NovelToon NovelToon
[1] 5th Avenue Brotherhood

[1] 5th Avenue Brotherhood

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Kehidupan di Sekolah/Kampus
Popularitas:4.2k
Nilai: 5
Nama Author: BellaBiyah

5 anggota geng pembuli baru saja lulus SMP dan kini mereka berulah lagi di SMK!

Novel ini merupakan serial pertama dari "5th Avenue Brotherhood". 5th Avenue Brotherhood atau yang sering dikenal dengan FAB adalah geng motor yang terdiri dari 5 orang remaja dengan latar belakang yang berbeda-beda.

Jesika. Seorang gadis yang merupakan anak kandung dari kepala sekolah dan adik dari pendiri FAB itu sendiri. Sayangnya, Jesika tidak suka berteman sehingga tidak ada yang mengetahui latar belakang gadis ini, sampai-sampai para member FAB menjadikannya target bulian di sekolah.

Gimana keseruan ceritanya? Silakan baca sampai bab terakhir 🙆🏻‍♀️ update setiap hari Minggu

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon BellaBiyah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

21 Tapi ...

"Suer! Saya nggak apa-apain!" Wandra mengangkat dua tangannya pertanda bahwa ia menyerah.

"Hooeek!" Lagi-lagi Cia mengalami mual yang tak tertahankan.

"CIAAA!!" jerit sang ibu menghampiri dan memijat tengkuk leher anak gadisnya itu. "Maafin Ibu nggak bisa jadi Ibu yang baik buat kamu! Maafin Ibu udah ngajarin kamu perbuatan bejat kayak gini! Ibu mau kamu jadi anak baik berprestasi! Heeeeegh! Apa yang Ibu takutin selama ini akhirnya kejadian juga! Ibu nggak mau kamu kayak Ibu, Nak!" tangis dan racauan itu terdengar sangat jelas di telinga Cia dan Wandra.

Cia terdiam sejenak meski rasa mual dan pusing itu masih ada. Pandangannya melekat pada sang ibu. Perlahan air matanya menepik. Membasahi pipi yang sedari tadi penat muntah.

Cia juga nggak mau jadi kayak Ibu! (jerit Cia dalam benaknya)

"Kamu harus tanggung jawab!" tunjuk ibu Cia pada Wandra.

"Tanggungjawab apa? Saya nggak ngapa-ngapa ...."

"KAMU YANG BIKIN ANAK SAYA KAYAK GINI!" teriak ibu Cia penuh geram sembari menangis.

Ya, gue emang bikin Cia kayak gini, tapi gue nggak ngehamilin dia, Cok! (batin Wandra).

"Sekarang kamu jangan di rumah dulu. Kalau bapak kamu tau gimana, Ci?" Ibu Cia benar-benar berlarut dalam sejuta rasa yang membuatnya terus menangis.

Tiba-tiba bapak Cia datang dan menyeret anak tirinya itu untuk masuk rumah.

"Mas! Tunggu! Jangan, Mas!" pekik ibu Cia berusaha menahan.

Sementara Cia yang sudah lemas tak bertenaga, membiarkan tubuhnya terseret di tanah dengan pergelangan tangan yang rasanya seperti hampir patah. Sedangkan Wandra hanya bisa memperhatikan tanpa berbuat banyak.

"Dasar anak kurang ajar!" Buugh-

"AAARRGHHHHH! Ampun, Pak!" jerit Cia yang terdengar ke luar rumah. Beberapa tetangga mereka sampai ke luar demi memastikan apa yang terjadi pada keluarga tersebut.

"MAAASSSS!" teriak ibu Cia sembari menangis menggedor pintu rumah yang terkunci.

"ANAK LONT!" Buugh-

"PAAAAAK! AMPUN! SAAKIIIT!" teriak Cia yang kini terdengar sudah menangis.

"LO KIRA NGIDUPIN ANAK ITU GAMPANG?!" Buuugh-

Praaak-

Cia terus meminta ampun diiringi tangisan dan bunyi pukulan serta beberapa barang yang pecah.

Wandra yang tadinya hanya memperhatikan saja, ia merasa ini bukan urusan keluarganya dan hanya salah paham saja. Namun, tampaknya masalah ini lebih serius dari itu.

Prrraaang- Bunyi aluminium yang beradu dengan tembok. Bersamaan dengan itu, suara Cia tak lagi terdengar.

Wandra kalang kabut membawa helmetnya dan menghantam kaca jendela rumah itu, membuat jeritan keluar dari mulut ibu Cia.

Wandra juga tak mengerti akan apa yang ia lakukan saat ini. Satu yang ada di otaknya, Cia mungkin pingsan lagi.

Begitu kaca jendela berhamburan dan memperlihatkan Cia tergeletak di lantai ruang tamu yang sudah berantakan bak kapal pecah. Darah juga mengalir dari kepalanya.

Pria dewasa bertubuh kurus yang Cia panggil dengan sebutan Bapak itu menghampiri Wandra. Tanpa takut, Wandra melompat ke dalam rumah dan mengambil botol miras yang  terdapat begitu banyak di sana.

Menghantam botol tersebut tepat sasaran mengenai kepala bapak Cia. Dengan penuh amarah, Wandra memukulnya beberapa kali hingga pria itu terjatuh dan mengalami banyak luka di bagian wajahnya.

