Salahkah jika aku menyukaimu Abang?
Kedekatan Dea dengan Abang tirinya menghadirkan sebuah perasaan yang tak seharusnya ada, sebisa mungkin dia mencoba membuangnya namun tanpa dia sadari ternyata Abangnya juga menyimpan perasaan yang sama untuknya.
Ada yang penasaran? yuk simak cerita mereka 😉
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Whidie Arista, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 14
Hah? Langkahku seketika lunglai, aku merasakan kantong keresek yang aku bawa ini memberat, seakan isinya berubah menjadi bongkahan batu.
“Ko gitu sih Bang?” aku protes dengan wajah memelas, uang lima ratus ribu bagiku amat berharga, jika tahu begini mending aku gak jajan tadi.
Ran terkekeh sambil berbalik menghadapku, kini kami berjarak sekitar dua meter, “peduli amat sama uang lima ratus ribu, bukannya kamu kerja ya? Emang berapa gaji kamu disana?”
“Cuma satu juta lima ratus, durasi kerjanya juga pendek, aku nabung uang itu buat kuliah,” aku terisak pelan, punggung tanganku refleks mengusap ujung mataku yang berair dengan kantong keresek yang masih aku tenteng.
Ran berjalan kembali kearahku, “aku cuma becanda, gitu aja cengeng.” dia mengambil alih kantong keresek yang aku bawa itu kemudian menilik isi di dalamnya, “ayuk makan bareng,” dia menarik tanganku agar mengikuti langkahnya.
“Ta–tapi Abang gak akan minta Dea gantiin uang Abang kan?” aku memastikan terlebih dahulu.
“Nggak, aku cuma becanda. Lagian kamu gak tahu seberapa kaya Abang kamu ini,” Ran menyombongkan diri.
“Heh, gak boleh sombong, itu kan bukan uang Abang tapi uangnya Papah. Kalau nanti Abang udah bisa nyari duit sendiri baru boleh sombong, eh tapi gak boleh juga sifat sombong itu gak baik,” aku melarat kembali kata-kata terakhirku.
Lagi-lagi Ran hanya tersenyum, dan senyumnya kali ini manis banget, kaya gulali Abang-abang yang suka jualan di depan SD gue dulu, Ya Tuhan hati Hayati meleyot ini.
Kami duduk di bangku taman yang tak jauh dari lokasi bioskop, Ran mulai membuka makanan yang aku beli tadi, dia mengambil satu Corndog kemudian memakannya.
“Bang, Mamah Abang beneran orang Korea?” aku kepo.
“Bukan, cuma keturunan doang. Kakek yang orang Korea sedang Nenek orang Sunda.” jelas Ran sambil mengunyah Corndog tersebut.
“Oh ya, terus? Ko bisa mereka nikah?” Aku semakin menuntut, Aku ingin tahu semua cerita tentang kehidupan Ran tanpa terkecuali.
“Katanya dulu Nenek pernah jadi TKW di Korea, mereka saling jatuh cinta terus nikah. Tapi Nenek pulang pas udah hamil sekitar tiga bulan, terus gak balik lagi kesana.” jelasnya ringan.
“Mereka cerai?”
“Kayanya enggak deh, Aku juga gak tahu cerita lengkapnya, yang aku tahu Mamah sempet benci dan gak mau ngakuin Kakek sebagai Ayahnya, tapi karena Papah semunya jadi berubah, hubungan mereka kembali baik, lalu aku datang ke dunia ini.” Ran tersenyum lembut.
“Terus Nenek sama Kakek Abang sekarang dimana?”
“Setelah Mamah meninggal Nenek sama Kakek kembali ke Korea dan menetap disana, sesekali saat libur Aku pasti pergi mengunjungi mereka, nanti Aku ajak Kamu kesana kalau ada waktu.” Aku mengangguk penuh semangat, Korea Selatan adalah salah satu Negara yang ingin aku kunjungi dalam hidup ini, terutama disana banyak hidup artis-artis yang paling aku sukai.
‘Gimana ya rasanya menghirup udara yang sama, sama Artis Korea? Pasti rasanya beda,’ Aku cekikikan sendiri membayangkan khayalan absurd ku itu.
“Ya, jangan ketawa kaya gitu ini udah malem loh, ngeri” Ran menatap aneh wajahku.
Aku malah mengeraskan tawaku sambil menyedot minuman coklat pengganti yang Ran rebut tadi, “udara Korea itu rasanya kaya gimana Bang?”
“Hah?”
“Suasananya maksudnya, sama kaya disini gak?”
“Ya gak beda jauh sih, udaranya sama langitnya sama, nginjeknya juga bumi yang sama, napasnya pake paru-paru juga sama.” ucap Ran.
“Dih si Abang, orang aku nanya serius juga,” keluhku dengan nada sebal.
“Aku juga serius ko.” Aku mencebikkan bibirku, entah jawaban Ran yang nyebelin atau justru pertanyaan aku yang aneh.
“Buruan abisin makannya masih banyak.” ucap Ran, sedang dia sendiri sudah berhenti makan.
Bertepatan dengan itu, ponselku berdering ternyata Ibu yang menelpon, “Halo Bu!” ucapku pada benda pipih tersebut.
“Ya, kamu dimana jam segini ko belum pulang?” suara Ibu terdengar khawatir.
“Ini Dea lagi sama Abang, bentar lagi juga pulang ko Bu.” sahutku.
“Oh gitu, syukur deh kalau kamu baik-baik aja, Ibu sedikit khawatir gak biasanya kalian pulang malem.”
“Ini Abang ngajakin Dea nonton dulu,” aku melirik Ran yang duduk dengan anteng di sampingku.
