" Daddy aku masih muda dan masih ingin menikmati hidup , kenapa harus menikah ?" ucap Aqila dengan tidak terima ketika Daddy meminta dia menikah .
" Aqila umur kamu udah 25 tahun jadi memang sudah seharusnya menikah , sudah cukup kamu foya-foya dan membuang waktu selama ini dan Daddy ingin kamu memberikan seorang cucu sebagai pewaris " tegas Daddy .
" Pewaris apa lagi Daddy, aku sudah memenuhi keinginan Daddy untuk menjadi presiden direktur di perusahaan keluarga lalu apa lagi masalah nya?" pertanyaan Aqila yang benar-benar tidak ingin menikah dan kalaupun menikah dia belum punya laki-laki yang tepat untuk dijadikan suami ideal baginya .
" Pokoknya Daddy nggak mau tau , kalau memang kamu tidak mau Daddy jodohkan cari calon suami sendiri dalam rentang waktu 1 Minggu ini jika tidak kamu akan Daddy nikahkan dengan Brian " pernyataan Daddy .
" What, Daddy aku nggak menyukai pria itu " tegas Aqila menolak tegas .
" Maka dari itu cari cepat calon suami " ucap Daddy pada Aqila
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon mul, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 17 kembali pulang
Vincent mengangkat Aqila keatas meja dapur dan mendudukkan menghadap nya .
" Lihatlah Girls" ucap Vincent memberikan akses yang lebih mudah agar Aqila bisa melihatnya memasak .
" Om kok bisa masak sih ?" tanya Aqila dengan heran .
" Karena belajar " jawab Vincent singkat .
" Kenapa Om niat belajar , aku yang perempuan aja malas belajar masak " kata Aqila mengakui .
" Agar orang-orang yang aku sayangi bisa memakan makanan yang aku masak " pernyataan Vincent.
" Om sayang aku" kata Aqila dengan spontan.
" Bagaimana mungkin aku tidak menyayangi istriku" kata Vincent meletakkan spatula dan menatap Aqila intens.
" Tapikan aku cuma istri,"
" Apapun itu kamu tetap istriku sekarang yang berhak mendapatkan kasih sayang " Vincent mengaduk bubur dan menambahkan beberapa pelengkap .
Selesai memasak Aqila makan bubur buatan Vincent yang rasanya jauh lebih enak dari pada bubur yang biasa Aqila makan ketika sakit .
" Kemarin kamu ngapain kok sampai demam ?" tanya Vincent mengoles roti dengan selai .
Hacuehhh.
" Kemarin, aku, aku kehujanan " pengakuan Aqila .
" Kehujanan bagaimana bukankah sore kemarin kamu mengantar keluarga ke bandara" Vincent menuang segelas susu untuk Aqila .
" Sebelum mengantar mereka aku lagi di coffee shop karena buru-buru aku terobos hujan deras beberapa langkah sampai parkiran tapi malam nya malah demam " cerita Aqila .
" Kenapa diterobos girls, bukankah bodyguard bisa memayungi kamu agar tidak kehujanan " ucap Vincent geleng kepala, wajar Aqila demam rupanya habis menerobos hujan deras .
" Ya kan buru-buru Om " kata Aqila lagi .
" Ya mau se cepat apapun tetap pentingkan kesehatan, jangan sampai demam lagi seperti sekarang" ucap Vincent .
" Paham " kata Vincent lagi yang hanya diangguki Aqila sambil menunduk .
" Habiskan bubur nya lalu istirahat lagi agar kondisi tubuh kamu Vit" Vincent mengelus-elus kepala Aqila yang sedang makan bubur sampai perlahan Aqila gugup dibuatnya.
............
" Aku nggak ngantuk Om masih pagi " rengek Aqila yang sudah berbaring diatas ranjang setelah dipaksa Vincent istirahat.
Uhuk
Uhuk
Hacuehhh.
" Masih mau membantah lagi ?" kata Vincent memberikan beberapa helai tisu .
" Mmmm, emang nggak ,"
" Aqila istirahat" ucap Vincent menyingkap selimut lalu ikut berbaring dan membawa Aqila masuk kedalam pelukannya.
" Aku tidak pernah mengatur kamu tapi tolong kali ini patuhi aturan ku " ucap Vincent mengelus-elus kepala Aqila yang berada dalam dekapan nya .
" Om tapi," Aqila justru takut jatuh cinta kalau terus berduaan dengan Vincent makanya terus mencari alasan agar bisa berjauhan.
" Aqila pejamkan mata kamu " ucap Vincent mengelus-elus punggung Aqila dalam pelukan hangatnya.
" Om aku ,"
" Aqila , berhenti membantah ucapan ku " kata Vincent dengan suara meninggi ketika Aqila terus membantah bahkan melawan nya .
Vincent menarik selimut dan memeluk Aqila erat " Jangan menangis " kata Vincent langsung melembut nada bicaranya ketika mendengar Aqila menangis .
