Sequel dari novel The Love Struggle 💞
Author sarankan kalian sebelum membaca novel ini. Kalian baca dulu novel yang berjudul The Love Struggle karena cerita masa kecil Zaynab dan Izyan ada disitu.
Novel ini menceritakan tentang seorang gadis cantik bernama Zaynab Ziyad Al-Farisi. Zaynab merupakan mahasiswi spesialis dokter kandungan.
Dia harus terpaksa menikah dengan pria pilihan orang tuanya karena kesalahannya sendiri telah menyembunyikan hubungannya dengan pria bule yang berbeda keyakinan dengannya.
Pria yang akan dijodohkan dengan Zaynab adalah bocah kecil yang pernah memukul Zaynab sampai menangis waktu mereka masih kecil sehingga sampai sekarang Zaynab membenci pria itu. Pria tampan itu bernama Izyan Zimran, mahasiswa spesialis bedah di kampus yang sama dengan Zaynab.
Bagaimana cerita mereka selanjutnya? Ikuti cerita sampai tamat dan mohon dukungan dari kalian☺️
IG: @irhahussnain_author
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Irha Hussnain, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
21. Rencana Pernikahan
Kini mereka semua makan malam dengan hikmat. Masakan Shanum benar-benar enak membuat Ayesha menanyakan resep makanan yang dibuat Shanum. Sementara itu Minahil menatap ke arah Zayn dengan penuh kagum layaknya seorang gadis yang sedang tertarik pada lawan jenisnya. Zayn yang menyadari jika sedari tadi di tatap oleh adik sahabatnya itu, merasa tidak nyaman.
“Apakah aku setampan itu?”monolog Zayn dalam hati.
Hanya bersama keluarganya atau orang-orang terdekatnya Zayn akan terlihat hangat dan konyol tetapi diluar, Zayn terlihat dingin dan cuek.
Makan malam pun selesai. Kini mereka semua sedang duduk di sofa sambil makan dessert dan minum teh buatan Shanum juga. Terdapat dua sofa panjang dan satu single sofa di apartemen Zaynab. Kedua sofa panjang itu diduduki oleh keluarga Zaynab dan Izyan.
“Nak Zaynab dan Izyan benar-benar serasi”ujar Ayesha sambil tersenyum lebar.
“Betul sekali Ay. Mereka memang sudah ditakdirkan untuk bersama” ucap Shanum sambil tersenyum menatap Zaynab dan Izyan silih berganti.
Izyan dan Zaynab menahan sesuatu yang ingin mereka keluarkan dari mulutnya tetapi mereka memilih untuk diam saja dan pura-pura tidak mendengar perkataan para wanita yang melahirkan keduanya.
“Karena kalian sudah menyetujui perjodohan ini. Sekarang kita akan membahas tanggal pernikahan kalian”ucap Zimran yang membuat Zaynab dan Izyan terkejut.
“Apa tidak terlalu cepat membahasnya, pa?”tanya Izyan belum siap
“Apanya yang cepat? ini sudah 2 hari tertunda. Papa, mama, dan adikmu sudah beberapa hari disini. Begitu pula dengan Uncle Ziyad dan aunty Shanum mu” jawab Zimran.
“Betul sayang. Lebih cepat lebih baik”sambung Ayesha seraya mengelus lengan putranya yang duduk di sampingnya dengan lembut.
“Kalian mau menikah di USA, Malaysia atau Pakistan?”tanya Ziyad kepada putrinya dan calon menantunya.
Zaynab dan Izyan saling bertatapan seakan meminta jawaban satu sama lain.
“Terserah daddy saja” jawab Zaynab akhirnya dengan terpaksa.
“Bagaimana kalau pernikahan mereka diselenggarakan di Pakistan saja?”saran Zimran kepada Ziyad.
“Tidak boleh. Harus di Malaysia” tolak Ziyad tidak setuju dengan saran Zimran.
Kini Ziyad dan Zimran menatap tajam satu sama lain seakan bermusuhan. Sedangkan Shanum dan Ayesha menggeleng kepala atas perilaku suami mereka yang dalam mode anak kecil.
“Bukan di Pakistan” ujar Izyan tiba-tiba yang membuat sang papa menatapnya dengan melotot. Sementara itu, Ziyad tersenyum penuh kemenangan ke arah Zimran.
“Bukan pula di Malaysia”lanjut Izyan yang membuat Ziyad menatap Izyan dengan tajam kerena merasa dibawa terbang kemudian dihempaskan ke tanah sedangkan Zimran terkekeh kecil karena saran Ziyad juga tidak diterima.
“Lebih baik di USA saja. Kami menikahnya sederhana dan hanya akad saja nanti resepsinya bisa digelar di Pakistan dan di malaysia setelah Izyan dan Zaynab lulus kuliah”ucap Izyan yang membuat semuanya tersenyum senang termasuk Ziyad dan Zimran yang saling high five karena ide Izyan tidak merugikan keduanya. Hanya Zaynab yang tersenyum palsu karena ditatap oleh Ayesha.
