Permaisuri Bai Mengyan adalah anak dari Jenderal Besar Bai An
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Una~ya, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Ep 21
Setelah kepergian Xiao Fang, Dugu meniup peluit kecil. Pria tua itu berdiri agak lama lalu datanglah seorang wanita memakai tudung. Gerakannya cepat dan surat itu sudah berpindah ke tangan wanita tadi. Setelah itu, paman Dugu masuk ke hutan──menghilang di antara pohon-pohon besar.
Wanita bertudung putih itu berjalan memasuki desa Terakhir. Dia tampak akrab dengan perkampungan dan berbelok ke sebuah gedung penghibur lalu masuk ke kamar yang berada di lantai dua. Seseorang sudah menunggu, pria misterius yang sedang duduk memakai topeng hitam gelap. Dari balik tudung putih, dia menatap pria itu intens lalu mengeluarkan surat yang tadi dia dapatkan. Tidak ada pembicaraan, pria itu langsung pergi setelah dia menerima pesan.
Wanita tadi masih duduk di dalam ruangan, tidak berlangsung lama datang seorang wanita lain yang memegang pedang duduk di hadapannya. Wanita pertama masih terdiam ketika pedang itu berpindah ke atas meja. Dia melihat corak-corak abstract di sepanjang sarung pedang yang mengkilap seperti baru. Pahatan itu terlihat akrab, di tengahnya terdapat lambang organisasi rahasia bernama kebangkitan foniks.
"Ada kabar dari ibu kota?"
"Sepertinya Raja tidak berniat menghukum pangeran Yan."
"Tidak perlu heran, kita sudah memprediksi sikap Raja."
"Kali ini, dia selamat berkat selir kerajaan Liu. Darah keluarga kerajaan memang sangat kental. Mereka seharusnya turun dari singgah sana yang di dapat dari darah keluargaku selama berabad-abad lamanya." Tangan kiri yang berada di atas pedang──terkepal dengan kuat.
Wanita pertama melihat kemarahan yang jelas akan berujung dengan dendam. "Jangan sampai dendam itu merusak rencana kita. Kau harus ingat bahwa keselamatan Singa Putih adalah prioritas kita."
Dia tersenyum kecil. "Kalian lupa? Seseorang yang kalian sebut dengan Singa Putih itu ahli dalam pengobatan racun sama seperti kakek dan ayahu. Jika dia mau, orang-orang di istana itu sudah mati sejak lama."
Selain darah kesatria pemberani yang melekat, keluarga Bai punya dokter-dokter hebat. Salah satu yang paling masyhur di kalangan rakyat miskin adalah Adik Jenderal Besar Bai An bernama Bai Yu. Tidak pernah meninggalkan tugasnya meski dia terserang penyakit. Selain itu Bai Yu menurunkan kehebatannya dalam pengobatan racun kepada anak dan keponakannya, permaisuri Bai Mengyan.
"Maksudmu?"
"Tubuhnya sudah pulih, racun yang dia minum memang di ganti tapi dia sudah memprediksi akan ada konspirasi di balik hukumannya."
"Lord Xuhuan tahu?"
Wanita itu menggeleng. "Bibiku tidak ingin Paman Kerajaan ikut andil dalam pertarungan ini."
"Kenapa?"
"Hubungan dia dan Yang Mulia Raja."
Wanita pertama mengerti. Dia melihat keluar jendela dan menyudahi perbincangan mereka dengan harapan yang sama.
"Aku akan kembali ke desa. Semoga kita bisa bertemu kembali." Katanya lalu meninggalkan wanita kedua dengan cepat.
Wanita kedua melihat keluar jendela setelah dia di tinggalkan seorang diri dalam ruangan. "Cepat atau lambat, Paman kerajaan pasti mengetahui rencana bibi,"
═══════ ═══════ ═══════
Pangeran Yan sudah berada di istana, sebelum Biro keamanan menangkapnya──dia sudah menemui Raja lebih dulu. Di dalam istana yang sunyi, keduanya duduk saling berhadapan. Raja menatap adiknya tajam layaknya pisau. Tapi bagi Pangeran Yan hal itu tidaklah berarti. Tentu, keberaniannya ada karena Raja mencintainya. Pangeran mengeluarkan sebuah dokumen yang bertuliskan keluarga Bai akan memberontak.
"Yang Mulia bisa melihatnya, bahkan orang-orang di luar sana menulis buku tentang niat pemberontak keluarga Bai. Aku tidak menuduh dengan sembarangan, ada bukti, ada saksi, ada hukuman." Katanya percaya diri.
"Kau tidak menjawab pertanyaanku, kemana kau dan mengapa kau menyembunyikan keadaan di perbatasan. Kau tahu apa akibat dari perbuatanmu ini?" Ujar Raja.
"Aku tidak menyembunyikan keadaan perbatasan, aku hanya menunggu waktu yang tepat untuk memberitahumu setelah aku menyelidiki lebih lanjut tentang mereka. Kakak tidak membunuh seluruh keluarga Bai, itu artinya akan ada pemberontakan yang lebih besar!" Jawab dia tegas.
"Aku bilang sudah cukup!! Kau tidak tahu kita akan kehilangan perbatasan satu persatu jika masalah ini terus berlanjut!"
