NovelToon NovelToon
Gadis Penjual Jamu Dan Tuan Impoten

Gadis Penjual Jamu Dan Tuan Impoten

Status: sedang berlangsung
Genre:Mafia / Lari Saat Hamil / Anak Genius / Anak Kembar / Disfungsi Ereksi
Popularitas:794.6k
Nilai: 4.7
Nama Author: Pena Remaja01

Daniel Van Houten—seorang mafia berdarah dingin, kejam, dan disegani. Tak pernah membayangkan akan menerima vonis memalukan dari dokter: ia didiagnosis impoten. Tapi Daniel bukan pria yang mudah menyerah. Diam-diam, ia mengirim orang kepercayaannya untuk mencari gadis polos nan perawan, dengan harapan bisa menghidupkan kembali gairah yang lama padam.

Sampai pada suatu malam, harapannya terjawab. Seorang gadis berlesung pipi, polos dan menawan, berhasil membangkitkan sisi pria yang sempat hilang dalam dirinya. Namun karena sikap arogan dan tempramental Daniel, gadis itu justru ketakutan dan melarikan diri tanpa jejak.

Empat tahun berlalu, takdir mempertemukan mereka kembali. Tapi kali ini, gadis itu tak datang sendiri—ia membawa tiga anak kecil yang menggemaskan, penuh keberanian, dan... sangat mirip dengan Daniel.

---------

"Unda angan atut, olang dahat na udah tami ucil, iya tan Ajam?" – Azkia "Iya, tadi Ajam udah anggil pak uci uat angkap olang dahat na." – Azam "Talau olang d

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Pena Remaja01, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 13

"Akhbaaang... " Ayang mengerang memanggil Dani yang berjalan keluar.

"Bangs4t! Apa yang kalian lakukan pada Adik Gue!"

Dani hendak melayangkan tinjunya pada Daniel, Meski tubuhnya masih lemah usai mendonorkan darah untuk adiknya. Namun, belum sampai tangannya menyentuh pria berperawakan tinggi besar itu, tubuh Dani di tahan oleh para pria berjas hitam.

"Lepaskan Gue bans4t!" Dani turus berontak, tapi, sia-sia karna tenaganya tak cukup kuat menepiskan tenaga para pria yang menahan tubuhnya.

Daniel menyeringai sinis, lalu menjentikkan jarinya dan seketika seorang pria berjas hitam dibelakangnya membawa sebuah koper yang berisi penuh dengan uang.

Dani menatap uang di dalam koper itu dengan mata yang berbinar.

"A-apa itu se-semua buat Gue?" tanya Dani seakan tak percaya melihat banyaknya lembar uang di hadapannya.

"Ya, itu semua buat kau!" Daniel memberikan kode pada anak buahnya agar melpaskan Dani.

Seketika Dani mendekat kearah pria yang memegang koper tersebut.

"Sekarang kau bisa bersenang-senang!" ucap Daniel sinis.

"Ta-tapi bagimana dengan adik Gue?"

"Adik kau aman bersamaku,"

Dani menatap lekat pria di hadapannya, lalu menoleh pada pintu ruang ICU yang terbuka.

Kemudian Dani masuk ke dalam ruangan ICU, membisikkan sesuatu pada Ayang, lalu ia kembali keluar mangambil koper berisikan uang yang di berikan Daniel, setelah itu ia pergi meninggalkan rumah sakit.

Daniel menyeringai sinis. "Regan, suruh orang untuk mengawasi dia, aku masih membutuhkannya nanti!"

"Baik Tuan." Regan lalu memerintahkan seorang yang ada di sana untuk mengikuti Dani.

.

.

.

Dua hari kemudian Ayang sudah di bawa kembali ke rumah tempatnya tinggal. Kali ini Daniel menegaskan pada Susi agar kejadian Ayang bunuh diri tidak lagi terjadi. Ia juga menambahkan satu orang pelayan lagi agar Susi bisa bergantian menjaga Ayang di sana. Tak hanya itu, Daniel juga memasang CCTV di dalam kamar mandi, agar bisa melihat apa yang di lakukan Ayang di dalam sana.

Ayang benar-benar bagaikan seekor burung dalam sangkar emas. Tak ada lagi senyum menghiasi wajahnya. Setiap hari, ia hanya mengurung diri dalam kamar, di temani pelayan yang seperti robot, tanpa bisa ia ajak bercerita.

Pagi itu, ketika bangun tidur, Ayang merasakan mual yang begitu hebat, perutnya benar-benar terasa di aduk-aduk di dalam sana. Lantas, Ayang segera bangkit dari ranjang berlarian kekamar mandi, di depan westafel ia berdiri memuuntahkan isi dalam perutnya. Sementara diambang pintu seorang pelayan berdiri menunggunya.

"Nona kenapa? Apa perlu saya penggil Dokter?" tanya pelayan.

Ayang menggeleng, lalu mencuci mulutnya.

"Apa Nona ingin mandi sekalian?"

