NovelToon NovelToon
Di Tepi Senja

Di Tepi Senja

Status: tamat
Genre:Tamat / Diam-Diam Cinta / Cinta Seiring Waktu / Romansa
Popularitas:4.5k
Nilai: 5
Nama Author: Anggi Febriani

Kebanyakan orang-orang berpikir bahwa tidak ada cinta yang akan bertahan, apalagi di usia remaja, dan aku juga sependapat dengan mereka. Namun, dia membuktikan bahwa cinta itu benar-benar ada, bahkan anak remaja sekalipun bisa mendapatkan cinta yang akan menjadi pasangan hidupnya. Semua itu tergantung siapa orangnya.

Dari pengalaman ini aku juga banyak belajar tentang cinta. Cinta itu memang menyakitkan, tapi di balik semua itu pasti ada jalannya. Dia selalu mengajari ku banyak hal, yang paling aku ingat dia pernah mengatakan "rasa suka tidak harus dibalas dengan rasa suka." Dia lelaki yang dewasa.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Anggi Febriani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Episode 21

Lagi-lagi Victor datang ke sekolah ku menawarkan diri mengantar ku pulang kerumah. Aku selalu menolak niat baik Victor. Di satu sisi aku sebenarnya bingung tujuan Victor apa, untuk apa dia bersikap baik di depan ku, apa dia ingin sesuatu? Atau dia memang sudah bertobat dari sikap nakalnya dulu dan ingin menjadikan aku temannya? Clorena belakangan ini juga selalu mendekatiku, dia menyuruhku untuk menghargai kebaikan Victor sesekali. Aku tidak tahu tujuan mereka apa, yang pastinya kata Clorena dia hanya membantu Victor supaya lebih dekat denganku.

"Maaf Victor, hari ini aku pulang bersama Kezia. Jika memungkinkan besok kita bisa pulang bersama."

Kezia mencubit tanganku, dia tidak suka aku dekat dengan Victor. Bukannya aku tidak percaya kepada Kezia, aku kasihan melihat Victor selalu datang ke sekolah kami untuk mengajakku pulang bersama. Mau tidak mau aku harus menghargai dia, lagipula hanya sekali saja.

"Baiklah Tarasya, aku tidak sabar menunggu besok," jawab Victor. Dia menyalakan motornya, lalu pergi dari hadapan kami.

"Apa yang kamu lakukan Tarasya? Dia bukan pria baik, kamu tidak boleh memiliki hubungan dengannya. Kalau Kevin tahu kamu bersama laki-laki lain, gimana? Dia pasti sakit hati."

"Kezia, kamu lihat sendiri, kan. Dia langsung pulang ketika aku menyetujui permintaannya. Jika aku tidak menyetujui permintaannya, dia tidak akan membiarkan kita pulang seperti kemarin. Dan untuk Kevin, kami hanya teman, dia tidak ada hak untuk cemburu ataupun marah, kami sudah membahas hal itu kemarin."

"Pokoknya aku sudah memperingatkan kamu Tar, selebihnya kamu yang jalani, dan misalnya jika Victor menyakiti kamu, langsung kasih tahu aku, aku akan memberinya hukuman."

"Iya kamu tenang aja. Ngomong-ngomong kamu jangan kasih tahu Kevin ya, aku takut urusannya di sana terganggu."

"Lain di hati, lain di mulut, kamu diam-diam peduli padanya."

Aku dan Kezia menaiki angkutan umum. Kami bercerita selama perjalanan pulang. Aku sangat senang ada satu temanku yang menemaniku di saat aku kesepian. Kezia dan Kevin memang sangat baik, sampai ujung usia ku aku tidak mau kehilangan mereka.

Sesampainya di rumah aku langsung mengganti seragam sekolah ku, aku pergi ke ruang makan untuk makan siang. Hari ini papa sangat cepat pulang, jadi kami bisa makan siang bersama. Mama menyiapkan lauk yang baru saja selesai dimasak. Kami berdoa sebelum makan yang dipimpin oleh ku, lalu kami makan bersama.

Masakan mama memang selalu enak, aku tidak cukup makan 1 porsi saja, paling-paling aku menambah nasi ku setengah sendok nasi. Andai Kevin berada di Indonesia aku sudah mengajak dia makan siang di rumah ku. Dia pasti juga menikmati masakan mama. Ngomong-ngomong aku sudah lama tidak kerumah Kevin, nanti ketika dia sudah pulang, aku akan mampir ke rumahnya dan menyapa orang tua Kevin. Aku sangat merindukan mereka.

"Bagaimana ujiannya? Dapat?" Papa bertanya kepadaku.

"Dapat dong, Pa. Tarasya selalu belajar," jawabku dengan percaya diri. Sedikit pamer kepada orang tua tidak apa-apa.

