Squel "Menikahi Wanita Ternoda"
Dicap sebagai wanita liar karena kabur di hari pernikahan, Ayanna Nerodia Tanzeela memiliki alasan tersendiri untuk itu. Namun, ditengah pelariannya dia justru menemukan seorang bayi mungil yang terbungkus kain, membuatnya terpaksa menjadi Mommy dadakan, bersama seorang pemuda yang tidak dia kenal.
Sebenarnya apa yang terjadi? Kenapa Ayanna kabur, padahal pesta pernikahan sudah dia rancang dengan sempurna? Dan siapakah sebenarnya bayi itu? Mengapa dia memiliki keterikatan dengan pemuda yang baru Ayanna temui?
Jangan lupa follow akun dan sosmed ngothor buat tahu info lainnya😍
FB @Nita Amelia
Ig @nitamelia05
TT @Ratu Anu👑
Salam Anu 👑
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ntaamelia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 20. Amnesia?
Daniel benar-benar tak meninggalkan rumah itu untuk memastikan benar atau tidaknya Deana berada di sana. Sampai akhirnya sebuah mobil datang dan hendak memasuki gerbang, semua orang yang ada di sana kompak membuka ruang, tapi Daniel adalah orang yang selalu berada di depan.
Adam merasa cukup tercengang. Dia mengemudikan mobilnya perlahan dengan tatapan yang terus menelisik keadaan sekitar, sebelum turun dia mengirim pesan pada Nata—sang perawat yang bekerja di rumahnya untuk menelpon keamanan sekitar andai terjadi keributan.
"Ada yang bisa saya bantu?" tanya Adam setelah berhasil berdiri di hadapan Daniel dan anak buahnya. Sebenarnya dia juga deg-degan, tapi kalau tidak diladeni sepertinya orang-orang ini tidak akan pergi.
Daniel membalas tatapan itu, dari pakaian yang dikenakan Adam, orang-orang juga sudah tahu kalau profesinya memang seorang dokter.
"Saya Daniel," ucap Daniel seraya mengulurkan tangannya untuk berjabat, namun suara bahkan raut wajahnya terlihat tak ramah.
"Adam," balas Adam sambil menjabat tangan itu singkat. Dia bersikap sebagaimana diperlakukan.
"Saya mendengar informasi dari warga sekitar kalau Anda menolong seorang wanita yang terluka di malam itu karena Anda adalah seorang dokter. Dan saya datang kesini untuk menjemputnya," jelas Daniel langsung mengatakan tujuannya tanpa basa-basi.
"Benar, tapi siapa Anda? Kenapa tiba-tiba datang untuk menjemputnya?" balas Adam, tak serta-merta membiarkan Daniel membawa Deana. Dia takut justru pria ini yang melukai wanita itu dan ingin kembali menyiksanya.
Ditanya seperti itu Daniel sedikit menggeram. Namun, dia tidak boleh emosi, karena siapapun pasti akan bertanya demikian, apalagi mereka hanya menikah siri, sebab Daniel masih terdaftar sebagai suami Agnes, di mata negara dan agama.
"Saya suaminya, jadi saya berhak atas dia. Cepatlah saya tidak punya waktu untuk bernegosiasi denganmu, karena sudah cukup lama saya menunggu di sini, dia ada di dalam kan bersama anakku?" balas Daniel tak sabaran, nada suaranya pun terdengar meninggi sebab dia takut jika orang-orang suruhan Agnes mengetahui keberadaan Deana dan anak mereka.
Adam tak bisa gegabah untuk langsung mempercayai ucapan Daniel, apalagi posisi Deana saat ini tak ingat apa-apa.
"Maaf, Tuan, apakah Anda bisa membuktikan semuanya? Saya tidak mungkin menyerahkan dia pada orang belum bisa saya percaya, dan lagi—dia sendiri, dia tidak membawa anak seperti apa yang Anda katakan," jelas Adam, hasil pemeriksaan yang dia dapat memang mengatakan bahwa Deana habis melahirkan, tapi saat ditemukan warga Deana benar-benar hanya sendiri.
Mendengar itu, emosi Daniel terasa naik ke puncak ubun-ubun. Dia mengepalkan tangan hingga otot-ototnya pun terlihat jelas, detik berikutnya Daniel mencengkram kerah baju Adam dan berteriak di depan pria itu. "Jangan main-main denganku. Jelas-jelas dia pergi membawa seorang bayi, dia anak kami! Sekarang lebih baik Anda biarkan saya bertemu dengannya—saya tidak perlu membuktikan apapun, karena dia tidak mungkin lupa siapa suaminya!"
Adam berusaha untuk tetap tenang dan tidak terpancing. Sementara orang-orang yang ada di sekitar mereka berusaha menarik Daniel mundur dan menenangkan pria itu.
"Tuan, sebaiknya Anda jangan terlalu emosi, yang ada dokter ini akan menilai bahwa Andalah yang menyebabkan Nyonya Deana pergi dari rumah," bisik salah satu anak buahnya yang membuat Daniel akhirnya melepaskan cengkramannya yang sangat kuat itu.