Lagi-lagi Ayang menggeleng sembari menyilangkan kedua tangannya di dada seperti orang kedinginan. Kemudian ia kembali berjalan menuju ranjang. Ia berbaring menyelimuti dirinya dengan selimut.

Pelayan mengambil ponselnya yang berdering dan segera menggeser layar untuk menjawab panggilan telepon dari tuannya.

"Hallo, Tuan!"

"Kenapa dengan dia? Apa dia sakit?" tanya Daniel di ujung sana. Tentu saja pria itu dapat melihat Ayang yang muntah-muntah di dalam kamar mandi tadi.

"Saya juga tidak tau, Tuan, tadi sudah saya tanyakan. Tapi katanya dia baik-baik saja," jawab pelayan.

"Sekarang coba kau rasakan suhu tubuhnya!" titah Daniel di ujung sana.

"Baik Tuan."

Pelayan pun meminta izin pada Ayang untuk memegang keningnya.

"I-iya Tuan, badannya sedikit panas," ucap pelayan kemudian.

Seketika sambungan telepon terbutus.

Ayang kembali berlarian ke kamar mandi karna merasakan perutnya kembali terasa diaduk-aduk.

"Wajah Nona terlihat pucat sekali, saya akan panggil Dokter."

Ayang menggeleng lalu merebut ponsel pelayan tersebut.

"Nona, tolong jangan begini, kembalikan ponsel saya," pinta pelayan menadahkan tangannya pada Ayang.

Ayang tidak mengembalikan ponsel pelayan tersebut, ia terus berjalan menuju ranjang.  Tapi, tiba-tiba ponsel yang di pegangnya berdering, Ayang melihat pelayan yang berdiri di samping ranjang, kemudian memberikan ponsel itu padanya.

Pelayan menganbil ponselnya dan lansung menjawab panggilan dari tuannya.

"Hallo Tuan."

"Bodoh! Kenapa malah kau yang menjawab!" umpat Daniel di ujung sana.

"Ma-maafkan saya Tuan," sesal pelayan merasa heran.

"Tunggu saja, sebentar lagi Dokter akan datang kesana!"

"Baik Tuan."

Sambungan telepon pun berakhir.

Tidak lama Susi masuk ke dalam kamar, membawa sarapan untuk Ayang. "Nona,  sarapannya sudah siap," kata Susi sembari meletakkan sarapan diatas meja. "Beti, kamu istrahatlah."

Pelayan yang bernama Beti itu pun keluar dari kamar.

Ayang mengambil kertas dan pena diatas meja, lalu mulai menulis di sana. Ayang belum lapar, Bik.  tulisnya di kertas itu.

Susi menghela nafas. "Nona, makanlah sedikit, kalau Nona tidak makan, saya yang akan di marahi Tuan," ucap Susi memohon.

Bibir Ayang mengerucut melihat piring berisi sarapan yang di bawa Susi. Kemudian ia menulis lagi di kertas. Ada mangga gak Bi, Ayang pengan makan mangga. 

Kening Susi berkerut kuat. "Ada, tapi ini masih pagi Nona, lebih baik Nona makan sarapan yang saya buatkan ini saja?"

Ayang menggeleng, lalu kembali menulis di kertas. Pokoknya Ayang mau makan mangga! 

"Ya, baiklah, tapi Nona harus sarapan dulu, nanti saya akan kupaskan mangga untuk Nona."

Ayang menggeleng, masih dengan bibir yang mengerucut, Ayang merebahkan tubuh di ranjang dengan posisi memunggungi Susi.

Tiba-tiba ponsel Susi berdring.

"Hallo Tuan."

"Kenapa dengan dia?" tanya Daniel di ujung sana.

"Nona mau makan mangga Tuan, tapi saya menyuruhnya agar memakan sarapan yang saya buat."

"Berikan saja apa yang dia mau!"

"Baik Tuan."

Setelah sambungan telepon berakhir, Susi berjalan kebelakang mengambil dan mengupas mangga untuk Ayang, tidak berapa lama ia kembali lagi kedalam kamar.

"Nona, ini mangganya," ucap pelayan yang sudah membawa potongan mangga.

Ayang berbalik badan, dan seketika wajahnya berbinar melihat sepiring irisan mangga tersaji diatas piring. Ayang lansung duduk, meraih piring berisi irisan buah mangga itu. Kemudian ia meletakkan kembali piring diatas meja, lalu mengambil alat tulisnya, menulis sesuatu di sana. Bik, boleh buatkan bumbu rujak gak? 

Susi mengangguk, "Baiklah."

Sebelum Susi melangkah pergi, Ayang kembali menulis sesuatu di kertas. Yang pedas ya, BIk, banyakin cabe rawitnya. Ayang tersenyum sembari memperlihatkan tulisannya pada Susi.

"Iya, tapi sebelum makan mangga, Nona sarapanlah dulu, biar perut Nona tidak sakit."

Ayang mengangguk.

Susi pun pergi keluar, membuatkan bumbu rujak yang di minta Ayang. Sementara Ayang memakan beberapa suap sarapan yang bawakan Susi tadi.