"Aku mendapat kabar bahwa Jenderal muda Bai Jing Wen berada di Utara karena itu aku pergi meninggalkan istana setelah mengantar Jendela Bai. Yang Mulia, aku hanya ingin melindungi mu. Lagi pula, apa gunanya penjaga perbatasan kalau semua hal harus kau urus!? Orang-orang biro keamanan istana adalah milikmu, jangan sampai mereka lebih memihak pada keluarga pemberontak,"
Kau menyindir? Dalam hati Raja.
"Kalau kita tidak membereskan seluruh keluarga Bai mereka akan memberontak sama seperti Jenderal Bai." Kata pangeran Yan, lagi.
"CUKUP!! Mulai sekarang kau jangan ikut campur urusan istana. Aku melakukan ini karena kau adikku, untuk melindungimu."
Raja meminta Pangeran Yan keluar. Sementara Pangeran Yan merasa terhina karena perkataan kakaknya. Dia pergi dengan raut wajah kesal dan marah. Raja menghela nafas berat. Jin Ran yang berada di sampingnya cukup terkejut karena Raja membentak Pangeran untuk pertama kali.
"Jin Ran!!" Panggil Yang Mulia Raja.
Jin Ran mendekat. "Saya Yang Mulia!"
"Panggil Menteri Shen."
"Baik"
Hanya butuh waktu 1 jam sejak Jin Ran pergi.
Menteri Shen masuk ke dalam ruangan di ikuti pengawal Pribadi Raja. Dia memberi hormat lalu di persilahkan duduk. Tanpa basa-basi Raja mengutarakan pendapatnya.
"Menteri Shen, masalah Pangeran tidak perlu di perpanjangan lagi. Dia sudah menemuiku."
Menteri Shen jujur terhadap ekspresinya. Dia nampak terkejut atas perkataan Raja. Tidak perlu di perpanjangan artinya dia tidak perlu menyelidiki pangeran yang sudah jelas-jelas menghambat urusan istana. Surat-surat yang seharusnya di tindak lanjuti malah terabaikan dan berdampak pada perbatasan.
"Apa anda mengabaikan perbatasan? Sudah lama sejak surat dari Wakil Jenderal Bai Fu datang dan mengatakan bahwa perbatasan akan di ambil alih jika bantuan tidak datang. Mereka tidak bisa bertahan karena kekurangan pasukan dan bahan pangan sudah menipis. Saya mencoba menemui anda tapi selalu gagal sampai anda memanggil saya ke istana."
"Kenapa bahan pangan mereka bisa menipis sedangkan istana mengirimkan mereka jumlah yang cukup!? Bagaimana dengan pasukan yang berada di perbatasan ibu kota, kita bisa mengirim mereka?"
Selama ini pangeran Yan yang mengurus masalah di barak, Raja hanya menerima laporan bahwa semuanya baik-baik saja. Jadi dia tidak terlalu paham bagaimana kondisi berbahaya yang sedang di hadapi perbatasan.
"Permasalahnnya yang Mulia, pasukan kita berkurang. Tidak ada pasukan yang berani maju ke perbatasan barat laut. Sementara bahan pangan sudah beberapa tahun terakhir selalu di potong atas perintah Pangeran Yan."
Raja sempat tersentak lalu menormalkan kembali ekspresinya.
"Jika memanggil pasukan dari perbatasan lain, juga bukan solusi, musuh kita yang berada di perbatasan lain akan melihat kekosongan itu dan menyerang. Kita kekurangan pasukan──sementara pasukan khusus tidak bisa dikerahkan." Gumam Raja yang kini di landa panik.
Raja tidak membahas masalah bahan pangan yang seharusnya di selidiki sebagai tindakan korupsi. Menteri Shen merasa frustasi tapi tidak melanjutkan pembahasan yang akan membuat Raja tidak suka.
"Bagaimana dengan penyelidikan plakat Emas Jenderal, Yang Mulia?" Tanya Menteri Shen.
Raja menggeleng. Dia sudah mengerahkan pasukan khusus pribadinya tapi tidak ada yang berhasil menemukan keberadaan plakat Emas milik Jenderal.
"Apa Jenderal Bai Fu tahu keberadaan Plakat Emas itu?" Tanya Raja.
"Tidak Yang Mulia. Jika Jenderal Bai Fu tahu, maka dia tidak akan menunggu bantuan dari istana."
Benar!
Menteri Shen melihat keraguan di mata Raja saat membahas Jenderal Bai Fu. Dia tahu bagaimana sulitnya Raja percaya pada keturunan Bai setelah mengetahui niat pemberontakan Jenderal Besar. Tapi menteri Shen masih ingin percaya bahwa keturunan Bai selalu setia.
"Jenderal Bai Fu tetap bertahan dan menolak menyerah kepada musuh. Hal tersebut karena kesetiannya kepada kerajaan. Jadi Anda tidak perlu meragukan kesetian mereka, Yang Mulia Raja."
Justru bagi menteri Shen, saat ini Raja lah yang terlihat mengkhianati kerajaan dengan melepaskan tangan adiknya padahal dia jelas bersalah atas masalah yang terjadi setelah niat pemberontakan. Jika dia tahu bahwa Jenderal Muda Bai meninggalkan barak maka dia seharusnya melaporkan masalah itu ke istana. Tapi dia menutupinya dengan alasan penyelidikan lebih lanjut. Lalu masalah bahan pangan? Itupun belum jelas.
────୨ৎ────