Dinda,Arin,Dimas,Dani dan Wiira berencana mengisi liburan setelah ujian akhir sekolah,mereka berencana pergi ke naik ke gunung ciremai.
Fadilah dan Farhan teman teman Dani yang mendengarnya ikut bergabung,mereka adalah seorang mahasiswa salah satu perguruan tinggi dikota Jakarta sedang liburan ditempatnya Dani.
Mereka tak menyangka liburan mereka jadi bencada dan mengakibatkan kematian.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon JK Amelia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Penyelamatan
Dani kaget,ia langsung terbangun ketika ia merasakan guyuran air ditubuhnya.
Terlihat 3 orang berdiri didepan Dani,salah seorang maju mendekati Dani,"Bangun juga akhirnya kamu,kamu hampir saja membuat semuanya berantakan,kamu sudah salah masuk lagi kehutan ini,kali ini kamu tidak akan selamat,selamat datang kembali dan selamat datang pada kematianmu sendiri,"ujar salah seorang dari mereka sambil tertawa.
"Ha ha ha ha ha....."
Dani yang geram menghantamkan kepalanya pada kepala orang didepannya.
"Dughhhh...."
Suara hantaman kepala Dani terdengar sangat kencang bergema didalam Gua,seketika orang didepan Dani terhuyung kebelakang,langsung ditangkap dua orang dibelakangnya,sedangkan Dani sendiri merasakan dahinya berdenyut hebat,darah mengucur keluar.
"Akhhhhh...."
"Kurang ajar,sudah bosan hidup rupanya,hajar dia,"perintah orang itu pada dua orang yang memeganginya,sambil memegangi kepalanya.
"Ini yang kita tunggu dari tadi,"ujar kedua orang tersebut sambil mendekati Dani.
"Bughhh...."
"Bughhh..."
"Bughhh..."
Tubuh Dani dihajar bertubi-tubi oleh kedua orang tersebut,Dani mengerang kesakitan,Dinda dan kakeknya berteriak berusaha menghentikan mereka.
"Jangan!! Tolong jangan sakiti dia,hentikan,"Dinda berteriak sambil menangis,memegang tralis kayu yang mengurungnya.
Kakeknya Dinda juga terlihat begitu marah,"hentikan!! Kalian sudah gila,apa yang kalian lakukan,lihat saja kalian tidak akan selamat,iblis kalian."
"Ha ha ha ha....."
"Tenang aja pak tua,giliranmu akan datang,"ucap salah seorang dari mereka,sambil tertawa senang.
Karena mendapatkan hantaman bertubi-tubi,akhirnya Dani tidak sadarkan diri,darah merembes keluar dari sudut bibirnya.
Dinda menangis sejadi-jadinya melihat Dani pingsan,ia meronta mengebrak-gebrak tralis kayu yang mengurungnya.
"Brukhhh...."
"Brukhhh....."
"Brukhhh...."
"Iblis kalian,kalian akan mendapatkan balasannya,kalian tidak akan selamat,lihat saja,Allah pasti akan membalas perbuatan kalian,"Dinda mengutuk,memaki orang-orang tersebut.
"Ha ha ha ha....."
Kedua orang itu hanya tertawa senang.
"Berteriaklah,menangislah,
tangisan dan teriakanmu seperti nyanyian merdu bagi kami,"ucap keduanya masih tertawa.
Pak Santoso hanya bisa menangis menyaksikan semuanya,ia berdoa dalam hati dan berusaha menghubungi kyai Safi'i dengan telepatinya,tapi sampai beberapa lama ia tidak bisa menembus dan menghubungi sahabatnya itu.
Orang yang sedang duduk dan tersenyum menyaksikan semuanya terkejut,ia merasakan ada getaran energi yang keluar dari Gua,ia kemudian menghampiri pak Santoso.
"Apa yang kamu lakukan pak tua,jangan coba-coba,kamu tidak akan bisa menembus batas hutan ini,aku sudah memagari semua hutan ini,akulah penguasa hutan ini,"ucapnya sambil tersenyum sinis pada pak Santoso sambil memegang baju pak Santoso.
"Kamu!! Kamu sudah benar-benar menjadi iblis,lihat saja,semua akan berbalik padamu,tunggu saja waktunya jahanam,"sahut pak Santoso sengit.