Selang beberapa menit, Susi kembali lagi membawa bumbu rujak yang di minta Ayang.

Ayang lansung menyambar mangkok kecil berisi bumbu rujak itu, menghirup kuat aroma bumbu rujak itu.

Susi menggeleng, melihat Ayang memakan irisan mangga itu begitu lahap.

"Bibik mau?" Ayang menggerakkan bibirnya sembari memberikan sepotong mangga yang sudah di cocolnya dengan bumbu rujak.

Susi menggeleng cepat.

"Enak loh, Bik."

"Nona makan saja, saya tidak suka."

1
Samsiah Yuliana
lanjut lagi lah Thor 🙏🙏🙏
Resyaaro
yahh...udah mau tamat ajaa...padahal masih seru cerita bundanya si kembar. Yaudah deh gpp...yang penting seru ya thor cerita selanjutnya
Nor Azlin
karisma mafia nya udah hilang mbak kerana di ambil sama Ayang yang super bawel & keras kepala yah😂😂😂😁😁😁 kerana keras kepalanya itu membuat dia mudah percaya pada orang yang tidsk di kenali nya sampai2 dia di culik orang yah ...terlslu percaya diri sudsh di bagi amaran sama anak nya si Azam malah ngotot mau bantu orang ...bantu tu bantu tspi denhan cara lain kan bisa lagian kan ada anak2 nya yang mau pulang dari sekolah kan mereka belum makan siang tau2 ajalah ini tidak mikir msu bantu orang dulu mengabaikan anak2 yang masih kecil untuk membantu orang malah tempat nya jauh lagi bego amat jadi ibu ...sudahcanak 5 aja madih ke anak2kan tidak matang harus nya dia lebih berhati2 yah bukan sekali dua mereka di teror yah masih aja tidak peka ...si Daniel juga tidak terus terang aja pada si Ayang kenapa tidak mau anak2 nya bersekolah ketana apa itu juga tidak dibagi tau itu juga masalah terbesar diri nya sebagai mantan mafia yah ...walau pun mantan mafia tapi itu engak bisa luntur kan begitu aja kerana mafia tetsp berjiwa mafia walaupun udah mundur dari clan mafia nya tapi kewibawan itu masih tetam ada lho...lali ini aku lihat mantan mafia nya langsung tidak berdaya begitu aja yah ...semoga Bastian bisa menyelamatkan mereka deh ...lanjutkan thor
Cicih Sophiana
tapi kasian dong Dani nya... pasti di siksa anak buah si Daniel
Nuri 73749473729
lanjut
Nana Meidian
seneng deh liat ayang akur sama bng Tian. gimana ya Daniel posesif GK trhadap ayang yg dket KK nya 🤣🤣jgn cmburu ya Daniel. kn bng Tian jg KK nya ayang
partini
ok di tunggu,,lihat dari visual nya mengsedihhhh , nyesek bikin esmosi up and down
biar buta tapi karakter jangn yg lemah bisa ngelus dada nangis doang Thor ,,itu bikin gumussss
@$~~~rEmpEyEk~~k@c@Ng~~~$@
apa akhir dari bambang, alexander juga bakalan digantung??
Boby The Blind Massage Entertaiment AND Freelance (BOBY_freelance)
sebelum ditutup untuk kisah ini, flashback dong penyelamatan tian kepada Ayang dan kedua anaknya. itu kayaknyaseru menegangkan dan heroik.
Sasa Sasa: Apalagi, ada tokoh anak di bawah umur kan?
Sasa Sasa: Kalau di lanjut, adegannya sadis kak. Takut nggak lolos revisi
total 2 replies
Cicih Sophiana
thor aq takut sendirian nih 😁
Cicih Sophiana
Dani suruh tuh si Daniel nikahin Ayang... kasian anak nya jg
Cicih Sophiana
hadeh Ayang Ayang kasian kamu...😢😢 kamu cantik tapi kamu gak bisa ngomong.... seperti nya kamu jg mulai hamil
Cicih Sophiana
luh yg jual ade luh abang yg gak punya akhlak...
Cicih Sophiana
jgn pura pura bodoh Daniel... kamu membuat Ayang trauma dan ketakutan melihat tampang jelek kamu
Cicih Sophiana
jahat banget si luh... butuh tapi jahat
Cicih Sophiana
yah klo sdh begitu gimana lg Ayang... tinggal kamu ambil hati nya Daniel biar dia menyayangi kamu... dan menikahi kamu pasti dia akan setuju
Cicih Sophiana
Daniel menemukan pemuas nafsu nya... ya gak mungkinlah melepaskan nya begitu aja
Cicih Sophiana
bilang Ayang nikahi dulu baru mau apapun yg di lakukan...
Cicih Sophiana
wah serem punya suami seperti itu
Boby The Blind Massage Entertaiment AND Freelance (BOBY_freelance)
dasar Daniel suka sekali menyetop cerita orang. Coba bikin thor untuk kisah selengkapnya di bagian terpisah. Kayaknya seru deh.
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!