NovelToon NovelToon
Lies Of Marriage

Lies Of Marriage

Status: sedang berlangsung
Genre:Konflik etika / Selingkuh / Pelakor / Romansa / POV Pelakor / Pihak Ketiga
Popularitas:1.4k
Nilai: 5
Nama Author: Poporing

Liana adalah seorang wanita yang paling berbahagia karena ia bisa menikah dengan lelaki pujaannya, Yudistira. Hidupnya lengkap dengan fasilitas, suami mapan dan sahabat yang selalu ada untuknya, juga orang tua yang selalu mendukung.
Namun, apa yang terjadi kalau pernikahan itu harus terancam bubar saat Liana mengetahui kalau sang suami bermain api dengan sahabat baiknya, Tiara. Lebih menyakitkan lagi dia tahu Tiara ternyata hamil, sama seperti dirinya.
Tapi Yudistira sama sekali tak bergeming dan mengatakan semua adalah kebohongan dan dia lelah berpura-pura mencintai Liana.
Apa yang akan dilakukan oleh Liana ketika terjebak dalam pengkhianatan besar ini?

"Aku gak pernah cinta sama kamu! Orang yang aku cintai adalah Tiara!"

"Kenapa kalian bohong kepadaku?"

"Na, maaf tapi kami takut kamu akan...."

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Poporing, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Episode 25 : Perubahan Yudis

Yudis mengendarai mobilnya untuk menuju rumah Tiara. Namun di dalam perjalanan ia menyadari kalau mobilnya dibuntuti oleh seseorang.

Pria itu melirik ke arah kaca spion depan untuk memastikan siapa yang tengah mengikutinya. Setelah diperhatikan, mobil yang berada di belakang seperti milik Liana.

"Apa yang mengikutiku Liana...?" Ujarnya dalam hati.

Yudis akhirnya memilih untuk berputar arah dan mengurungkan niatnya untuk ke tempat Tiara.

"Loh, Mas Yudis kenapa belok kanan?" Liana keheranan saat mobil di depannya memutar arah dan tancap gas masuk ke sebuah gang lain.

Liana tentu langsung mengikutinya tanpa mau ketinggalan sedikit pun. Pokoknya hari ini dia harus mendapatkan Yudis dan Tiara.

Yudis yakin kalau itu adalah mobil Liana, dan akhirnya pria itu tidak jadi untuk pergi ke tempat Tiara, khawatir Liana bakal membuat keributan di sana, mungkin bisa lebih dari itu.

Dia memilih untuk memasuki toko kue yang dilihatnya secara acak di jalan. Memutar mobilnya ke arah toko tersebut. Sementara Liana berhenti di jarak yang cukup jauh tapi masih dapat memantau pergerakan Yudis.

"Oh, jadi kau belanja oleh-oleh dulu untuk kekasih simpananmu itu, hah?" Liana menggeram melihat kepedulian Yudis kepada Tiara. Padahal selama ini ia selalu dingin kepada keluarga.

Tak berapa lama pria itu keluar dari dalam toko dengan sebuah tentengan. Ia kembali ke dalam mobil dan meluncur pergi.

Liana sempat terheran kenapa Yudis gak memutar arah menuju rumah Tiara. Akhirnya ia kembali melaju mengikuti Yudis kembali.

"Dia pulang...?" Liana kembali dibuat bingung saat Yudis menuju arah jalan pulang. "Gawat! Aku harus bisa sampai lebih dulu!" Wanita itu panik dan langsung mencari jalan alternatif lain saat menyadari Yudis beneran mau pulang ke rumah. Jangan sampai ketahuan.

Liana akhirnya memakai jalan pintas yang biasanya hanya dilalui oleh kendaraan roda dua.

Untungnya dia berhasil bisa sampai duluan sebelum Yudis. Ia bergegas masuk ke dalam, merapihkan semua pakaiannya, meletakkan sepatu, tas dan melepas anting-anting, lalu melepas pakaian luarnya dengan cepat, lalu langsung berpura-pura duduk di atas tempat tidur.

