[UPDATE 2 - 3 CHP PERHARI]
"Aku bukanlah siapa-siapa, aku hanyalah manusia biasa yang menginginkan kebebasan, tapi...
Ketika keluarga dan orang-orang yang aku sayangi di sakiti, maka aku akan menjelma menjadi dewa kematian!"
"Kau berani menghina ku? Mungkin aku akan diam....
Tapi jika kau berani menghina keluargaku, maka kau akan berakhir di lautan darah!"
Season 1 =
TOWARDS THE PEAK OF MARTIAL ARTS
Season 2 =
TOWARDS THE PEAK OF MARTIAL ARTS 2
Jangan lupa dukungannya ya...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Y. Septra, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Ch- 12. Menyelamatkan Qiao Ning (Bagian 2).
Ch- 12. Menyelamatkan Qiao Ning (Bagian 2).
Selama perjalanan menuju ke ruang bawah tanah, banyak para prajurit istana yang mencoba menghadang dan menghentikan Ming Xuan, tapi mereka semuanya berakhir dengan sangat mengenaskan, meskipun tingkat kultivasi mereka lebih tinggi daripada Ming Xuan, tapi dihadapan pedang Ming Xuan, mereka semua bukanlah apa-apa selain obyek pelampiasan amarah bagi Ming Xuan.
Para prajurit yang berjaga di istana kerajaan dewa petir rata-rata adalah kultivator ranah Mortal, meskipun ada juga beberapa diantara mereka yang merupakan kultivator ranah Immortal. Sebagai prajurit seorang dewa, kekuatan mereka memang sangatlah lemah, bahkan bisa dikatakan sangat lemah untuk menjadi prajurit seorang dewa hebat seperti dewa petir, tapi para prajurit tersebut bukanlah pasukan utama dewa petir, melainkan hanya penjaga istananya saja.
Jika dilihat dari tingkat kultivasi, seharusnya para prajurit tersebut sudah cukup kuat untuk berhadapan dengan Ming Xuan, terutama mereka yang sudah berada di ranah Immortal, tapi sayangnya, kekuatan Ming Xuan jauh lebih tinggi daripada tingkat kultivasinya. Untuk saat ini, kultivasi Ming Xuan memang masih berada di ranah Supreme Immortal, tapi jika ia menggunakan kekuatan petir surga, maka kekuatannya setara dengan ranah Immortal bintang sembilan.
Kekuatan petir surga sendiri memanglah sangat kuat, bahkan kekuatan tersebut mampu membaut para dewa gemetar ketakutan, namun untuk mengeluarkan seluruh potensi yang dimiliki oleh kekuatan petir surga, Ming Xuan harus terus meningkatkan kultivasinya sampai ke ranah tertinggi. Dan untuk saat ini, kekuatan petir surga hanya mampu membuat kekuatan Ming Xuan meningkat sebanyak dua atau tiga tahapan, karena kultivasinya yang masih sangat rendah.
***
Setelah cukup lama, Ming Xuan akhirnya sampai di penjara bawah tanah, namun masalah yang sesungguhnya baru akan dimulai sekarang, karena prajurit yang berjaga di penjara bawah tanah adalah prajurit dengan tingkat kultivasi yang telah berada di ranah dewa, bahkan yang terlemah diantara mereka adalah prajurit dengan kultivasi ranah Immortal bintang sembilan, belum lagi jumlah mereka lebih dari seratus orang.
"Hahahaha! Kenapa kau diam saja? Bukankah tadi kau sangat bersemangat?" tanya prajurit yang membawa Ming Xuan ke penjara bawah tanah.
"Kau salah, justru sekarang aku jauh lebih bersemangat!" jawab Ming Xuan, kemudian membunuh prajurit tersebut.
"Hei! Siapa kau? Kenapa kau bisa datang ke sini?" tanya salah satu prajurit yang berjaga di penjara bawah tanah.
"Aku adalah kematian yang datang dan ingin mengambil nyawa kalian!" jawab Ming Xuan, lalu menghilang dari pandangan mereka.
Sesaat kemudian, Ming Xuan telah muncul lagi tepat dihadapan prajurit yang bertanya padanya, lalu ia menebaskan pedangnya dengan sangat cepat ke arah prajurit tersebut, namun sayangnya, prajurit itu berhasil menyadari serangan Ming Xuan dan langsung menahannya dengan menggunakan pedangnya.
Meskipun begitu, prajurit tersebut tetap terpental cukup jauh, karena hantaman pedang Ming Xuan yang sangat kuat.
"Cihh! Habisi tikus sialan itu!" ujar prajurit tersebut.
Prajurit yang lainnya kemudian mengeluarkan senjata mereka masing-masing dan langsung menyerang Ming Xuan, namun serangan mereka tiba-tiba saja tertahan oleh perisai yang diciptakannya dari energi spiritual saat hampir mengenai tubuh Ming Xuan.
"Jangan pernah berpikir untuk bisa menyentuh, tuanku!" ujar Yufei yang baru saja sampai di penjara bawah tanah bersama Yin Lin dan Yan Luo Wang.
"Tuan, serahkan saja para serangga ini kepada kami!" sahut Yan Luo Wang.
"Benar tuan, sebaiknya tuan langsung mencari nona Qiao" ujar Yin Lin.
