Bagaimana jadinya saat tiba - tiba ibumu menanyakan saat ini berapa umurmu dan menawari hadiah ulang tahunmu yang ke 21 dengan hadiah jodoh?.
"Nis, Nisa sekarang umurmu berapa?." Tanya Dewi tiba-tiba saat masuk kamar putrinya. Nisa yang ditanya sang ibu pun langsung menjawab tanpa menaruh kecurigaan sedikitpun karena memang sang ibu terkadang sangat random. " Dua puluh tahun sebelas bulan ".
" Berarti sudah boleh menikah, hadiah ulang tahunnya jodoh mau? "Jawab sang ibu yang membuat Nisa kaget dan langsung tertawa.
Nisa yang sudah hafal betul tentang kerandoman ibunya pun berniat meladeni pembicaraan ini yang dia kira adalah candaan seperti yang sudah sudah.
" Boleh... Asal syarat dan ketentuan berlaku, yang pertama seiman, yang kedu-".Belum selesai Nisa bicara dia mendengar ibunya sudah tertawa lepas yang membuat Nisa juga ikut tertawa dan langsung pergi dari kamar putrinya.
Tanpa Nisa ketahui bahwa yang ia anggap candaan itu adalah sesuatu yang serius.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon PERMATABERLIAN, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
21.
Tidak terasa usia pernikahan Bagas dan Nisa telah berjalan hampir lima bulan dan selama itu juga hubungan keduanya semakin harmonis.
Jika pernikahan Bagas dan Nisa sedang dalam keadaan sangat baik maka di lain sisi pernikahan antara Yuda dan Rita dalam keadaan sebaliknya.
Selang satu bulan dari kepindahan Bagas ke rumahnya sendiri Yuda juga mengikuti jejak Bagas dengan membeli rumah untuk istrinya dalam rangka perayaan pernikahan yang ke-enam tahun.
Tapi harapan Yuda yang berharap dengan membeli rumah hubungan antara ia dan istrinya bisa membaik nyatanya malah sebaliknya.
Hal ini karena setelah kepindahan mereka ke rumah baru perilaku istrinya malah semakin parah menurutnya. Bagaimana tidak jika dulunya Rita hanya sebatas pulang larut malam sekarang Rita bahkan jarang dirumah.
Rita sering menghabiskan waktunya dengan cara sering pergi liburan dengan teman kantornya secara tiba-tiba bahkan beberapa kali ia tidak ijin terlebih dahulu kepada Yuda.
Yuda merasa setelah tidak tinggal dengan orangtuanya sikap Rita semakin seenaknya sendiri, dan Yuda merasa seperti diabaikan dalam hubungan ini.
Yuda sempat berpikir bahwa jika memang benar-benar ingin mempunyai anak seharusnya mereka ada usaha bersama untuk mewujudkannya tetapi nyatanya istrinya sibuk sendiri.
Bahkan karena sangat sibuknya Rita, Yuda sampai lupa kapan terakhir kali mereka melakukan hubungan suami istri. Beberapa kali Yuda memang menginginkannya tetapi Rita menolak dengan mengatakan jika ia sedang lelah.
Jika di lain sisi Rita sedang sibuk dengan semua kesibukannya maka di sisi lain Yuda juga sedang gila-gilanya mengembangkan bisnis barunya. Kegilaan bekerja ini Yuda lakukan sebenarnya sebagai pelarian dan pengalihan akan rasa kesepiannya yang sering ditinggal sendirian oleh sang istri.
Kegilaan bekerja yang dilakukan oleh Yuda nyatanya hal ini berimbas kepada sang asisten yang sudah tidak sanggup menangani sendirian semua pekerjaan yang ada. Sebab itu Yuda berencana untuk menambah satu asisten lagi untuk membantu asisten lamanya.
*
*
Cafe Mentari
Terlihat hari ini para anggota geng pulu-pulu yaitu Nisa, Ami dan Ita sedang nongkrong bersama setelah sekian purnama.
"Kangen banget deh sama kalian." Nisa berucap sambil memeluk erat kedua sahabatnya.
"Iya nih, lama banget kita enggak kumpul kaya gini."seru Ita menimpali Nisa.
"Kalian sibuk apa akhir-akhir ini, sampai grup whatsapp kita sepi kaya kuburan,"tanya Nisa kepada keduanya.
" Kalo Ita mah udah jelas sibuk kerja dia sampai mabok kerjaan, nah kalo gue mah lagi free nih soalnya lagi nganggur." jawab Ami.
"Lo nganggur? karena dipecat apa resign kalo boleh tahu?" tanya Nisa yang mulai kepo.
