NovelToon NovelToon
Soulverse Beast

Soulverse Beast

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Spiritual / Epik Petualangan / Fantasi Isekai / Game
Popularitas:5.2k
Nilai: 5
Nama Author: MoonShape

Soul-verse Beast adalah sebuah game MMORPG yg populer tidak hanya gamenya yang asik, tapi juga game ini memberikan kesempatan akses bagi para player untuk bermain secara realtime!


Soul-verse Beast game yg memiliki 5 elemen yaitu; Api, Air, Tanah dan Cahaya. Juga elemen kegelapan yg bisa beresonansi menjadi elemen unik, seperti; Angin, Es dan petir.

Game Soul-verse Beast sudah berusia 2 tahun mengguncang dunia karena setiap update patch 2 bulan sekali mereka melakukan pemilihan bagi semua player yg beruntung dapat bermain game Soul-verse Beast secara realtime. Dan pemeran utama dalam cerita ini Wazeng dan Vogaz, mendapatkan keberuntungan itu!


Perjalanan dimulai, apa saja yang akan mereka lakukan disana? Dan, apa mereka akan mendapatkan kehidupan yg lebih berwarna dalam dunia game? Ikuti cerita mereka menjelajah dunia Soul-verse Beast!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon MoonShape, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Sebuah Keputusan

...----------------...

Langit gelap malam berawan tanpa bulan. Angin dingin membawa aroma tanah basah dan darah kering. Langkah kaki Wazeng dan Vogaz menjejak tanah lembut hutan. Vogaz menggendong Hazuki yang pingsan dengan wajah pucat dan napas pendek. Sementara Wazeng menggendong tubuh Eimi yang kelelahan di punggungnya.

Di depan, tenda base darurat mereka menjadi satu-satunya tempat hidup yang tersisa dalam dunia yang dingin ini. Tak besar tapi cukup.

Vogaz menurunkan Hazuki perlahan di atas kumpulan rerumputan di sisi kiri tenda, menyelimutinya dengan kain usang dar inventori. Wazeng membaringkan Eimi di seberang, menarik jubah sampai leher Eimi agar dia tak kedinginan.

Wazeng menatap sebentar pada api unggun kecil di luar yang mulai menyala lagi. Semuanya terasa lambat. Sunyi. Tapi... berat. Berat sekali.

"Menurutmu... dia akan bertahan?" tanya Vogaz sambil tetap menatap Hazuki dengan kasihan.

Wazeng mengalihkan pandanganya pada Hazuki yang tertidur dengan wajah pucat "Tubuhnya akan pulih. Tapi jiwanya..." ia bergenti sejenak "...tergantung apa yang dia putuskan saat bangun nanti."

"Kalau dia ingin pergi, apa kamu akan izinkan?" tanya Vogaz pelan.

"Kalau dia pergi karena ingin lari, aku akan menahannya. Tapi, kalau dia pergi untuk melanjutkan perjalanan... kita akan akan berada di sisinya. Dan kalau dia ingin tinggal... kita jaga dia." jawab Wazeng tegas.

Angin berhembus perlahan masuk ke sela tenda. Daun daun kering meluncur masuk seperti menyampaikan pesan alam.

Merasakan itu, Hazuki pun mulai bergerak pelan. Napasnya masih berat, wajahnya yang sempat pucat kini mulai ada rona kemerahan.

Vogaz merasa sedikit lega melihat itu, dia pun menyentuh dahi Hazuki dengan lembut untuk mengecek suhu tubuhnya. "...Beristirahatlah. Besok... kalau kau masih ingin bertarung kami akan bertarung di sisimu. Tapi kalau tidak... setidaknya kau tidak sendiri." bisik Vogaz pelan, sebelum akhirnya dia dan Wazeng berjalan keluar.

Vogaz duduk bersandar pada batang pohon besar, meluruskan kaki kedepan dengan belati di pangkuannya, menyilangkan tangan di dada. Tatapannya tertuju didalam tenda. Wazeng duduk di seberangnya, menatap langit gelap yang mulai memperlihatkan satu dua bintang di balik sela sela dedaunan.

