NovelToon NovelToon
LAURA "Ocean Blue Eyes"

LAURA "Ocean Blue Eyes"

Status: sedang berlangsung
Genre:Obsesi / Nikahmuda / CEO / Dijodohkan Orang Tua / Mafia / Cintapertama
Popularitas:4k
Nilai: 5
Nama Author: SabdaAhessa

Laura yang ingin mendapatkan kebebasan dalam hidupnya mengambil keputusan besar untuk kabur dari suami dan ibu kandungnya..

Namun keputusan itu membawa dirinya bertemu dengan seorang mafia yang penuh dengan obsesi.

Bagaimana kah kelanjutan kehidupan Laura setelah bertemu dengan sang mafia? Akankah hidupnya lebih atau malah semakin terpuruk?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon SabdaAhessa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Aaron dan Ben

Ben segera membawa mayat Dante ke rumah sakit terdekat. Meskipun nafasnya terasa tinggal seperempat, namun dia berusaha kuat kali ini. Karena hanya dirinya yang bisa mengambil tindakan untuk Dante.

Ben membawa Dante ke rumah sakit milik Dokter Adrian. Dia belum mengetahui jika Laura sedang di rawat disana. Bahkan dirinya juga sempat berpapasan dengan Aaron di koridor rumah sakit.

Setelah menyetujui persyaratan untuk melakukan autopsi, Ben ingin segera kembali ke rumah mendiang orang tua Sansa untuk menemui Laura. Dia ingin melihat bagaimana kondisi Laura saat ini. Seakan dia juga ingin memastikan bahwa dirinya tak di tinggal mati juga oleh Laura. Cukup Dante yang meninggalkannya sekarang.

Namun, saat sampai di rumah mendiang orang tua Sansa. Dia tak mendapati seorang pun disana. Tidak Laura ataupun Bibi Hellena. Dia hanya melihat tetesan darah di sprei dan lantai. Seketika hatinya mencetos. Sakit. Patah. Remuk. Hingga jantungnya terasa kembali berhenti untuk kedua kalinya.

Ben benar-benar takut kehilangan Laura sekarang. Air matanya tulus mengatakan bahwa dia mencintai Laura. Entah ini waktu yang tepat atau tidak untuk mengungkapnya. Namun, Ben ingin mengatakan hal itu. Sebelum Laura benar-benar meninggalkan dirinya.

Dia juga menyuruh Jacob untuk segera mencari Laura lagi. Mengecek seluruh rumah sakit di kota itu. Karena dia yakin, pasti Bibi Hellena membawa Laura ke rumah sakit karena kondisinya yang parah setelah di aniaya oleh Ben.

Ben merasa dunianya hancur seketika. Jika ada kata di atas kata hancur lebur, maka itulah Ben saat ini. Dia sangat kacau, pikirannya tak dapat berpikir dengan jernih.

Drrtt!! Drtttt!! Drrttt!!

Ponselnya berdering. Ini bukan waktu yang tepat untuk berbincang di telpon. Namun saat dia mengecek siapa yang menelpon. Dia nampak semakin frustasi dengan keadaan ini.

Rayyan Pattinson. Rayyan yang menelpon Ben. Ayahnya itu pasti sudah mendengar kabar soal kematian Dante, cucunya. Pasti para wartawan dan reporter itu dengan cepat menyiarkan beritanya. Hingga Rayyan dapat mengetahuinya secepat ini.

Sedangkan Ben masih belum punya jawaban atau alasan untuk menjawabnya. Dia belum merangkai skenario. Bahkan dia sudah kehilangan Laura lagi karena kecerobohannya sendiri. Seharusnya Ben tidak meninggalkan Laura begitu saja. Apalagi dengan kondisinya yang babak belur.

Ben membiarkan panggilan itu begitu saja. Dia masih terduduk di tepian ranjang. Berusaha menenangkan dirinya sendiri. Berharap Jacob akan segera menemukan keberadaan Laura saat ini.

Kesedihan Ben di sertai panggilan telepon yang terus menerus berdering. Nampak nama Rayyan terpanggang dengan jelas. Lalu sesekali nama nama sanak keluarganya juga ikut bermunculan disana. Namun Ben masih diam tak bergeming.

************

Di rumah sakit Dokter Adrian. Aaron dan Fred sudah mendengar berita yang tengah viral di sosial media dan televisi itu. Mereka terkejut bukan main saat mendengar berita itu. Terutama Aaron. Dia sangat terguncang hingga terduduk di sebuah kursi sambil terus mendengarkan berita yang di bawakan oleh seorang reporter wanita.

Dia tak bisa membayangkan bagaimana jika Laura mengetahui hal ini. Bukankah wanita itu akan ikut hancur berkeping-keping? Hingga tak lagi ada yang bisa membersihkan kepingannya.

Aaron ingat betul saat Dokter Adrian mengatakan bahwa Laura mengalami syok berat saat ini. Mungkin karena peristiwa kehilangan Dante dan di aniaya oleh suaminya sendiri. Lalu bagaimana sekarang? Dante di temukan meninggal? Bagaimana cara Aaron menyampaikannya? Dengan bahasa apa?

Sungguh, Aaron tak mampu berpikir dengan jernih. Namun matanya teralihkan saat Fred datang. Pria ini sejak tadi sudah di tugaskan untuk mencari mayat Dante.