Pria itu berdecak keras dan berusaha menetralkan emosinya, sementara Adam menghela nafas dan menyinggungkan senyum kecut.
"Pertemukan kami, agar masalah ini segera selesai!" ucap Daniel kembali memohon tapi dengan tatapannya yang nyalang.
"Saya sudah bilang, buktikan dulu apa yang Anda katakan, baru saya akan mengizinkan Anda bertemu dengannya," balas Adam tetap kukuh pada pendiriannya, meski kini Daniel kembali mengepalkan tangan, seperti siap untuk menghajarnya.
"Sialann—"
"Dia amnesia."
Deg!
Denyut jantung Daniel seakan berhenti berdetak, tangan yang semula terkepal pun mendadak terasa lemas setelah mendengar ucapan Adam. Amnesia? Tidak mungkin! Artinya Deana tidak ingat apa-apa, bahkan mungkin dirinya pun ikut terlupakan.
Tubuh Daniel hilang keseimbangan hingga dia tertunduk dengan lutut yang menumpu. Baru saja mereka merasakan indahnya memiliki buah hati, kini masalah malah terus berdatangan.
"Tidak, tidak mungkin!" pekik Daniel sekuat tenaga, rasanya ingin mengamuk saat itu juga.
*
*
*
Meski digunakan untuk berjualan, tapi ternyata toko bunga milik Ayanna memiliki perobatan rumah yang lengkap. Karena sebelumnya hari-hari gadis itu memang lebih banyak dihabiskan di sana. Sehingga Dallie maupun Ayanna tidak perlu repot membeli barang-barang baru.
Pagi ini Dallie bangun lebih dulu, dia mengerjakan pekerjaan rumah, seperti menyapu, mengepel bahkan mencuci baju. Bahkan Dallie sempat berpikir untuk membuat sarapan, tapi sayang di sana belum ada bahan-bahan makanan, untuk itu Dallie berniat untuk membelinya saja.
Saat keluar dari toko yang saat ini menjelma jadi rumah. Dallie melihat mobil terparkir di bahu jalan, dia mengernyit karena sisi kanan dan kirinya bukanlah rumah penduduk, lantas milik siapa mobil tersebut?
"Apa mungkin mobil itu mogok?" gumam Dallie sambil mengeluarkan motor dan memanaskannya terlebih dahulu.
Sementara di dalam mobil, Fierce terus memperhatikan pemuda yang kini tinggal dengan putrinya. Dia menautkan alis dan menajamkan indera penglihatannya.
"Bagaimana dengan pandanganmu, Jun? Apakah dia terlihat seperti orang baik?" tanya Fierce pada putra sulungnya yang pagi ini ikut mengintai, mereka tiba disana sejak satu jam yang lalu.
"Aku belum bisa menilainya, Pa. Tapi katanya dia bekerja di restoran Aunty Prilly kan?" balas Junior sekaligus melayangkan pertanyaan. Fierce langsung menganggukkan kepala.
"Kamu juga ingin menyelidikinya?"
"Ketika dia bekerja, aku akan datang, Pa, akan aku cari tahu orang seperti apa dia. Jangan sampai Ayanna dibohongi lagi oleh seorang pria!" terang Junior, sebagai kakak sebisa mungkin dia akan melindungi adik perempuannya. Apalagi Ayanna sudah pernah dikhianati, bahkan sampai gagal menikah.
"Bagus, itu baru anak Papa! Tapi ingat, jangan sampai Aya tahu tentang ini, nanti dia kegeeran," balas Fierce sambil mendengus. Di mulut dia berkata A, tapi tindakannya malah B. Ya, karena walau bagaimanapun Fierce sangat menyayangi putrinya.
Tak berapa lama kemudian mobil itu pun melandas, bersamaan dengan Dallie yang ingin pergi mencari sarapan. Pemuda itu terus memperhatikan dari balik spionnya, bertanya-tanya kenapa mobil itu ikut pergi setelah dirinya juga pergi.
"Aya bilang tempat ini aman, tapi kenapa perasaanku tidak enak ya? Jangan-jangan mereka penjahat yang sedang mengintai tempat ini," batin Dallie dengan hati yang mulai resah.
**
Ada yang masih melek? 👀
tuh anthea panik,dallie sdh gedor2 pintu.
sapa tau Kamu kenal...
klo trnyata gak kenal...
ya kenalan lah..
🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣
Main" kok sama keluarga Tan....
Salah nyari lawan kamu...😏😏😏😏
Dallie pulang noh...bukain pintu...
Masa Athea yg bukain pintu,,runyam urusannya nanti....🙄🙄🙄🙄🙄
Refal Refall...kepercayaan itu seperti kertas, sekali di Rematt dia tak akan kembali sempurna lagi. Kamu di butakan sama Uang 100 jeti , sampai kamu menghianati sebuah kepercayaan yang selama ini keluarga Tan berikan padamu...kebaikan kamu balas dengan penghianatan...Sadissss