NovelToon NovelToon
Diary Aluna

Diary Aluna

Status: sedang berlangsung
Genre:Mengubah Takdir / Bullying dan Balas Dendam
Popularitas:1.7k
Nilai: 5
Nama Author: Phatel

Aluna adalah gadis yang tumbuh di keluarga sederhana. Kesehariannya kerap kali diwarnai dengan cemoohan dan makian dari keluarganya sendiri.

Bagaimana ia menghabiskan hari-harinya yang penuh air mata?

Semuanya ia luapkan dalam Diary yang ia simpan baik-baik dalam lemari.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Phatel, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Terimakasih Kak Amel

Malam harinya, Aluna kembali ditemani oleh Amel untuk berobat rutin di klinik dokter Madi. Seorang dokter spesialis paru. Dokter menjelaskan bahwa kondisi Aluna semakin menurun dan dosis obatnya akan ditambah agar virusnya tidak semakin menyebar. Terlebih menurut hasil Rontgen paru-paru Aluna terdapat bercak-bercak putih yang mulai menyebar luas dari hasil Rontgen sebelumnya.

Mendengar hal itu, hati Aluna semakin cemas. Terlebih ketika melihat perawat mulai menggiling beberapa jenis obat lagi untuknya. Entahlah, rasanya Aluna lebih mau jika obat yang ia minum dalam bentuk tablet saja. Daripada bentuk serbuk seperti yang selalu diberikan oleh dokter. Jika obat tablet, pahitnya hanya sebentar terasa dan tidak menyebar ke seluruh mulutnya. Sedangkan untuk obat serbuk yang digiling seperti itu, Aluna selalu kepayahan meminumnya karena rasa pahitnya menyebar ke seluruh mulut hingga ke tenggorokan. Membuat Aluna tak bernafsu makan karena ludahnya pahitnya berkepanjangan.

"Tuh, denger apa kata dokter! Makanya kamu jangan ngeyel, harus rajin minum obatnya biar cepat sembuh." seru Amel ketika dokter menyerahkan obat yang sangat banyak ke hadapannya.

Amel meraih bungkus obat itu dan sang dokter tersenyum manis ke arah Aluna, tangannya mengelus puncak kepala gadis itu.

"Benar apa kata kakak kamu. Harus rajin minum obat! Semoga cepat sembuh, ya..." ucap dokter Madi tulus. Aluna mengangguk lesu.

Ia begitu ketakutan membayangkan akan terus mengkonsumsi obat-obatan pahit itu sampai berbulan-bulan. Dalam hati ia berharap semoga sakitnya segera sembuh dan ia tidak perlu meminum obat itu lagi.

"Kalau yang ini salep untuk penyakit kulitnya ya. Harus rutin juga dioles biar koreng-korengnya cepat mengering dan tidak membekas dikulit." terangnya lagi menyerahkan botol salep pada Amel. Kembali gadis itu meraihnya dan menggabungkan dengan obat Aluna yang lain.

"Terimakasih dok, kami pamit dulu. Assalamualaikum." pamit Amel menggandeng tangan Aluna setelah menyelesaikan administrasinya.

"Waalaikumsalam." jawab dokter itu tersenyum lembut.

***

Setiba di rumah, Amel langsung membawakan makanan untuk Aluna dan mulai meracik obat-obatnya Aluna seraya menunggu adiknya selesai makan.

"Makan yang banyak, dek. Biar cepat sembuh." ucapnya.

Aluna mengangguk sambil terus menyuapi makanan ke dalam mulutnya.

"Apa kata dokter, Mel?" tanya nek Siti bergabung denga kedua cucunya di ruang TV.

"Katanya sih makin buruk nek. Tapi masih bisa sembuh kok, asalkan minum obatnya jangan putus." terang Amel pada sang nenek.

Nek Siti mengangguk setuju. Dirinya juga mengkonsumsi obat untuk TB paru, hanya saja obatnya untuk orang dewasa, sedangkan Aluna adalah obat untuk anak dibawah umur dua belas tahun. Aluna memang sudah duduk di bangku kelas lima SD. Hanya saja, usianya masih sebelas tahun karena waktu masuk SD, umurnya masih lima tahun. Oleh sebab itu, dirinya dianggap masih dibawah dua belas tahun.

"Kalau nenek? Udah diminum kan obatnya?" tanya Amel pada sang nenek. Gadis itu begitu lelah, rasanya seolah semua beban hidup dilimpahkan pada dirinya.

Dari pagi sampai sore sudah lelah bekerja, malamnya masih harus menemani Aluna berobat dan bahkan mengurusinya. Jika ditanya dirinya ikhlas atau tidak, tentu saja jawabannya tidak.

Rasa benci pada adiknya itu sungguh sudah mendarah daging, dan tidak bisa dihapuskan begitu saja. Namun dirinya juga harus membantu pengobatan Aluna karena kalau adiknya mati, pasti ayahnya akan bersedih. Aluna adalah anak kesayangan ayahnya, dan jika Aluna meninggal, pasti ayahnya tidak akan semangat untuk bekerja lagi dan akan membuat sang ayah drop nantinya.

"Kak Amel." panggil Aluna. Mulutnya masih terus mengunyah makanan.

"Hm?" sahut Amel tanpa menoleh pada adiknya.

"Makasih ya kak, udah mau nemenin aku tiap berobat ke dokter." ucap Aluna tulus. Bibirnya menyunggingkan senyum haru dengan mata berkaca-kaca.

"Ck. Sama-sama..." sahut Amel ketus. "Buruan makannya, abis itu minum obat. Kakak mau tidur, capek tau." sambungnya lagi.

Aluna mengangguk dan bergegas menghabiskan makannya. Nek Siti tersenyum melihat kedua cucunya yang kini sudah jauh lebih akur dibanding saat mereka tinggal di rumah Nur.

