NovelToon NovelToon
Sang Pewaris Takdir

Sang Pewaris Takdir

Status: sedang berlangsung
Genre:Fantasi / Kelahiran kembali menjadi kuat / Perperangan / Raja Tentara/Dewa Perang
Popularitas:11.6k
Nilai: 5
Nama Author: BigMan

~Karya Original~
[Kolaborasi dari dua Author/BigMan and BaldMan]
[Update setiap hari]

Sebuah ramalan kuno mulai berbisik di antara mereka yang masih berani berharap. Ramalan yang menyebutkan bahwa di masa depan, akan lahir seorang pendekar dengan kekuatan yang tak pernah ada sebelumnya—seseorang yang mampu melampaui batas ketiga klan, menyatukan kekuatan mereka, dan mengakhiri kekuasaan Anzai Sang Tirani.

Anzai, yang tidak mengabaikan firasat buruk sekecil apa pun, mengerahkan pasukannya untuk memburu setiap anak berbakat, memastikan ramalan itu tak pernah menjadi kenyataan. Desa-desa terbakar, keluarga-keluarga hancur, dan darah terus mengalir di tanah yang telah lama ternodai oleh peperangan.

Di tengah kekacauan itu, seorang anak lelaki terlahir dengan kemampuan yang unik. Ia tumbuh dalam bayang-bayang kehancuran, tanpa mengetahui takdir besar yang menantinya. Namun, saat dunia menjerumuskan dirinya ke dalam jurang keputusasaan, ia harus memilih: tetap bersembunyi/melawan.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon BigMan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Episode 20 - Hari ke Tujuh: Jawaban

Tujuh hari penuh ujian dan latihan yang tanpa henti. Ia telah melakukan semuanya tanpa keluhan, membuktikan dirinya mampu bertahan.

Dan sekarang, sudah saatnya ia mendapatkan jawaban.

Hari itu, Sora melewati hari dengan penuh keceriaan. Sebagaimana anak pada umumnya, menghabiskan kesehariannya bermain bersama teman-temannya.

Namun hari itu sedikit berbeda. Di setiap aktivitasnya, Sora selalu terngiang akan janji ayahnya. Dan saat senja menyambut, Sora bergegas pulang, dengan langkah yang penuh tergesa-gesa.

Saat rumah kayu sederhana itu terlihat di kejauhan, langkahnya otomatis dipercepat. Ia membuka pintu perlahan dan masuk ke dalam.

Suasana di dalam rumah terasa hangat, kontras dengan udara dingin di luar. Kimiko, ibunya, sedang duduk di dekat perapian, sibuk menjahit sesuatu.

Kimiko meliriknya sebentar. “Kau sudah pulang, Sora?”

Sora mengangguk. “Iya, Bu.”

“Emi tidak ikut?”

“Tidak. Aku sudah mengantarnya pulang.”

Kimiko tersenyum tipis, tapi matanya tetap tertuju pada jahitan di tangannya. “Kau sudah makan?”

“Belum.”

Kimiko menghela napas pelan. “Jangan terlalu sibuk sampai lupa makan.”

Sora hanya mengangguk, tapi matanya sudah bergerak ke sekeliling ruangan, mencari sosok yang paling ingin ia temui.

Abirama tidak ada di sini.

“Di mana Ayah?”

Kimiko berhenti sejenak sebelum menjawab, “Dia ada di belakang.”

Sora tidak menunggu lebih lama lagi. Ia segera berbalik dan berjalan cepat keluar rumah, menuju halaman belakang.

Di belakang rumah, sosok tegap berdiri dengan punggung menghadap ke arahnya.

Tangannya terlipat di dada, tatapannya tertuju pada hamparan salju yang membentang. Ia seakan menyatu dengan kesunyian senja.

Sora berhenti sejenak, mengatur napasnya, lalu melangkah mendekat.

“Ayah,” panggilnya dengan suara tegas.

Abirama tak langsung menoleh. Hanya suaranya yang terdengar, tenang namun dalam.

“Kau sudah pulang?”

“Iya.”

Hening sesaat.

Sora mengepalkan tangannya. “Sudah tujuh hari.”

Abirama mengangguk pelan. “Aku tahu.”

“Lalu?” Sora menatapnya penuh harap. “Apa aku lulus?”

Akhirnya, Abirama menoleh. Tatapannya tajam, menembus ke dalam jiwa Sora.

“Kau yakin ingin mendengar jawabannya sekarang?”

Sora menegakkan punggungnya. “Aku sudah melewati semua ujian. Aku telah melakukan semua yang Ayah minta.”

Abirama menatapnya lama. Lalu, dengan gerakan lambat, ia berbalik sepenuhnya menghadap putranya.

“Katakan padaku, Sora,” suaranya rendah namun penuh tekanan. “Apa yang kau pelajari dari tujuh hari ini?”

Sora terdiam. Ia tahu pertanyaan ini akan datang.

Ia menelan ludah. “Aku belajar tentang disiplin.”

Abirama mengangkat satu alis, menunggu kelanjutan jawabannya.

