NovelToon NovelToon
How To Say " I Love You"

How To Say " I Love You"

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / Fantasi / Cinta Beda Dunia / Mengubah Takdir / Romansa / Office Romance
Popularitas:3.9k
Nilai: 5
Nama Author: malisanovena

Rena adalah gadis yatim piatu yang bekerja keras untuk membangun karirnya di kota dan selama berjuang untuk membangun karir dan hidup nyaman nyatanya banyak tantangan yang terjadi, dan akhirnya Rena bertemu dengan Sean malaikat maut dan malaikat pelindung Allan. selama ini Rena tidak mengetahui kalau dia berteman dengan dua malaikat yang hidup seperti manusia dan mereka sedang berusaha untuk kembali ke dunianya. apakah akan ada cinta yang bersemi dan siapakah yang akan dipilih Rena menjadi malaikat pelindungnya?


Silahkan dibaca, dilike, comment and support ya.
terima kasih

Tolong dibaca dan like juga novel lainku ya.🙏

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon malisanovena, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Ep. 21

Keesokan harinya..

Di kantor Rena bekerja seperti biasa, kali ini Rena lebih sering berada di luar ruangan Sean, entah karena apa Sean tidak protes untuk hal itu.

"Rena, kamu bisa bantu saya bawakan dokumen ini ke ruangan pak Sean?" tanya manager Ben

"Baik pak." jawab Rena

Rena membantu manager Ben untuk mengantar beberapa dokumen yang banyak itu, disaat Rena ingin membuka pintu ruangan Sean tiba-tiba Sean membuka pintu itu sehingga dokumen yang dibawa Rena jatuh berantakan. Dengan sigap Rena segera mengambil dokumen yang jatuh dan dibantu Sean.

"Tidak perlu pak, biar saya..." Rena belum menyelesaikan ucapannya tiba-tiba dokumen itu tersusun rapi

"Pak.." Rena terlihat kaget karena Sean menggunakan kekuatannya di area kantor

"Sssttt.. Jangan protes. cukup bilang terima kasih." ucap Sean

"Wahh... Tuan muda Sean berani sekali memperlihatkan kekuatannya dihadapan manusia." ucap seseorang yang berdiri tepat di belakang Rena

"James? Apa yang kau lakukan disini??" tanya Sean dingin

"Hanya ingin menjengukmu, aku kuatir kau tidak akan kembali lagi atau kata tepatnya musnah." ucap pria bernama James

Rena terlihat diam saja dan bingung harus bersikap seperti apa, karena posisinya ada ditengah-tengah. James melihat ke arah Rena dan tersenyum kepada Rena.

"Gadis cantik, bisakah kamu meninggalkan kami berdua? Kami ingin bercerita antara teman." ucap James ramah

"Hmm, tapi dokumennya..?" tanya Rena

Tiba-tiba dokumen itu sudah berpindah ke meja kerja Sean.

"Kamu bisa tinggalkan ruangan ini, Rena." ucap Sean

"Ohh, namamu Rena? Salam kenal ya.. Aku James, aku harap gadis secantik Rena jangan berteman dengannya, atau lebih baik menjauh dari makhluk ini." ucap James

"James!! Tutup mulutmu." ucap Sean kesal

Rena segera pergi dari ruangan Sean dan mencoba berpikir positif dengan apa yang dilihat dan didengarnya.

Jam istirahat Rena memilih mencari udara di rooftop kantor, disana ada taman kecil dan pohon rindang jadi cukup nyaman kalo istirahat disana, tapi entah kenapa hanya sedikit orang yang suka ke rooftop.

"Hmm, apakah pria itu masih di ruangannya dan apakah dia sama seperti Sean? Lalu apa maksud perkataannya, tidak akan kembali atau musnah?? Atau aku salah dengar?" ucap Rena sambil menikmati ice coffee

"Sean, waktumu hanya sedikit lagi. Dan jangan buang-buang waktumu. Atau kau memilih untuk menghilang?" tanya James

"Kau ini cerewet sekali. Aku tau apa yang harus aku lakukan." jawab Sean

"Baiklah.. Aku harap kau lebih bersungguh-sungguh lagi. Atau.. atau kau menunggu kejadian lain menimpa orang disekelilingmu? seperti.. Rena." ucap James

"Tutup mulutmu, dan pergilah.. tidak perlu berbicara kemana-mana." ucap Sean kesal

"Hahaha.. Aku hanya bicara asal kenapa kau terlihat kesal? Apa kau punya hubungan special dengan gadis cantik itu? kalo iya, itu sangat menarik.. Aku jadi semakin tertarik.. dengan.. Rena." ucap James

Sean menarik kerah James, dan mengusirnya ke tempat lain.