"Gadis itu... bukan lemah. Dia hanya kehilangan sesuatu yang terlalu besar dalam waktu yang terlalu cepat." gumam Vogaz. "Zeng..."

Mata Wazeng menoleh sedikit, ia tak menjawab hanya diam menunggu lanjutan dari Vogaz

"Setelah semua yang kita lihat di dungeon tadi... Kalau sistem itu ternyata bukanlah sebuah bug, tapi benar-benar kebohongan yang menjebak..." Ia berhenti sejenak. Matanya tertuju lurus ke arah Wazeng di depan, tatapannya menajam "...Apa kau akan melawannya?" tanyanya serius.

Wazeng terdiam. Ia segera menatap Vogaz dengan cepat, angin hutan yang dingin disekitar bertiup kencang, membuat bara api unggun semakin menyala terang, suara percikan api yang meletik di udara terdengar nyaring.

Wazeng menghela napas pendek "Game seharusnya adil. Kalau kau kalah, itu karena kau lemah, kalau kau mati, itu karena kau gagal. Tapi itu harus jujur." Ia mengepalkan tangannya. "Tapi yang terjadi di sana bukan soal kalah... Itu jebakan. Sistemnya menutup mata. Dan... membiarkan kita masuk ke kandang pembantaian!"

"Jadi, kau akan melawannya?" Vogaz bertanya sekali lagi.

Wazeng terdiam, ia perlahan melepaskan kepalan tangannya. Kata kata itu seperti menusuk dirinya— detik demi detik berlalu dengan kesunyian hutan malam. Setelah menemukan jawaban, Wazeng mengambil napas panjang "Mungkin... tidak." jawabnya ragu.

Kesunyian kembali. Lalu Wazeng melanjutkan dengan tegas percaya diri "Kalau sistem ini hidup... maka kita bisa mengubahnya tanpa harus melawannya."

Vogaz terkekeh "Itu pasti akan sangat sulit tapi, tak ada salahnya mencoba..." ia kemudian mendongak untuk melihat langit malam yang sudah bersih dari kepulan awan hitam, bulan pun mulai menunjukan wujudnya yg bersinar lembut.

"Ini mungkin terdengar kejam tapi... diantara tim lama Hazuki, sepertinya hanya Hazuki-lah yang terkuat." gumam Vogaz sambil membuka Tab hologram dan melihat ikon '+' dalam tim mereka lalu matanya melirik ke arah Wazeng.

Wazeng tertawa pelan seolah mengerti dengan maksud Vogaz, ia memandang ke dalam tenda, pandangannya jatuh ke wajah Hazuki yang tertidur "Dia kehilangan seluruh timnya jadi ini mungkin kesempatan kita. Dan besok... dia harus bangun dan memilih: percaya atau menyerah." senyum kecil terlihat dari ujung bibirnya.

...----------------...

Wazeng mulai membaringkan tubuhnya di bawah pohon, beralaskan tanah kering "Tidurlah, besok akan menjadi penentu kemajuan tim kita, Kage no Hikari." ujarnya sebelum menutup mata

Vogaz menutup jalan masuk tenda dengan kain lalu kembali ke pohonya, melakukan perenggangan singkat seperti meluruskan kaki kemudian menguap mengantuk, tidurnya tetap bersandar pada pohon dengan dua tangan menyilang di dada.

Api unggun yang tadi menyala kini hanya meninggalkan bara redup dan asap yang menjulang tinggi ke langit malam. Dengan bersinarkan bulan, malam mereka pun berakhir.

...----------------...

...----------------...

...----------------...

Cahaya pagi menyapa membuat burung burung mulai beterbangan dengan kicauan cantiknya. Setetes embun yang masih menggantung di ujung dedaunan perlahan mulai terjatuh membasahi pipi Wazeng, membuat matanya terbuka pelan, tangannya reflek menahan cahaya matahari yang silau.

Di dalam tenda, Eimi bangun lebih dulu. Ia duduk diam di sudut dengan rambut berantakan dan mata mengantuk. Matanya memandangi Hazuki yang masih terbaring nyenyak dalam tidurnya.

Wazeng membuka tenda dari luar dengan pelan pelan dan hanya memberi isyarat pada Eimi untuk keluar sebentar. Sebelum itu, Eimi memberikan mantra penyembuhan singkat pada Hazuki. Eimi kemudian beranjak keluar dalam diam.

