Aku Gadaikan Harga Diriku Demi Ibuku

Syafa hanya bisa menangis dan pasrah melihat kenyataan pahit di depannya.

Ray terjebak dan tidak bisa diselamatkan, Syafa sangat terpukul , namun kenangan bersama Ray tidak akan pernah pudar dari hidupnya.

Bukan hanya Syafa namun seluruh keluarga Narendra juga merasakan hal yang sama mereka sangat merasa kehilangan sosok pewaris tahta Narendra .

Dan mendengar berita buruk tentang adik kesayangannya, Rania tidak bisa lagi bertahan dan akhirnya pergi untuk selamanya yang menambah kesedihan bagi keluarga besarnya.

Nathan terdiam melihat pemakaman mamanya di samping pusara Ray yang ditemukan terpanggang di gedung apartemen miliknya .

pandangan Nathan jauh menerawang di tengah badai yang melanda keluarga besarnya.

Belum kering tanah pemakaman om tercinta, sang mama juga harus pergi menghadap ilahi , benar benar sebuah cobaan yang berat.

Sebuah tangan menepuk bahunya membuatnya menoleh dan membuka kaca mata hitamnya " Syafa ".

" Nathan , kamu yang kuat dan sabar ya , bukan hanya kamu yang kehilangan, tapi aku dan seluruh keluarga besar juga sangat kehilangan Tante Rania dan pak Ray" ucap Syafa yang sudah berderai air mata di balik kaca mata hitamnya.

Nathan menunduk dan luruh di depan pusara Rania, matanya tidak bisa menyembunyikan kesedihan yang teramat dalam .

Dave yang melihat putranya luruh dalam kesedihan segera datang menghampirinya.

" Nathan , ikhlas kan mama ,biarkan dia tenang di sisi Allah, bersama opa ,Oma dan om Ray " ucap Dave.

Mendengar ucapan Dave , Nathan pun tersentak dan bangkit dari duduknya dan mencoba mencari sesuatu dari saku baju dan celananya.

Dave melihat putranya dengan heran " apa yang kau cari nak ?"

" pa , papa lihat handphone Nathan ?" tanya Nathan .

Dave menggeleng perlahan.

" gawat , semua bukti berada di sana , aduh bagaimana ini, sepertinya aku tidak akan memberitahu papa saat ini , papa masih berduka atas meninggalnya mama, lebih baik aku cari dulu handphone ku sekarang juga " gumam Nathan kemudian pergi meninggalkan Dave , Syafa dan keluarga lainnya di pemakaman mamanya.

...🌺🌺🌺...

Seseorang memberikan surat kepada Syafa saat dia sedang duduk di ruang tunggu sebuah rumah sakit .

Syafa beranjak dan membaca sejenak surat itu kemudian berjalan mengikuti apa yang ditunjukkan di dalam isi surat tersebut.

Tibalah Syafa di depan sebuah ruang perawatan, perlahan Syafa membuka pintu yang tertutup rapat . Di sana terlihat seorang wanita sedang tergolek lemah dengan luka bakar hampir 60 persen dan dua orang anak kecil berusia sekitar 12 tahun dan 5 tahun yang duduk di sebelahnya.

Wanita itu menatap Syafa dengan berkaca-kaca " non, terimakasih, karena suami non sudah menyelamatkan anak anakku " wanita itu mengira Ray adalah suami Syafa.

Syafa mendekatinya dan mengangguk perlahan sambil mengusap air mata yang menetes tanpa aba aba.

" non, sekali lagi aku minta maaf dan satu lagi non tolong aku titip anak anakku ,ayahnya sudah meninggal dalam insiden kebakaran di apartemen kemarin , selain aku mereka tidak punya siapa siapa lagi" ucap wanita itu kemudian menghembuskan nafas terakhirnya.

Kedua anak tersebut berteriak histeris .

" ibu , ibu bangun bu, jangan tinggalkan kami bu hiks hiks hiks"

Syafa pun ikut bersedih dan memeluk kedua anak tersebut.

Syafa pun menjadi lemas seketika melihat wanita itu meninggal dunia di depan matanya.

Syafa menatap kedua anak itu dengan berkaca kaca kemudian mendekati dan memeluk mereka , dia pun membawa kedua anak itu untuk pulang bersamanya .

Anak yang berusia 12 tahun tersebut bernama Zara dan adiknya bernama Zero.

" Zara sayang , sekarang ini adalah rumah kalian , ini ibu aku , kalian berdua bisa memanggilnya Oma ya " ucap Syafa memperkenalkan Meira .

" iya Tante " jawab mereka berdua bersamaan .

Syafa menatap kedua anak tersebut dengan tersenyum dan mengusap kepala mereka

" mulai sekarang kalian panggil bunda ya , anggap aku ini bunda kalian "

Zara tersenyum bahagia dan berhambur ke pelukan Syafa " bunda , maafkan kami membuat bunda bersedih ".

" setelah aku besar nanti aku janji akan membawa kebahagiaan buat bunda , Zara janji " batin anak gadis berumur 12 tahun itu di dalam pelukan hangat Syafa.

...💫💫💫...

Di dalam kepanikannya, Nathan terus mencari benda pipih yang beberapa hari ini lupa dia simpan di mana .

Tiba tiba seseorang mengejutkannya dengan suara lembut yang tidak asing baginya .

" Nathan , apa yang sedang kamu cari ? " Sasa berdiri tegak di belakangnya dengan baju seksi dan minim.