Sora melanjutkan, suaranya semakin mantap. “Aku belajar tentang ketahanan, kesabaran, dan tanggung jawab. Aku mengerti bahwa kekuatan bukan hanya tentang otot, tapi juga tentang kehendak dan kontrol.”

Mata Abirama menyipit. “Dan?”

Sora mengepalkan tangannya lebih erat. “Aku menyadari… bahwa kekuatan itu bukan hak, tapi sesuatu yang harus diperjuangkan.”

Abirama menatapnya lama, lalu menghela napas pelan. “Jawaban yang bagus.”

Sora merasa dadanya menghangat. Harapan semakin tumbuh di hatinya.

Namun, Abirama belum selesai.

“Tapi…” suara ayahnya menjadi lebih tegas. “Apakah kau benar-benar siap?”

Sora menegang.

“Apa kau benar-benar paham arti dari kekuatan yang kau inginkan?”

Sora mengangguk. “Aku paham dan aku sudah siap, Ayah.”

Abirama menatapnya dalam-dalam.

Kemudian, sebuah senyuman samar muncul di wajah pria itu.

“Kalau begitu…”

Sora menahan napas.

“Kau lulus.”

Seketika, jantungnya berdegup kencang. Ia bahkan sempat berpikir ia salah dengar.

“Aku…”

“Kau telah membuktikan dirimu,” lanjut Abirama. “Dan mulai sekarang, Ayah akan mengajarkanmu yang sesungguhnya.”

Sora merasa tubuhnya bergetar karena antusiasme.

Namun, Abirama menambahkan, “Tapi ada satu syarat.”

Sora langsung tersadar. “Apa itu?”

Abirama menyempitkan matanya. “Latihan ini tetap harus menjadi rahasia dari ibumu.”

Sora terdiam sejenak, lalu mengangguk. “Aku mengerti.”

Abirama menghela napas panjang. “Baiklah… mulai besok pagi, aku akan membawamu ke tempat latihan yang lebih jauh dari desa.”

Sora nyaris tidak bisa menahan kegembiraannya.

Namun, sebelum ia sempat mengucapkan apa pun, Abirama menepuk bahunya.

“Sekarang masuk dan istirahat. Besok akan menjadi hari yang panjang.”

Sora mengangguk cepat. “Baik, Ayah!”

Saat ia berbalik dan berjalan kembali ke dalam rumah, ia merasa dadanya penuh dengan semangat baru.

Ia telah lulus.

Dan perjalanan yang sesungguhnya baru saja dimulai.

1
Dragon🐉 gate🐉
cara berlatih menggunakan Katana..
Dragon🐉 gate🐉
gw suka kata-kata ini👍🏻
Big Man: thanks kak...
total 1 replies
Bocah kecil
brantem nh.. lanjuut thoor....
Dragon🐉 gate🐉
moga aja gak ada orang Cepu di desa itu...
Dragon🐉 gate🐉
kenapa Abirama tak berterus terang kpd Kimiko lbh awal ?
Dragon🐉 gate🐉: /Good/
Big Man: Nanti ke jawab kok kak di episode2 berikutnya.. Lanjut Bab berikutnya kak...
total 2 replies
Rinaldi Sigar
lanjut
Abu Yub
Aku mampir lagi thor.lanjut
Abu Yub
lanjut.thor
Abu Yub
lanjut
Bocah kecil
Konflik dimulai... hihi.. ga sabar nh thor..
Big Man: hhee stay tune ya..
total 1 replies
Dragon🐉 gate🐉
narasi tentang pertarungannya bagus,jelas,gw jd bs bayangin adegan nyata dr pertarungan mereka, cm di Narasi yg menjelaskan sosok sprti Anzai & yg lain.. agak berlebihan mnurut gw pribadi, soalnya kan di chap.sebelumnya udh di deskripsikan,trs di ulang lg penyebutan tentang keagungan,wibawa,dsb...jd rasanya sosok yg dibicarakan jd kyk lebay...
maaf Thor kl nyinggung,ini cm pendapat pribadi gw aja...
Aksara_Dee
pusingnya jangan ngajak-ngajak Thor
Aksara_Dee
ahh author ngerjain nih
Aksara_Dee
tentu tidakk
Aksara_Dee
baiklah komandan akan saya baca ulang
Aksara_Dee
wuiihh serem
Rinaldi Sigar
lnjut
Bocah kecil
Kelass... novel terkeren yang pernah gw baca sejauh ini... suka suka suka..
Bocah kecil: sama-sama thor.. smngt terus tamatin novelnya ya..
Big Man: thanks kak.. sudah support saya sejauh ini..
total 2 replies
Rinaldi Sigar
lanjut
Big Man: Minta kesannya kak.. pandangan, pendapatnya.. dan alur cerita apa yang kaka harapkan atau muncul dari cerita ini ya...
total 1 replies
Ernest T
thor lanjuuuuttttt
Big Man: Minta kesannya kak.. pandangan, pendapatnya.. dan alur cerita apa yang kaka harapkan atau muncul dari cerita ini ya...
Big Man: gass ...
total 2 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!