Dinda kembali menangis melihat kakeknya diperlakukan semena-mena,ia berlutut memohon agar kakeknya tidak diapa-apain.
"Tolong jangan sakiti kakekku,lepaskan dia,dia hanya lelaki renta tidak berdaya,tolong,"Dinda menangkupkan tangannya memohon.
"Lihat dia memohon untukmu pak tua,benar-benar cucu yang berbakti,tapi sepertinya itu tidak bisa kami lakukan,dia akan jadi penonton untuk ritual suci yang kami lakukan,"ujar salah seorang dari mereka.
Paginya Dinda terbangun dengan sekujur badan terasa sakit dan rasa lapar mendera,sudah 2 hari ini tak ada makanan yang masuk keperutnya,ia lalu melihat sekeliling Gua yang terasa sepi,"kemana orang-orang itu,"batin Dinda,ia kemudian beralih menatap kakeknya dan Dani.
"Kek,maafkan Dinda,andai Dinda tidak berangkat sebelum mendapat restu kakek,semua ini pasti tidak akan terjadi,"Dinda menatap sedih kakeknya.
Kakeknya berusaha tersenyum walaupun sekujur tubuhnya terasa sakit dan ngilu sudah 2 hari ia dirantai dengan cara berdiri,kakinya yang sudah tua terasa berat menyanggah tubuhnya,"Sudahlah ini bukan salahmu,kita berdoa saja,mudah-mudahan ada keajaiban datang,kakek yakin Allah itu tidak tidur,ia akan menolong mahluknya yang meminta pertolongan dengan sepenuh hati,kakek yakin kita bisa keluar dari hutan terkutuk ini,"ujar kakeknya.
"Iya,aku yakin kita bisa keluar dari hutan ini,"ungkap Dani pula,walaupun hatinya ragu,ia sudah merasakan bagaimana sulitnya keluar dari hutan ini,tapi ia tidak ingin putus harapan.
Dinda menganguk,ia mulai menumbuhkan harapan untuk dirinya sendiri walaupun terasa mustahil,sedangkan bayangan kematian sudah didepan mata,ia mulai berzikir dalam hati meminta pertolongan dari Allah.
Sementara didekat air terjun,ditanah lapang tampak kesibukan beberapa orang berdatangan mereka sedang mempersiapkan sesuatu.
Setelah semuanya selesai orang-orang tersebut pergi dari sisi hutan yang lainnya,ada jalan yang tidak pernah orang lain tahu selain kelompok mereka.
Disetiap tahun pada waktu tertentu dan purnama penuh mereka akan berkumpul dan melakukan sesuatu.
Sementara di jalan masuk hutan,disisi yang lain lagi,banyak sekali orang berkumpul,ada juga Papahnya Dani,pak Yitno dan kyai Safi'i beberapa tim SAR,dan polisi.
Papahnya Dani dan kyai Safi'i berhasil meyakinkan pak Yitno agar membantu mereka menemukan Dani,mereka juga membawa banyak aparat kepolisian bersama mereka mendengar apa yang akan mereka hadapi sangat berbahaya.
Terlihat mereka sedang mengecek perlengkapan masuk hutan,terlihat mereka sedang berbincang,mereka semua mendapat arahan sebelum masuk,mereka sudah dapat petunjuk keberadaan Dani dari kyai sepuh.
Mereka mulai memasuki hutan,dan dibagi dalam dua kelompok,ketika mereka mulai masuk lebih dalam aura magis mulai terasa,kabut tebal tiba-tiba datang menyelimuti hutan.
Terdengar suara kyai Safi'i memberi aba-aba,"semua orang berzikir dan bersholawat,jangan ada yang terpisah,semua saling berpegangan tangan."
Suara sholawat mulai mengema,tiba-tiba langit jadi hitam pekat,padahal masih siang hari.
Kyai Safi'i kemudian membaca doa,ia mengambil serbuk putih dari kantong tasnya ia seberkan serbuk itu keseluruh penjuru dan ia tebarkan diatasnya juga.
Tiba-tiba terdengar suara jeritan saling bersahutan ditengah-tengah suara kumandang sholawat.
"Akhhhhhh....."
"Panasss......"
"geurrrrrr......."