"Tuan." Panggilnya.

Aaron hanya memandangnya nanar tanpa bergeming.

"Mayatnya ada disini!" Ucap Fred.

Sontak Aaron terkejut, dia tak menyangka hal itu. Aaron dan Fred segera menemui Dokter Adrian untuk minta di antarkan ke ruang mayat. Ruangannya ada di bagian belakang rumah sakit. Lumayan jauh dari kamar rawat Laura.

Sesampainya disana, Aaron segera memeriksa mayat itu. Alangkah terkejutnya dia saat melihat kondisi Dante yang mengenaskan. Anak itu tanpa bola mata dan banyak jahitan di perut dan dadanya. Nampaknya organ dalamnya sudah di ambil dengan paksa.

"Ini bukan sindikat penculikan anak biasa, Aaron. Tapi mereka sindikat penjualan organ manusia. Pasti ada mafia kuat yang mendalangi hal ini." Ucap Adrian saat melihat kondisi Dante.

Aaron hanya menutup kedua matanya mendengar hal itu. Dia mencoba berpikir sejenak di sela-sela kesedihannya. "Jika benar, pasti mereka akan menjual organnya di pasar gelap."

Sejenak Aaron kembali menarik nafas panjang. "Fred, periksa seluruh transaksi di pasar gelap! Periksa juga semua penerima donor di seluruh rumah sakit! Pasti penerima donornya juga anak-anak." Sambung Aaron.

"Baik, tuan." Jawab Fred.

"Adrian, apa mayat Dante ini sudah di autopsi?" Tanyanya pada Dokter Adrian yang nampak memperhatikan mayat Dante dengan seksama.

"Ya. Nampaknya yang melakukan ini dokter ahli bedah, karena sayatannya sangat rapi." Jawabnya.

"Kita siapkan pemakamannya sekarang juga!" Ucap Aaron dengan yakin.

"Kau yakin? Tapi Laura belum sadar! Dia belum melihat kondisi anaknya." Adrian terkejut.

"Dia akan semakin terpuruk saat melihat anaknya dengan kondisi seperti ini." Aaron tak sama sekali memalingkan wajahnya dari Dante.

"Tidak!" Ucap seseorang di ambang pintu mengejutkan mereka bertiga.

Sontak, Aaron, Fred dan Dokter Adrian membalikkan badan untuk melihat siapa pemilik suara itu yang berani melawan Aaron.

Ben. Dialah orangnya. Ben berdiri dengan tegap di ambang pintu bersama Jacob. Dia sudah kembali dari rumah mendiang orang tua Sansa. Karena dia juga mengetahui jika Laura di rawat sana.

Sedangkan Aaron hanya menatapnya tajam. "Ini dia orangnya!" Batin Aaron saat melihat Ben seperti anak kucing.

"Dia anakku! Aku akan membawa mayatnya kembali ke New York!" Ucap Ben dengan lantang menantang Aaron.

"Bawalah!" Singkat dan padat, itulah jawaban yang keluar dari mulut Aaron.

Seketika Ben memicingkan kedua matanya karena terkejut mendengar hal itu. Dia tak menyangka Aaron akan membiarkannya begitu saja. Ben sebenarnya tak begitu mengetahui siapa Aaron disini. Dia hanya mendapat informasi dari Jacob bahwa pria ini lah yang membantu Laura selama berada di Miami.

"Tapi jangan harap kau bisa menyentuh Laura lagi!" Sambung Aaron.

"Dia juga istri ku! Aku berhak melakukan apapun padanya!" Ben terlihat tak getar.

"Jika kau menyentuhnya! Aku pastikan kau tidak bisa keluar dari Miami dengan utuh!" Aaron mendekati Ben di ambang pintu.

Hal itu membuat Ben penasaran, siapa Aaron sebenarnya, mengapa pria ini seakan bisa melakukan apapun di dunia ini.

"Jangan sombong! Kau bukan Tuhan!" Ben tersenyum setan di hadapan Aaron.

"Tapi Tuhan menakdirkan aku untuk memotong tangan mu!" Ucap Aaron dingin sambil berlalu keluar dari ruang mayat itu.

Meninggalkan Ben dan Jacob begitu saja. Sedangkan Fred dan Dokter Adrian juga mengikuti langkahnya keluar dari sana. Lagipula, siapa yang ingin berlama-lama berasa di ruangan yang penuh dengan mayat itu.

Namun, Ben masih mematung di tempatnya. Dia merasa terintimidasi oleh sosok Aaron yang dingin dan tegas. Siapa dia sebenarnya? Apa dia salah satu orang terhormat di Miami? Apa dia mafia? Apa dia penguasa di negara ini? Sungguh, Ben di buat penasaran olehnya. Hingga dia tak berani mengambil keputusan dengan tergesa-gesa.

Bersambung...

.

.

1
Adi Putra
🔥🔥🔥
mahessa
udah terlambat
Riska Rosiana
bunuh aja tuuu
Riska Rosiana
apa ben pelakunya?
Olivia
🔥🔥🔥🔥🔥
Adi Putra
to the point amatt
Adi Putra
mulai panas ini dirty novel🤣
Olivia
when mama ketemu papa mu nak, guru nabrak mobil e sek🤣
Adi Putra
karakter ben baru muncul
mahessa
trap laura
mahessa
karya baru gudu lebih membakar
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!