"Gue resign, males sama atasan sekarang orangnya genit dan mata keranjang."
"Boleh kali info loker yang atasannya baik gak mata keranjang."sambung Ami lagi.
" Oke nanti gue coba tanya Mas Bagas deh, kali aja lagi ada loker ditempatnya."
"Ah baiknya sahabat gue satu ini, lope satu kebun pokoknya." Ami berseru senang mendengar Nisa yang mau membantunya mencari loker.
Lama ketiganya menghabiskan waktu temu kangen di cafe itu hingga sesi nongkrong itu berakhir saat Bagas datang untuk menjemput Nisa untuk pulang bersama sepulang kerja.
"Kita lanjut lewat grup ya gais, gue pulang duluan. Kalian juga hati-hati pulangnya bye-bye," pamit Nisa kepada kedua sahabatnya sebelum benar-benar pergi.
"Lihat Nisa kaya gitu gue jadi pengen punya suami juga deh Ta."
"Iya ya kita kapan ya kira-kira, jiwa jomblo gue gak kuat lihat mereka."
***
"Seneng banget yang habis ketemu sama sahabatnya," goda Bagas saat melihat sejak tadi di cafe hingga kini diperjalanan wajah istrinya terus berseri-seri.
"Iya soalnya udah lama gak ketemu mereka"
"Oh iya Mas, kira-kira ditempat Mas lagi ada loker gak?"
"Kamu mau kerja lagi?"tanya Bagas yang salah mengartikan pertanyaan istrinya.
"Ih bukan buat aku Mas tapi buat Ami dia lagi cari kerjaan."
"Oh kirain buat kamu."
"Jadi ada?"
"Sebenernya ada, itu Kak Yuda lagi cari asisten tambahan lagi soalnya."
"Wah kebetulan dong Mas, bisa kali Mas Bagas rekomendasiin Ami ke Kak Yuda buat jadi kandidat."
"Boleh, tapi apa hadiahnya buat Mas kalo Mas ngomong ke Kak Yuda."
"Oh sekarang gitu ya, suka pamrih," ucap Nisa sambil membuat ekspresi muka sebal.
"Oke kalo Ami sampai jadi kerja sama Kak Yuda, nanti aku kasih Mas hadiah."
"Memang apa hadiahnya?" tanya Bagas yang penasaran dengan hadiah yang akan diterimanya jika misinya berhasil.
"Aku bakal turutin semua permintaan Mas," jawab Nisa mantap.
"Deal."
Mendapat kesempatan emas Bagas tidak mau mensia-siakan hal tersebut. Sesampainya mereka dirumah Bagas segera menghubungi sang kakak dan mengatakan jika ia memiliki kandidat yang cocok untuk menjadi asisten pribadinya.
Setelah berbincang cukup lama ditelepon demi menyakinkan sang kakak bahwa kandidat pilihannya adalah yang terbaik, akhirnya Bagas masuk ke dalam kamarnya dengan langkah semangat empat lima karena ia ingin segera meminta hadiahnya sebab misinya telah selesai.
"Ehem ... Mas mau menagih hadiah Mas yang kamu janjiin tadi." ucap Bagas saat sudah berada disamping Nisa yang sedang bersandar dikepala ranjang dan sedang asik berbalas pesan dengan kedua temannya.
"Emang Kak Yuda udah setuju?"
"Ini lihat aja," Bagas melihatkan bukti percakapannya dengan Yuda yang mengatakan jika Ami besok disuruh datang ke kantornya.
Melihat bukti yang diperlihatkan sang suami, Nisa segera meletakan handphonenya dan bertanya apa permintaan suaminya itu.
"Oke jadi Mas Bagas minta apa?"
Mendapat pertanyaan yang sudah Bagas tunggu sejak tadi ia tidak segera mengatakan apa permintaannya dan malah tersenyum penuh arti kearah sang istri.
" Simple aja Mas cuma mau minta ... "
Bagas menggantung ucapannya dan tanpa aba-aba ia mengangkat tubuh Nisa untuk ia dudukan diatas perutnya yang saat itu sedang rebahan.
Tentu saja Nisa terkejut dengan apa yang dilakukan Bagas, tetapi Kata-kata yang keluar dari mulut Bagas selanjutnya nyatanya lebih membuatnya terkejut.
"Woman on top."
Mendengar tiga kata ajaib itu Nisa langsung melongo dibuatnya.
"Malam ini Mas mau kamu yang diatas dan memimpin," Bagas segera memperjelas permintaannya saat Nisa hanya diam saja setelah ia mengutarakan apa maunya.
Bersambung
Happy reading yang masih setia menanti cerita ini.