NovelToon NovelToon
Hanya Sebatas Ranjang

Hanya Sebatas Ranjang

Status: sedang berlangsung
Genre:Poligami / CEO / Selingkuh
Popularitas:20.9k
Nilai: 5
Nama Author: Fhatt Trah

Berawal dari ketidaksengajaan lalu berujung pada pernikahan yang tidak direncanakan. Nadia yang mencoba bertahan hidup dengan menggantungkan harapannya pada pernikahan yang hanya dijadikan sebagai hubungan sebatas ranjang saja, tak mengira hidupnya akan berubah setelah ia memberi Yudha seorang anak yang diidam-idamkan.

“Jangan pernah berharap lebih dari pernikahan ini. Aku menikahimu bukan karena cinta, tapi karena kita sama-sama saling membutuhkan, Nadia,” kata Yudha.

“Tapi bagaimana jika suatu hari nanti kamu yang lebih dulu jatuh cinta padaku?”

“Tidak akan mungkin itu terjadi.”

Lantas bagaimanakah kelanjutan hubungan pernikahan Nadia dan Yudha yang hanya berdasarkan pada kebutuhan ranjang semata? Akankah cinta bersemi diantara mereka?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Fhatt Trah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 28. Ternyata Ganteng Juga

Ternyata Ganteng Juga

Entah mengapa yang terpikirkan oleh Yudha ketika hatinya hancur, adalah mendatangi Nadia. Berada di dekat Nadia membuat hati dan perasaannya sedikit tenang. Nadia itu laksana tetesan air hujan di padang pasir yang gersang.

Sepasang tangan Nadia merangkul dan mengelus punggungnya dengn lembut. Menenangkannya seperti menenangkan seorang anak kecil yang sedang menangis.

Suara merdu Nadia yang menghiburnya dengan sebuah nyanyian itu pun membuat tangisnya kemudian reda. Lalu berganti dengan kepalanya yang terasa berat, pening sampai berputar-putar. Sampai kemudian tubuhnya pun terasa berat, kedua tangannya yang memeluk Nadia jatuh terkulai lemas.

Hal itu sontak membuat Nadia terkejut. “Pak, Bapak tidur atau pingsan nih? Yaelah, Pak, jangan tidur di sini dong,” ujarnya panik seraya menepuk-nepuk pelan punggung Yudha. Kepala Yudha bersandar di bahunya.

“Mana si Bapak bau alkohol lagi. Jangan-jangan beneran pingsan nih. Bisa gawat kalau begini,” keluhnya masih memegangi Yudha.

Nadia tak tahu, entah ia mimpi apa dalam tidurnya sejam lalu sampai Yudha mendatanginya di tengah malam seperti ini. Ditambah lagi pria itu dalam keadaan mabuk. Lalu sekarang malah pingsan di kamarnya.

Jelas saja ia panik bercampur khawatir. Bagaimana jika terjadi sesuatu pada Yudha. Apa yang harus ia lakukan. Lalu bagaimana pula jika sampai tetangga-tetangga kamarnya mengira ia membawa masuk lelaki ke dalam kamarnya ini. Bisa panjang urusannya jika pemilik kost sampai tahu. Bisa-bisa ia ditendang keluar dari tempat ini.

“Yaelah, Pak. Kenapa pake acara pingsan segala sih? Kan saya yang repot. Mana tempat tidurnya kecil lagi. Sekarang saya mau tidur di mana coba. Tempat tidurnya sudah dipakai Bapak semua,” keluhnya lagi dengan wajah setengah frustasi setelah ia membaringkan Yudha di atas tempat tidurnya. Ia juga melepas sepatu Yudha.

Entah pria itu pingsan atau sudah tertidur pulas, tapi yang jelas keberadaan pria itu di dalam kamarnya ini merupakan masalah baginya nanti.

