah saya mau bergabung dengan perguruan manapun" ucap Balky sombong.
" siapa aja yang nantang , maju semua!" seru Rangga ,
" Ngga jangan, Santoso di atas aku!" Sai berkata dengan khawatir , Rangga tersenyum
" ga apa apa, tenang saja" ucap Rangga , membuat Sa'i menggelengkan kepala.
" wuut"
" wuut"
" wuut"
tiga orang meloncat ke sisi Santoso
" bagaimana kalau kamu bergabung" ucap salah seorang dari perguruan Tangan Seribu.
" di tambah lagi juga ga apa apa" ucap Rangga santai. Kebetulan selama ini dia tak pernah ketemu lawan tanding , apalagi ini jelas jelas di bawah ilmu kakak seperguruannya .
" Rangga jangan nekat!?" Sa'i kembali mengingatkan
" tenang saja kak , tolong perhatikan Balky jangan sampai kabur" pinta Rangga, ia berjalan ke tengah lapangan .
" maju, tapi tangan dan kaki tak bermata dalam pertarungan , jangan salahkan aku bila kalian terluka !" teriak Rangga .
" Kurang ajaaaar" merasa di remehkan ke empatnya mengepung Rangga . Sa'i memucat wajahnya, dia hanya bersiap menolong bila Rangga terluka parah.
" hiaaat "
" hiaaat "
dengan serentak keempatnya menyerang Rangga , Rangga mengerahkan langkah delapan penjurunya , semua pukulan tak ada yang mengenai Rangga , Sa'i kaget melihat Rangga bisa lolos dari serangan ke empatnya.
"Jurus Tangan Seribu" orang dari perguruan Tangan mengeluarkan jurus andalannya setelah beberapa kali menyerang tak membuahkan hasil ,Santoso pun ikut mengeluarkan jurus andalannya
" Garuda memburu mangsa" ke empatnya bergerak menyerang lagi.
Rangga masih bergerak seperti biasa , serangan mereka tak ada yang mengenai satupun.
" lawan kami jangan menghindar saja" teriak Santoso marah, bajunya sudah berkeringat karena mengeluarkan tenaga tapi tak ada yang mengenai Rangga.