“Iya, Abang udah minta ijin ko sama Ibu tadi, Ibu cuma mau mastiin aja, takut kalian kenapa-napa, Ibu khawatir,” ucap Ibuku, “Kalau gitu Ibu tutup teleponnya ya, inget pulangnya jangan kemalaman, Assalamualaikum.”
“Iya Bu, Wa'alaikum salam.” Sahutku kemudian menyimpan kembali gawai-ku kedalam saku.
Aku dan Ran bebenah lalu kemudian beranjak pulang.
Kedatangan kami di sambut Ibu di ambang pintu, gak biasanya Ibu bersikap begitu, seolah aku habis pulang merantau selama bertahun-tahun gak pulang-pulang.
“Ibu dari tadi nungguin kita disini?” tanyaku pada Ibu.
“Nggak ko baru aja, di dalem panas jadinya Ibu ngadem di luar,” dusta Ibuku, aku tahu ada raut kecemasan di wajahnya.
“Kalian udah makan?” dia mengalihkan pembicaraan.
“Udah ko, tadi kami banyak jajan diluar jadi udah kenyang.” Ibu mengangguk sambil tersenyum sekilas, dia melirik Ran yang berdiri di belakangku.
“Kalau gitu kalian naik terus istirahat besokkan harus sekolah.” Aku dan Ran pun lantas masuk.
Tok...Tok...Tok
Aku mengetuk pintu kamar Ran untuk meminjam pensil dan pulpen, aku lupa ada tugas yang harus aku selesaikan hari ini juga karena besok harus segera di kumpulkan, mana kotak pensil aku ketinggalan di sekolah lagi.
“Bang! Abang udah tidur ya?” ucapaku disertai ketukan di pintu.
“Belum Ya, kenapa?” sahut Ran dari dalam kamar.
“Dea minjem pensil sama pulpen dong, punya Dea ketinggalan di sekolah,” aku mengutarakan maksud dan tujuanku.
“Oh, masuk aja gak di kunci ko,” Aku pun membuka pintu kemudian masuk, tampak Ran tengah bermain game di komputer miliknya, jika di ingat-ingat ini kedua kalinya aku masuk ke kamar Ran. Semuanya tampak rapi dengan nuansa abu-abu putih, serta aroma parfum Ran yang menguar memenuhi seluruh ruangan.
“Ambil sendiri sanah di meja belajar.” ucap Ran tanpa menoleh, dia tampak tengah sibuk bermain dengan game perangnya. Aku lekas pergi ke meja belajar Ran, dan mencari benda yang aku butuhkan.
Sebelum pergi aku menyempatkan menengok game yang tengah Ran mainkan, “Weh Abang main game ini juga.”
“Iya, kenapa kamu suka main game perang juga?” tanyanya dengan tatapan tetap fokus pada layar digitalnya, tangannya dengan lihai bermain di keyboard komputernya.
“Nggak, Aku pernah liat Maya main game itu. Aku mah gak suka main game rusuh gitu,” komentarku.
“Belum nyoba belum tahu, seru loh.” Ran mendongak menatap aku yang berdiri di belakang kursi yang ia duduki, dia terpaku untuk beberapa waktu tanpa suara.
“Bang, Bang, itu karakter punya Abang mati.” ucapku membuat tatapan Ran langsung kembali pada komputernya.
Di tatap begitu oleh Ran membuat aku benar-benar gugup, Ya Tuhan sebenernya ada apa denganku?
Ceklek, pintu terbuka tanpa di ketuk, ternyata itu Ibu, dia berdiri di ambang pintu sambil membawa segelas susu di atas nampan.
“Dea, kenapa kamu di kamar Ran malam-malam?” tanya Ibuku dengan pandangan tajam, pandangannya terasa menusuk jiwaku, ada apa ini?
“Dea mau minjem pensil Abang, punya Dea ketinggalan di sekolah Bu.” ucapku berterus terang.
“Oh, kalau gitu cepet balik ke kamar kamu.” tegas Ibu. Aku mengangguk kemudian pergi sambil menunduk, Aku merasakan tatapan dingin dari Ibuku.
“Ran, Ibu bawain susu hangat, diminum nak.” Aku masih dapat mendengar perkataan Ibuku sebelum menutup pintu.
‘Apa Ibu lagi ada masalah? Kenapa sikapnya dingin banget? Apa Ibu lagi berantem sama Pak Bagas?’ pertanyaan itu bergulung di kepalaku seperti benang kusut.
maknya menjauh...
❤❤❤❤😀😀😀😀
❤❤❤❤❤
rapi teenyata Dea masih malu2...
😀😀😀❤❤❤❤
❤❤❤❤❤
awal bertemu di rumah Ran ..
dia kan musuhin Dea..
apa.karena gak yeeima papanya nikah lagi...
😀😀❤❤😘😍😍😙
tapi Dea gak tau...
pantesan Ean betah jomblo..
laahhh...
wmang nungguin Dea...
❤❤❤❤❤
apa masalah flo dimas dan Ran..
❤❤❤❤❤
pasti Ran jujur jga klao suka ma Dea..
😀😀😀❤❤❤😍😙😗
ko bisa flashback Thor
❤❤❤❤
😀😀❤❤❤
akankah dea cemburu kalo tau flora sekampus ama Ran?
❤❤❤❤
bolrh banget malahhh..
halal kok..
😀😀😀❤❤❤❤
biar gak terlambat...
😀😀😀❤❤❤
bingung mau ngaku syka ama Dea...
😀😀😀❤❤❤❤
❤❤❤❤❤❤❤😍😙😙😙
yg ketahuan jadian....
❤❤❤❤❤
mkasi udah up banayakkkk...
❤❤❤❤❤