Merasakan efek itu Hazuki pun mulai membuka matanya perlahan. Pandangannya masih kabur, ia bahkan tak sadar ada Wazeng di depan "...Aku... masih hidup?" lirihnya dengan napas lemah. Hazuki mencoba duduk dengan memegang kepala— merasa pusing.

Wazeng menahannya untuk tetap berbaring "Ya. Kau masih di sini. Bagaimana keadaan tubuhmu?" sapa Wazeng dengan lembut, kemudian duduk bersila di sampingnya. "Tadi aku sadar Eimi sempat memberikanmu penyembuhan lagi, sepertinya dia sangat peduli pada kamu."

Hazuki terdiam beberapa detik dia terlihat terkejut, lalu membalikkan badannya arah kain tenda membelakangi Wazeng "...Kenapa kau tidak biarkan aku mati saja waktu itu?" suaranya seperti masih menahan sedih akibat mulai teringat dengan kejadian kemarin.

"Karena kalau kau mati... siapa yang akan mengingat nama teman-temanmu?" jawab Wazeng tegas. Wazeng kemudian melanjutkan "Dunia ini... mungkin menghapus mereka. Tapi bukan ingatan kita. Dan itulah sebabnya kau harus bertahan sebagai satu satunya saksi kalau mereka pernah ada."

Hazuki menggigit bibir, air matanya kembali menggenang. Hazuki mengepalkan kain panjang yang menyelimuti dirinya dalam malam. Bahunya bergetar pelan. Air mata mulai menetes tanpa disadari

Wazeng menarik napas sejenak. Suaranya sedikit lebih tegas "Langsung ke intinya, aku Wazeng. Kami sedang dalam pencarian 12 Fragment Beast. Sebuah misi yang diumumkan secara publik melalui inbox mail game... Kami butuh empat orang untuk berpartisipasi. Saat ini sudah ada aku, Vogaz dan Eimi... Jadi kami butuh satu orang lagi."

Hazuki perlahan menoleh ke arahnya. Matanya masih merah, tapi ada sedikit cahaya yang mulai kembali.

Wazeng melanjutkan "Bukan cuma untuk kekuatan. Tapi untuk keseimbangan jiwa... Kami bisa jadi keluarga baru untukmu... kalau kau bersedia membuka sedikit ruang di hatimu."

...----------------...

Sunyi. Hanya kicauan burung pagi serta ada suara hembusan angin yang masuk melalui celah tenda.

...----------------...

...----------------...

Wazeng menatap langsung ke mata Hazuki. Bukan memaksa, tapi tulus.

Hazuki mulai menjawab dengan suaranya yang bergetar lemah "Aku... tidak tahu apakah aku pantas... Aku gagal menjaga mereka... Bagaimana bisa aku menjaga kalian?"

Wazeng senyum tipis, melihat kesempatan "Kau tidak harus menjaga kami... Kau hanya perlu berjalan bersama kami."

Air mata Hazuki akhirnya jatuh lagi. Tapi kali adalah tangis dari seseorang yang mungkin mulai percaya bahwa luka tak selamanya membusuk. Dia harus maju walau tanpa mereka.

Hazuki perlahan mengangkat tubuhnya untuk duduk, rambutnya yang merah pucat mulai terurai "...kalau kalian tidak keberatan dengan orang seburuk aku... aku akan ikut."

Wazeng sedikit tersenyum, ia kemudian membuka Tab hologram dan melakukan invite tim pada Hazuki.

Hazuki tersenyum lemah dan mendapati pemberitahuan ajakan tim pada tab hologramnya.

...(INVITE TEAM FROM WAZENG)...

...[ACCEPT/REJECT]...

Jari Hazuki nyaris bergerak menyentuh tombol 'ACCEPT' namun tiba-tiba—

...[SYSTEM NOTICE]...

..."Anda saat ini adalah anggota: ENRYU TEAM!Untuk bergabung dengan grup baru, Anda harus meninggalkan tim Anda saat ini."...

...Keluar dari ENRYU TEAM?...