"Baiklah" jawab Ming Xuan, lalu melesat terbang melewati para prajurit tersebut.
"Jangan kabur kau!" ujar salah seorang prajurit, kemudian menyerang Ming Xuan dengan menembakan energi spiritualnya.
Wushh... Serangan energi spiritual tersebut melesat dengan kecepatan tinggi ke arah Ming Xuan, pada saat yang bersamaan, Yufei juga langsung menghilang dari tempatnya berdiri dan hanya dalam sekejap mata, Yufei telah sampai di depan serangan energi spiritual tersebut, ia kemudian menciptakan perisai energi spiritual untuk menahan serangan itu.
Boom!
Ledakan yang cukup besar langsung terjadi dan terdengar menggema ke seluruh penjara bawah tanah, ketika serangan energi spiritual milik prajurit tersebut menghantam perisai ciptaan Yufei, meskipun energi spiritual yang ia gunakan untuk menyerang Ming Xuan sangat besar, tapi serangannya itu tidak berhasil menggores perisai yang diciptakan oleh Yufei, apa lagi sampai menembusnya.
"Yin Lin, Yan Luo Wang, habisi mereka semua!" ujar Yufei.
"Aku pasti akan melakukannya tanpa kau perintahkan!" ujar Yan Luo Wang, lalu menyerang para prajurit tersebut.
Di sisi lain penjara.
Suara ledakan yang cukup besar berhasil mengejutkan para prajurit yang sedang menjaga Qiao Ning, beberapa diantara mereka kemudian pergi untuk mencari tahu apa yang sedang terjadi, sementara dua prajurit yang lainnya bertugas untuk menjaga Qiao Ning, atau yang lebih tepatnya, bertugas untuk memberikan siksaan pada Qiao Ning.
Suara ledakan itu tidak hanya mengagetkan para prajurit saja, tapi juga mengagetkan Qiao Ning yang sedang bermeditasi, awalnya ia berniat untuk melanjutkan meditasi-nya, tapi setelah merasakan keberadaan aura yang sangat tidak asing baginya, ekspresi wajahnya langsung berubah saat itu juga, bahkan tanpa ia sadari, air matanya telah menetes dan membasahi pipinya.
"Akhirnya kau datang juga, Ming Xuan" gumam Qiao Ning.
"Hei, wanita sialan! Ada apa denganmu? Kenapa kau menangis?" tanya salah seorang prajurit.
"Bukan urusanmu!" jawab Qiao Ning dengan tatapan sinis.
"Cihh! Berani sekali kau berkata seperti itu padaku!" ujar prajurit tersebut, lalu mengangkat tangannya untuk menampar wajah Qiao Ning.
Slash!
"Arrkhhhhh!" prajurit tersebut berteriak kesakitan, karena tangan yang hendak dia gunakan untuk menampar Qiao Ning, tiba-tiba saja terputus.
"Siapa yang memberimu izin untuk menyentuhnya, sialan!" ujar Ming Xuan, lalu membunuh prajurit tersebut dengan cara memotong setiap bagian tubuhnya.
Prajurit yang satunya sangat kaget dengan kemunculan Ming Xuan, ia kemudian mengeluarkan senjatanya untuk menyerang Ming Xuan, tapi sayangnya, gerakan pedang Ming Xuan jauh lebih cepat dan sudah lebih dulu memotong-motong tubuhnya, sehingga ia mati sebelum bisa melakukan apapun terhadap Ming Xuan.
Setelah berhasil membunuh kedua prajurit tersebut,Ming Xuan kemudian berbalik menghadap ke Qiao Ning, seketika itu juga, raut wajahnya langsung berubah sedih saat melihat kondisi Qiao Ning yang sekarang, tubuhnya terlihat sangat kurus dan wajahnya sangat pucat, meskipun begitu, ia masih berusaha untuk tetap tersenyum pada Ming Xuan, tapi hal itu justru membuat hati Ming Xuan semakin terasa perih.
Dengan tangan yang gemetar karena menahan amarah, Ming Xuan kemudian memotong rantai petir yang membelenggu tubuh Qiao Ning, lalu setelah itu, Ming Xuan menggendongnya dan langsung beranjak pergi dari tempat tersebut. Tidak lama kemudian, Yufei, Yan Luo Wang dan Yin Lin datang menghampiri Ming Xuan dan Qiao Ning, mereka bertiga nampak sangat kaget ketika melihat kondisi Qiao Ning yang sangat memperihatinkan.
"Habisi siapapun yang menghalangi jalanku!" ucap Ming Xuan.
"Baik tuan!" jawab mereka bertiga serempak, lalu menghilang dari hadapan Ming Xuan.
"Ming Xuan, aku..."
"Aku tahu itu!... Karena aku juga sangat merindukanmu, Qiao Ning" ujar Ming Xuan sambil terus melangkahkan kakinya.
"Terima kasih, aku ingin beristirahat sejenak" ucap Qiao Ning, kemudian memejamkan matanya.
"Tidurlah, aku akan membangunkan mu setelah kita keluar dari tempat ini" sahut Ming Xuan, kemudian berkata dalam hatinya dengan penuh amarah. "Dan kau dewa petir, tunggu pembalasanku!"
(Untuk hari ini empat dulu ya, karena author lagi kurang sehat dan agak sibuk juga, nanti kalau ada waktu pasti bisa update 5 atau lebih)
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...