NovelToon NovelToon
Gadis Penjual Jamu Dan Tuan Impoten

Gadis Penjual Jamu Dan Tuan Impoten

Status: tamat
Genre:Mafia / Lari Saat Hamil / Anak Genius / Anak Kembar / Disfungsi Ereksi / Tamat
Popularitas:2.6M
Nilai: 4.8
Nama Author: Pena Remaja01

Daniel Van Houten—seorang mafia berdarah dingin, kejam, dan disegani. Tak pernah membayangkan akan menerima vonis memalukan dari dokter: ia didiagnosis impoten. Tapi Daniel bukan pria yang mudah menyerah. Diam-diam, ia mengirim orang kepercayaannya untuk mencari gadis polos nan perawan, dengan harapan bisa menghidupkan kembali gairah yang lama padam.

Sampai pada suatu malam, harapannya terjawab. Seorang gadis berlesung pipi, polos dan menawan, berhasil membangkitkan sisi pria yang sempat hilang dalam dirinya. Namun karena sikap arogan dan tempramental Daniel, gadis itu justru ketakutan dan melarikan diri tanpa jejak.

Empat tahun berlalu, takdir mempertemukan mereka kembali. Tapi kali ini, gadis itu tak datang sendiri—ia membawa tiga anak kecil yang menggemaskan, penuh keberanian, dan... sangat mirip dengan Daniel.

---------

"Unda angan atut, olang dahat na udah tami ucil, iya tan Ajam?" – Azkia "Iya, tadi Ajam udah anggil pak uci uat angkap olang dahat na." – Azam "Talau olang d

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Pena Remaja01, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 13

"Akhbaaang... " Ayang mengerang memanggil Dani yang berjalan keluar.

"Bangs4t! Apa yang kalian lakukan pada Adik Gue!"

Dani hendak melayangkan tinjunya pada Daniel, Meski tubuhnya masih lemah usai mendonorkan darah untuk adiknya. Namun, belum sampai tangannya menyentuh pria berperawakan tinggi besar itu, tubuh Dani di tahan oleh para pria berjas hitam.

"Lepaskan Gue bans4t!" Dani turus berontak, tapi, sia-sia karna tenaganya tak cukup kuat menepiskan tenaga para pria yang menahan tubuhnya.

Daniel menyeringai sinis, lalu menjentikkan jarinya dan seketika seorang pria berjas hitam dibelakangnya membawa sebuah koper yang berisi penuh dengan uang.

Dani menatap uang di dalam koper itu dengan mata yang berbinar.

"A-apa itu se-semua buat Gue?" tanya Dani seakan tak percaya melihat banyaknya lembar uang di hadapannya.

"Ya, itu semua buat kau!" Daniel memberikan kode pada anak buahnya agar melpaskan Dani.

Seketika Dani mendekat kearah pria yang memegang koper tersebut.

"Sekarang kau bisa bersenang-senang!" ucap Daniel sinis.

"Ta-tapi bagimana dengan adik Gue?"

"Adik kau aman bersamaku,"

Dani menatap lekat pria di hadapannya, lalu menoleh pada pintu ruang ICU yang terbuka.

Kemudian Dani masuk ke dalam ruangan ICU, membisikkan sesuatu pada Ayang, lalu ia kembali keluar mangambil koper berisikan uang yang di berikan Daniel, setelah itu ia pergi meninggalkan rumah sakit.

Daniel menyeringai sinis. "Regan, suruh orang untuk mengawasi dia, aku masih membutuhkannya nanti!"

"Baik Tuan." Regan lalu memerintahkan seorang yang ada di sana untuk mengikuti Dani.

.

.

.

Dua hari kemudian Ayang sudah di bawa kembali ke rumah tempatnya tinggal. Kali ini Daniel menegaskan pada Susi agar kejadian Ayang bunuh diri tidak lagi terjadi. Ia juga menambahkan satu orang pelayan lagi agar Susi bisa bergantian menjaga Ayang di sana. Tak hanya itu, Daniel juga memasang CCTV di dalam kamar mandi, agar bisa melihat apa yang di lakukan Ayang di dalam sana.

Ayang benar-benar bagaikan seekor burung dalam sangkar emas. Tak ada lagi senyum menghiasi wajahnya. Setiap hari, ia hanya mengurung diri dalam kamar, di temani pelayan yang seperti robot, tanpa bisa ia ajak bercerita.

Pagi itu, ketika bangun tidur, Ayang merasakan mual yang begitu hebat, perutnya benar-benar terasa di aduk-aduk di dalam sana. Lantas, Ayang segera bangkit dari ranjang berlarian kekamar mandi, di depan westafel ia berdiri memuuntahkan isi dalam perutnya. Sementara diambang pintu seorang pelayan berdiri menunggunya.