Berbagai suara kesakitan terdengar banyak asap mengepul dari berbagai penjuru,tak berapa lama kabut mulai sedikit demi sedikit menghilang.
"Alhamdulilah...,"ucap kyai Safi'i mengusap wajahnya,diikuti yang lain.
"Ayo kita lanjutkan perjalanan kita,kita harus sampai disana sebelum tengah malam,"ungkap kyai Safi'i.
Merekapun kembali melanjutkan perjalanan,selama perjalanan mereka semua orang berzikir dalam hati.
Sementara di dekat air terjun tampak 3 orang sedang duduk bersila,mereka sedang merapalkan mantra,sinar merah keluar dari telapak tangannya dan diarahkan kesegala penjuru hutan.
Setelah selesai mereka menatap sekeliling,ada semacam pagar gaib terpasang disekitar tempat itu,sinar merah seperti menyelimuti tempat itu.
"Bagaimana tuan,apakah mereka bisa menembus kesini?"tanya salah seorang dari mereka.
"Aku yakin tidak ada yang bisa menembus pagar gaibku selama ini,perintahkan para penghuni hutan menganggu dan menyesatkan mereka,aku tidak ingin ada yang menganggu ritual malam ini,setelah malam ini kita akan semakin kuat dan pelan-pelan kita bisa mengusai dunia,banyak orang yang akan menjadi pengikut dan tunduk pada kita,"jawab orang yang paling depan.
"Baik tuan,"ujar kedua orang itu,keduanya hendak berlalu pergi,tapi langkah mereka ditahan.
"Tunggu,jangan lupa siapkan penyambutan untuk tamu-tamu kita,"ujar lagi.
"Baik tuan,"keduanya kemudian berlalu pergi.
Sore sudah berganti dengan malam,semua orang sudah berkumpul membentuk lingkaran dan ditengahnya ada altar dari batu,diatasnya terlihat Dinda tidak sadarkan diri terbaring tanpa memakai sehelai benangpun,tangan dan kakinya diikat.
Disamping altar tampak lilin berjejer,dengan baskom berisi bunga tujuh rupa ada sampanye juga,dan gelas berjejer.
Dua orang berkeliling membawa cawan,mereka mengambil darah tiap-tiap orang dan dimasukan kedalam cawan,setelah selesai mereka menuangkan darah itu kedalam baskom berisi bunga tujuh rupa dan mencampurnya beserta sampanye yang ikut dicampurkan ke dalam baskom berisi air dan bunga tujuh rupa juga darah para anggotanya.
Kedua orang itu berbalik,ia menatap semua orang,mereka semua memakai topeng,lalu satu orang maju dan menyuruh semua orang maju dan mengambil air itu dan meminumnya.
"Silahkan kalian masing-masing mengambil air bergantian,"ujar pada semua orang.
Terlihat satu persatu maju mengambil air dengan cawan dan meminumnya.
"Sekarang kita sambut pemimpin kita yang agung,"ujar orang yang tadi menyuruh meminum air persaudaraan.
"Plokkk...."
"Plokkk...."
Tepuk tangan mengema menyambut seseorang yang masuk kedalam lingkaran,ia berdiri ditengah-tengah lingkaran,beserta itu pula dibelakangnya,dua orang yang tangan dan kakinya diikat ikut masuk ditarik oleh dua orang dan didudukan ditengah-tengah lingkaran.
kembali jadi ke aslinya kakek peot
dr awal aku juga udah curiga sama Dimas...
tengah malam puncak ritual
Dinda di buat telanjang
di depan pemuja setan ?
kabur ketangkep mulu
banyak jiwa Gentayangan
biarpun minim bekal nya
kakek dan Dinda butuh pertolongan secepatnya.
good luck Dani
mudah-mudahan dukunnya hebat aja ini ya ... kekuatan hitam dilawan kekuatan hitam juga... takutnya Dani nih malah meninggoy gimana....
perempuan itu
pemuja setann , sulit sekali di lawan
hutan mnjd angker karna banyak penganut iblis yang bebas melakukan ritual disana
bersekutu dgn ibliss
gaya nya sombong pula ,
tapi ngga tegas ,
pulang saja ,
ibu sama kakeknya juga blm kasih ijin ,