NovelToon NovelToon
Janda Cantik Untuk Om Duda

Janda Cantik Untuk Om Duda

Status: sedang berlangsung
Genre:CEO / Single Mom / Janda / Cinta pada Pandangan Pertama
Popularitas:20.2k
Nilai: 5
Nama Author: kikoaiko

Arumi Bahira, seorang single mom dengan segala kesederhanaannya, semenjak berpisah dengan suaminya, dia harus bekerja banting tulang untuk membiayai hidup putrinya. Arumi memiliki butik, dan sering mendapatkan pesanan dari para pelanggannya.
Kedatangannya ke rumah keluarga Danendra, membuat dirinya di pertemukan dengan sosok anak kecil, yang meminta dirinya untuk menjadi ibunya.
"Aunty cangat cantik, mau nda jadi mama Lion? Papa Lion duda lho" ujar Rion menggemaskan.
"Eh"

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon kikoaiko, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 4

Pagi itu, matahari masih enggan naik sepenuhnya ketika Naka duduk mematung di teras depan rumahnya.Ia menatap beraneka ragam tanaman—dari anggrek harum hingga kaktus berduri—seolah sedang mencari jawaban atas kekesalannya pada papanya.

Hembusan angin semilir menari di antara dedaunan, menciptakan bayangan yang bergoyang lembut di ubin teras. Namun, kesunyian taman mendadak pecah oleh deru mesin biru yang semakin mendekat.

Sebuah taksi biru menghentak halus di depan pagar, pintunya terbuka, dan keluar seorang wanita muda berparas menawan. Rambutnya tergerai, jatuh bagai tirai sutra di bahu, sementara langkahnya meski tergesa justru tetap memancarkan anggun. Di kedua tangannya tergenggam beberapa bungkusan kain—pakaian berat yang tampak masih baru.Naka, yang tadinya hanya separuh memperhatikan, kini matanya terpaku penuh kekaguman.

“Takci ciapa itu?” Naka bersuara pelan, seolah menanyakan arah angin semilir, namun sorot matanya tak lepas dari sosok baru di depan rumahnya.

Wanita itu menoleh dan tersenyum ramah. “Adik tampan, apa benar ini kediaman Danendra?”

Naka mengangguk cepat. “Benal” jawabnya singkat, sekaligus menyelidik maksud kedatangan tamu cantik itu.

“Aunty di sini untuk antar pakaian pesanan Nyonya Julia,” Arumi membuka bungkusan ringan—ternyata bukan kue, melainkan pakaian dalam kemasan rapi.

Mendengar itu, bibir Naka mengecil membentuk huruf O kecil. Setelah menelan ludah, ia balas bicara dengan polos: “Aunty cantik cekali. Mau nda jadi Mama Naka? Papa Naka duda lho, cekalang cedang cali ictli balu” Mata Naka berbinar, harapan terasa mengembang di dada mungilnya.

Arumi tersenyum iba. “Aunty ke sini cuma untuk mengantar pakaian, Nak. Bukan melamar jadi istri papa kamu.”

Di balik senyum itu, matanya sempat bersirobok, tak sengaja dengan seorang pria yang berdiri di ambang pintu, tampak terkejut menyaksikan adegan kecil ini.

Naka hanya mengangkat bahu, dengan nada menenangkan: “Nda apa-apa, aunty. Cekalian aja. kata oma, nda baik menolak niat baik ceceolang.”

Di tengah terangnya matahari siang, dan aroma bunga yang menenangkan, kedatangan Arumi sekilas menebar kehangatan baru—ajaran kecil tentang kebaikan yang tiba-tiba mengisi sudut hati keluarga yang tengah dirundung kerinduan.

Arumi akui, ayah dari bocah tersebut memang sangat tampan, dan kaya raya. Akan tetapi dia sadar diri, apalagi statusnya sebagai janda anak satu.

Alvaro menghampiri Arumi dan mengambil alih semua pakain yang berada di tangan wanita itu.

"Terima kasih, pesanan kamu di terima, sekalian orangnya" ucap Alvaro.

"Maksud anda, tuan?" belum sempat Arumi menyelesaikan pertanyaanya, Alvaro sudah memotongnya terlebih dahulu.