"Bagus, putri papa ada kemajuan. Nanti kalau Kevin sudah pulang, kita kerumah dia ya, papa sudah lama tidak bertemu dengan orang tua nya."

"Betulan, Pa? Yeay! Aku tidak sabar 5 bulan lagi!"

"Putri Mama pasti sudah rindu dengan Kevin, kan? Sana kabari dia, ajak teleponan," ucap Mama asal.

Aku sedikit malu dengan omongan Mama. Mama ini kalau ngomong suka benar. "Baiklah, aku akan pergi ke kamar." Aku berlari dengan cepat untuk mengindari mereka. Aku tidak boleh menunjukkan bahwa wajahku memerah saat ini.

...***...

"Kevin, Kevin, aku sangat merindukan mu!" aku mengirim pesan singkat kepada Kevin.

Kevin tidak langsung membalas pesanku, sepertinya dia sedang sibuk. Aku membuka chat arsip yang bertambah, aku kira siapa yang mengechat, ternyata Victor. Aku membuka chat dari Victor, aku membaca semua pesan dia.

"Halo Tarasya, jangan lupa besok. Besok langsung pulang kerumah atau mau jalan-jalan dulu? Kamu besok tidak sibuk, kan? Aku tidak mau mengganggu kamu."

Aku menaikkan alis kiri ku. "Langsung antar ke rumah saja. Besok aku ada bimbel," jawab ku. Aku tidak mau berhubungan dengan Victor. Aku tidak tahu dia pria baik atau bukan. Aku tidak bisa menilai hanya dari sekali pertemuan saja.

Notifikasi dari Kevin terdengar olehku, aku sengaja membuat notifikasi khusus untuk pesan yang dikirim Kevin. Kevin adalah teman terbaikku, tentu saja aku harus memperlakukan dia berbeda dengan orang lain. Dia spesial.

"Aku juga rindu sama kamu Tarasya. Bagaimana kabar kamu di sana? Ujian kamu lancar, kan? Ada yang ganggu kamu?"

Aku membalas pesan Kevin dengan cepat. "Aku baik, kamu bagaimana Kevin? Iya, ujian berjalan dengan lancar, aku bisa menjawab semua soal dengan baik. Tidak, tidak ada yang mengganggu ku sejauh ini Kevin. Kamu gimana? Kamu sangat sibuk kah sampai tidak mengabari aku?"

Aku menunggu jawaban dari Kevin, sayangnya pesan yang diarsipkan yang bertambah. Aku membuka chat dari Victor, "kapan-kapan ayo belajar bersama."

"Baiklah," jawab ku singkat.

Aku malas membalas chat dari Victor, aku menunggu pesan Kevin, hanya Kevin!

Notifikasi dari Kevin akhirnya datang juga setelah lima belas menit. Aku langsung membuka chat dari dia. "Baguslah, kamu bisa melakukannya tanpa aku, aku bangga sama kamu. Maaf ya tidak bisa kasih kabar sama kamu setiap hari, aku jarang pegang handphone di sini, aku harus membantu Papa mengerjakan dokumen-dokumen penting. Kamu tidak marah kan Tasya?"

"Aku tidak marah kok. Misalnya kita tidak chat aku juga tidak keberatan. Aku tidak akan mengganggu kamu. Jika bisa semoga saja sebelum 5 bulan kamu sudah pulang. Entah itu 3 bulan."

"Aku juga berharap begitu. Jika aku ada waktu, aku akan menelepon kamu. Sampai sini dulu, ya, tamu yang diundang orang tua ku sudah datang."

"Baiklah Kevin. Jaga kesehatan!"

Kevin pasti sangat sibuk di sana. Aku ingin mendatangi dia dan membantu dia, tapi itu mustahil. Waktu libur sekolah, Papa masih bekerja, tidak mungkin Papa bolos kerja hanya untuk aku. Kalau pigi sendirian juga tidak bakal dikasih izin. Ya sudah lah aku masih bisa memberi semangat dari sini. Aku tidak sabar lagi menunggu bulan November.

Aku sangat mengantuk. Aku meletakkan handphone ku di atas meja belajar, kemudian kembali ke kasur. Aku membaringkan tubuhku dan memeluk boneka Stitch kesukaan ku. Tanpa berlama-lama, aku sudah tertidur lelap. Aku kelelahan jika belajar berlebihan, misalnya seperti kemarin. Belakangan ini aku sering begadang untuk belajar. Aku sangat berambisi mendapatkan nilai bagus. Semoga saja aku tidak sakit setelah ujian. Jika tidak, Mama akan marah karena aku tidur tidak tepat waktu.

1
Zetti Afiatnun
👍👍👍👍👍
Shoot2Kill
Ceritanya luar biasa, author semangat terus ya!
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!