Malam itu juga merupakan acara pertunangan Zaynab dan Izyan. Orang tua Izyan sudah mempersiapkan sepasang cincin untuk Zaynab dan Izyan. Cincin Zaynab terbuat dari emas putih dan permata dari berlian sedangkan cincin untuk Izyan terbuat dari perak. Di dalam Islam, pria dilarang untuk memakai emas.
Pernikahan mereka juga akan diselenggarakan minggu depan yang membuat Zainab dan Izyan tak bisa berkata-kata lagi dan hanya menghela nafas dengan kasar karena cepat atau lambat mereka akan menikah atas paksaan orang tua.
...❣️❣️❣️❣️❣️❣️❣️...
Keesokan harinya, setelah pulang dari kampus. Shanum dan Ayesha menemani Zaynab dan Izyan mengunjungi salah satu butik terkenal di USA. Sedangkan para bapak-bapak mengurus undangan, menghubungi Wedding Organizer, dan beberapa urusan lainnya. Kata sederhana yang dikatakan Izyan berbeda artinya dengan kata sederhana para bapak-bapak itu.
Saat ini, Zaynab mencoba gaunnya di dalam ruang ganti dan dibantu oleh salah satu karyawan butik itu. Begitupun dengan Izyan, mencoba tuxedo yang berwarna senada dengan gaun Zaynab.
Izyan yang terlebih dahulu keluar dari ruang ganti, membuat Ayesha dan Shanum memuji ketampanan Izyan yang diatas rata-rata itu sembari menunggu Zaynab keluar dari ruang ganti juga.
Beberapa saat kemudian, wanita cantik yang ditunggu-tunggu itu pun keluar dari ruang ganti dan ditemani oleh seorang karyawan yang membantu mengangkat bagian belakang gaun yang dipakai Zaynab.
Izyan yang melihat penampilan Zaynab dalam balutan gaun pengantin itu merasa takjub tetapi tak lama kemudian dia menyingkirkan pikirannya itu. Meskipun Zaynab sangat cantik, tapi menurut Izyan Zaynab tetap menyebalkan dimatanya. Entah kenapa setiap melihat Zaynab, Izyan merasakan ada suatu hal yang aneh yang tak pernah ia rasakan sebelumnya. Itulah alasan Izyan tidak mau menikah dengan Zaynab.
“Ma Syaa Allah putri mommy benar-benar cantik” seru Shanum kemudian menghampiri putrinya.
“Pasti itu. Aku tak salah memilih seorang menantu” ucap Ayesha yang juga menghampiri Zaynab sambil tersenyum bangga.
“Sini sayang. Jangan jauh-jauh dari calon istrimu”sambung Ayesha meminta Izyan mendekat ke arah Zaynab.
Izyan hanya patuh dan melangkahkan kaki jenjangnya ke arah Zaynab dengan ekspresi datar.
Shanum dan Ayesha membantu Izyan dan Zaynab berdiri berdampingan tanpa saling menyentuh kemudian memotret keduanya.
“Zaynab. Tolong senyum ya sayang. Angkat bibirnya ke atas. Jangan terlihat murung seperti itu”protes Shanum yang siap memotret.
“Izyan juga. Ubah ekpresimu yang datar itu, sayang”protes Ayesha yang siap memotret juga.
Dengan terpaksa. Zaynab dan Izyan tersenyum dan menatap ke arah kamera dengan hati yang dongkol.
“Ibu-ibu memang rempong” gumam Zaynab dan Izyan secara bersamaan yang membuat keduanya saling menatap satu sama lain.
Para ibu-ibu rempong itu tak menyia-nyiakan pose itu dan segera memotretnya dengan perasaan senang meskipun yang terjadi sebenarnya Zaynab dan Izyan saling menatap dengan tajam bukan tatapan romantis yang seperti Ayesha dan Shanum pikirkan.
Setelah calon pengantin itu mencoba gaun pengantin dan tuxedo. Kini giliran para ibu-ibu yang membeli gaun yang seragam berwarna pink pastel dan tak lupa membeli tuxedo untuk suami mereka dengan warna senada dengan gaun mereka. Ayesha juga membeli gaun berwarna biru langit untuk anak perempuannya yang tidak sempat ikut ke butik karena menghadiri kelas online di apartemen. Shanum juga membeli beberapa gaun lagi yang berwarna lavender untuk anak-anaknya yang masih ada di Malaysia dan Indonesia. Tak lupa tuxedo untuk Zayn yang berwarna senada dengan adik-adiknya juga.
Mereka seperti ingin mengadakan resepsi yang mewah saja. Padahal hanya akad nikah dan setelah itu makan malam bersama.
TBC🌹