...(Aksi ini bersifat permanen!)...

...[Y] / [N]...

"Eh..." napas Hazuki tercekat, matanya melotot kecil dengan tangan yang mulai gemetar. Layar biru itu memantulkan wajahnya sendiri— mata yang sudah berkaca-kaca, bibir yang menggigit pelan. "...Maafkan aku...Kakak..." bisiknya pelan hampir tak terdengar.

Air mata jatuh diam-diam. Tapi kali ini, bukan karena kelemahan...Melainkan karena keputusan. Karena perpisahan yang perlu dilakukan.

...----------------...

Tangannya bergerak, jelas, tegas, menekan [Y] – keluar dari Enryu Team

...[SYSTEM]...

..."Anda telah keluar dari: ENRYU TEAM!"...

..."Semua log dan pertempuran sebelumnya telah dihapus."...

...----------------...

...[SYSTEM]...

..."Anda sekarang adalah anggota dari: KAGE NO HIKARI"...

Hazuki menatap layar itu. Napasnya berat. Tangan masih gemetar. Tapi bibirnya untuk pertama kalinya sejak hari itu, melengkung membentuk senyum kecil. Hazuki berbisik pelan pada dirinya sendiri "...Terima kasih, Enryu... Terima kasih kakak... Sekarang... aku akan melangkah."

Wazeng perlahan berdiri menepuk pundak Hazuki dengan pelan "Kalau begitu... Selamat datang di Kage no Hikari, Hazuki!"

Di luar tenda, Eimi dan Vogaz yang diam-diam mendengar dari luar, saling pandang, lalu tersenyum kecil.

...----------------...

Di langit, seekor burung putih melintas perlahan. Seolah langit pun ikut menyaksikan bergabungnya satu jiwa baru dalam tim yang tak akan pernah sama lagi.

...----------------...

...----------------...

...----------------...

...TIM KAGE NO HIKARI (4/4)...

...Wazeng...

...Vogaz...

...Eimi...

...Hazuki...

...----------------...

...----------------...

...----------------...

...Requirement to participate in Fragment Beast Quest : Team [4/4] ☑...

...----------------...

...----------------...

...----------------...

1
KHAI SENPAI
Jangan lupa mampir
Machan
ayo lebih semangat lagi
Machan
waah, jadi keluarga baru. ikut terharu aku
Machan
untung vogaz cepet ditolong, gak jadi bongkahan es
Machan
jadi ikut harap" cemas ini
Machan
gua kira typo pas nulis, taunya baca ke bawah masih sama. utk_untuk, gosah disingkat, bang
MoonShape: sengaja biar gak di tuduh AI😂 tapi kalau merasa gak nyaman bisa aku ubah/Determined/
total 1 replies
Machan
ukhuk, gue batuk nih
Machan
Ups, ada sesuatu ini
Unknown
ka itu typo kah, atau emang gitu?
"Dunianya (sera) terhenti......"
Gimana tuu kak, kalo emang gitu sorry udah kasih kritik hehe
MoonShape: wah iya typo 😅 aslinya 'serasa'
makasih udh lapor
total 1 replies
Machan
eits, mulai genit nih
Machan
tulisannya rapi, keren👍👍
MoonShape: terima kasih
total 1 replies
Harman Dansyah
bagus banget buat sampai tamat author
Harman Dansyah
aku nanti kan kelanjutan nya kak tapi jangan buru buru buat nya kak nanti kualitas nya turun kak
MoonShape: Terima kasih... nantikan chapter chapter selanjutnya yaa...
total 1 replies
Melinda Falencia
next siapa bangg yang dapet beastt lanjutt
MoonShape: di tunggu yaa...
total 1 replies
Melinda Falencia
epicc bangg mantapp
Melinda Falencia
keknya kudanya cocok buat hazuki ya bang🤭
Melinda Falencia
hayolo ngapain tidur bareng😏
MoonShape: Hmm... kira kira ngapain yaa~
total 1 replies
Melinda Falencia
yang dapet beastnya siapa ni bang :o
Melinda Falencia
keren bang naganyaa 😱
MoonShape: seremm...
total 1 replies
Melinda Falencia
deg"an bang takut beast nya serem😥
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!