MUSUHKU MENJADI SUAMIKU

Sinar mentari pagi menyeruak masuk melalui celah jendela kamar Albian, Silaunya telah mengusik netra Albian, hingga membuatnya mengerjap untuk menetralkan penglihatannya dengan cahaya di dalam kamar tersebut.

"Ternyata sudah pagi", ucap suara parau Albian. Lalu dia menyibak selimut yang masih membungkus badan kekarnya.

Pergerakan yang dilakukan Albian membuat Keyra terbangun. Dia menggeliat seraya membalikkan badannya. Albian pun terperanjat, hingga hampir terjatuh dari tempat tidur. "Astaga! Aku kan sudah menikah", gumamnya kala mengingat statusnya saat ini.

Hoam....

Keyra menutup mulutnya yang sedang menganga sambil merenggangkan kedua pergelangan tangannya. "Eh, ini kamar siapa?" tanyanya dengan mata melotot. Lalu dia buru-buru memeriksa seluruh tubuhnya. "Pakaianku masih lengkap!" gumamnya sedikit lega. Lalu dia mengedarkan pandangannya ke sekeliling ruangan itu. "Aaaaa..." pekik Keyra kala melihat Albian duduk di tepi ranjang dengan bertelanjang dada.

Albian langsung menyentil jidat Keyra. "Berisik! Ini masih pagi!" katanya dengan santai.

"Aku tahu kau sangat membenciku, tapi aku tidak menyangka kau bahkan tega menculikku", ucap Keyra dengan raut wajah sedih.

"Sepertinya kamu masih belum sadar", ucap Albian seraya mendekati Keyra. Tanpa meminta izin Keyra, Albian langsung menarik tangan Keyra. "Ayo, mandi. Kalau tidak kau akan terlambat pergi ke kampus."

Tubuh Keyra yang mungil dengan gampangnya di bawa oleh Albian menuju kamar mandi, meskipun Keyra sudah berulang kali meronta. Namun saat mereka berada di dalam kamar mandi, Keyra gegas mendorong Albian keluar.

"Aku bisa sendiri!" teriaknya seraya buru-buru mengunci pintu. Tanpa sengaja pandangannya tertuju pada cincin yang melingkar di jari manisnya. Lalu dia sadar, jika dirinya telah menikah dengan Albian. "Ternyata itu bukan mimpi! Aku benar-benar menikah", gumamnya lirih. Dia mengira kejadian kemaren hanyalah sebuah mimpi. "Itu artinya aku tidak lagi punya kesempatan untuk bersama dengan kak Dirga", lanjutnya dengan menghela nafas berat. Lalu dia menatap pantulan wajah imutnya di dalam cermin.

Tok. Tok

"Ke... Jangan lama mandinya. Pagi ini aku ada ujian praktek", seru Albian dari balik pintu kamar mandi.

"Iya, sebentar!" jawab Keyra dengan suara lantang. Kemudian dia gegas menanggalkan pakaiannya dan bergegas untuk melakukan ritual mandinya.

*-*

Setelah satu jam berlalu.

"Ayo, cepat Ke!" seru Albian seraya menarik tangan Keyra.

Keyra gegas membawa 2 potong sandwich untuk dia makan saat di dalam mobil nanti. Sementara Albian terus menarik Keyra, hingga mereka sampai di dekat pintu mobil. Tanpa menunda waktu lagi, Keyra pun langsung masuk dan duduk di samping kursi kemudi. Lalu dia gegas memasang sabuk pengaman demi keamanan. Raut wajah panik Albian membuat Keyra menjadi waspada, barangkali Albian akan mengendarai mobil dengan kecepatan maksimal.

Albian mulai menyalakan mobil dan bergegas menjalankannya, meninggalkan halaman rumah keluarganya tersebut.

"Eh, ternyata pelan", gumam Keyra merasa malu sendiri.

Namun Keyra tidak menyadari Albian masih dapat mendengar ucapannya. Sontak Albian menoleh ke arah Keyra. "Tenang istriku! Ini masih pemanasan!" seru Albian seraya menambah laju kecepatan mobil.

Reflek Keyra berteriak kaget. "Aaaa... sandwichku!" kesalnya kala sandwich yang hampir saja masuk ke dalam mulutnya itu seketika jatuh.

"Maaf Ke", ucap Albian dengan tertawa kecil, namun netranya masih fokus menatap jalanan yang tampak ramai.

Keyra cemberut menatap sarapan paginya yang tidak dapat dia nikmati lagi.

