Dikhianati oleh adiknya, dibuang oleh suaminya, kehilangan anak dalam kandungannya, hidup Huang Miaoling tidak bisa lebih buruk daripada sekarang. Ketika dia berusaha menyelamatkan suami yang sangat dia cintai, yang dia dapatkan adalah dua bilah pedang yang menembus tubuhnya tanpa belas kasihan.
"Di kehidupan berikutnya, aku, Huang Miaoling, akan membalas semuanya!"
Sebuah sumpah yang terucap karena hati yang tak rela. Tidak ada yang menyangka kalau sumpah itu akan membawanya ke sepuluh tahun sebelumnya. Sepuluh tahun sebelum semua mimpi buruk itu terjadi.
"Dengan kesempatan ini, aku akan membalas semua orang yang telah menindasku!"
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon LuciferAter, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 28 Lianhua Yuan
Ketika Miaoling mengangkat kepalan tangan dari patung tersebut, terlihat retakan pada patung tersebut. ‘Ah, sial,’ pikir Miaoling ketika menyadari patung itu adalah simbol keluarganya yang berharga.
Pandangan Miaoling segera menyapu sekeliling, memastikan tidak ada yang melihat tindakannya. Setelah yakin tidak ada orang yang melihat hal tersebut, Miaoling segera berlari kecil meninggalkan taman itu ke kamarnya.
Di dalam kamar, Miaoling tidak melihat sosok Qiuyue. Sepertinya, gadis itu sedang mengerjakan hal lain.
Akhirnya, Miaoling pun mendudukkan dirinya sembari menuangkan teh untuk dirinya sendiri. Seribu satu siasat sedang berlalu di dalam otak Miaoling. Akan tetapi, dia tahu cara apa yang bisa dia gunakan untuk menyelamatkan adik-adiknya dari tangan Jingxiang.
“Kurang ajar!” geram Miaoling sembari membanting cangkir tehnya ke meja.
Merasa kalau dirinya diselimuti emosi dan tidak bisa berpikir secara jernih, Miaoling akhirnya memutuskan untuk mengesampingkan masalah ini terlebih dahulu. Kemudian, dia menatap kantong kain yang Qiuyue tinggalkan di kamarnya.
Dengan senyuman ceria, Miaoling membuka ikatan kantong kain tersebut. Terlihat beberapa lapisan pakaian pria terlipat rapi di dalam kantong kain tersebut. Miaoling menanggalkan pakaiannya dan melibat dadanya ketat dengan kain. Kemudian, dia mengenakan pakaian tersebut, menutupi bentuk tubuhnya yang feminin.
Gadis itu menghampiri meja rias dan menuangkan air bersih ke panci kecil. Dengan kain bersih, Miaoling menghapus semua riasannya, meninggalkan wujud alaminya. Tangan Miaoling kemudian terulur ke kepalanya, mencabut setiap konde dan melepaskan setiap ikatan, membiarkan rambut panjangnya tergerai ke belakang.
Selesai menanggalkan pernak-pernik wanitanya, Miaoling meraih tempat bubuk dai dan menorehkan riasan itu di kedua alisnya, menebalkannya agar tatapannya terlihat tajam. Tak lupa dia menambahkan jambang palsu di kedua sisi wajahnya untuk mengukir ketegasan tulang rahangnya seperti para pria yang dia ketahui.
Setelah merasa cukup, Miaoling tersenyum. ‘Lumayan, termasuk kategori pria cantik?’ Dia memuji dirinya sendiri.
Miaoling lalu mengintip keluar pintu, memastikan para pelayan sedang tidak ada di sekitar. Yakin tidak ada yang melihatnya, Miaoling berniat menyelinap keluar rumah. Akan tetapi, tiba-tiba sosok Qiuyue muncul di hadapannya entah dari mana.
“Nona!” pekik Qiuyue yang langsung dibungkam Miaoling.
Miaoling segera membawa gadis itu ke dalam kamar. “Qiuyue, jangan berisik!” Miaoling memperingatkan gadis itu.