"Banyak bicara." ucap Sean kesal

Beberapa saat kemudian, Sean kepikiran tentang ucapan James. Biar bicara dengan nada bercanda James adalah salah satu makhluk yang serius, dia tidak akan sungkan untuk membuat targetnya tercapai walaupun targetnya adalah milik sesamanya. Tidak perlu lama mencari Rena, dan Sean menemukannya di rooftop sedang melamun.

"Akhirnya.. kamu sedang apa disini?" tanya Sean tiba-tiba

"Ka..kamu, kenapa sih selalu mengagetkanku? Ada apa?" tanya Rena ketus

"Aku mencarimu.." ucap Sean

"Iya, ada apa? ada yang harus aku kerjakan?" tanya Rena

"Iya, ada tugas.. Tapi nanti saja." ucap Sean

"Oh iya, pak Sean.. pria yang bernama James itu siapa?" tanya Rena

Sean terdiam dan belum merespon pertanyaan Rena.

"Hmm, dia itu adalah.." Sean belum sempat menjelaskan Rena sudah menyela

"Malaikat maut?" tanya Rena

Sean terlihat kaget dengan tebakan Rena tapi mencoba terlihat biasa saja.

"Ya kurang lebih seperti itulah.." jawab Sean

"Ohh, tapi kok auranya lebih dark ya, apakah dia baru datang ke dunia manusia?" tanya Rena

"Bisakah, kamu tidak bertanya hal itu lagi? Aku sibuk." ucap Sean lalu pergi meninggalkan Rena di rooftop

"Hmm, kenapa ketus sekali. Menyebalkan!" ucap Rena

Rena segera menghabiskan minumannya dan kembali ke ruang kerjanya. Rena memeriksa email dan lainnya tapi tidak ada tugas yang dikirim Sean. Rena bermaksud ke ruangan Sea dan menanyakan soal pekerjaan yang diberikan Sean. Rena mencoba mengetuk pintu beberapa kali tapi tidak ada jawaban, Rena memutuskan untuk memeriksa apakah Sean ada di ruangannya atau setelah dari rooftop pergi. Rena melihat Sean sedang tertidur di kursi kerjanya, cahaya matahari sepertinya mengganggu Sean yang beristirahat makanya Rena berinisiatif untuk menutup jendelanya dengan tirai.

"Hmm, tenang sekali saat tidur, beda sekali kalo sedang bekerja.." ucap Rena dalam hati

Rena mengamati Sean yang tertidur dengan tenang, wajahnya sangat tampan, hidung yang mancung, alis mata yang tebal dan bibirnya.. Seketika Rena teringat kalo ciuman pertamanya dilakukan dengan Sean, dan hal itu membuat Rena malu sekaligus kesal. Saat Rena ingin menarik dirinya menjauh dari Sean tiba-tiba saja, gelang tangannya tersangkut disela-sela meja kerja Sean sehingga membuat Sean terbangun dari tidurnya.

"Ma..maaf pak.." ucap Rena sambil berusaha melepaskan gelangnya yang tersangkut

Sean tidak merespon lalu berdiri di samping Rena dan membantunya melepaskan gelangnya yang tersangkut. Sean memegang pergelangan tangan Rena lalu melepaskan gelang itu, dan seketika dengan mudah gelang yang tersangkut itu terlepas. Sean menarik tangan Rena dan memakainya kembali.

"Lain kali, hati-hati." ucap Sean

"I..iya, terima kasih." ucap Rena lalu pergi dari ruangan Sean dengan wajah yang memerah

"Apa? Hati-hati? Ada apa dengannya? Kadang perkataannya lembut kadang menusuk hati.. membuat hatiku jadi berdebar." ucap Rena dalam hati

"Wait, wait.. Berdebar??? kamu gak waras Rena, berdebar??? Hahahaha.. Pasti aku kelebihan gula makanya bicaraku ngaco." ucap Rena kembali

"Siapa yang berdebar dan ngaco?" tanya Anna

"Oh my God, Anna.. Please.. Jangan membuatku kaget dong!!" protes Rena

"Hehehe.. Maaf ya, aku penasaran lihat kamu kaya orang bingung." ucap Anna

"Kamu dari mana?" tanya Rena

"Biasa, bantu pak Ben ke kantor Open grup kirim berkas." ucap Anna

"Ohh, tumben minta dokumen dikirim, basanya hanya minta dikirim via email kan?" tanya Rena

"Iya, karena pak Mark pikir kamu yang antar. Pas lihat aku langsung lemas gitu mukanya. Oh iya, dapat salam dari pak Mark, Ren. Ciee..." ucap Anna menggoda

"Apa sih, Ann.. Jangan berlebihan. Oh iya, aku beli ice coffee buat kamu, ada di kulkas pantry ya." ucap Rena

"Wah.. Pas banget, makasih ya." ucap Anna senang

Di ruangan Sean..

"Pria itu menitip salam untuk Rena? Dia pikir dia dekat dengannya? Pria aneh!" ucap Sean kesal

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!