"Saya terim baju ini sekalian kamu menjadi istri saya" ucap Alvaro.

"HAH?" kaget Arumi.

"Tapi saya janda lho tuan, bukan anak  gadis lagi" seru Arumi.

"Itu lebih baik, karena saya juga sedang nyari janda, bukan nyari seorang gadis" ucap Alvaro.

******

Naka memasuki rumahnya dengan napas terengah-engah, matanya mencari-cari sosok Julia di setiap sudut rumah.

Saat itulah terdengar suara Naka yang memanggil dengan keras, "OMA.... OMA...."

Julia muncul dari arah dapur dengan langkah lembut, satu cangkir kopi masih tergenggam erat di tangannya. Wajahnya memancarkan kelembutan yang selalu membuat Naka merasa tenang.

"Ada apa kamu teriak-teriak panggil, oma?" tanya Julia dengan suara yang lembut namun terdengar sedikit khawatir.

Naka menghampiri, matanya penuh keingintahuan. "Oma, di lual ada janda. Oma tau nda janda itu apa?" tanyanya polos. Ia memang baru saja mendengar istilah itu dari wanita yang membawa pesanan baju omanya dan merasa bingung karena tidak mengerti.

Julia terkejut sejenak dengan pertanyaan itu, lalu tersenyum melihat ketulusan dan kepolosan yang terpancar dari cucunya. "Janda, itu seperti papa mu, bedanya dia tidak punya suami," jelas Julia sambil memberikan kopi tersebut kepada suaminya, berusaha memberikan penjelasan yang bisa dipahami oleh Naka.

Naka mengangguk-anggukkan kepalanya, rasa ingin tahu di matanya sedikit terjawab. "Oh, kaya papa. Jadi aunty tadi cama-cama nda punya pacangan ya, oma? dia jomblo" tanyanya lagi, mencoba memahami dengan contoh konkret yang dia ketahui.

Julia mengerutkan keningnya. "Siapa yang jomblo?" tanya Julia.

"Aunty cantik yang bawa baju pecanan oma. Tadi papa juga udah lamal aunty cantiknya" celoteh Naka.

"Benar itu Al?" tanya Julia saat melihat putranya masuk kedalam rumah.

Alvaro meletakkan kotak-kotak kue tersebut dengan hati-hati. Pria itu hanya diam tidak kunjung menjawab pertanyaan ibunya, membuat Julia kesal.

"Jawab Al! Kenapa diam aja sih"

"Mommy tidak usah dengerin ucapan Naka, tadi aku cuma bercanda kok tidak serius,"

ucap Alvaro mencoba meredakan situasi, matanya menatap ibunya yang tampak kebingungan.

Naka, tampak tidak terima. Matanya melotot, kedua tangannya berkacak pinggang dengan postur yang menantang. "Naka tadi dengal cendili lho, Papa lamal aunty na. Papa mau jadi buaya dalat ya, cuka kacih halapan palcu cama pelempuan," serunya.

Alvaro terkejut, seketika wajahnya memerah menatap ibunya.

Saat Alvaro mendengar niat ibunya, rona mukanya seketika berubah menjadi merah padam. Matanya membesar, tak percaya dengan apa yang baru saja didengarnya. "Aku tidak mengenalnya, Mom. Mana mungkin aku melamarnya tanpa mengenalnya terlebih dahulu," ucapnya dengan nada yang terdengar hampir memohon, berusaha keras membela diri dari situasi yang tidak dia inginkan.

Julia, tampak tidak terpengaruh dengan kegelisahan Alvaro. Dengan wajah yang bersemangat, dia berkata,

"Kenalan kan bisa. Dia namanya Arumi, pemilik butik yang biasa Mommy beli. Dia janda anak satu, anaknya perempuan seumuran dengan Naka. Nanti Mommy kenalkan, sekalian Mommy lamarin juga boleh."

"Tidak usah, Mom. Nanti aku kenalan sendiri saja," panik Alvaro, dia mencoba mengakhiri pembicaraan yang membuatnya semakin tidak nyaman.

Wajahnya yang semula merah merona kini bercampur dengan ekspresi kebingungan dan sedikit ketakutan, mencerminkan perasaan terjepit oleh keinginan ibunya yang selalu mendesaknya untuk menikah.