Qiuyue menganggukkan kepalanya dan Miaoling pun melepaskan bungkamannya. “Nona, kau ingin pergi sekarang?” tanya Qiuyue yang memang sudah mengetahui rencana Miaoling sejak awal.
“Ya.”
Sebagai seorang pelayan, Qiuyue tahu dirinya bisa dihukum kalau ada yang tahu mengenai kepergian Miaoling. “Baiklah. Jangan sampai terlambat untuk makan siang.” Akan tetapi, apa yang bisa Qiuyue lakukan? Nonanya memang orang yang seperti ini. Bersemangat menghadapi tantangan hidup. “Oh, dan jangan menggoda para wanita dengan wujudmu itu,” canda Qiuyue.
Miaoling tersenyum. “Dasar. Kalau aku terlambat, bilang saja aku sedang ada urusan. Dari cara kau memanggil Junyi ke ruang kerja Ayah, kau paling pintar mengarang, bukan?” godanya sembari menyelinap ke luar secepat kilat.
Melihat nonanya menghilang dalam sekejap, Qiuyue ternganga. ‘Sejak kapan ilmu bela diri Nona sehebat itu!?’
***
Dengan gaya seorang pria, Miaoling berjalan melenggang ke tengah kota. Matanya melirik ke kanan dan ke kiri, sengaja memberikan impresi kalau dirinya sedang menatap para gadis cantik yang melenggak-lenggokkan tubuh mereka. Hal ini membuat para gadis tersenyum malu kepadanya.
Walaupun Miaoling seorang wanita, tapi dia adalah wanita yang berlatih bela diri. Tubuh Miaoling tinggi dan aura percaya diri yang menyelimuti gadis itu membuatnya cukup menarik di mata para wanita. Wajah Miaoling yang didandani bak seorang pria membuatnya terlihat seperti pria cantik yang memberikan kesan unik bagi para gadis-gadis yang melihatnya.
‘Hmm, niatku adalah untuk tidak menarik perhatian. Sepertinya … rencanaku kurang berhasil,’ gumam Miaoling dalam hati sembari menutup wajahnya dengan kipas lipat.
Setelah berjalan beberapa saat, Miaoling berhenti di depan sebuah rumah hiburan terkenal di ibukota, Lianhua Yuan [1]. Begitu banyak orang-orang dari berbagai kelas mengunjungi tempat ini untuk berkumpul dan bersenang-senang.
Lianhua Yuan terkenal karena pertunjukan di kedai mereka selalu dilakukan oleh para gadis dan pria yang memiliki penampilan yang sangat menarik. Tidak hanya penampilan, tapi pertunjukan mereka juga sangat luar biasa. Tarian, nyanyian, adegan drama, adu pedang, dan masih banyak lagi. Selain merupakan tempat yang cocok untuk meluangkan waktu, Lianhua Yuan adalah tempat paling tepat untuk mengumpulkan informasi … atau membagikan informasi.
Wajah Miaoling terlihat tegas dan dingin. Sejak pernikahannya dengan Wang Chengliu, semua orang selalu membicarakan Miaoling sebagai wanita yang tidak tahu malu. Setiap kali dirinya muncul di tempat ramai, semua orang pasti akan berbisik mengenai dirinya, beberapa bahkan ada yang tidak segan menunjukkan ekspresi merendahkan. Semua hal itu membuat Miaoling enggan keluar kediamannya.
Miaoling menarik napas dalam-dalam dan berjalan masuk ke dalam Lianhua Yuan. Baru saja dia menaiki tangga untuk masuk ke rumah hiburan itu, seorang wanita muda dengan perawakan yang lembut memberi salam kepadanya.
“Tuan, silakan ma … suk,”
Begitu Miaoling sampai di hadapan wanita itu, pelayan itu sedikit terpesona melihat wajah pria yang tiba di hadapannya. Kulit wajah pria itu halus seperti wanita, tapi alisnya tebal dan ekspresinya tegas. Mata hitam pria itu begitu bulat dan terasa menghisap wanita itu.