Wandra tak mengucapkan sepatah katapun. Ia beralih pada Cia yang belum sadarkan diri. Memeriksa denyut nadi di bagian lehernya dan membuka pintu rumah. Wandra menggendong Cia untuk meninggalkan tempat yang tak pantas disebut rumah tersebut.

Rupanya, halaman sudah dipenuhi oleh para tetangga.

"Astaghfirullah! Cia?! Masih hidup, Dek?" tanya salah seorang tetangga perempuan berjilbab panjang.

"Bantu bawa ke rumah sakit, Bu!" ucap Wandra dengan suara gemetar dan napas ngos-ngosan.

Dengan mobil yang dimiliki beliau, Cia dibawa ke rumah sakit dan langsung dilarikan ke ruang Instalasi Gawat Darurat. Cia mengeluarkan banyak darah dari kepala dan sekujur tubuhnya.

Wandra tak tahu harus melakukan apa lagi. Ia hanya menunggu hasil rontgen dari dokter tulang. Satu-satunya orang yang ia beritahu soal kejadian ini hanyalah William.

"Tapi kalo dia nggak bangun lagi, gimana?!" teriak Wandra panik pada ponselnya yang terhubung pada William.

"Lo tenang dulu! Dia pasti bangun!" balas William.

"Tapi ...." Wandra tak melanjutkan kalimatnya.

"Udah! Tenang dulu! Sekarang lo lapor polisi, biar bapaknya Cia diurus pihak berwajib, soalnya itu udah masuk kasus KDRT, lo juga bisa lapor ke dinas perlindungan anak dan perempuan."

"Tapi nyokapnya Cia nggak bolehin gue lapor polisi, Bang!" balas Wandra.

"Keluarga Tolol!" umpat William yang terdengar dari balik ponsel Wandra. "Kalo nggak lapor polisi, nggak guna Cia sadar! mending dia mati aja sekarang! Kalo bokapnya nggak dipenjara, kemungkinan besok Cia bakalan dipukulin sampai mampus!"

"Pasien atas nama Gracia alumni SMP SUKAMANDI, di mana ya, Sus?" tanya seorang perempuan di meja register dan memancing perhatian Wandra.

"Bentar, Bang. Nanti gue telpon lagi," ucap Wandra mengakhiri panggilannya dengan Wandra dan menghampiri perempuan yang bertanya soal Cia kepada perawat.

"Wan!" panggil perempuan yang ternyata adalah Jesika.

"Lo ngapain di sini?" tanya Wandra berusaha menutupi apa yang sedang terjadi.

"Cia mana?" balas Jesika.

"Cia? Kok nanya sama gue?"

"Lo jangan pura-pura tolol, Wan! Ini!" Jesika menunjukkan sebuah video yang menampakkan Wandra menggendong Cia keluar dari rumah dan bericara pada tetangga wanita.

Sialan! Siapa yang ngerekam? (batin Wandra)

"Ini udah kesebar di Facebook! Lo ngehamilin Cia? Hah?! GUE CUMA MINTA LO BUAT BIKIN GUE SAMA DIA BAIKAN! GUE NGGAK PERNAH NYURUH LO NGAPA-NGAPAIN DIA! TERNYATA LO EMANG SEBEJAT ITU!" teriak Jesika.

"Permisi Adek, Kakak, Abang, Mas, Mbak. Dimohon untuk tidak berisik karena ini bukan ruangan umum!" tegas perawat.

Jesika menarik tangan Wandra untuk menuju parkiran.

"Lo gila ya?! Di otak lo ada apaan sih, Wan?! Kebanyakan nonton bok*p ya lo?!" cecar Jesika.

"Ini cuma salah paham aja, Jes!" bantah Wandra.

"Salah paham apaan?! Lo sampe sekap Cia di rumah lo!"

"Siapa yang sekap dia?!"

"Ya lo! Cia nggak pulang ke rumahnya udah 2 hari dan dia tidur di rumah lo! Seorang Cia nggak mungkin dengan sendirinya minta nginep di rumah lo! Ini semua akal-akalan lo supaya bisa nikmatin dia semalaman!"

Wandra terdiam sejenak. Pasalnya, jangankan untuk melakukan hal-hal bejat terhadap Cia, menyentuhnya saja Wandra tidak pernah berniat dan tidak pernah terbayang di otaknya. "Lo nggak tau situasinya di waktu itu, Jes."

"Iya, karena cuma binatang yang bisa ngerti pola pikir binatang! Kenapa lo hidup jadi manusia kalo di otak lo cuma ada ngew*? Mending lo jadi Babi aja!"

Wandra menatap lekat wajah Jesika yang juga dibalas dengan tatapan tajam oleh gadis itu. "Jaga mulut lo, Jes!"

"Jaga kelamin lo!"

Wandra mengangkat tangannya lebih tinggi dan hendak memukul mulut Jesika, namun sebisa mungkin ia menahan perasaan kesalnya itu dan membuat tangan itu terhenti. "Lo masih perawan kan? Hati-hati."

1
Iam-aam
Haris pawang ngadem
Iam-aam
tolol lo yg tolol bjir
Iam-aam
Berapa bang* kasar bjir le
Ciret
next kak
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!