“Pak ... Pak Yudha, bangun, Pak. Bapak harus pulang sekarang juga, Pak. Bapak tidak boleh tidur di sini. Kalau Bapak tidur di sini, saya tidur di mana?” Ditepuk-tepuknya pelan lengan Yudha. Tetapi tidak ada respon sedikitpun. Pria itu malah mendengkur, menandakan tidurnya teramat pulas.

Nadia semakin merengut kesal. Dipandanginya wajah tampan yang terlelap itu. “Bapak sebenarnya ada masalah apa sih, Pak? Kenapa Bapak sampai menangis seperti itu? Kalau Bapak ingin makan ketoprak, Bapak kan tinggal bilang sama saya. Saya bisa belikan untuk Bapak. Kenapa harus datang ke sini tengah malam begini? Bapak sudah seperti hantu saja.”

Suara dengkuran Yudha mulai terdengar halus, pertanda pria itu mulai nyaman dalam tidurnya. Saking merasa khawatir, Nadia bahkan sampai tidak bisa tidur. Sedari tadi matanya mengawasi pria itu. Ia duduk bersila sembari menopang dagu.

Semakin lama memperhatikan wajah Yudha, sebuah senyuman kecil tanpa sadar terukir di bibirnya, sembari ia bergumam. “Ternyata Bapak ganteng juga.”

Nadia tersenyum-senyum memandangi wajah Yudha. Sementara waktu terus berjalan. Entah sudah berapa lama, kemudian ia mulai terkantuk-kantuk. Sampai akhirnya ia jatuh terlelap di sebelah Yudha.

****

Tok tok tok

“Nad ... Nadia, bangun, Nad.”

“Kamu tidak kerja hari ini, Nad? Sudah berapa berapa ini, kenap kamu belum bangun?

“Nadia buka pintunya dong, Nad. Kamu masih punya teh sama gula kan? Bagi dong. Punyaku habis, nih.” Resty, teman sebelah kamar Nadia itu mengetuk pintu di pagi hari.

Waktu sudah menunjukkan pukul delapan pagi. Resty yang bekerja sebagai SPG salah satu produk kecantikan itu sering sekali meminjam bahkan meminta sesuatu dari Nadia. Seperti pagi ini, ia yang hendak berangkat bekerja itu kehabisan teh dan gula untuk ia jadikan teman sarapannya pagi ini.

Namun, berulang kali mengetuk, tak kunjung ada sahutan dari dalam.

“Nad ... buka pintunya dong, Nad. Aku udah telat nih? Memangnya kamu tidak kerja hari ini, Nad?” sekali lagi Resty mencoba membangunkan Nadia, sembari sesekali melirik arloji pada pergelangan kirinya. Cemas ia berdiri di depan pintu kamar Nadia, sebab tidak biasanya Nadia bangun telat seperti ini.

“Nad, kamu udah kesiangan, Nad. Bangun dong. Memangnya kamu tidak kerja hari ini? Nanti kamu dipecat loh. Bangun dong, Nad. Udah siang nih?” Resty menaikkan nada suaranya. Sampai beberapa detik kemudian, pintu kamar Nadia pun akhirnya dibuka.

Wajah Nadia menyembul dari balik dauh pintu yang terbuka setengah. Wajah ngantuknya membuat Resty kasihan.

“Ada apa sih, Res? Kan sudah aku bilang besok pagi saja aku kasih yang banyak mie-nya. Kenapa malam-malam begini? Aku ngantuk sekali tahu?” sungut Nadia sambil menguap beberapa kali. Matanya terasa berat, sulit sekali untuk terbuka lebar.

“Duh, kasihan sekali sih kamu. Pasti pekerjaan kamu berat ya, sampai-sampai kamu bangunnya kesiangan begini,” kata Resty.

“Kesiangan apaan. Orang ini masih malam, kok.”

“Masih malam gundulmu. Tuh lihat, mataharinya sudah tinggi.” Resty menunjuk matahari yang mulai naik. Cahayanya bahkan bersinar terang dan cukup membuat mata Nadia silau melihatnya.

Seketika itu juga Nadia tersentak kaget. Lekas ia menoleh ke belakang, melihat jam yang menggantung di dinding kamarnya.