Tak lama terdengar deru mesin dari luar yang menandakan Yudis kembali dari luar. Dia kembali setelah 10 menit kemudian dari Liana.

Wanita itu segera berpura-pura sibuk dengan bulu bacaan novel kesukaannya, berjudul "layangan putus".

Yudis turun dari dalam mobil sambil membawa bingkisan dan berjalan ke dalam.

Liana berpura-pura tak mengetahui kedatangannya, karena pria itu juga terbiasa langsung naik ke atas lalu bakal pergi lagi. Tapi kali ini berbeda, karena Yudis tiba-tiba saja masuk ke dalam kamarnya.

"An, aku bawa ini untukmu," ucapnya dari arah pintu yang memang sengaja dibuka oleh Liana.

Liana mengernyit bingung kenapa Yudis memberikan kue itu kepadanya. Tapi, Liana mencoba tenang dan pura-pura tidak tahu apa-apa.

"Apa itu, Mas?" Ujarnya berusaha bersikap polos.

"Aku tadi sengaja ke toko kue membeli ini." Yudis berjalan masuk ke dalam kamar Liana, ditangannya terlihat ada bungkusan plastik putih dengan nama merk toko. "Kamu suka sama strawberry short cake dan Tiramisu, 'kan?" Yudis meletakkan kue itu di atas laci ranjang tidurnya Liana.

Liana terdiam. Ia tampaknya masih belum bisa mencerna semuanya kalau Yudis membelikan kue, untuknya? Bukan Tiara?

"Aku sempat melihat toko itu dan kebetulan mereka jual kue kesukaan kamu, dicoba ya, An," ucap Yudis singkat dan gak romantis. Tapi dia terdengar perhatian dan peduli.

"Mm, makasih Mas...," jawab Liana seketika merasa luluh. Karena dia memang sudah lama sekali tidak mendapatkan perhatian kecil seperti ini dari Yudis. Pria itu terlalu lama menghabiskan waktunya untuk Tiara.

Yudis pun tak banyak berbicara. Pria itu segera berbalik untuk meninggalkan ruangan. Tapi saat itu Liana segera memeluknya dari belakang membuat langkah pria itu terhenti.

"Makasih banget, Mas...," ucapnya lagi sebagai luapan emosional.

"Sama-sama, An. Udah, aku mau ganti baju dulu ke atas, ya...." Yudis melepaskan pelukan Liana kali ini dengan hati-hati dan lembut. Dia tidak lagi bersikap kasar atau tidak sabaran kepada Liana.

Yudis pun bergerak meninggalkan kamar, Liana hanya tersenyum. Dalam hatinya berharap mungkin ini tanda perubahan dari Yudis. Mungkin pria itu telah sadar kalau selama ini sikapnya salah.

Liana kemudian duduk di atas ranjang, melihat ke samping, ke arah bungkusan yang dibawa oleh Yudis lalu perlahan berdiri dan membukanya.

Dalam bingkisan itu memang ada satu kotak kue yang di packing dengan cantik dalam sebuah tempat kue berukuran kecil. Satu kue strawberry short cake dan satu lagi Tiramisu. Lengkap, semua memang kesukaan Liana.

Hatinya langsung berbunga-bunga karena itu. Liana pun beranjak dari tempat tidur, hendak menyimpan kue itu di dalam kulkas untuk dimakannya nanti pas makan malam bersama Yudis. Sebuah ide yang baru saja muncul mungkin cara itu akan berhasil untuk mencairkan hati Yudis yang dingin.

Tapi siapa yang mengira di luar sepengetahuan Liana, Yudis sebenarnya merencanakan sesuatu.

"Ra, maaf ya, kayaknya untuk sementara kita harus jaga jarak dulu...." Ternyata Yudis langsung menelepon Tiara.

"Kenapa, Mas??? Liana ya?" Tiara sepertinya sudah bisa menebak apa yang menjadi alasan Yudis mengambil keputusan itu.

"Iya, Ra. Aku hanya khawatir saja," jawab Yudis membenarkan dugaan Tiara. "Kamu gak apa-apa 'kan? Paling gak, seperti katamu itu sampai 2 bulan, sampai anak kita lahir...," ucap Yudis dengan suara yang lembut.