"Tidak usah malu-malu Al, kalau suka tinggal katakan saja" ucap Julia terus mendesak putranya.

Di ruangan yang sama, Naka dan opanya, Jason justru memilih untuk menjauh dari ketegangan. Mereka duduk di sudut lain dengan seporsi kue di depan mereka, melantunkan lagu dengan riang gembira.

Naka mengambil  dotnya untuk di jadikan mic, sementara Jason yang sudah sepuh tetapi masih penuh semangat, mengangkat tangan dan berjoget ringan.

"Abang pilih yang mana..... Baik katakan caja jangan malu, Sellll......goyang telus opa," nyanyi Naka dengan nada tinggi, membuat beberapa orang di ruangan itu menoleh sejenak, namun kemudian kembali fokus pada perdebatan.

"Abang pilih yang mana.... Per*wan atau janda, per*wan lebih menawan.... Janda lebih menggoda..... Ayo lanjutkan Naka," sambung Jason, suaranya melengking ceria sambil terus bergoyang.

Mereka terus bernyanyi, melupakan sejenak kekacauan yang terjadi di sekeliling mereka, larut dalam kesenangan sendiri.

Jason sesekali tertawa kecil, menikmati momen bersama cucunya yang selalu bisa membuatnya lupa akan usianya.

"Abang pilih yang mana... Pelawan atau janda, pelawan memang cantik.... janda lebih menalik. Hobah!" Naka menutup lagu dengan senyum lebar, dan Jason bertepuk tangan, merasa puas dan terhibur meski hanya sebentar.

Julia hanya menggelengkan kepalanya melihat tingkah dua pria beda usia itu.

1
Adinda
pingin lihat reza menyesal dan menderita atas perbuatannya kepada Arumi
Marie Louis AK
dasar Reza bego. dikibuli ibunya yaa mau sj. jadi lelaki kok lembek dan tdk punya pendirian. hanya makan hasutan demi hasutan, shg tdk bisa berfikir logis.
Nety Dina Andriyani
Alvaro sdh move on tuh
seharusnya ganti tanya Arumi
bagaimana servisku jg lbh enakan mana sm clara wkwkwk
partini
Dah ga ingat istri yg dah meninggal nih ceritanya,,munafikun Weh Weh
Adinda
semoga dapat Triple biar seru /Facepalm//Facepalm//Facepalm/
Nety Dina Andriyani
aneh
Alvaro menyesal menghianati clara
kok minta jatah lagi sama arumi
itu mah suka al
partini
aku sumpahin bucin akut kamu sama Arumi segitunya ma istri yg sudah tiada merasa ini itu tapi menikmati malah minta lagi dasar laki laki kamfreeet to
partini
wah nyonya ada terbaik,,semoga di kasih kembar ma author nya 😁😁😁
Adinda
bella bella masih bocil udah pikirin pacaran,kalau kamu sudah besar nanti sama shaka
Adinda
lucu dua bocil gemesin
Jogrok Dewi Winarwan
semangat ya kak autornya, semoga sehat selalu biar bisa up mask terus.
Ariany Sudjana
Arumi harus belajar terbuka sama Alvaro, apalagi ini soal Reza, supaya Alvaro juga bisa lindungi Arumi
La Rue
masih ada typo ya,ayo semangat fokus buat Author biar gak salah penamaan utk tokoh² dlm cerita. btw thank utk updatenya 😊👍
Ariany Sudjana
semoga Alvaro tahu apa yang terjadi pada Arumi, dan bisa membalas ke Reza, yang begitu bodoh
Adinda
lanjut thor
TS
seru thour,,,,up lagi blm tau ini orang siapa yg akan di hadapi,,,,Shaka sudah di beri pesan bener2 bertanggung jawab.
La Rue
bagus ,tapi author masih keliru dg tokoh yang terkadang harusnya Shaka jd Alvaro. Semangat ya Author 👌
Nety Dina Andriyani
smangat kakak
Ariany Sudjana
senang bacanya
Adinda
kalau kamu sibuk terus Al siap siap istrimu direbut pria lain,lanjut thor
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!