“Aaaaa ...”

Namun kemudian ia terlonjak sampai memekik keras saat matanya melihat sebuah penampakan di atas tempat tidurnya. Sampai Resty penasaran, lalu mendorong pintu kamarnya terbuka lebar.

“Kenapa, Nad? Oh my God!” Tidak hanya Nadia, Resty pun terlonjak kaget melihat sesosok tampan berbaring di tempat tidur Nadia. Ia kemudian membawa langkahnya masuk, ingin melihat sosok itu dari dekat.

“Kamu bawa laki-laki ke dalam kamar, Nad?” sembur Resty. Suaranya terdengar sampai keluar kamar.

Nadia panik. Lekas mendekat lalu membekap mulut Resty sebelum tetangga lain mendengarnya.

“Sssst ... pelankan suaramu,” katanya memelototi Resty. Ia tak ingin keberadaan Yudha di dalam kamarnya ini menjadi sumber masalah baginya.

“Siapa laki-laki ini, Nad? Pacar kamu? Apa kalian tidur bersama semalam?”

“Bukan, Res. Dia bukan pacarku, dan kami tidak tidur bersama semalam. Dia_”

“Aku tidak percaya, Nad. Kalian pasti udah ngapa-ngapain semalam. Buktinya dia tidur di kamar kamu, di atas tempat tidurmu lagi. Mana mungkin kalian tidak berbuat apa-apa.”

“Beneran, Resty. Kami tidak melakukan apa-apa. Kami ha_”

“Ada apa ini?” Tiba-tiba sebuah suara mengagetkan Nadia dan Resty. Sontak keduanya menoleh ke arah Yudha yang sudah terbangun dari tidurnya.

Pria itu menguap beberapa kali, kemudian mengalihkan pandangannya pada Nadia dan Resty yang tercengang melihatnya. Bahkan saat bangun tidur pun, pria itu terlihat tampan. Resty sampai tak berkedip menatapnya.

“Kamu siapa? Kenapa kamu tidur di kamar temanku?” tanya Resty penasaran.

Sedangkan Nadia masih terlihat panik. Takut jangan sampai hal ini mengundang perhatian yang lain.

Yudha mendongak, memandangi Nadia dan Resty bergantian. Ia tampak tak acuh, seakan tidak peduli jika keberadaannya di dalam kamar seorang gadis ini bisa menimbulkan kesalahpahaman.

“Res, please, Res. Tolong kecilkan suaramu. Nanti didengar yang lain,” pinta Nadia.

“Iya, iya, Nad. Aku tahu. Tapi kenapa kamu bawa laki-laki ke dalam kamar? Kalau sampai ketahuan Pak Noto gimana? Bisa diusir kamu nanti.”

“Iya, makanya aku minta tolong sama kamu jangan panik begitu dong. Calm down, santai, oke?”

“Oke, santai. Tapi jelaskan dulu, siapa laki-laki_”

“Laki-laki yang mana maksud kamu, Resty?” Baru saja Resty mengingatkan, namun kini masalah itu sudah datang mendekat. Siapa sangka, Pak Noto, pemilik tempat kost itu mengetahui kelakuan Nadia yang membawa masuk seorang laki-laki ke dalam kamarnya melalui kamera pengawas yang terpasang di setiap sudut gedung. Keberadaan kamera pengawas itu hampir tidak diketahui oleh penghuni kos karena kameranya yang kecil dan tidak terlihat.

Sengaja Pak Noto memasang CCTV untuk mengawasi setiap penghuni jika ada yang berbuat di luar peraturannya. Ketika ia melakukan pemeriksaan pagi ini, ia malah menemukan satu rekaman yang membuat ia harus cepat bertindak.

Nadia dan Resty pun tersentak kaget. Lekas menoleh ke arah sumber suara. Pak Noto kemudian melangkah masuk ke dalam kamar Nadia dan menemukan seorang pria duduk di atas tempat tidur Nadia.