"Tapi, Mas..., aku mau kamu ada menemaniku saat lahiran...," ujar wanita itu setengah merajuk. Ia khawatir momen itu gak bakal ia rasakan sama Yudis cuma karena Liana.

"Mas gak bisa janji, tapi akan Mas usahakan, ya...," jawab Yudis tanpa berani memberi jaminan apapun kali ini.

"Sebenarnya ada apa, sih? Apa yang dilakukan Liana sampai Mas Yudis jadi kayak gini?" Tanya Tiara penasaran. Hatinya mendadak cemas.

"Soal itu, nanti saja kita bicara, Mas takut nanti Liana kemari dan dengar. Udah dulu ya, sayang," ucapnya buru-buru dan langsung menutup telepon.

"Mas?? Mas Yudis???"

Tiara terlalu sambil menatap layar ponselnya yang sudah mati. Sikap Yudis agak janggal dan justru itu membuatnya khawatir apa telah terjadi sesuatu? Mungkinkah Liana melakukan hal-hal aneh dan berbahaya?

Memikirkan hal itu membuat perasaannya semakin cemas dan perutnya sakit. Ia pun segera duduk di bangku, mengelus-elus perutnya sendiri untuk membuat hatinya menjadi sedikit lebih baik.

"Aku harap kamu gak berubah menjadi kasihan dengan Liana, Mas...," gumamnya pelan, mengutarakan ketakutannya.

Sementara itu Yudis terlihat sudah berganti pakaian dan keluar kamar. Dia melihat Liana tengah berada di dapur dan menyimpan kedua kue itu ke dalam kulkas.

Yudis memandanginya dari arah belakang dengan tatapan yang sedikit melembut. Sebenarnya dia tau Liana sangat mencintainya tapi....

Pria itu menggeleng pelan dan berjalan keluar. Liana tentu melihatnya dan berlari kecil mengejar sampai ke depan, melihat pria itu ingin menaiki mobilnya kembali.

"Mas, kamu mau kemana??" Ujarnya dengan setengah berteriak. Ada perasaan berkecamuk dalam dada, memikirkan Yudis ingin pergi lagi ke tempat Tiara.

"Aku mau cuci mobil di depan, hanya sebentar," jawab Yudis dengan suara ringan. Tampaknya dia gak berbohong kali ini.

"Apa kamu akan pulang setelah itu?" Tanya Liana curiga.

"Ya, aku pulang, kamu tenang saja." Setelah mengatakan itu, Yudis menyalakan mesin mobilnya.

Liana bernapas lega ternyata suaminya tidak pergi ke rumah perempuan itu. Kali ini dia benar-benar pulang ke rumah.

Apakah Yudis bisa selamanya berubah menjadi seperti itu kepada Liana? Atau semua ini memang hanya dua bulan saja sesuai dengan ucapannya kepada Tiara?

.

.

.

Bersambung....

1
sutiasih kasih
klo km ngotot cerai.... setidaknya punya lah hrga diri yudis.... srcara sadar keluar dri zona nyamanmu slm ini yg mmberimu ketenaran karir...
dan saat nanti trbukti liana memang hamil.... jgn lgi ada kta mnyesal yg berujung mngusik ketenangan hidup liana dan anknya....🙄🙄
dan untuk liana.... brhenti jdi perempuan bodoh jdi jdi pngemis cinta dri laki" yg g punya hati jga otak...
jgn km sia"kn air matamu untuk mnangisi yudis sialan itu..
sutiasih kasih
knapa km msih mau prtahanin laki" macam yudis....
sdh tau km tak prnah di anggp.... bhkn km matpun yudis g akn sedih liana....
justru klo yudis km buang.... yg bkalan hidup susah itu dia dan gundiknya...
yudis manusia tak tau diri.... g mau lepasin km krna dia butuh materi untuk kelangsungan hidup gundik dan calon anaknya...
jdi... jgn lm" untuk mmbuang kuman pnyakit...
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!