"Sudah! Jangan dilihatin lagi. Nanti aku traktir kamu sarapan di kantin kampus."

"Tapi itu cuma buat ganjel", jawab Keyra masih dengan wajah cemberut.

"Sudah dong Ke! Jangan cemberut terus, nanti imutnya hilang lo", bujuk Albian serta sesekali dia melirik ke arah Keyra.

Namun Keyra masih terlihat kesal pada Albian. Dia gegas memalingkan wajahnya ke kaca jendela mobil tanpa menyahut ucapan Albian.

Ting. Ting.

Suara notifikasi ponsel Keyra seperti bersahutan dengan milik Albian.

"Siapa.sih, pagi-pagi gini susah mengirimkan banyak pesan?" tanya Keyra bergumam. Lalu dia merogoh tasnya dan mengambil ponselnya dari sana.

"Sepertinya diponselku juga masuk banyak pesan. Tolong bantu lihat isinya Ke", ucap Albian seraya menyodorkan ponselnya.

"Kata sandinya?" tanya Keyra kala ponsel milik Albian berada ditangannya.

"Tanggal ulang tahunmu!" jawab Albian yang membuat Keyra membisu beberapa saat.

"Sudah terbuka Ke?" tanya Albian tanpa menoleh. Namun Keyra tidak menyahut ucapannya. Sontak Albian menoleh pada Keyra. "Ada apa Ke?" Albian lanjut bertanya.

"Em, bukan apa-apa!"

"Lalu, apa isi pesannya?" tsnya Albian penasaran. Dia khawatir ada info terbaru mengenai ujian praktek yang belum dia ketahui.

"Ini hanya pesan group alumni SMA kita. Di sini mereka mengingatkan untuk hadir di acara reuni angkatan kita besok malam."

"Menurutmu apa ini nggak terdengar aneh?" tanya Albian curiga.

"Em, iya sih. Sedikit aneh! Harusnya acara seperti ini direncanakan jauh hari, supaya yang di luar kota bisa ikut hadir."

"Harusnya kau juga ada di dalam group itu kan?"

Sontak Keyra melihat isi ponselnya. "Kau benar Bi. Aku juga ada di dalam group itu."

"Kalau begitu kita bisa pergi bersama-sama", ucap Albian kala mobil yang dikendarainya telah terparkir sempurna.

"Justru itu, kita harus datang terpisah. Aku tidak mau teman-teman kita mencurigai hubungan kita", sahut Keyra seraya turun dari mobil.

"Oke!" jawab Albian lesu. Padahal sebelumnya dia merasa senang kala mengetahui akan diadakannya reuni tersebut. Namun Albian tidak ingin Keyra melihat raut wajah kesalnya itu.

Keyra gegas keluar dari dalam mobil. Dia tidak ingin teman-temannya melihat dirinya turun dari mobil Albian. "Semoga tadi tidak ada yang melihatku turun dari mobil Albian", gumamnya.

Namun Albian malah mengejar langkah Keyra. "Ke, kenapa kau tidak menungguku?" protes Albian.

Keyra mendongak menatap Albian yang sedang menatap dirinya. "Sudah aku katakan, kita harus berjalan terpisah!" seru Keyra kala Albian tak kunjung menjauh darinya. Akhirnya Keyra pasrah dan membiarkan Albian mengekorinya.

*-*

"Al!" seru Rudy memanggil Albian. Lalu dia gegas menghampiri sahabatnya itu dengan langkah lebar.

"Ada apa?" tanya Albian kesal, karena dia jadi tertinggal jauh dari Keyra.

"Kenapa.kau tidak respon di group SMA kita, padahal aku lihat kau sudah membacanya."

"Oh, cuma masalah itu. Aku pikir kau mau menyampaikan tentang ujian praktek."

"Ujian praktek? Bukankah kita ujian selasa depan ya, Al?"

"Serius Rud?.Apa aku yang salah melihat tanggal?"

"Coba kau lihat kembali tanggalnya! Seingat aku kita ujian tanggal 18. Itu artinya selasa depan."

"Kalau gitu aku tinggal dulu!" ujar Albian seraya buru-buru mengejar Keyra. Dia ingin menjelaskan kesalahannya melihat tanggal.

"Oke, Al. Aku juga mau ke kantin sebentar."

Setelah Albian dan Rudy berpisah, seseorang keluar dari tempat persembunyiannya. Dia terus menatap kepergian Albian dengan tatapan tidak senang.