Melihat wanita itu terdiam dan menatapnya untuk waktu yang begitu lama, Miaoling memiringkan kepalanya bingung. “Nona?” panggilnya. Akan tetapi, wanita itu tidak bereaksi dan masih menatapnya. Miaoling melambaikan tangannya di hadapan wanita itu. “Nona?” panggilnya lagi.
Ketika wanita itu sadar, wajahnya memerah dan dia segera menunduk. “Maaf, Tuan. Aku akan mengantarkanmu ke meja yang kosong.” Wanita itu memutar tubuhnya dan mulai berjalan masuk.
Di saat dirinya menuruni tangga untuk masuk ke ruang utama Lianhua Yuan, pemandangan di tempat itu membuat Miaoling tertegun. Ruang utama Lianhua yuan begitu luas dengan panggung terletak di tengahnya. Puluhan meja mengelilingi panggung tersebut, mengizinkan semua orang untuk menonton dari segala sisi.
Terlihat di atas panggung ada seorang gadis dan pria muda yang memainkan sitar untuk menghibur para penonton. Nada musik yang ceria dan tidak terlalu nyaring begitu pas bagi para penonton untuk bisa menikmati musik dan mengobrol di saat yang bersamaan.
Pandangan Miaoling mengarah kepada tangga yang mengarah ke lantai dua Lianhua Yuan. Terdapat dua penjaga dengan pakaian hitam dan pedang yang disarungkan bergelantung di pinggang mereka.
“Ada orang penting yang mengunjungi hari ini?” tanya Miaoling kepada pelayan di hadapannya.
Pelayan itu melirik ke arah tangga dan tersenyum. “Tuan sangat teliti. Ya, memang benar ada tamu penting hari ini.”
“Hmm.” Miaoling tidak bertanya lebih lanjut.
Bingung karena Miaoling tidak bertanya lebih jauh mengenai tamu penting itu membuat sang Pelayan penasaran. “Tuan tidak bertanya siapa?”
Mendengar hal ini, Miaoling tertawa kecil. “Yang bukan urusanku, tidak perlu kucampuri. Lagi pula, Nona juga tidak akan memberi tahu diriku, bukan begitu?”
Tepat di saat Miaoling menanyakan hal tersebut, mereka telah sampai di sebuah meja kosong yang berada di daerah yang sedikit jauh dari panggung. Wanita itu pun hanya menjawab pertanyaan Miaoling dengan senyuman.
“Tempat ini tidak masalah, Tuan?”
Miaoling menganggukkan kepalanya. “Tempat ini sesuai dengan keinginanku. Terima kasih, Nona.”
“Tunggu sebentar akan ada pelayan lain yang menanyakan pesananmu, Tuan. Kalau begitu, aku permisi.”
“Ah, tunggu.” Miaoling menghentikan gadis itu. Gadis berputar menghadap Miaoling dengan bingung, pancaran matanya menunjukkan sedikit harapan. “Namamu?” tanya Miaoling.
Jelas sekali kalau gadis itu merasa sedikit senang dengan pertanyaan Miaoling. Pelayan wanita itu membungkuk memberi hormat. “Namaku adalah Yuanli, Tuan bisa memanggilku A Li.”
Miaoling tersenyum dengan lembut. “Nona A Li, kalau kau berkenan, maukah kau meluangkan waktumu untuk menemaniku?” tanya Miaoling.
Yuanli merasa sedikit terkejut karena pria di hadapannya akan mengundangnya untuk minum bersama. Walaupun wajahnya tidak bisa dianggap jelek, tapi bila dibandingkan dengan pelayan lain, pesona Yuanli kalah jauh dari pelayan-pelayan yang lain. Hal itu adalah alasan utama kenapa dia ditempatkan di depan pintu gerbang dan hanya bertugas untuk mengantar masuk para tamu.
“Aku ….” Yuanli sedikit kesulitan. Dirinya sangat ingin menerima, tapi dia memiliki tugas untuk menjaga pintu gerbang juga.