Memang, nek Siti akui sepertinya anak bungsunya itu telah membawa pengaruh buruk pada diri Amel yang masih remaja. Tentu saja gadis itu gampang terhasut segala cerita buruk yang dikarang Nur tentang Aluna. Nek Siti menghela nafas berat, entah bagaimana lagi caranya agar ia bisa menasehati anaknya itu.

Semenjak sakit, Aluna jadi kehilangan banyak berat badan. Setiap kali ditimbang, beratnya terus menurun. Tadi ketika ditimbang di klinik, berat badan Aluna hanya berkisar 30 kg. Padahal dengan tingginya yang mencapai 158 cm, setidaknya berat Aluna sekitar 48 kg atau lebih.

Amel berfikir akan mencarikan vitamin untuk Aluna agar nafsu makannya bertambah dan dia bisa makan dengan porsi yang lebih banyak. Sehingga berat badan gadis itu bisa bertambah.

"Oh iya, Mel. Kemungkinan dua minggu lagi ayah kalian pulang." Fokus Amel yang tengah membantu Aluna meminum obat beralih pada neneknya.

"Serius nek?" tanya Aluna antusias.

"Iya serius. Sekalian saja lah, Mel. Kamu kenalkan itu si Fadly sama ayah kamu. Nenek khawatir kalau kamu keluar terus sama dia malam-malam. Entah apa lah yang kalian lakukan di luar sana tanpa sepengetahuan nenek. " raut wajah Amel seketika berubah dongkol mendengar penuturan sang nenek.

"Kalau ayah kamu kenal, kan bisa ditandai dia sama ayahmu. Nanti biar bisa dipantau sama teman-temannya ayahmu kalian dimana dan ngapain aja." lanjut nek Siti lagi menasehati Amel.

"Dih... Emang nenek kira kami kemana dan ngapain aja sih?" Amel berdiri bersedekap menghadap neneknya.

"nenek kenapa jadi su'udzon gini sih sama Amel? Amel sama Fadly tu gak pernah ngapa-ngapain loh nek. Kita tu cuma rekan kerja yang kebetulan turun lapangannya selalu bareng. Dan kita gak cuma berdua aja, masih ada rekan kerja yang lain juga." nada Amel meninggi membuat nek Siti sedikit takut.

"Iya nenek paham. Maksud nenek, kenalkan saja dulu. Kan kalian sudah hampir satu tahun ini berpacaran. Kalau memang Fadlynya serius, biar sekalian dibicarakan sama ayahmu." timpal nek Siti mencoba menenangkan Amel.

"Gak mau. Aku masih belum mau nikah nek. Umur Amel masih dua puluh tahun nek. Amel masih mau kerja, masih mau main sama teman-teman Amel. Amel gak mau nikah muda." gadis itu berlari ke kamarnya dan membanting pintu dengan kuat. Membuat Aluna dan nek Siti tersentak.

"Ya kalau gak mau nikah muda, jangan pacaran toh." celetuk Aluna dengan suara pelan sampai tak terdengar oleh nek Siti.

Nek Siti mengelus dadanya pelan. Jangan ditanya bagaimana kondisi jantungnya, sudah pasti dadanya nyeri dan sesak. Penyakit jantungnya bisa saja kambuh, beruntung dadanya hanya sebatas nyeri dan sesak saja, tidak sampai pingsan.

"Ya sudah, abis minum obat kita langsung tidur ya." ucap nek Siti pelan pada Aluna. Gadis itu mengangguk dan buru-buru menyelesaikan ritual minum obatnya sebelum kemudian membereskan semuanya dan masuk ke kamar bersama sang nenek untuk beristirahat.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

1
Mutiara 123
kok papa amel gak hadir harusnya kn jdi wali , lebih di bikin seru papa aluna marah gitu liat anaknya di gituin,,,
Mutiara 123
hla sdh 2 thn kemudian kok si aluna masih ttp kls 5 sd ya thoor,,
DiPhatel: iya kah? Waduhh, makasih ya kak. nnti coba saya revisi lgi
total 1 replies
🍭ͪ ͩ𝕸y💞🅰️nnyᥫ᭡🍁❣️
baju baru alhamdulillah.. tuk dipakai di hari raya.. 🎶🎶
DiPhatel: fufufufu. Jarang" ini Aluna dpat baju baru loh
total 1 replies
🌸𝗢𝗹𝗶𝘃𝗶𝗮 🍾⃝ ͩSᷞʜͧᴇᷡᴀ🌸
𝐛𝐚𝐫𝐮 𝐥𝐨𝐡 😭 𝐦𝐚𝐬𝐚 𝐮𝐝𝐚𝐡 𝐠𝐢𝐧𝐢
DiPhatel: makasih ka udh mampir
total 1 replies
☠️⃝⃟𝑽𝑨𝙊𝙚૨αɳ𝙜𝕻𝖓𝖉𝓐𝔂⃝❥
aku mampir
DiPhatel: makasih kaaa
total 1 replies
Manami Slyterin🌹Nami Chan🔱🎻
hallo aris
DiPhatel: Hai kak
total 1 replies
𝕻𝖔𝖈𝖎𝕻𝖆𝖓 Ig@Fanie_liem09
pocipan mampir ..
yu slg follow
nanti aku akan masukan kalian ke gc Cmb ya...
yu slg belajar mksh
DiPhatel: makasih kakak
total 1 replies
Shame
tetap semangat thor /Heart/
DiPhatel: Makasih kakaaa
total 1 replies
Shame
tetap semangat thor /Heart/
🍭ͪ ͩ𝕸y💞🅰️nnyᥫ᭡🍁❣️
rapi.. not bad lah
DiPhatel: Makasih kak
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!