Cewek matre? Itu biasa! Lalu, bagaimana dengan cowok matre? Sangat luar biasa.
Itulah yang Delia rasakan, memiliki kekasih yang menjadikannya seperti ATM berjalan. Hingga pada akhirnya, putus cinta membawa Delia yang tanpa sengaja menghabiskan satu malam bersama dengan pria asing.
Bagaimana cerita Delia selanjutnya? Yuk simak!
So Stay Tune!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mom AL, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab. 8 ONS
Delia dan Bella sudah sampai di sebuah cafe, mereka berjalan masuk ke dalam sama.
"Kau yakin ini tidak akan jadi masalah?"
"Tenanglah, Delia. Dia itu temanku, dan kau juga sahabatku, jadi tidak perlu ada yang ditakutkan."
"Tapi dia kan calon bosku, Bel." ujar Delia merasa sungkan.
"Sst! Diamlah. Nah, itu dia!" Bella menunjuk meja yang berada di sudut.
"Hai," sapa Bella setelah sampai di dekat pria itu.
Pria yang menjadi teman Bella itu pun menoleh, tetapi matanya malah tertuju pada Delia. Dia seperti terhipnotis dengan kecantikan wanita itu. Bahkan dirinya tidak menjawab sapaan dari Bella.
"Dan!" seru Bella sambil memukul pelan pundak Danu.
Pria bernama Danu itu pun mengedipkan matanya beberapa kali, dia tersenyum tipis dan meminta maaf.
"Ada apa denganmu? Aku menyapa, tapi kau malah terus menatap sahabatku." gurau Bella.
"Sejak kapan kau memiliki sahabat secantik ini?" tanya Danu membuat Delia terbatuk. "Hei, tenang, Nona. Aku hanya memujimu, jangan gugup seperti itu."
"Baiklah, berhubung kalian baru bertemu hari ini. Jadi, dia Delia, sahabat baikku, dan Delia, dia Danu, teman masa kecilku." Bella memperkenalkan mereka satu sama lain.
Keduanya pun saling berjabat tangan.
"Dan, dia ini Delia, yang ku ceritakan kemarin malam."
"Oh, jadi dia karyawan baru di kantorku?"
Delia mengangguk sopan, dengan senyum manisnya.
"Di kantor mungkin kita akan menjadi atasan dan bawahan, tapi diluar, kita akan menjadi teman. Bagaimana?" Danu mengangkat sebelah alisnya.
"Tidak masalah, aku berteman dengan siapapun. Selagi dia baik padaku," jawab Delia penuh keyakinan.
"Itu bagus, Delia. Aku lihat kau itu wanita yang sangat baik, jujur, dan sopan. Kau sangat cocok jadi sekretaris pribadiku."
Bola mata Delia membulat. "Se—sekretaris?" tanyanya mengulangi.
"Hm! Apa saat interview tadi tidak ada yang memberitahu jabatan mu di kantor sebagai apa?"
"Setahuku hanya menjadi staff biasa,"
"Apa kalian akan terus membicarakan masalah pekerjaan dan aku hanya menjadi obat nyamuk?" tanya Bella membuat Danu tersadar.
"Maaf-maaf. Aku memintamu datang kemari karena ada hal yang ingin ku bicarakan."
"Yup! Tepat sekali, dan karena asik berbincang, kau jadi melupakan segalanya." ledek Bella sambil menyenggol lengan Delia yang hanya tersenyum tipis. "Tapi, Danu. Aku mengajak Delia, tidak masalah kan? Dia juga sahabatku, dan kau tidak perlu malu jika Delia mengetahui masalahmu."
"Kenapa tidak?" Danu tersenyum ke arah Delia.
"Begini, kau tau kan, umurku hampir mencapai tiga puluh lima tahun?"
"Lalu?" Bella mendengarkan dengan seksama.
"Papaku meminta agar aku segera menikah. Masalahnya, bagaimana mau menikah? Calon saja aku tidak punya." ujar Danu frustasi.
"Iya juga, ya. Terus? Sekarang apa yang ingin kau lakukan?"
"Aku ingin meminta bantuanmu, Carikan wanita, agar mau menjadi pacar pura-puraku. Ya, supaya Papaku tidak mendesak terus. Aku bosan mendengar ceramahnya."
"Baiklah, kita akan mengadakan seleksi. Ide bagus kan? Ya, gak, Del?"
Delia yang tidak terlalu menyimak hanya mengangguk pelan.
"Boleh juga! Kau atur saja waktunya, dan kalau bisa, malam hari. Hm? Aku harus pergi, ada urusan mendadak." Danu beranjak dari tempat duduknya, lalu dia pergi dari hadapan Bella dan Delia.
"Bel, apa benar dia itu berusia tiga puluh lima tahun?"
"Memangnya kenapa?" tanya Bella sehabis menyeruput jusnya.
"Wajahnya terlihat muda, ku pikir usianya masih dua puluh delapan tahun." ucap Delia serius, hingga Bella pun tertawa.
"Mungkin karena dia tipe pria yang baik, dan murah senyum. Maka dari itu, wajahnya awet muda. Kau tau, Delia. Saat karyawannya membuat salah, dia tidak pernah memarahi. Ya, paling hanya menasehati dengan kata-kata lemah lembutnya, lalu memaafkan. Intinya, Danu itu sosok pria yang bertanggungjawab dan pantas jadi idaman semua wanita."
"Termasuk dirimu?"
Bella mengerutkan dahinya.
"T—tidak! Maksudku, kenapa bukan kau saja yang berpura-pura jadi kekasihnya Danu? Kalian kan sudah berteman lama,"
"Kalau sampai kekasihku tau, bisa habis aku." Bella menggulirkan bola matanya. Sedangkan Delia, hanya tertawa pelan.
******
Bersambung
kaya kaca mbke /CoolGuy//CoolGuy/
biar della aja yg tunjukin bukti ke aryan biar dramatis dan usai