Tiba-tiba, seorang pelayan wanita lain yang sepertinya memang bertugas untuk melayani para tamu menghampiri meja Miaoling. Wanita itu memiliki tubuh yang begitu molek dan wajah yang menggoda, kentara kalau dia adalah salah satu pelayan wanita terbaik di Lianhua Yuan.
“Tuan, apa ada masalah?” tanya wanita itu. Miaoling menatap wanita itu untuk sesaat, membuat wanita itu membeku. ‘Pria ini … tidak biasa,’ ujar wanita itu dalam hati. Dari pakaian yang dikenakan pria tersebut, kentara kalau dia berasal dari keluarga kaya. ‘Putra pejabat? Atau saudagar kaya?’
Semakin dia berpikir dan menduga, wanita itu semakin membulatkan keputusan untuk mendekati Miaoling. Melihat pakaian Miaoling yang terbuat dari kain sutra halus yang hanya bisa dibeli para pejabat kaya, wanita itu yakin kalau Miaoling bisa menjadi penghasil emasnya.
Wanita itu kemudian duduk di samping Miaoling dan meletakkan tangannya di pundak Miaoling dengan menggoda. “Tuan, apakah gadis kecil ini telah menyinggung perasaanmu? Sebagai gantinya, bagaimana kalau Yueyue menemanimu?” tanya wanita bernama Siyue itu.
Ketika menyadari kalau wanita bertubuh molek itu sedang menggodanya, Miaoling menepiskan tangan wanita itu dari pundaknya. “Nona, tolong jaga perilakumu.”
Melihat Miaoling menolaknya, Siyue menjadi semakin semangat. ‘Heh! Pria yang berwibawa, aku suka!’ Siyue sekali lagi mengulurkan tangannya untuk menyentuh pundak Miaoling. “Tuan, Siyue hanya— Ah!”
Sebelum tangan Siyue menyentuhnya, Miaoling berdiri dari kursinya secara tiba-tiba dan membuat wanita itu terjerembap ke depan. Para pemusik kaget dan berhenti memainkan sitar mereka. Di sisi lain, semua orang segera menoleh mendengar suara pekikan Siyue dan menatap adegan di hadapan mereka.
Di dalam hatinya, Miaoling mengumpat, ‘Sial! Karena wanita ini—!’ Miaoling menarik napas panjang dan berkata, “Nona, aku sudah bilang, jaga perilakumu. Aku ke sini untuk menonton pertunjukan dan bukan untuk mencari masalah. Aku sudah meminta Nona Yuanli untuk melayaniku, tapi kau malah memaksa.”
Miaoling sudah tahu kalau wanita seperti Siyue adalah wanita yang memiliki kelicikan yang sama seperti Jingxiang. Sebelum Siyue bisa menuduhnya macam-macam, Miaoling harus bertindak terlebih dahulu untuk menghindari masalah yang lebih besar.
“Ada apa ini?” Sebuah suara berkata dengan tegas.
Mendengar suara itu, Miaoling terbelalak. Suara itu begitu familier, sebuah suara yang membuat Miaoling mengingat kejadian memalukan di kehidupan masa lalunya.
Ketika Miaoling menoleh, terlihat seorang pria dengan pakaian berwarna hitam berjalan turun dari lantai dua. Pria itu memiliki mata berwarna gelap yang terlihat begitu dingin, bibirnya yang tidak terangkat sedikitpun melukiskan ekspresi dingin di wajah pria tersebut.
‘Jiang … Feng?!’ Miaoling memekik tinggi dalam hati. Di balik lengan bajunya yang panjang, tangan Miaoling bergetar sedikit. ‘Kenapa pria ini bisa di sini!?’
__________
A/N: Heiho! Ada karakter baru guys, Jiang Feng. Siapa ya dia? Kenapa reaksi Miaoling kayak nggak santai gitu? Hahaha. Di bawah ada ilustrasi tentang Jiang Feng ya! Disclaimer, bukan hasil gambar Author. Tapi, gila, judes banget tuh tampang. LOL
Jangan lupa vote dan comment, guys!
😭😭😭😭😭😭
hiks....m