Nathan menoleh dan terbelalak menatap tante seksinya itu " tidak tidak ada tante, hanya saja beberapa hari ini aku lupa tidak menemukan ponselku ".

Sasa tersenyum dan melipat kedua tangannya di dadanya" gampang Nathan , kamu tinggal beri yang baru ".

Nathan mengangguk " iya tante, Nathan beli saja nanti yang baru " Nathan mencoba untuk bersikap tenang agar tidak mengundang kecurigaan Sasa.

...☘️☘️☘️...

Beberapa hari telah berlalu , semua berjalan seperti biasanya . Nathan masih terus mencari cari ponselnya tapi tetap tidak bisa menemukan, hingga dia berusaha mencari bukti kejahatan Sasa yang lain , dia obrak abrik kamar Sasa tapi tidak ada jejak kejahatannya sama sekali.

Tiba tiba Nathan menghentikan langkahnya setelah melihat sebuah bungkusan mencurigakan di antara meja dan lemari .Dengan hati hati Nathan meraih benda itu dan membukanya perlahan.

Jleg ( Nathan terbelalak setelah melihat isi di dalam buntelan itu).

" baju , ini seperti baju cleaning service di kantor ya , tapi kenapa tante Sasa menyimpannya di sini dan ada sebuah foto yang tidak lain adalah foto Harry dan Sasa yang berpose mesra layaknya pasangan , bukan sebagai mertua dan menantu " Nathan mulai berpikir keras dan menebak nebak apa yang sebenarnya terjadi.

" ini pasti ada kaitannya dengan meninggalnya opa 2 tahun yang lalu , tapi apa yang dilakukan mereka berdua sampai berpose seperti ini ? " batin Nathan kemudian menyembunyikan benda tersebut di balik bajunya dan menyimpannya di tempat yang aman .

...🌺🌺🌺...

Syafa memutuskan resign dari perusahaan yang sudah menjadi tempatnya mencari rejeki selama ini. Dia tidak bisa terus berada di sana karena kenangan tentang Ray akan selalu menyiksanya.

Meira duduk di samping Syafa yang sedang melamun di sofa , dia usap kepala putrinya itu

" sayang , apa yang membuatmu sedih seperti ini ?" .

Syafa menunduk dengan buliran air mata" Bu, Syafa ingin kita segera pindah dan pergi jauh dari tempat ini, hutang hutang ibu semuanya sudah Syafa lunasi ".

Meira menunduk karena merasa malu dengan perilaku buruknya selama ini " maafkan ibu Syafa ".

Tok tok tok

Tiba tiba sebuah ketukan pintu membuat mereka terkejut , Meira bergegas membuka pintunya.

" Nathan , ayo masuk , Syafa berada di dalam " ucap Meira setelah melihat Nathan berada tepat di hadapannya.

Nathan tersenyum dan masuk ke dalam rumah kontrakan Syafa .

Nathan duduk di samping Syafa yang menangis dan terlihat sangat terpukul

" Syafa , aku tahu hubunganmu dengan om Ray " ucap Nathan yang membuat Syafa terkejut dan menoleh padanya.

" kamu tahu dari mana !"

" dari hasil pengamatan ku selama ini " jawab Nathan .

Syafa mengeryitkan keningnya" maksud kamu selama ini kamu mengikuti aku, gila kamu ".

Nathan tersenyum dan merebahkan tubuhnya di sandaran kursi " aku juga tahu kamu sering menginap di apartemen om Ray dan om Ray membelikan apartemen mewah untukmu ".

Mendengar penuturan Nathan hati Syafa semakin teriris dan air mata pun tak henti hentinya mengalir bahkan semakin deras.

Nathan mencoba menenangkan Syafa dengan menepuk bahunya " Syafa maafkan aku , ini semua aku lakukan karena aku peduli sama kamu, awalnya aku benci melihatmu menjadi selingkuhannya om Ray , tapi aku sadar cinta bisa hadir tanpa mengenal status"

Syafa hanya bisa menunduk dan sesenggukan.

Nathan menarik nafas dalam-dalam dan menghembuskannya perlahan " Syafa , memang dunia ini tidak adil aku sangat mencintaimu sedangkan kamu memilih om Ray yang sudah punya istri , tapi ternyata aku salah tuhan sangat adil bahkan aku tidak tahu rencananya ke depan bagaimana? Sekarang aku memintamu untuk menjadi pendamping hidupku Syafa ?"

Syafa terkejut dan melotot menatap Nathan yang berani melamarnya tanpa tahu bagaimana perasaan sekarang setelah kepergian Ray " Nathan apa kamu sudah tidak waras ".

Syafa beranjak tapi tangan Nathan lebih dulu menariknya.

" Syafa , ku mohon , om Ray sudah tiada , aku ingin menjagamu " ucap Nathan dengan ketulusan yang terpancar di matanya.

Syafa melepaskan perlahan pegangan tangan Nathan " Nathan, maafkan aku , kalau aku memaksakan diri menerimamu itu tidak adil bagimu , kamu hanya akan menikahi ragaku bukan hatiku . Nathan , kamu tampan dan mapan , akan ada gadis baik baik jang jauh lebih baik yang lebih pantas mendampingimu".

Nathan terdiam membeku mendengar penolakan gadis yang sangat dicintainya itu.

Syafa menepuk pipi Nathan sambil tersenyum kemudian pergi masuk ke dalam kamarnya.