"Nona kenapa? Apa perlu saya penggil Dokter?" tanya pelayan.

Ayang menggeleng, lalu mencuci mulutnya.

"Apa Nona ingin mandi sekalian?"

Lagi-lagi Ayang menggeleng sembari menyilangkan kedua tangannya di dada seperti orang kedinginan. Kemudian ia kembali berjalan menuju ranjang. Ia berbaring menyelimuti dirinya dengan selimut.

Pelayan mengambil ponselnya yang berdering dan segera menggeser layar untuk menjawab panggilan telepon dari tuannya.

"Hallo, Tuan!"

"Kenapa dengan dia? Apa dia sakit?" tanya Daniel di ujung sana. Tentu saja pria itu dapat melihat Ayang yang muntah-muntah di dalam kamar mandi tadi.

"Saya juga tidak tau, Tuan, tadi sudah saya tanyakan. Tapi katanya dia baik-baik saja," jawab pelayan.

"Sekarang coba kau rasakan suhu tubuhnya!" titah Daniel di ujung sana.

"Baik Tuan."

Pelayan pun meminta izin pada Ayang untuk memegang keningnya.

"I-iya Tuan, badannya sedikit panas," ucap pelayan kemudian.

Seketika sambungan telepon terbutus.

Ayang kembali berlarian ke kamar mandi karna merasakan perutnya kembali terasa diaduk-aduk.

"Wajah Nona terlihat pucat sekali, saya akan panggil Dokter."

Ayang menggeleng lalu merebut ponsel pelayan tersebut.

"Nona, tolong jangan begini, kembalikan ponsel saya," pinta pelayan menadahkan tangannya pada Ayang.

Ayang tidak mengembalikan ponsel pelayan tersebut, ia terus berjalan menuju ranjang.  Tapi, tiba-tiba ponsel yang di pegangnya berdering, Ayang melihat pelayan yang berdiri di samping ranjang, kemudian memberikan ponsel itu padanya.

Pelayan menganbil ponselnya dan lansung menjawab panggilan dari tuannya.

"Hallo Tuan."

"Bodoh! Kenapa malah kau yang menjawab!" umpat Daniel di ujung sana.

"Ma-maafkan saya Tuan," sesal pelayan merasa heran.

"Tunggu saja, sebentar lagi Dokter akan datang kesana!"

"Baik Tuan."

Sambungan telepon pun berakhir.

Tidak lama Susi masuk ke dalam kamar, membawa sarapan untuk Ayang. "Nona,  sarapannya sudah siap," kata Susi sembari meletakkan sarapan diatas meja. "Beti, kamu istrahatlah."

Pelayan yang bernama Beti itu pun keluar dari kamar.

Ayang mengambil kertas dan pena diatas meja, lalu mulai menulis di sana. Ayang belum lapar, Bik.  tulisnya di kertas itu.

Susi menghela nafas. "Nona, makanlah sedikit, kalau Nona tidak makan, saya yang akan di marahi Tuan," ucap Susi memohon.

Bibir Ayang mengerucut melihat piring berisi sarapan yang di bawa Susi. Kemudian ia menulis lagi di kertas. Ada mangga gak Bi, Ayang pengan makan mangga. 

Kening Susi berkerut kuat. "Ada, tapi ini masih pagi Nona, lebih baik Nona makan sarapan yang saya buatkan ini saja?"

Ayang menggeleng, lalu kembali menulis di kertas. Pokoknya Ayang mau makan mangga! 

"Ya, baiklah, tapi Nona harus sarapan dulu, nanti saya akan kupaskan mangga untuk Nona."

Ayang menggeleng, masih dengan bibir yang mengerucut, Ayang merebahkan tubuh di ranjang dengan posisi memunggungi Susi.

Tiba-tiba ponsel Susi berdring.

"Hallo Tuan."

"Kenapa dengan dia?" tanya Daniel di ujung sana.

"Nona mau makan mangga Tuan, tapi saya menyuruhnya agar memakan sarapan yang saya buat."

"Berikan saja apa yang dia mau!"

"Baik Tuan."

Setelah sambungan telepon berakhir, Susi berjalan kebelakang mengambil dan mengupas mangga untuk Ayang, tidak berapa lama ia kembali lagi kedalam kamar.

"Nona, ini mangganya," ucap pelayan yang sudah membawa potongan mangga.