" Aku hanya ingin yang terbaik untuk kamu jadi jangan membantah lagi " Vincent mengusap air mata Aqila ketika sadar emosi membuatnya hilang kontrol karena Aqila terus membantahnya.
Selama ini Vincent adalah pria keras yang sangat membenci bantahan .
" Istirahat sekarang" .
Elusan tangan Vincent yang terus-menerus dikepala nya membuat Aqila perlahan tertidur .
" Astaga hampir saja aku lepas kontrol" batin Vincent melonggarkan pelukannya dan menaruh kepala Aqila yang sudah tertidur keatas bantal .
Vincent mengelus-elus kepala Aqila lalu mengecup kening nya dengan sayang dan menarik selimut agar Aqila merasa nyaman .
" Aku tidak tau kenapa tiba-tiba saja hatiku yang keras ini melembut dan menyayangi kamu girls" Vincent menatap Aqila yang tertidur dengan wajah damainya .
............
3 hari kemudian.
Vincent akhirnya memutuskan untuk kembali kerumahnya setelah 2 bulan lebih tidak pulang sama sekali .
" Selamat siang Tuan " sama Irene yang menyambut didepan teras begitu bodyguard membukakan pintu untuk Vincent.
Vincent memberikan tas kerjanya pada wanita itu lalu masuk diikuti bodyguard nya melewati barisan pelayan nya yang menunduk hormat .
" Makan siang sudah siap tuan " kata kepala pelayan dengan sopan .
Vincent duduk dimeja makan menunggu pelayan mengisi piring nya dengan makanan.
" Irene bagaimana kondisi Mansion selama 2 bulan ini , apa ada masalah ?" tanya Vincent pada wanita yang berdiri di samping nya duduk .
" Tidak ada masalah yang begitu serius tuan , aku masih bisa mengatasi nya " jawab wanita itu menatap Vincent yang sudah lama tidak pulang dan sekarang tampilan nya jauh berbeda dari dulu sebelum meninggalkan rumah untuk ikut perang .
" Bagus , aku percaya sepenuhnya padamu " ucap Vincent berdiri karena ingin melepas jas sebelum makan .
Irene membantu melepas jas Vincent seperti tugasnya biasa yang selalu membantu Vincent berpakaian sejak dulu .
Vincent menatap penuh minat masakan chef nya yang sudah cukup lama tidak dia makan bahkan Vincent request seafood.
Dua pelayan memasang sarung tangan plastik sebelum Vincent mulai makan .
...........
Drettt
Drettt
Vincent berhenti mengunyah ketika mendengar ponsel berdering.
" Irene ambil ponsel ku di saku celana " Vincent berdiri karena tangan masih memakai sarung tangan.
" Speaker" ucap Vincent sebelum Irena menjawab telfon dari Aqila .
Setelah mengangkat Irene menaruh ponsel Vincent diatas meja tepat disebelah piring makan .
" Om, dimana" tanya Aqila dengan lesu rada merengek .
Semua pelayan dan bodyguard saling tatap mendengar suara wanita itu dengan segala pikiran mereka.
" Sedang makan siang , ada apa Girls?" tanya Vincent .
" Kok Om nggak ada diruangan aku udah disini ?" kata Aqila lagi .
" Tadi ada pertemuan bisnis diluar perusahaan jadi aku makan diluar " jawab Vincent.
" Ada apa ?" tanya Vincent.
"Aku udah boleh main sama teman aku nggak Om, mau beli skincare soalnya?" Aqila meminta izin karena sejak demam kemarin Vincent melarang nya melakukan aktivitas melelahkan termasuk belanja.
" Nanti aku temani pulang kantor tunggu saja diruangan " tegas Vincent yang sangat tau kalau Aqila selalu lupa waktu jika sudah jalan dengan temannya .
" Tapi ,"
" Kamu sudah makan ?" tanya Vincent yang cukup lama Aqila terdiam baru menjawab belum .
" Bagus , lebih sering lagi terlambat makan biar sakit lagi " ketus Vincent namun terselip rasa khawatir yang terlihat jelas .
Mereka yang berada disekitar Vincent kembali saling tatap saat untuk pertama kalinya mereka melihat Vincent khawatir bahkan perhatian pada seseorang.
" Mmm, nggak lapar " kata Aqila yang memang tidak nafsu makan .
" Tunggu disana aku akan membawakan makanan untuk mu " Vincent langsung berhenti makan dan melepas sendiri sarung tangan plastik yang dipakainya.
" Bungkus saja makanan" ucap Vincent segera berdiri .
" Tuan apa tidak ingin ganti baju dulu atau,"
" Besok saja Irene , sekarang aku harus kembali " ucap Vincent bergegas masuk kedalam mobil nya tidak ingin Aqila menunggu lama apalagi dia belum makan .
" Tuan pakai jas ini sebagai pengganti" ucap Irene mengantarkan jas hitam dan juga makanan yang Vincent minta bungkus .
segalak galaknya suami dari leluhurnya Ampe mommy tuh suami mereka ga ada yg lost control Ampe segitunya Vin kamu mah rada rada no good