Pria itu kemudian dengan santainya berdiri, membetulkan kemejanya.

“Kamu penghuni baru tapi sudah berani membawa masuk laki-laki, Nadia,” kata Pak Noto dengan wajah serius.

Nadia panik, berusaha membela diri. “Pak, Pak Noto salah paham. Saya tidak membawa masuk laki-laki. Ini tidak seperti yang Pak Noto bayangkan, Pak. Orang ini adalah_”

“Kamu sudah tahu peraturan di sini kan? Kamu saya keluarkan dari tempat ini sek_”

“Saya calon suaminya.”

-To Be Continued-

1
🌞MentariSenja🌞
bener ini I Ove You??
🌞MentariSenja🌞
beberapa ronde emang kuat? emang gak lecet perih itu punya nadia, digesek terus, kecuali ada istirahatnya....aduuuhhh...🤭🤭🤭🤧🤧🤧
𝕸𝖆𝖗𝖞𝖆𝖒🌹🌹💐💐
si Maura merusak suasana saja😡😡
Ziezah Azizah
waduh gawat😆😆😆
tapi gpp sih kalo ketauan... biar tau rasa tuh si Maura
🌞MentariSenja🌞
dalan???
🌞MentariSenja🌞: aku aja yg hbs nulis selalu koreksi kdg masih ada aja yg kelewat /Facepalm/
Fhatt Trah (fb : Fhatt Trah): 🤧🤧🤧 untung aja ada kk yg selalu ngireksi. aku paling malas banget revisi, selesai ditulis langsung up. makanya typo nya gk ketulungan
total 2 replies
🌞MentariSenja🌞
bernapas kega?🤭
Fhatt Trah (fb : Fhatt Trah): 🤣🤣🤣 untung bukan tega
total 1 replies
🌞MentariSenja🌞
orangtua egois
Fhatt Trah (fb : Fhatt Trah): ho oh. manfaatin anak buat hidup enak. 🤧🤧 emang sekeluarga parasit
total 1 replies
🌞MentariSenja🌞
manusia bisa berubah seiring waktu, apalagi klo udah jelas² melihat penghianatan istrinya
🌞MentariSenja🌞
namu?
Fhatt Trah (fb : Fhatt Trah): otewe revisi
total 1 replies
🌞MentariSenja🌞
denga
🌞MentariSenja🌞
preeetttt
〈⎳ FT. Zira
cinta dah mulai bersemii/Proud//Proud/
〈⎳ FT. Zira
beneran parasit mereka🤧🤧
Fhatt Trah (fb : Fhatt Trah): sayangnya iya🤧🤧
total 1 replies
Dedek Imutz
bagud
Fhatt Trah (fb : Fhatt Trah): 😍😍 thank you udah mampir di cerita receh author abal² ini🙏🏻😊
total 1 replies
Elisabeth Ratna Susanti
like plus iklan 👍🥰
Fhatt Trah (fb : Fhatt Trah): thank you kk
total 1 replies
Ziezah Azizah
hm suami idaman cuma ada di novel😘
Fhatt Trah (fb : Fhatt Trah): mungkin ada di dunia nyata, tp yaaaah ... gk ganteng² amat🤧🤣🤣. kalaupun ada, mungkin hanya ada 1 diantara 1 juta penduduk😁
total 1 replies
〈⎳ FT. Zira
jlebb gak tuhh/Slight/
〈⎳ FT. Zira: /Facepalm//Facepalm//Facepalm//Facepalm/
Fhatt Trah (fb : Fhatt Trah): langsung keselek 🤣🤣
total 2 replies
〈⎳ FT. Zira
segenap jiwa apaann dahh🤧🤧
Fhatt Trah (fb : Fhatt Trah): dgn segenap dusta🤧😁
total 1 replies
𝕸𝖆𝖗𝖞𝖆𝖒🌹🌹💐💐
Kasihan deh loe Maura😏😏😏😏
Ziezah Azizah
mampus tuh si Maura😏
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!