Ayang berbalik badan, dan seketika wajahnya berbinar melihat sepiring irisan mangga tersaji diatas piring. Ayang lansung duduk, meraih piring berisi irisan buah mangga itu. Kemudian ia meletakkan kembali piring diatas meja, lalu mengambil alat tulisnya, menulis sesuatu di sana. Bik, boleh buatkan bumbu rujak gak? 

Susi mengangguk, "Baiklah."

Sebelum Susi melangkah pergi, Ayang kembali menulis sesuatu di kertas. Yang pedas ya, BIk, banyakin cabe rawitnya. Ayang tersenyum sembari memperlihatkan tulisannya pada Susi.

"Iya, tapi sebelum makan mangga, Nona sarapanlah dulu, biar perut Nona tidak sakit."

Ayang mengangguk.

Susi pun pergi keluar, membuatkan bumbu rujak yang di minta Ayang. Sementara Ayang memakan beberapa suap sarapan yang bawakan Susi tadi.

Selang beberapa menit, Susi kembali lagi membawa bumbu rujak yang di minta Ayang.

Ayang lansung menyambar mangkok kecil berisi bumbu rujak itu, menghirup kuat aroma bumbu rujak itu.

Susi menggeleng, melihat Ayang memakan irisan mangga itu begitu lahap.

"Bibik mau?" Ayang menggerakkan bibirnya sembari memberikan sepotong mangga yang sudah di cocolnya dengan bumbu rujak.

Susi menggeleng cepat.

"Enak loh, Bik."

"Nona makan saja, saya tidak suka."

1
Kalsum
teganya km dani .. jual lagi adikmu
Maa Yanti Maa Yanti
udin oh udin pinter s udin mh 🤣🤣🤣🤣
Maa Yanti Maa Yanti
adeuh s kudaniel mh emosian saja aah 🤦‍♀️🤦‍♀️
Maa Yanti Maa Yanti
semoga cept keremu sama dady daniel s 3 kembar nya 😍
Maa Yanti Maa Yanti
daniel oh daniel burung mu udh dpt sangkar msih emosi hrus nya lbih sabar atuh pda s ayang nya 😅😅
Maa Yanti Maa Yanti
abang nya mazenuuunnn 😡😡
shena
😍
Kalsum
gawat ayang sepertinya hamil
Mama Mama
tambah ngeselin si dani,ayang nya juga ga bisa ngapa2 in
Ning Suswati
alexandernya punya nyawa cadangan kali y, kok masih hidup
Ning Suswati
kelamaan sih mengungkap siapa sebenarnya pak bambang, dan terus apa hubungannya mereka menyayangi ayang
Ning Suswati
isss dah kesel aja melayani si dani laki2 banci kaleng, gk mau kerja cari duit tambah keenakan dikasih duit tabpa harus jerja, gimana sih
Ning Suswati
jgn2 keluarga tsb sdh lenyak ditelan bumi, oleh tangan2 si paksu
Ning Suswati
memelihara manusia daqjal dan benalu gk tau diri dan bikin masu sampai keurat nadi, laupun sdr sendiri, biarkan dia hidup jadi gelandangan, daniel juga tdk pernah mendidiknya jadi laki2 yg bertanggung jawab, jgn jadi pecundang terus2an dikasih duit
Ning Suswati
sebenarnya di kantor ada acra apa sih, sdh tau banyak musuh sok2an jagoan memboyong anak isteri tanpa pengawal, berkeliaran, gk takut musuh selalu mengintai
Ning Suswati
jadi laki2 gk guna sama sekali, kok bisa2 daniel sabar dg dani selalu memberi uang, tambah ngelunjak aja,
RatuElla11: halo kak, mampir juga yuk kekaryaku "Istri Simpanan Pemuas Tuan Eden."
total 1 replies
Ning Suswati
salah mencari lawan, gk tau aja kalau suami wanita kampung tsb mantan mafia yg baru insyaf
Ning Suswati
hhhhhh dasar naga nya nakal, tuh dengar kata tuannya 🤭🤭🤭🤭
Ning Suswati
dasar saudara gk tau diri, sok2an mau mengakui yg bukan miliknya, syukur ayang bisa tegas dg wanita sok2 kaya, gk tau aja dani si pemalas tukang ngemis dg ipar, sama sekali gk ada harga dirinya, sdh hidup numpang bla bla bla
Ning Suswati
salah sendiri anak kembar tiga sdh tambah lagi brojol dua, gak mau pake baby syster, uang banyak, buat apa coba menyiksa badan, sdh hamil nngurus anak 5 sekaligus di + lagi baby besar, apa gk remuk badan
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!