BERAWAL DARI SALAH KIRIM NOMOR, BERAKHIR DI PELAMINAN?!
Demi tes kesetiaan pacar sahabatnya, Dara (22) nekat kirim foto seksi sambil ngajak "kawin". Sayangnya, nomor yang dia goda itu BUKAN nomor pacar sahabatnya, tapi Antonio (32), Oom-nya Acha yang dingin, mapan, tapi... diam-diam sudah lama suka sama Dara!
Dara kabur ke pelosok desa, tapi Nio justru mengejar. Dara mencoba membatalkan, tapi Nio justru malah semakin serius.
Mampukah Dara menolak Om-om yang terlalu tampan, terlalu dewasa, dan terlalu bucin karena salah chat darinya ini?
Novel komedi tentang cinta yang beda usia 10 tahun. Yuk, gas dibaca. Biar tahu keseruan hidup Dara-Nio yang serba gedabak-gedebuk ini 🤭
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ame_Rain, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 25. Oom Suami Sultan yang Perhatian
Nio menoleh ke arah yang Dara tunjuk. Dia sempat agak terkejut, namun karena profesinya sebagai CEO—dimana dia sering menghadapi berbagai situasi genting—membuatnya bisa dengan mudah menetralkan ekspresi wajahnya lagi.
"Itu? Itu cuma ruang kerjaku, Sayang. Biasalah, tempat menyimpan dokumen pekerjaan." katanya santai.
Dara menaikkan sebelah alisnya mendengar itu.
"Serius? tapi kayaknya tadi aku lihat ada ruang kerja lain di lantai bawah?"
"Iya, ada dua memang. Disana untuk kerja seperti biasa—termasuk kalau Bima datang membawa laporan perusahaan dan lain-lain, sedangkan dokumen-dokumen rahasianya disimpan disini."
Dara menyipitkan mata. Sebenarnya itu masuk akal, sih. Tapi kok Dara rasanya agak tidak percaya, ya?
"Yaudah, deh. Asal kamu enggak nyimpen barang aneh-aneh aja." katanya akhirnya.
Dara meraih kopernya. Diam-diam, Nio menghela napas lega melihat Dara percaya dengan kata-katanya.
Dara mengeluarkan baju-baju miliknya dari dalam koper.
"Baju aku ditaro dimana?" tanyanya.
Nio dengan segera membawa istrinya menuju walk in closet yang terdapat di dalam kamar itu, menunjukkan beberapa rak dan posisi kosong yang memang sengaja sudah dia persiapkan untuk menyambut kedatangan Dara.
"Disini, Sayang. Biar aku bantu."
Nio bergerak dengan cekatan. Baju-baju Dara digantung dengan rapi di tempat yang tersedia. Tapi, dia menyadari satu hal. Baju-baju Dara tampaknya bukan baju-baju bermerk, jadi bahannya kurang bagus dan jahitannya juga tidak terlalu rapi. Nio rasa dia perlu melakukan sesuatu nanti.
"Ini,"
Selepas menyusun semua baju-baju Dara, pria itu menyerahkan black card miliknya pada Dara. Dara agak terkejut, baru kali ini dia melihat black card sungguhan. Biasanya dia hanya melihat itu di film-film saja.
"Buat kamu belanja. Mau beli baju, tas, sepatu, apa saja. Pakai ini." katanya lagi.
Mata Dara berbinar-binar mendengar itu.
"Buat gue? seriusan?"
Nio mengangguk sambil tersenyum, senang melihat wajah istrinya yang tampak bahagia.
Dara mengambil kartu itu, menyentuhnya dengan penuh kekaguman.
"Ada limitnya enggak, Om?" tanyanya.
Nio menggeleng.
"Enggak ada, pakai aja sesuka kamu. Dan enggak perlu berhemat. Uang aku enggak akan habis meski kamu beli seluruh mall, Sayang." katanya.
Dara mendengus. Sombong sekali suaminya ini. Uangnya tidak akan habis meski dia membeli seisi mall, katanya? kalau begitu Dara tidak akan segan-segan memakai black card milik suaminya nanti.
Tapi, yah, Dara tidak terlalu mempermasalahkan kesombongannya itu, sih. Yang penting dia bisa belanja sesuka hati, hihihi.
"Kalau gue ajak Acha belanja bareng dan habisin uang lo, boleh?"
Nio tersenyum geli.
"Ya itu sih terserah kamu, Sayang. Kamu ridho enggak, uang suami kamu dipakai keponakannya juga?" candanya.
Dara terkekeh pelan.
"Ridhooooo~ banget," katanya.
Nio ikut terkekeh. Dia senang melihat Dara tersenyum dan berbahagia seperti itu. Dia segera menariknya dalam pelukan, menciumi puncak kepalanya penuh sayang.
"Kalau begitu pakai sepuas kamu, Sayang. Asal kamu bahagia, aku juga ikut bahagia." begitu katanya.
***
Besok siangnya, Dara mengajak Acha berbelanja ke Mall. Gadis itu pernah beberapa kali mentraktirnya makan atau membelikannya baju—sebelum Dara menikah dengan Nio. Jadi kali ini, giliran Dara yang mentraktir Acha.
"Acha, ayo kita habiskan uang Oom lo ini. Cusss!"
Acha tergelak. Keduanya segera pergi ke berbagai toko, langsung beli setiap kali ada barang yang menarik perhatian. Dara tak perlu pusing dengan harga, karena kartu suaminya unlimited.
Sekali lagi, kartunya unlimited.
Bukankah menyenangkan punya suami royal seperti Nio? Haha.
"Dar, Oom gue beneran bucin banget ya sama lo. Karena sebaik-baiknya Oom ke gue, bulanan gue tetep dijatah anjirrr." kata Acha.
"Tapi lo masih dapat bulanan juga dari Papa lo, kan? dapat dari dua arah, dong?"
"Iya, sih. Tapi kan kalau dikasih unlimited kayak lo gini lebih asik." jawab Acha.
Dara tersenyum, dia menepuk-nepuk dadanya dengan penuh gaya.
"Tenang. Kalau Oom lo pelit, serahkan aja semuanya sama Aunty ini. Mau beli apa? Baju, tas, sepatu? biar gue bayarin."
Acha jadi ngakak melihat kelakuan sahabatnya.
"Anjir, lah. Tapi gue suka, nih. Makanya gue dukung lo banget buat nikah sama Oom gue. Biar gue kecipratan rezeki."
"Aman. Ya udahlah, cus kita belanja lagi."
"Cusssss!"
mereka kembali berbelanja.
Sedangkan di kantor, Nio tersenyum melihat ponselnya yang terus berbunyi setiap kali istrinya menggesek kartu itu.
"Baru dua ratus juta? Sepertinya istriku masih takut aku bangkrut, ya?" gumamnya pelan.
Nio jadi semakin gemas pada istrinya. Mungkin dia harus bekerja lebih keras lagi agar istrinya tidak perlu takut-takut dalam menghabiskan uangnya nanti.
***
Halunya author 🤤
Pingin jadi pelakornya mereka, deh. Kan author pingin belanja unlimited juga. Wkwkwk.
Jangan lupa like, komen, dan subscribe nya ya bolo-bolo. Biar author makin semangat up nya 🤭
Sampai jumpa dibab selanjutnya sebentar nanti. Bye-byeeee~
Acha bakal punya adekkk🤣
ayook, antonio gpl kejar target, biar cpt dapet dollar..
btw, Dar kuatin punggung lu aja ya, pria umur segitu masih ke itung muda. 🤣